Vol. 1, No. 2,Juli-Desember 2012 ,hlm. 135-141 PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH… [631947]

Jurnal Liquidity
Vol. 1, No. 2,Juli-Desember 2012 ,hlm. 135-141
PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN INDUSTRI KECIL
DAN MENENGAH DIMINAHASA TENGGARA
Khayatun Nufus
STIE Ahmad Dahlan Jakarta
Jl. Ciputat Raya No. 77 Cireundeu, Jakarta Selatan
Email: [anonimizat]
Abstract
A thought that could be the philosophy is to start from the small. This study emphasize that
develop the competitiveness between inter -governmental isbegan to develop regional
competitiveness. The implications for the region is expected improved performan ce of public
institutions and increased competitiveness in the macro level. At the micro level, the local
government must create an environment of healthy competition among entrepreneurs in the
region, and encourage the development of the company to be a r eliable company and to develop
a cluster of certain business activities. It is therefore necessary effort to exploit comparative
advantage (input), which includes labor, natural resources, and strategic location, as well as
the culture of excellence .
Kata Kunci: kompetensi inti, IKM
PENDAHULUAN
UU. No. 32/ 2004 tentang Pemerintahan
Daerah mengamanatkan pada pemerintah
daerah untuk meningkatkan kemandirian lokal
melalui pemanfaatan sumberdaya alam yang
dimiliki secara efisien dan optimal dalam
rangka membangun daya saing daerah. Daya
saing ini sangat penting. Sebab m enurut Hamel
dan Prahalad (1993), suatu organisasi jika ingin
memenangkan persaingan di masa depan harus
lebih berorientasi pada upaya untuk merebut
berbagai peluang ( opportunity share ) termasuk
pangsa pasar ( market share ). Dengan demikian,
disara nkan agar setiap organisasi/perusahaan
tersebut sebaiknya memiliki kompetensi inti
(core competence ).
Surat Keputusan Mendikna s No.
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan
Tinggi menyatakan, “k ompetensi adalahseperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggu ngjawab yang dimiliki seseorang sebagai
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat
dalam melaksanakan tugas -tugas di bidang
pekerjaan tertentu”. Sementara Roe (2001)
mengemukakan ,kompetensi dapat digambar –
kan sebagai kemampuan untuk melaksanakan
satu tugas, peran atau tugas, kemampuan
mengintegrasikan pengetahuan, ket erampilan –
keterampilan, sikap -sikap dan nilai -nilai
pribadi, dan kemampuan untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan yang didasar –
kan pada pengalaman dan pembelajaran yang
dilakukan .
Kompetensi inti sebagaimana didefinisikan
oleh Prahalad adalah sebagai kumpulan
keterampilan dan teknologi yang
memungkinkan suatu organisasi dapat
menyediakan manfaat tersendiri bagi
pelanggannya. Dengan demikian, kompetensi

Jurnal Liquidity: Vol.1, No .2,Juli-Desember 2012 :135-141 136inti merupakan sekumpulan sumb erdaya dan
kemampuan (aset -aset) organisasi yang
memiliki keunikan tinggi yang diperlukan
untuk mencapai tujuan -tujuan organisasi.
Keunikan yang dimiliki organisasi dapat
membuat kesulitan bagi pesaing untuk
menirunya .
Permasalahan yang dihadapi oleh daer ah
saat ini antara lain karena konsep kompetensi
inti (beserta manfaat -manfaatnya) belum
diterapkan secara benar dalam perencanaan
perekonomian daerah. Kalaupun sudah, konsep
tersebut terkadang dipahami secara parsial atau
tanpa mengindahkan kaidah -kaidah yang ada.
Kabupaten/Kota seringkali hanya meniru apa
yang terlihat berhasil dilaksanakan di daerah
lain tanpa mempertimbangkan kemampuan
internal dan peluang yang dihadapi oleh
daerah tersebut. Akibatnya banyak proyek –
proyek yang sifatnya replikasi yang ga gal
ketika diimplementasikan di lapangan .
Dengan kesadaran akan keunikan yang
dimiliki oleh daerah, menjadikan pendekatan
yang digunakan dalam pembangunan daerah
perlu dikembangkan dalam bentuk terpadu
dengan perspektif jangka panjang, tidak hanya
mempert imbangkan kebutuhan sekarang
berdasarkan konfigurasi yang ada. Perspektif
jangka panjang ini menegaskan bahwa
pelaksanaan pembangunan itu harus bersifat
berkelanjutan ( sustainable ).
Perspektif ini dapat berjalan seiring dengan
gagasan peningkatan kemandir ian daerah .
Kemandirian daerah secara implisit menunjuk
pada kemampuan daerah untuk tumbuh, atau
dengan kata lain pada suatu keadaan
perkembangan aktivitas sosial -ekonomi yang
terkelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah.
Namun demikian, tantangan utama yang
dihadapi oleh industri nasional saat ini adalah
kecenderungan penurunan daya saing industri
di pasar internasional. Penyebabnya antara lain
adalah pertama ,meningkatnya biaya ekonomi
tinggi sebagai akibat dari lemahnya layanan
birokrasi .Pengertian daya saing di sini
mencakup efisiensi (mencapai sasaran denganbiaya serendah mungkin) dan efektivitas
(memiliki sasaran yang tepat). Pilihan inilah
yang sangat menentukan dari sasaran industri.
Daya saing meliputi baik tujuan akhir dan cara
mencapai tujuan akhir tersebut (Buckley et al.,
1988).
Daya saing menggambarkan kemampuan
bersaing di masa lalu, masa kini, dan dapat
diproyeksikan ke masa depan. Daya saing
bersifat dinamis dan akan mengalami fluktuasi
dari waktu ke waktu bergantung pada tingkat
kompetisi, perubahan perilaku permintaan, dan
kemampuan dasar industri di negara
bersangkutan .Untuk itulah Porter (1993)
mengusulkan pentingnya keunggulan
kompetitif ( competitive advantage). Konsep ini
adalah “suatu cara yang dilakukan oleh
perusa haan untuk memperkuat posisinya
dalam menghadapi pesaing dan mampu
menunjukkan perbe daan -perbedaan dengan
lainnya. S ifatnya produksi dasar ( basic factor )
produksi lanjutan ( advance factors )”.
Porter (1993) mengemukakan empat
komponen yang membentuk lingkungan
dimana perusahaan -perusahaan berkompetisi
yang membentuk keunggulan daya saing suatu
bangsa :
1.Kondisi Faktor ( Factor Conditions) , yakni
posisi bangsa tersebut dalam faktor -faktor
produksi, seperti tenaga kerja terampil at au
infrastruktur, yang diperlukan untuk
bersaing dalam industri bersangkutan;
2.Kondisi Permintaan ( Demand Condition) ,
yakni sifat permintaan di dalam negeri
terhadap produk atau layanan industri
bersangkutan;
3.Industri Terkait dan Pendukung ( Related
and supp orting Industries ), yakni keberadaan
industri pemasok atau industri pendukung
yang mampu bersaing secara internasional;
4.Strategi, Struktur, dan Tingkat Persaingan
Perusahaan ( Firm Strategy, Structure, and
Rivalry) sebagai kondisi di dalam bangsa
tersebut y ang menentukan bagaimana unit –
unit usaha terbentuk, diorganisasikan,

Pengembangan Kompetensi Inti Industri dan Menengah (Khayatun Nufus ) 137dikelola, dan tingkat persaingan di dalam
negeri .
Konsep daya saing ini terus berkembang .
Cho dan Moon (2000) memperkenalkan
sembilan faktor yang mempengaruhi
keunggulan daya saing industri, yaitu : (1)
politisi dan birokrat; (2) tenaga k erja; (3)
manajer dan insinyur profesional ; (4)
wirausahawan; (5) lingkungan bisnis ; (6)
sumber daya (terbarui dan tak -terbarui, serta
faktor lingkungan, seperti lahan, cuaca, sumber
air); (7) perminta an domestik; (8) industri
terkait dan pendukung; dan (9) peluang
eksternal .
Dengan memperhatikan permasalahan
yang bersifat nasional baik di tingkat pusat
maupun d aerah dalam rangka peningkatan
daya saing, maka pembangunan industri
nasional yang sinergi dengan daerah dapat
dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama,
pendekatan top down yaitu pembangunan yang
direncanakan ( by desain ) dengan mem –
perhatikan prioritas y ang ditentukan, secara
nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah.
Kebijakan secara nasional dilakukan dengan
menentukan industi prioritas ( industri
prioritas, dengan pendekatan klaster). Kedua,
pendekatan buttom -upyaitu melalui penetapan
kompetensi int i industri yang merupakan
keunggulan daerah sehingga memiliki daya
saing.
Camagni (2002) mengungkapkan bahwa
daya saing daerah merupakan salah satu isu
sentral, terutama dalam rangka mengamankan
stabilitas ketenagakerjaan,dan memanfaatkan
integrasi ekstern al (kecenderungan global),
serta keberlanjutan pertumbuhan kesejahteraan
dan kemakmuran lokal/daerah. Daya saing
daerah adalah kemampuan perekonomian
daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat
kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan
domestik dan internasional (Abdullah, et al.,
2002).
Untuk pengukuran daya saing daerah, ada
beberapa indikator yang dianggap dominandalam menentukan daya saing suatu daerah,
yang terdiri dari 9 indikator utama, d engan
perincian sebagai berikut: perekonomian
daerah, keterbukaan, sistem keuangan,
infrastruktur dan sumberdaya alam, ilmu
pengetahuan dan teknologi, sumberdaya
manusia, kelembagaan, governance dan
kebijakan pemerintah, manajemen dan ekonomi
mikro. Daya saing daerah sangat ditentukan
oleh klaster -klaster industri di daerah yang
bersangkutan. Agar memiliki daya saing
tersebut, Porter (1985) memberikan saran
untuk memilih salah satu dari tiga str ategi
berikut yaitu strategi cost leadership ,
differentiation , dan focus (secara umum
semuanya dikenal dengan nama competitive
strategy ).
TUJUAN PENELITIAN
Upaya peningkatan daya saing itu
tampaknya perlu pula ditingkatkan oleh
Kabupaten Minahasa Tenggar a. Kabupaten
Minahasa Tenggara adalah kabupaten baru
hasil pemekaran pada tahun 2007. Terletak di
Propinsi Sulawesi Utara, dengan ibukota
Ratahan. Sumber penghasilan masyarakat
Minahasa Tenggara berasal dari sektor
pertanian,sektor pertambangan dan penggal ian,
sektor industri pengolahan, perdagangan,
hotel -restoran, serta sektor jasa -jasa lainnya.
Tahun 2008, pertumbuhan ekonomi
kabupaten ini sebesar 5,64%, meningkat dari
5,00% pada tahun 2007 Jika dilihat dari
kelompok sektor primer, sektor sekunder dan
sektor tersier, tahun 2007 dan 2008 masing –
masing mengalami peningkatan sebesar 5,07%,
5,92%, dan 6,32%. Hal ini mengindikasikan
adanya perkembangan perekonomian yang
seimbang dan mengarah pada perekonomian
modern. Berdasarkan data tersebut juga dapat
dike tahui bahwa perkembangan sektor tersier
paling tinggi dibandingkan sektor primer dan
sektor sekunder.

Jurnal Liquidity: Vol.1, No .2,Juli-Desember 2012 :135-141 138Jika dilihat dari pendapatan, pada 2008
Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih
didominasi oleh sektor pertanian dengan
kontribusi sebesar 27,29%, diikuti sektor
bangunan sebesar 18,10%; sektor pengangkutan
dan komunikasi 11,48%, sektor industri
pengolahan 11,4 4%, sektor jasa -jasa 10,32%.
Sementara sektor –sektor lainnya hanya
memberi kontribusi tidak lebih dari 10%, dan
paling kecil disumbang oleh sektor listrik, gas
dan air bersih yang hanya memberi kontribusi
sebesar 0,75%. Tujuan penelitian adalah
mengkaji kompetensi inti dari struktur ekonomi
Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
METODE PENELITIAN
Analisis SWOT ( Strength, Weaknesses,
Opportunities, Threats ) adalah analisis yang
dilakukan terhadap kemungkinan pengem –
bangan kompetensi inti industri daerah dilihat
berdasarkan pada potensi, kendala, peluang
dan tantangan pembangunan dan pengem –
bangan kompetensi inti industri daerah. Dalam
pelaksanaan analisis SWOT dilakukan dengan
membedakan antara faktor internal dan fa ktor
eksternal dalam hubungannya dengan
pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM)
terpilih di daerah sasaran kegiatan.
Metode pengumpulan dat a, dengan
menggunakan instrumen berikut kuesioner,
wawancara mendalam (in-depth Interview ),
observasi lapangan , dan konsultasi publik
(FGD ).Konsultasi publik ataupun FGD
diperlukan untuk menjaring masukan atau
saran dari berbagai stakeholders yang terlibat .
Sampel yang dibutuhkan tergantung dari
populasi para pelaku di lapangan
(operasional). Salah satu cara untu k
menentukan sampel penelitian adalah
menggunakan Rumus Slovin (Umar ,
2003 ).
N :N (1+NE2)-1
n :ukuran sampel
N :ukuran populasi
E :error samplingPengolahan data dilakukan melalui
beberapa tahap -tahap: (1) pengorganisasian
dan penyuntingan data; (2) memilah data
dan informasi; (3) entry data; dan (4)
penyajian serta interpretasi data .
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Analisis SWOT
Faktor internal dalam analisis SWOT
adalah faktor -faktor yang diidentifikasi
mencakup potensi/kekuatan/keunggulan –
keunggulan dan kelemahan -kelemahan
yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengembangan
kompetensi inti industri daerah. Berikut
adalah analisis faktor internal untuk
pengembangan kompetensi inti industri di
Kabupa ten Minahasa Tenggara:
Kekuatan ( strength ):
Kekuatan yang dimiliki dan dapat
digunakan untuk pengembangan inti
industri di Kabupaten Minahasa Tenggara
adalah sebagai berikut :
a.Ketersediaan bahan baku yang
melimpah ;
b.Proses pengolahan yang relatif mudah ;
c.Nilai tambah yang tinggi karena
memiliki harga dan pangsa pasar yang
menjanjikan ;
d.Perijinan usaha yang dipermudah oleh
pemerintah setempat .
Kelemahan ( weaknesses ):
Secara umum faktor -faktor kelemahan yang
merupakan kendala dalam pengembangan
kompetensi inti industri di Kabupaten
Minahasa Tenggara adalah :
a.Kurangnya keterampilan pengolah/
petani/pengrajin ;
b.Terbatasnya peralatan produksi ;

Pengembangan Kompetensi Inti Industri dan Menengah (Khayatun Nufus ) 139c.Terbatasnya modal yang dimiliki
karena mahalnya peralatan/ mesin
untuk operasional ;
d.Sentra pasar terbatas ;
e.Sistem pembinaan yang masih kurang
agar dapat memproduksi maksimal .
Faktor eksternal dalam analisis SWOT
adalah faktor -faktor yang dapat
menggambarkan lingkungan di luar
pengembangan kompetensi inti industri
yang mencakup peluang ( Opportunities )
dan tantangan ( Threat ).
Peluang ( opportunities ):
Peluang yang dapat diidentifikasi dalam
kaitannya dengan upaya pengembangan
pengolahan pohon kelapa dalam industri
kopra di Kabupaten Minahasa Tenggara
adalah sebagai berikut :
a.Beradasarkan hasil survey yang
dilakukan ternyata p ermintaan kopra
baik kopra biasa maupun kopra putih
sangat besar, baik permintaan dari
lokal,regional m aupun permintaan
internasional;
b.Dengan peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan dalam mengolah kopra
serta teknologi yang menunjang maka
jumlah permintaan baik dari lokal,
regional, nasional maupun perminta an
untuk ekspor dapat terpenuhi;
c.Dengan meningkatnya jumlah prodiksi
yang dihasilkan dan luasnya jangkauan
pemasaran akan meningkatkan tingkat
daya beli masyarakat (petani dan
pengolah kopra) se hingga akan
meningkatkan kesejahte raan mereka;
d.Dengan meningkatnya pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat, akan
meningkat pula kesadaran untuk
pembayaran kontribusi berupa pajak
maupun perijinan usaha sehingga dapat
meningkatkan pendapatan daerah
setempat .Tantangan ( threats )
Berbagai ancaman yang dapat timbul dalam
pengembangan industri kopra di
Kabupaten Minahasa Tenggara sebagai
berikut :
a.Persaingan dengan kopra hasil d aerah
di luar Minahasa Tenggara;
b.Eksploitasi bahan baku yang masih
bebas dan belum terawasi sepenuhnya .
Tabel Analisis Kesenjangan Kompetensi
inti Industri Kabupaten Minahasa
Tenggara
SasaranKapabilitas/
Kompetensi
saat iniCara Mengatasi
Kesenjangan
Kompetensi
Membangun
persepsi produk
unggu l agar
berbeda dengan
pesaing
(differentiation )Selama ini para
petani pemilik
perkebunan
kelapa masih
membuat kopra
secara tradi –
sional melalui
metode penge –
sapan langsung
yang meng –
hasilkan kopra
berkualitas
rendahMeningkatkan
teknologi dan modal
untuk meningkatkan
kualitas kopra yang
dapat menjadi suatu
produk ung-gulan,
Baik dalam
pengolahannya
maupun promosinya.
Pengawasan
yang lebih ketat
terhadap
penebangan
pohon
(integrasi
vertikal )Penebangan
pohon kelapa
masih tanpa
aturan yang
berakibat
berkurangnya
kualitas produk
maupun
mengurangi
ketersediaan
bahan baku
yang cukup
umur.Pengawasan ketat
terhadap penebangan
pohon kelapa
sehingga tidak terjadi
penebangan dini.
Mengkonsentras
ikan pangsa
pasar dan
teknologi
tertentu (Focus)Belum ada
konsentrasi
pasar, hanya
mengandalkan
pada
pengumpul
untuk
memenuhi
permintaan
luar; dan
teknologi
untuk
memproduksi
secara cepat
dan tepatMemperluas pangsa
pasar dan
peningkatan
teknologi tertentu
dengan
memanfaatkan
peluang pasar ekspor.

Jurnal Liquidity: Vol.1, No .2,Juli-Desember 2012 :135-141 140sehingga
mampu
bersaing
dengan kopra
dari luar
daerah.
Menciptakan
peluang baru
(soothsaying )Belum adanya
inovasi baru
dalam
peningkatan
kualitas
maupun
penngkatan
jumlah
produksi sesuai
permintaan
pasar karena
pengolahan
yang masih
tradisional.Pengembangan
teknologi pengolahan
agar kualitas produk
memenuhi SNI dan
standar produk
ekspor
Memenuhi
permintaan
pasar sesuai
jumlah dan
waktu yang
diharapkan
sehingga akan
tercipta
kepuasan
pelanggan, dan
dapat bersaing
dengan
penghasil kopra
daerah lain.
(superior
stakeholder
satisfaction )Kepuasan
pelanggan
mulai
terakomodir
walaupun
belum
maksimalJaminan mutu dan
terpenuhinya
permintaan ,sehingga
pelayanan kepada
pelanggan lebih
ditingkatkan
Sumber: data diolah
2.Strategi Pengembangan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
maka pengembangan industri pengo –
lahan pohon kelapa diarahkan pada:
”industri kopra Berkualitas yang memiliki nilai
tambah tinggi. Sedangkan strategi utamanya
diarahkan pada aspek proses produksi
kopra yang memenuhi standar SNI dan
standar ekspor .
Strategi utama tersebut adalah sebagai
berikut :
a.Memperbanyak hasil kopra putih
dengan kualitas m emenuhi SNI dan
standar ekspor;b.Memberikan bantuan alat modern
untuk meningkatkan. Kualitas dan
kuantitas produk kopra putih ;
c.Meningkatkan keterampilan pembuatan
kopra terutama kopra putih ;
d.Mengadakan regulasi untuk perbaikan
kualitas kopra .
Untuk mencapai sasaran -sasaran jangka
menengah tersebut di atas, diperlukan juga
strategi penunjang untuk pengembangan
kompetensi inti industri daerah. Adapun
strategi pendukungnya, mencakup :
a.Strategi pe ngawasan terhadap pene –
bangan pohon kelapa ;
b.Pengembangan pasar kopra;
c.Membuat asosiasi pengusaha kopra
untuk memperlancar distribusi dan
untuk pemenuhan permintaan oleh
daerah luar;
d.Mengembangkan keterampilan SDM
dalam meningkatkan hasil kopranya
dengan penggunaan bahan baku dan
waktu secara efisien;
e.Meningkatkan teknologi pengolahan
kopra dengan ditunjang peralatan yang
modern sehingga akan meningkatkan
kualitas kopra, yang akan me-
ningkatkan nilai tambah. Hal ini
berdampak positif terhadap pening –
katan penghasilan para pe tani pemilik
perkebunan kelapa;
f.Memberikan tambahan (suntikan)
modal bagi pengolah, terutama untuk
mendirikan sarana proses pengeringan
yang banyak tersebar di se ntra-sentra
produksi kelapa untuk me mudahkan
pengolahan kopra putih;
g.Pemberian bantuan oleh pemerintah
serta meningkatkan kepedulian per-
bankan dalam pemberian pendanaan
baik working capital maupun investment
capital di sektor riil yang padat karya di
daerah -daerah industri kopra ;

Pengembangan Kompetensi Inti Industri dan Menengah (Khayatun Nufus ) 141KESIMPULAN
Indikator kemajuan suatu negara atau
masyarakat suatu pemerintahan adalah
ramainya industri yang ada. Industri sebagai
suatu kumpulan perusahaan yang sejenis
dengan berbagai sektor sangatlah berkaitan
dengan penggunaan tenaga kerja dalam
operasionalnya. Ba nyaknya jumlah tenaga kerja
yang diserap akan mempengaruhi pendapatan
masyarakat, meningkatkan produktivitas yang
secara otomatis akan meningkatkan
pendapatan daerah.
Pendapatan daerah merupakan salah satu
sumber utama pembiayaan pembangunan
daerah setempat. Dengan kata lain penekanan
terhadap IKM memungkinkan untuk me-
mecahkan permasalahan ketenagakerjaan dan
pendapatan masyarakat dan daerah. Dengan
tetap memperhatika n kepentingan masyarakat
kelas menengah dan lapisan bawah serta usaha
untuk mengangkatnya, maka penetapan IKM
merupakan upaya yang tepat oleh pemerintah
Indonesia. IKM dapat dikembangkan tanpa
harus menyandarkan bantuan luar negeri,
karena teknologi yang d igunakan adalah
teknologi menengah dan inovatif, tidak
memerlukan modal besar dan banyak
menyerap tenaga kerja.
Melalui kompetensi inti industri daerah ini
akan memberikan peluang terhadap pengu –
rangan tingkat ketergantungan terhadap luar
negeri dan men dukung berkembangnya autarky
atau self-sufficiency dengan tetap menunjukkan
bahwa negara harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakatnya dengan mem –
produksinya sendiri .
Kompetensi inti industri daerah ini akan
menjadi titik berat pembangunan indu stri suatu
daerah dan nasional. O leh karena itu,
pelaksanaan penyusunan kompetensi inti
industri daerah menggunakan pendekatan dua
arah ( bottom up dan topdown ) sehingga dapat
dijadikan pedoman .DAFTAR PUSTAKA
Prahalad, C.K. dan Hamel, G., 1990 ,The Core
Competence of the Corporation ,Harvard
Business Review
Buckley, P. J. et al, 1988 ,Measures of International
Com petitiveness: A Critical Survey , Journal
of Marketing Management
Porter, M., 1993, Competitive Advantage of N ation,
Harvard Business School Press
Cho dan Moon , 2000, Evolution of
Competitiveness Theory ,World Scientific
Publishing, Co.Pte.Ltd, Singapore
Camagni, R ., 2002. On the concept o f territorial
competitiveness: S ound or
Misleading? ERSA conference papers
ersa02p518, European Regional
Science Association
Roe, R.A., 2005, Competences in The Context ,
University of Maastricht Faculty of
Economics & Business Administration
Netherlands

Similar Posts

  • EXAMEN DE LICENȚĂ MEDICINĂ VETERINARĂ – 2015 [600273]

    EXAMEN DE LICENȚĂ – MEDICINĂ VETERINARĂ – 2015 1 UNIVERSITATEA DE Ș TIINȚE AGRONOMICE ȘI MEDICINĂ VETERI NARĂ BUCUREȘTI FACULTATEA DE MEDICINĂ VETERINARĂ Splaiul Independenței Nr. 105, sector 5, 050097, BUCUREȘTI, ROMÂNIA Tel.: + + 4021 318 0469; Fax:+ + 40 21 318 0498 www.fmvb.ro , e-mail: [anonimizat] DEPARTAMENT: ȘTIINȚE CLINICE DISCIPLINĂ: PATOLOGIE SI CLINICĂ…

  • PROGRAMUL DE STUDIU: INGINERI A SISTEMELOR ELECTROENERGETICE FORMA DE ÎNVĂȚĂMÂNT CU FRECVENȚĂ Proiectarea circuitelor electrice principale ale unei… [629023]

    UNIVERSITATEA DIN ORADEA FACULTATEA DE INGINERIE ENERGETICĂ ȘI MANAGEMENT INDUSTRIAL PROGRAMUL DE STUDIU: INGINERI A SISTEMELOR ELECTROENERGETICE FORMA DE ÎNVĂȚĂMÂNT CU FRECVENȚĂ Proiectarea circuitelor electrice principale ale unei CET echipată cu două grupuri turbogeneratoare de 25 MW COORDONATOR ȘTIINȚIFIC conf.univ. dr.ing. BENDEA GABRIEL ABSOLVENT: [anonimizat]- SALLAI PAUL -DAN ORADEA 2020 2 Cuprins Tema Proiectului ……………………………………………………………………………………………………………

  • Proiectul Economia bazată pe Cunoaștere [619125]

    Ministerul Comunicațiilor și Societății Informaționale Proiectul Economia bazată pe Cunoaștere Componenta proiect: „Extinderea accesului la tehnologiile ITC și îmbunătățirea cunoștințelor de utilizare a calculatorului” Program de formare continuă: „Utilizarea calculatorului personal: aplicarea TIC în școală și afaceri” Suport de curs pentru Modulul: „Bazele utilizării procesoarelor de texte ; aplicația WORD din Microsoft Office Pag. 1…

  • Tonofa Iulia 2b [617488]

    UNIVERSITATEABUCUREȘTI FACULTATEADELIMBIȘILITERATURISTRĂINE SPECIALIZAREAFILOLOGIE CHINEZĂ-RUSĂ LITERATURAȘICULTURARUSĂ PROFESOR:GABRIELSTAN STUDENT: [anonimizat]:2 GRUPA:2 1PARADOXULLUIEVGHENIBAZAROV EvgheniBazarovesteunpersonajparadoxal,(romanticcareneagăromantismul,un nihilistșiciniccaree,defapt,romantic,unmedicutilitaristcaresesinucidedindragoste),al unuiromanrealistlafeldeplindeparadoxuri,scrisdeunautorcuoviziunelargăasupra lumiișideaceea,laprimavedere,plindecontradicții.RomanulluiTurghenievestecompus dintezeșiantiteze-fenomeninteresantdestudiat,iarmodulmisteriosdeatransmiteideile moralizatoaresuntrelevantepentrusocietățiledintoatetimpurile.Deasemeneaesteinteresant procesuldeurmărirealinieidecontradicțiiîntrepărințișicopii,întrevechișinou;linieceîși iaorigineadintimpurilebiblice,mitice. RomanulPărințișicopiiscrisdeIvanSergheeviciTurghenievînanii1860-1861și publicatîn1862înatmosferamarilorreforme,devineosensațieșiatrageasuprasaatenția întregiisocietăți;iarimagineaprotagonistuluiEvgheniBazarovafostperceputăca întruchipareagenerațieinoi,devenindunexempludeurmatnunumaipentruArcadii,personaj realist,cișipentrutiniretulanilor1860.NaturanecompromisătoarealuiBazarov,negarea autoritățilorșiadevărurilorvechi,prioritateautiluluifațădefrumos,audevenitidealurile primeigenerațiiainteligențeidinperioadapost-reformistă. Turghenievîșipropunesăarateevenimentedinviațapersonalăaoamenilorpefonul unorevenimentesociale,elevidențiaînmaimultescrisoricăestedoarunpictor,căpentruel emaiimportantăparteaesteticăaopereidecâtactualitateaeipoliticăsausocială,darputem observacăînfiecareoperăTurghenievnimereaîninimaproblemelorsocialeatimpurilorsale. Începutulanilor1860,perioadăîncareRusiașiEuropaseapropie,abiaafostadusăla cunoștințăsocietățiimareareformă-abolireaiobăgieiînRusia;auînceputsăaparăcurente filosoficenoiînRusiadejaînmodlegal.Filosofiaeuropeanădinaceletimpurierasub influențamaterialismuluiabsolut,mesajulprincipalfiind,aproximativ,următorul„mediciiau disectatcorpul,darnuaugăsitsufletul.”Turghenievdemonstreazătragismulacesteiviziuni asupravieții,seînțelegecănuexistănicionormăpecares-arputeabazavreosocietate omeneascăînafarădeînțelegereasufletului,abinelui,răului,aidealurilor,căomuleiubirea; iarBazarovexteexactîntruchipareaacesteiviziunitragiceasupravieții. EimportantsămenționămcăTurghenievprezintăevenimentelepânălamareareformă, în1859.Turghenievdescoperășidenumeșteacelfenomensocialcareîncănuera conștientizatcacevaimportantșiactual;nihilism,nihiliștisuntcuvintecareintrăîn vocabularulrușilorabiadupăaparițiaromanului,deșiacestcuvântdesinestătătorexistași 2înainte,nihil-dinlatinănimic.Nihilistuleunomcareiaexistențașiopiniiledelanimicșinu deladumnezeu,nudelaprincipii.Nihilismulînsinereprezintăunparadox:nihiliștiisunt oamenicarepeprincipiiraționalepotreconstruilumeasauaceștiasuntoamenipericuloși pentrucăeinucredîndumnezeu,pentrueinuexistăovoințăsupremăpecarenuoputem ignora,eisuntnaturaliștigatadeoricepentruunexperiment.Einucredînnimic,decicredcă nimicnue.Nihilismuleoatitudinefilosofică,deciauprincipiișidoctrină.Bazarovreprezintă toateacestecontradicții,unrevoluționarradical,pledeazăpentruschimbarearadicalăa societățiiscopulcareiaconstăînegienizareasocială,deciBazarovareanumiteidealuriși credeaînideeasa,înacelașitimpnegândaidealurileprinnihilism.ÎlputemnumipeBazarov unDonQuijotepentruforțacucareacționeazăînprivințaidealuluinihilist;dincarerezultăcă Bazaroveunpersonajromantic,pentrucăromanticiisuntceicarecredcutărieîncevașiîși dedicătoatăviațacrezuluisău,deciBazarovcredînceva(deșispunecănucredeînnimic)și anumeînnihilism.ÎncomparațiecuprietenulluinaivArcadiicarepurșisimplurepetătotce spuneBazarov,darnucredecuadevărat,doarvreasăparămaturșideschisnoilorcurentece…

  • PROGRAMUL DE STUDIU GEOGRAFIA TURISMULUI [607926]

    UNIVERSITATEA DIN ORADEA FACULTATEA DE GEOGRAFIE, TURISM ȘI SPORT PROGRAMUL DE STUDIU GEOGRAFIA TURISMULUI FORMA DE ÎNVĂȚĂMÂNT CU FRECVENȚĂ Lucrare de licență COORDONATOR ȘTIINȚIFIC Conf. univ. dr. Ioana JOSAN ABSOLVENT: [anonimizat] 2016 UNIVERSITATEA DIN ORADEA FACULTATEA DE GEOGRAFIE, TURISM ȘI SPORT PROGRAMUL DE STUDIU GEOGRAFIA TURISMULUI FORMA DE ÎNVĂȚĂMÂNT CU FRECVENȚĂ VALORIFICAREA POTENȚIALULUI ETNOGRAFIC DIN…