SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI SAMI RASA MILO Oleh: INDRA HARYADI 10112004 Sami Rasa Milo merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam bidang… [303556]
ABSTRAK
PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI SAMI RASA MILO
Oleh:
INDRA HARYADI
10112004
[anonimizat]-[anonimizat], Tempe Pedas dan Oncom
Sami Rasa Milo dalam melakukan pengadaan bahan baku ke supplier seringkali mengalami kesulitan dikarenakan ketidakpastian permintaan produk dari retail ataupun outlet. Masalah lain yang muncul adalah bahwa tidak ada jadwal untuk mengirim produk ke ritel bersamaan dengan informasinya. [anonimizat], produk tersebut tetap harus diproduksi atau bisa disebut make to stock. Metode peramalan yang digunakan untuk memperkirakan jumlah permintaan produk yaitu metode Single Exponential Smoothing. Perhitungan prediksi ketersediaan bahan baku dan produk di gudang menggunaan metode pengamanan persediaan (Safety stock). Jadwal pengiriman produk disesuaikan dengan aturan bisnis yang ada di perusahaan.
[anonimizat], dan pengujian pengguna akhir setelah penerapan di perusahaan dapat disimpulkan bahwa sistem ini sudah membantu perusahaan sami rasa milo dalam membantu memperkirakan jumlah pemesanan bahan baku yang harus dibeli ke supplier dan membantu dalam menentukan jadwal pengiriman.
Kata kunci: [anonimizat], [anonimizat].
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF INFORMATION SYSTEMS OF
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT IN SAMI RASA MILO
By:
INDRA HARYADI
10112004
[anonimizat], [anonimizat] a problem when procuring a [anonimizat] a problems due to uncertain demand of products from retail or outlet. Another problem that arises is that there was no schedule to send products to retail alongside with the information. [anonimizat], the product must still be produced or can be called make to stock. Method that are used to forecast an estimate of the demand's products number is Single Exponentian Smoothing method. Calculation for predicting the availability of raw materials and products in warehouse are using Safety Stock Method. Product delivery’s [anonimizat], [anonimizat].
Keywords: [anonimizat], [anonimizat].
[anonimizat], shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI SAMI RASA MILO”.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang Strata Satu di Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwasanya dalam proses penulisan skripsi ini banyak menemui kendala, namun berkat berkah dari Allah SWT dan juga bantuan, bimbingan serta kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala tersebut dapat teratasi. Penulis juga ingin menyampaikan terimakasih kepada:
Orang tua saya yang senantiasa mendukung, mendoakan, dan memotivasi anaknya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan serta seluruh dosen di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.Kom. selaku dosen wali IF-2 2012 yang telah memberikan arahan selama perkuliahan berlangsung.
Ibu Rani Susanto, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran serta ilmu pengetahuannya kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi dan tugas akhir ini.
Ibu Utami Dewi Widianti, S.Kom., M.Kom. Selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan, menguji, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun tugas akhir.
Seluruh staf pengajar/dosen di lingkungan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan pengajaran dan didikan sepanjang proses perkuliahan.
Seluruh staf/karyawan di Sami Rasa Milo yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Pacar saya yang selalu memberi semangat dan doanya dalam pengerjaan laporan tugas akhir ini.
Teman-teman seperjuangan bimbingan dengan dosen pembimbing Ibu Rani Susanto, S.Kom., M.Kom.
Adlan, Asdy, Cahyadi, Fadhil, Yudi, Sandy dan Tria selaku teman IF-2 2012 seperjuangan dalam penyusunan tugas akhir ini.
Ghea, Naufal, Syamsudin, Arief, Agus, Kiki, Petruk, Buek, Bedha, Yanwar, Ogie, Ojo, Suryadi, Liandika dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Robi, Hendar, Nia, Irma, Maya dan saudara yang lainnya yang selalu memberikan dukungannya.
Diki pepi, Oni Geboy dan Firman yang selalu memberi semangat dan doanya dalam proses pengerjaan laporan tugas akhir ini.
Keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis akan selalu menerima segala masukkan yang ditujukan untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Akhir kata semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang penulis telah terima dan mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan pengetahuan baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak yang membutuhkan.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bandung, 25 Agustus 2017
Penulis
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Langkah-Langkah Metodologi Penelitian 6
Gambar 2 1 Logo Perusahaan 14
Gambar 2 2 Struktur Organisasi Sami Rasa Milo 15
Gambar 2 3 Model Sistem Sederhana 17
Gambar 2 4 Pola Horizontal 27
Gambar 2 5 Pola Musiman 28
Gambar 2 6 Pola Siklis 28
Gambar 2 7 Pola Trend 28
Gambar 3. 1 Prosedur pembelian bahan baku ke supplier 49
Gambar 3. 2 Prosedur Produksi Produk 51
Gambar 3. 3 Prosedur Penjualan Produk ke Retail 53
Gambar 3. 4 Prosedur Pengiriman Produk ke Reta 55
Gambar 3. 5 Model Supply Chain di Sami Rasa Milo 61
Gambar 3. 6 Tahapan Supply Chain Management di Sami Rasa Milo 64
Gambar 3. 7 Grafik Kebutuhan Produk Tempe Manis 68
Gambar 3. 8 Rute Awal 85
Gambar 3. 9 Rute Pengiriman 86
Gambar 3. 10 Pengkodean Untuk Produk P-TM-01 95
Gambar 3. 11 Pengkodean Untuk Bahan Baku BB-U-TM 96
Gambar 3. 12 Pengkodean Untuk Supplier S-IB 97
Gambar 3. 13 ERD (Entity Relationship Diagram) Sistem Informasi SCM di Sami Rasa Milo 98
Gambar 3. 14 Diagram Konteks 100
Gambar 3. 15 DFD Level 1 Pembangunan Supply Chain Management Di Sami Rasa Milo 102
Gambar 3. 16 DFD Level 2 Proses 1 Login 103
Gambar 3. 17 DFD Level 2 Proses 2 Lupa password 104
Gambar 3. 18 DFD Level 2 Proses 3 pengolahan data master 105
Gambar 3. 19 DFD Level 2 Proses 4 Pengolahan data persedian 106
Gambar 3. 20 DFD Level 2 Proses 5 Pengolahan data peramalan 107
Gambar 3. 21 DFD Level 2 Proses 6 Pengolahan data pengadaan 108
Gambar 3. 22 Level 2 Proses 7 Pengolahan data stok produksi 109
Gambar 3. 23 DFD Level 2 Proses 8 Pengolahan data pesanan retail 110
Gambar 3. 24 DFD Level 2 Proses 9 Pengolahan data distribusi 111
Gambar 3. 25 Level 3 Proses 2 Pengolahan data karyawan 112
Gambar 3. 26 DFD Level 3 Proses 2 Pengolahan data produk 113
Gambar 3. 27 DFD Level 3 Proses 3 Pengolahan data produk 114
Gambar 3. 28 DFD Level 3 Proses 4 Pengolahan data BOM 115
Gambar 3. 29 DFD Level 3 Proses 5 Pengolahan data supplier 116
Gambar 3. 30 DFD Level 3 Proses 6 Pengolahan data retail 117
Gambar 3. 31 DFD Level 3 Proses 7 Pengolahan data pesanan 118
Gambar 3. 32 Level 3 Proses 8 Pengolahan data kendaraan 119
Gambar 3. 33 Tabel Relasi 149
Gambar 3. 34 Struktur Menu Admin 158
Gambar 3. 35 Struktur Menu Pemilik 159
Gambar 3. 36 Struktur Menu keuangan 160
Gambar 3. 37 Struktur Menu Pengadaan 161
Gambar 3. 38 Struktur Menu Gudang 162
Gambar 3. 39 Struktur Menu Produksi 162
Gambar 3. 40 Struktur Menu bagian pemasaran 163
Gambar 3. 41 Struktur Menu Distrbusi 164
Gambar 3. 42 Antarmuka Login 165
Gambar 3. 43 antarmuka Lupa Password 166
Gambar 3. 44 Antarmuka Admin 166
Gambar 3. 45 Antarmuka Kariyawan 167
Gambar 3. 46 Antarmuka Tambah Kariyawan 167
Gambar 3. 47 Antarmuka Edit Kariyawan 168
Gambar 3. 48 Antarmuka Hapus Kariyawan 168
Gambar 3. 49 Antarmuka Data Produk 169
Gambar 3. 50 Antarmuka Tambah Data Produk 169
Gambar 3. 51 Antarmuka Edit Data Produk 170
Gambar 3. 52 Antarmuka Hapus Data Produk 170
Gambar 3. 53 Antarmuka Bahan Baku 171
Gambar 3. 54 Antarmuka Tambah Bahan Baku 171
Gambar 3. 55 Antarmuka Edit Bahan Baku 172
Gambar 3. 56 Antarmuka Hapus Bahan Baku 172
Gambar 3. 57 Antarmuka BOM 173
Gambar 3. 58 Antarmuka Tambah BOM 173
Gambar 3. 59 Antarmuka Edit BOM 174
Gambar 3. 60 Antarmuka Hapus BOM 174
Gambar 3. 61 Antarmuka Supplier 175
Gambar 3. 62 Antarmuka Tambah Supplier 175
Gambar 3. 63 Antarmuka Edit Supplier 176
Gambar 3. 64 Antarmuka Hapus Supplier 176
Gambar 3. 65 Antarmuka Retail 177
Gambar 3. 66 Antarmuka Tambah Retail 177
Gambar 3. 67 Antarmuka Edit Retail 178
Gambar 3. 68 Antarmuka Hapus Retail 178
Gambar 3. 69 Antarmuka Kendaraan 179
Gambar 3. 70 Antarmuka Tambah Kendaraan 179
Gambar 3. 71 Antarmuka Edit Kendaraan 180
Gambar 3. 72 Antarmuka Hapus Kendaraan 180
Gambar 3. 73 Antarmuka Pemilik Perusahaan 181
Gambar 3. 74 Antarmuka Karyawan/Pengguna 181
Gambar 3. 75 Antarmuka Lihat Karyawan/Pengguna 182
Gambar 3. 76 Antarmuka Menu Monitoring Stok Produk 182
Gambar 3. 77 Antarmuka Monitoring Bahan Baku yang distok 183
Gambar 3. 78 Antarmuka Bagian Keuangan 183
Gambar 3. 79 Antarmuka Data Pemesanan Produk 184
Gambar 3. 80 Antarmuka Tambah Data Pesanan Produk 184
Gambar 3. 81 Antarmuka Lihat Pemesanan 185
Gambar 3. 82 Antarmuka Edit Pemesanan 185
Gambar 3. 83 Antarmuka Lihat Pemesanan 186
Gambar 3. 84 Antarmuka Bahan Baku Stok 186
Gambar 3. 85 Antarmuka Bahan Baku Tidak Stok 187
Gambar 3. 86 Antarmuka Bagian Pemasaran 187
Gambar 3. 87 Antarmuka Retail 188
Gambar 3. 88 Antarmuka Pemesanan 188
Gambar 3. 89 Tambah Pemesanan 189
Gambar 3. 90 Antarmuka Tambah Pemesanan 189
Gambar 3. 91 Antarmuka Hapus Pemesanan 190
Gambar 3. 92 Antarmuka Bagian Pengadaaan 190
Gambar 3. 93 Antarmuka Supplier 191
Gambar 3. 94 Antarmuka Tambah Peramalan 191
Gambar 3. 95 Antarmuka Tambah Peramalan 2 192
Gambar 3. 96 Antarmuka Hapus Peramalan 192
Gambar 3. 97 Antarmuka Pengadaan Bahan Baku Stok 193
Gambar 3. 98 Antarmuka Tambah Pengadaan 193
Gambar 3. 99 Antarmuka Hapus Bahan Baku Stok 194
Gambar 3. 100 Antarmuka Bahab Baku Tidak Stok 194
Gambar 3. 101 Antarmuka Hapus Bahan Baku Tidak Stok 195
Gambar 3. 102 Antarmuka Bagian Produksi 195
Gambar 3. 103 Antarmuka BOM 196
Gambar 3. 104 Antarmuka Produk 196
Gambar 3. 105 Antarmuka Tambah Produk 197
Gambar 3. 106 Antarmuka Bagian Distribusi 197
Gambar 3. 107 Antarmuka Ubah Status Distribusi 198
Gambar 3. 108 Antarmuka Pemesanan Siap Kirim 198
Gambar 3. 109 Antarmuka Pengiriman 199
Gambar 3. 110 Antarmuka Tampil Rute Pengiriman 199
Gambar 3. 111 Jaringan Semantik Admin 203
Gambar 3. 112 Jaringan Semantik Pemilik 203
Gambar 3. 113 Jaringan Semantik Bangian Keuangan 204
Gambar 3. 114 Jaringan Semantik Bagian Pemasaran 204
Gambar 3. 115 Jaringan Semantik Bagian Kepala Pengadaan 205
Gambar 3. 116 Jaringan Semantik Kepala Bagian Produksi 205
Gambar 3. 117 Jaringan Semantik Kepala Bagian Gudang 206
Gambar 3. 118 Jaringan Semantik Kepala Bagian Distribusi 206
Gambar 3. 119 Perancangan Prosedural Login 207
Gambar 3. 120 Perancangan Prosedural Lupa Password 208
Gambar 3. 121 Perancangan Prosedural Tambah Data 209
Gambar 3. 122 Perancangan Prosedural Ubah Data 210
Gambar 3. 123 Perancangan Prosedural Cari Data 211
Gambar 3. 124 Perancangan Prosedural Hapus Data 212
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Deskripsi Tugas 15
Tabel 2. 2 Deskripsi Tugas 18
Tabel 2. 3 Cangkupan supply Chain Management 21
Tabel 3. 1 Kerangka Kerja Supply Chain Management di Sami Rasa Milo 59
Tabel 3. 2 Rekapitulasi Kebutuhan Produk Tempe September – Januari 2017 68
Tabel 3. 3 Hasil Peramalan kebutuhan Produk Tempe Manis 72
Tabel 3. 4 Nilai Keseluruhan MSE 73
Tabel 3. 5 Monitoring Persediaan Produk 75
Tabel 3. 6 Monitoring Produk yang Harus Di Produksi 76
Tabel 3. 7 Bahan Baku yang di stok 76
Tabel 3. 8 Bahan Baku yang tidak di stok 77
Tabel 3. 9 BOM Tempe Manis 5kg 77
Tabel 3. 10 Kebutuhan bahan baku Tempe Manis untuk 159 ball 80
Tabel 3. 11 Kebutuhan bahan baku Tempe Manis untuk 159 ball menggunakan Just In Time 80
Tabel 3. 12 Kebutuhan bahan baku yang akan di beli 81
Tabel 3. 13 Pemilihan Supplier Berdasarkan Stok 82
Tabel 3. 14 Jumlah Bahan Baku yang di Stok dan Harus Dibeli 82
Tabel 3. 15 Jumlah Bahan Baku yang Tidak di Stok dan Harus Dibeli 83
Tabel 3. 16 Daftar Pemesanan Tempe Manis Pada Tanggal 10 Januari 2017 di Sami Rasa Milo 83
Tabel 3. 17 Data Kendaraan Perusahaan 84
Tabel 3. 18 Data Pendistribusian Produk 10 Januari 2017 84
Tabel 3. 19 Data rute pengiriman produk 10 Januari 2017 85
Tabel 3. 20 Jadwal Pengiriman Produk ke Retail 87
Tabel 3. 21 Data Pembayaran Produk Tempe 87
Tabel 3. 22 Informasi Biaya dari Pembelian Kebutuhan Bahan Baku Yang di Stok 88
Tabel 3. 23 Informasi Biaya dari Pembelian Kebutuuhan Bahan Baku Yang Tidak di Stok 89
Tabel 3. 24 Informasi Biaya Pendistribusian Produk 89
Tabel 3. 25 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Yang Ada 90
Tabel 3. 26 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Minimal Yang Diusulkan 91
Tabel 3. 27 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Yang Ada 91
Tabel 3. 28 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Minimal Yang Diusulkan 92
Tabel 3. 29 Tabel Analisis Pengguna 92
Tabel 3. 30 Spesifikasi Pengguna 93
Tabel 3. 31 Pengkodean Produk 95
Tabel 3. 32 Pengkodean Bahan Baku 96
Tabel 3. 33 Pengkodean Supplier 97
Tabel 3. 34 Kamus Data ERD 99
Tabel 3. 35 Spesifikasi Proses 120
Tabel 3. 36 Kamus Data 139
Tabel 3. 37 Struktur Tabel User 150
Tabel 3. 38 Struktur Tabel Supplier 150
Tabel 3. 39 Struktur Tabel Pengadaan 151
Tabel 3. 40 Struktur Pemesanan Produk 151
Tabel 3. 41 Struktur Detail_Pemesanan 152
Tabel 3. 42 Struktur Kendaraan 152
Tabel 3. 43 Struktur Kategori_produk 153
Tabel 3. 44 Struktur Bahan Baku 153
Tabel 3. 45 Struktur Bahan Baku Stok 153
Tabel 3. 46 Struktur Bahan Baku 154
Tabel 3. 47 Struktur produk 154
Tabel 3. 48 Struktur BOM 155
Tabel 3. 49 Struktur Peramalan Produk 155
Tabel 3. 50 Struktur Detail_Pembelian_bahan_baku 156
Tabel 3. 51 Struktur pengiriman 156
Tabel 3. 52 Struktur Retail 157
Tabel 3. 53 Perancangan Pesan 200
Tabel 4. 1 Implementasi Perangkat Lunak 213
Tabel 4. 2 Implementasi Perangkat Keras 214
Tabel 4. 3 Implementasi Basis Data 214
Tabel 4. 4 Implementasi Antarmuka Admin 221
Tabel 4. 5 Implementasi Antarmuka Pemilik 222
Tabel 4. 6 Implementasi Antarmuka Keuangan 222
Tabel 4. 7 Implementasi Antarmuka Pemasaran 222
Tabel 4. 8 Implementasi Antarmuka Pengadaan 223
Tabel 4. 9 Implementasi Antarmuka Gudang 223
Tabel 4. 10 Implementasi Antarmuka Produksi 223
Tabel 4. 11 Implementasi Antarmuka Distribusi 224
Tabel 4. 12 Rencana Pengujian Black Box 225
Tabel 4. 13 Pengujian Login 226
Tabel 4. 14 Pengujian Tambah Karyawan 227
Tabel 4. 15 Pengujian Ubah Karyawan 227
Tabel 4. 16 Hapus Data Karyawan 228
Tabel 4. 17 Tambah Data Produk 229
Tabel 4. 18 Ubah Data Produk 229
Tabel 4. 19 Hapus Data Produk 230
Tabel 4. 20 Tambah Data Bahan Baku 231
Tabel 4. 21 Ubah Data Bahan Baku 231
Tabel 4. 22 Hapus Data Bahan Baku 232
Tabel 4. 23 Tambah Data Bom 233
Tabel 4. 24 Ubah Data Bom 233
Tabel 4. 25 Hapus Data Bom 234
Tabel 4. 26 Tambah Data Supplier 235
Tabel 4. 27 Ubah Data Supplier 235
Tabel 4. 28 Hapus Data Supplier 236
Tabel 4. 29 Tambah Data Kendaraan 236
Tabel 4. 30 Ubah Data Kendaraan 237
Tabel 4. 31 Hapus Data Kendaraan 238
Tabel 4. 32 Tambah Data Pemesanan 238
Tabel 4. 33 Ubah Data Pemesanan 239
Tabel 4. 34 Hapus Data Pemesanan 239
Tabel 4. 35 Tambah Data Pengadaan 240
Tabel 4. 36 Ubah Data Pengadaan 241
Tabel 4. 37 Hapus Data Pengadaan 241
Tabel 4. 38 Tambah Data Peramalan 242
Tabel 4. 39 Ubah Data Peramalan 242
Tabel 4. 40 Hapus Data Peramalan 243
Tabel 4. 41 Tambah Data Pengiriman 244
Tabel 4. 42 Ubah Data Pengiriman 244
Tabel 4. 43 Hapus Data Pengiriman 245
Tabel 4. 44 Pertanyaan Pengujian Penerimaan Karyawan 246
DAFTAR SIMBOL
Simbol Business Process Modeling Notation (BPMN)
Simbol Data Flow Diagram (DFD)
Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)
Simbol Flowchart
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Implementasi Antarmuka A-1
LAMPIRAN B Listing Program B-1
LAMPIRAN C Hasil Wawancara C-1
LAMPIRAN D Kelengkapan Surat Penelitian D-1
LAMPIRAN E Dokumen Penelitian E-1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sami Rasa Milo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan makan ringan untuk memproduksikan makan khas Bandung yang dimiliko oleh Bapak H Wahab, Sami Rasa Milo yang setiap harinya menghasilkan tidak kurang dari tujuh puluh kilogram dengan produksi tempe lima puluh tempe mentah/hari. Produk yang dihasilkan sampai saat ini diantaranya tempe manis, tempe asin tempe pedas dan oncom yang menggunakan strategi make to stock dan mempunyai rangkaian kerja mulai dari hulu sampai ke hilir. Sistem pemasaran dibagi menjadi dua jenis yaitu outlet dan retail sistem outlet yaitu penjualan dari perusahaan langsung kepada konsumen dan sistem retail yaitu penjualan dari perusahaan ke agen kemudian ke konsumen.
Bahan baku di perusahaan ini di bagi menjadi dua jenis yaitu bahan baku yang di stok dan bahan baku yang tidak di stok, bahan baku yang di stok yaitu tepung kanji, tepung beras, bumbu basah dan bahan baku yang tidak di stok adalah tempe, garam, gula, penyedap rasa, MSG dan telur. Pemesanan bahan baku kepada supplier dilakukan via telepon atau terkadang bagian pengadaan mendatangi secara langsung ke supplier, untuk menentukan supplier dengan melihat atau menanyakan stok bahan baku yang di butuhkan kepada supplier apabila stok bahan baku yang di butuhkan di supplier pertama atau kekurangan maka perusahaan akan melakukan via telepon atau mendatangi supplier ke dua untuk membeli kekurangan bahan bakunya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Dani selaku kepala bagian pengadaan diketahui bahwa terkait permasalahan di bagian hulu yaitu pemesanan bahan baku kepada supplier, bahan baku terbagi menjadi dua jenis yaitu bahan baku yang di stok dan bahan baku yang tidak di stok terkait dengan masalah bahan baku yang di stok adalah dalam menentukan jumlah pembelian bahan baku yang masih
mengalami kesulitan karena pembelian bahan baku masih menggunakan perkiraan sehingga akan mengakibatkan terjadinya kelebihan ataupun kekurangan, apabila kelebihan bahan baku seperti bumbu basah akan mengakibatkan penurunan kualitas ataupun bahan baku bisa terbuang karena bumbu basah bersifat capat basi dan apabila kekurangan akan menyebabkan proses produksi menjadi terhambat yang akan berdampak juga ke bagian distribusi produk kepada retail. Terkait permasalahan dengan bahan baku yang tidak di stok, kebutuhan bahan baku menyesuaikan pada saat produksi apabila satu kali produksi bahan baku kekurangan maka perusaahan harus membeli kembali sisa kebutuhannya, yang berkaitan dengan biaya bahan baku dan akan berdampak pada kerugian perusahaan, produksi dan distribusi menjadi terhambat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Wahab selaku pemilik perusahaan, pemilik sering kali mengalami kesulitan dalam monitoring produk dan bahan baku di gudang apabila persediaan produk dan bahan baku mengalami kekosongan, yang berdampak dari salah memperkirakan bahan baku, akan mengakibatkan produksi menjadi terhambat sehingga produk di gudang akan menjadi sedikit dan mengakibatkan permasalah dalam distribusi produk untuk setiap retail.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Opik selaku kepala bagian distribusi kendaraan yang digunakan dalam pengiriman produk adalah kendaraan Carry Pick Up dengan kapasitas 700kg. Kendala yang di alami adalah dari segi jumlah produk dan waktu pengirimannya. dari segi jumlah masalahnya adalah dampak dari hulu apabila kekurangan bahan baku di gudang akan mengakibatkan kekosongan ataupun kekurangan produk sehingga permintaan produk tidak terpenuhi dan proses dalam menjadwalkan pendistribusian produk sering kali mengalami keterlambatan, karena bagian pengadaan salah memperkiraan pembelian bahan baku dan berdampak pada proses produksi produk menjadi terhambat ataupun terhenti yang akan berakibat pada keterlambatan pendistribusian produk kepada retail.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada pada saat ini di Sami Rasa Milo, maka dibutuhkan suatu Pembangunan Sistem Informasi Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management di Sami Rasa Milo.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari paparan latar belakang diatas, maka permasalahan yang terjadi di Sami Rasa Milo adalah bagaimana cara membangun sistem Supply Chain Management di Sami Rasa Milo (SCM).
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang, maksud dari penelitian ini yaitu untuk membangun Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) di Sami Rasa Milo.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari pembangunan supply chain management di Sami Rasa Milo adalah sebagai berikut :
Memudahkan kepala bagian pengadaan dalam menentukan jumlah pembelian dan persediaan bahan baku yang terdapat di gudang, sehingga tidak mengakibatkan kekosongan bahan baku serta proses produksi tidak terhambat dan proses distribusi tidak terlambat .
Memudahkan kepala bagian distribusi menjadwalkan pengiriman produk ke retail agar menjadi tidak terlambat dan permintaan produk yang dipesan retail dapat terpenuhi dengan baik.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembangunan Sistem Informasi Supply Chain Management (SCM) ini agar lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:
Sistem yang dibangun berbasis web.
Data yang dikelola diantaranya :
Data pemesanan produk
Data bahan baku
Data pembelian bahan baku
Data persediaan bahan baku
Data transaksi
Data pengiriman produk
Data supplier
Data kendaraan
Data yang dikelola adalah data transaksi penjualan produk dari bulan september 2016 hingga januari 2017
Jenis produk yang diolah yaitu tempe manis karena produk tersebut jumlah pemesanannya lebih banyak.
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi produk tempe manis adalah Tepung Kanji, tepung beras, bumbu basah untuk bahan baku yang di stok dan tempe, garam, gula, penyedap rasa, MSG dan telur bahan baku yang tidak di stok.
Strategi yang digunakan adalah push-based supply chain, karena proses produksi di perusahaan saat ini cenderung dipengaruhi oleh adanya persediaan di gudang dan perusahaan menentukan produk-produk yang diproduksi terlebih dahulu sebelum adanya pesanan yang dilakukan untuk membuat stok produk di gudang atau bisa disebut make to stock.
Pengendalian persediaan produk dilakukan untuk menghindari kekurangan atau kekosongan stok produk di gudang. Pengendalian persediaan dilakukan pada saat stok kurang dari jumlah batas aman maka perusahaan akan memesan kembali bahan baku untuk memenuhi persediaan di gudang dengan menggunakan metode Safety Stock.
Meramalkan dari data permintaan produk periode sebelumnya untuk pengadaan bahan baku di periode selanjutnya dengan menggunakan Single Exponential Smoothing karena pola gerakan data menunjukan pola fluktuatif (ketidak tetapan) secara tidak teratur.
Penentuan rute menggunakan TSP yang perinsipnya selalu menambahkan toko atau retail yang jaraknya paling dekat dengan took/retail yang terakhir di kunjungi.
Biaya pemebelian Bahan baku yang tidak di stok dengan menggunakan metode Just In Time (JIT)
Metode analisis yang akan digunakan dalam pembangunan sistem ini berdasarkan analisis terstruktur, dimana pemodelan datanya mengunakan ERD (Entity Relationship Diagram) serta untuk menggambarkan pemodelan fungsionalnya menggunakan DFD (Data Flow Diagram).
Sistem Informasi di Sami Rasa Milo dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan MySQL sebagai Database Management System (DBMS).
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu proses tahapan yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, memerlukan data-data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, merupakan metode yang menggambarkan fakta dan informasi dalam situasi atau kejadian sekarang secara sistematis, faktual dan akurat. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan selama melakukan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1. 1 Langkah-Langkah Metodologi Penelitian
Keterangan langkah-langkan penelitian yang terdapat pada Gambar 1.1 adalah sebagai berikut :
1.5.2 Penentuan Maksud dan Tujuan Peneliti
Tahap ini dilakukan untuk ditetapkannya maksud dan beberapa tujuan untuk memfokuskan permasalahan dengan hasil akhir berupa laporan akhir, adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan pada pembahasan Maksud dan Tujuan Penelitian. Sehingga maksud dan tujuan ini menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian ini.
1.5.3 Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data ini didasarkan pada tahapan yang telah dilakukan sebelumnya, dimana proses pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:
Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan referensi – referensi yang diperoleh dari sumber bacaan berupa dokumen tertulis maupun elektronik, seperti literatur, jurnal, paper, buku, dan hal – hal lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.
Studi Lapangan
Tahap ini dilakukan untuk melakukan wawancara dan observasi pada tempat penelitian di Sami Rasa Milo dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
1.5.4 Analisis dan Perancanga Sistem
Pada tahapan ini dilakukan analisis sistem informasi yang akan dibangun. Sistem yang akan dibangun adalah Sistem Informasi dengan pendekatan Supply Chain Management. Adapun tahapan pada analisis sistem antara lain:
1.5.4.1 Analisis Sistem
Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap sistem yang disesuaikan dengan permasalahan dan perancangan yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis sistem terdiri dari :
Analisis Masalah adalah tahap awal peneliti menganalisis apa saja masalah yang ada pada perusahaan sebagai acuan dalam membangun sebuah sistem.
Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan adalah penggambaran prosedur-prosedur apa saja yang ada pada perusahaan saat ini.
Analisis Aturan Bisnis adalah suatu pencatatan terhadap aturan-aturan baik tertulis atau lisan di lingkungan sistem.
Analisis Supply Chain Management adalah tahapan peneliti menganalisis hal apa saja yang dapat diterapkan pada Sistem yang akan dibangun :
Analisis peramalan
Pada tahapan ini peneliti menganalisis metode peramalan apa yang cocok berdasarkan data yang telah terkumpul sebelumnya, untuk diterapkan pada sistem yang akan dibangun. Peramalan mengunakan Metode Single Exponential Smoothing dan menghitung nilai error mengunakan MSE (Mean Square Error)
Analisis persediaan bahan baku.
Pada tahapan ini peneliti menganalisis hal-hal apa saja yang bisa dilakukan dan diterapkan pada sistem yang akan dibangun.
Analisis Pengadaan
Pada tahap ini peneliti menganalisis frekuensi pembelian dan jumlah pembelian untuk setiap produk.
Analisis Produksi
Pada tahapan ini peneliti menganalisis hal-hal apa saja yang dilakukan pada proses produksi yang aka diterapkan pada sistem yang akan dibangun.
Analisis Distribusi
Pada tahapan ini peneliti menganalisis bagaimana cara distribusi produk kepada retail
Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan non fungsional yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun. Analisis kebutuhan non fungsional meliputi:
Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Analisis Pengunna
Analisis Pengkodean
Analisis Kebutuhan Fungsional
Pada tahapan ini peneliti menganalisis kebutuhan fungsional yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun. Analisis kebutuhan fungsional meliputi:
Analisis Basis Data
Diagram Konteks
DFD (Data Flow Diagram).
Spesifikasi Proses
Kamus Data
1.5.4.2 Perancangan Sistem
Tahap ini dikerjakan setelah analisis sistem dan identifikasi kebutuhan di Sami Rasa Milo yang telah selesai dikumpulkan secara lengkap. Setelah tahap pengumpulan data, maka akan dilakukan tahap untuk merancangan sistem. Perancangan sistem terdiri dari :
Perancangan Tabel Relasi
Perancangan Struktur Tabel
Perancangan Struktur Menu
Perancangan Antarmuka
Perancangan Pesan
Jaringan Semantik
Perancangan Prosedural
1.5.5 Implementasi Sistem
Tahap implementasi ini merupakan tahapan yang dilakukan setelah proses perancangan dan pengkodean telah selesai. Proses yang terjadi pada tahap ini adalah melakukan penerapan perancangan kedalam bentuk source code. Pembangunan sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (HyperText Preprocessor) yang merupakan bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan kedalam HTML (Hyper Text Markup Language), dan untuk penggunaan basis data pada sistem adalah menggunakan MySQL. Software Tools yang digunakan dalam proses pembangunan sistem adalah Macromedia Dreamweaver 8.
1.5.6 Pengujian Sistem
Pada Tahap ini peneliti melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun sebelumnya, Pengujian sistem yang dilakukan yaitu pengujian alpha dan pengujian beta. Berikut adalah penjelasan dari setiap pengujian yang dilakukan:
Pengujian Alpha
Peneliti dalam melakukan pengujian alpha dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black box. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak yang akan disajikan pada tabel.
Pengujian Beta
Peneliti dalam melakukan pengujian beta, melakukan pengujian langsung di tempat penelitian dengan menggunakan teknik wawancara. Pengujian ini dilakukan di Sami Rasa Milo.
Kesimpulan dari Sistem yang dibangun
Tahap ini adalah tahap akhir dimana peneliti akan melakukan penarikan kesimpulan dari pembangunan perangkat lunak yang berisikan tentang pembangunan perangkat lunak telah berhasil macapai tujuanya dan apakah perangkat lunak yang dibuat telah mengatasi masalah yang ada pada rumusan masalah.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penulisan tugas akhir yang akan dilakukan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas uraian mengenai latar belakang masalah yang diambil, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan mengenai tinjauan umum mengenai perusahaan Sami Rasa Milo dan pembahasan berbagai konsep dasar mengenai Supply Chain Managemenet (SCM) dan teori-teori pendukung lainnya yang berkaitan dengan topik pembangunan perangkat lunak.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai analisis kebutuhan dalam membangun aplikasi ini, analisis sistem yang sedang berjalan pada aplikasi ini sesuai dengan metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan, selain itu juga terdapat perancangan antarmuka untuk aplikasi yang dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Pada bab ini menjelaskan mengenai implementasi dalam bahasa pemograman yaitu implementasi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, implementasi basis data, implementasi antarmuka dan tahap-tahap dalam melakukan pengujian perangkat lunak.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menjelaskan kesimpulan yang sudah diperoleh dari hasil penulisan tugas akhir dan saran mengenai pengembangan aplikasi untuk masa yang akan datang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Perusahaan
Tahap tinjauan perusahaan ini merupakan peninjauan terhadap tempat penelitian studi kasus yang dilakukan di Sami Rasa Milo. Tinjauan perusahaan meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi tugas yang ada di Sami Ras Milo.
Sejarah Sami Rasa Milo
Sami Rasa Milo adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dan pembuatan produk-produk makanan ringan yang terbuat dari Tempe dan Oncom, Sami Rasa Milo berada di Jalan Baranang Siang, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung . Bahan pokok utama yaitu Tempe dan Oncom, Pada tahun 1997, Bapak H. Wahab memulai usahanya pada awalnya perusahaan hanya memiliki 4 orang pegawai dan memanfaatkan keahlian Bapak Wahab dalam pembuatan Tempe Goreng dan Oncom Goreng, selain itu infrastruktur yang dimiliki perusahaan pun masih kurang lengkap dan alat kerja yang kurnag lengkap. Pada saat itu Sami Rasa Milo memiliki mitra kerja dengan dua buah supplier yaitu Ibu Ayu selaku supplier Tempe mentah dan Bapak Rohman selaku supplier Oncom Mentah, Abah Yana selaku supplier Bumbu Basah dan Cv. Sujana selaku bahan baku pendukungnya.
Dengan perkembangan perusahaan yang sangat cepat dan mengingat minat masyarakat semakin tinggi akan produk olahan dari tempe dan oncom tersebut maka pada tahun 2008, pemilik perusahaan berpindah tempat yang awalnya di samping pasar kosambi dikarnakan tempat awal usahnya di gusur oleh pemerintah setempat dan perusahaan Sami Rasa Milo berpindah tempat ke belakang pasar kosambi dengan demikian perusahaan pun semakin besar dengan bertambahnya karyawan dan alat-alat kerja.
Semakin banyak pembeli dan pembeli yang di supplay maka Sami Rasa Milo melibatkan banyak supplier baru agar tidak kekurangan bahan baku yang antara lain Toko Ade,Toko Abang selaku supplier GAS, Toko Romi, Toko Makmur selaku supplier Plastik dan Kresek, Toko Murni selaku supplier Minyak Kelapa, Gula, Tepung Kanji, Tepung Beras, Garam, MSG, Penyedap Rasa,Telur, Ibu Yani selaku supplier Bumbu Basah, Bapak Ajis selaku supplier Oncom Mentah dan Mas Ujo selaku supplier Tempe Mentah . Sami Rasa Milo Semakin meningkat dengan infrastruktur yang telah memadai, bertambahnya karyawan dan fasilitas alat-alat kerja yang membuat semakin banyak dan semakin meningkatnya kualitas produk yang di jual oleh Sami Rasa Milo.
2.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 2 1 Logo Perusahaan
Visi
“menjadikan makanan khas bandung lebih dikenal dan digemari masyarakat luas”
Misi
Menyediakan berbagai variasi tempe produk khas bandung
Mengutamakan kualitas dalam hal apapun yang dilakukan (pelayanan) dan disajikan (makanan)
Mengembangkan invosi-inovasi baik dalam produk maupun pelayanan dengan tetap pada koridor khas bandung
Struktur Organisasi Sami Rasa Milo
Struktur Organsisasi merupakan kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan diantara bidang-bidang kerja dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2 2 Struktur Organisasi Sami Rasa Milo
Job Description
Struktur organisasi suatu perusahaan diperlukan untuk menguraikan tugas wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi dalam perusahaan. Uraian tugas pada Sami Rasa Milo Bisa dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2. 1 Deskripsi Tugas
Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir dan pembangunan Sistem Informasi Manajemen Keuangan di Sami Rasa Milo adalah sebagai berikut.
Konsep Dasar Sistem
Konsep dasar sistem ini meliputi pengertian dasar dari sistem, bentuk umum sistem, karakteristik sistem dan analisis sistem.
2.2.1.1 Pengertian Sistem
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan komponennya. Sistem yang menekankan pada prosedurnya mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Sedangkan pendekatan sistem yang menekankan pada komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu .
2.2.1.2 Bentuk Umum Sistem
Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses, dan keluaran (output). Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar 2.3. Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Gambar 2 3 Model Sistem Sederhana
Karakteristik Sistem
Adapun karakteristik dari suatu sistem, yaitu :
Komponen-komponen (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen system dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem yang lain atau dengan linkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistemdipandang sebagai satu kesatuan.
Lingkungan Luar Sistem(Environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Perhubungan (Interface)
Perhubungan merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan subsistem lain.
Masukan (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem.
Keluaran (Output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
Pengolahan
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
Sasaran (Object)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran-sasaran dari sistem sangat membutuhkan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2.2.2 Sistem Informasi
Sesungguhnya yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer-Based Information System atau CBIS).
Ada beragam definisi sistem informasi, sebagaimana tercantum pada tabel berikut. Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai sesuatu sasaran atau tujuan
Tabel 2. 2 Deskripsi Tugas
BPMN (Business Process Modeling Notation)
BPMN adalah singkatan dari Business Process Modeling Notation, yaitu suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business Process Modeling Initiative sebagai suatu standard baru pada pemodelan proses bisnis, dan juga sebagai alat desain pada sistem yang kompleks seperti sistem e-Business yang berbasis pesan (message-based). Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah digunakan dan bisa dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam bisnis, yang meliputi bisnis analis yang memodelkan proses bisnis, pengembang teknik yang membangun sistem yang melaksanakan bisnis, dan berbagai tingkatan manajemen yang harus dapat membaca dan memahami proses diagram dengan cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
Notasi BPMN yang baru juga dirancang untuk sifat sistem berbasis layanan web. BPMN dapat memodelkan pesan kompleks yang dilewatkan diantara pelaku bisnis atau bagian dari pelaku bisnis, kejadian yang menyebabkan pesan dilewatkan, danaturan bisnis yang membatasi kejadian tersebut. BPMN memugkinkan proses bisnis dipetakan ke bahasa eksekusi bisnis berbasis XML seperti BPEL4WS (Business Process Execution Language for Web Service) dan BPML (Business Process Modeling Language). Informasi pada bahasa eksekusi bisnis ini dapat divisualisasikan dengan notasi umum.
Salah satu kelebihan diagram BPMN adalah kemampuan memodelkan aliran pesan. Diagram bisnis proses tradisional mampu memodelkan aliran proses secara sekuensial, dari kejadian awal sampai hasil akhir. Dalam lingkungan e-commerce, tentunya orang mengirim pesan kepada yang lain sebagai bagian dari aliran proses.
Supply Chain Management (SCM)
Supply Chain Management adalah metode atau pendekatan integratif untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara terintegrasi yang melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir. Prinsip penting dalam SCM adalah transparansi informasi dan kolaborasi antara fungsi internal perusahaan maupun dengan pihak-pihak diperusahaan disepanjang supply chain. Supply Chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, agen serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.
Istilah Supply Chain Management pertama kali dikemukakan oleh Oliver & Weber pada tahun 1982. Jadi SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan ekternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan dengan kualitas yang bagus. Idelnya, hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka panjang. Hubungan jangka panjang memungkinkan semua pihak untuk menciptakan kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi bisa tercipta karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi ongkos-ongkos untuk mendapatkan perusahaan partner baru. [4]
Komponen Supply Chain Management
Supply Chain Management memiliki 3 komponen utama yang mendukung berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut:
Upstream Supply Chain
Keseluruhan kegiatan perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya atau hubungan distributor dapat diperluas menjadi kepada beberapa tingkatan. Kegiatan utama dalam Upstream Supply Chain ini adalah pengadaan barang.
Internal Supply Chain
Internal Supply Chain ini merupakan proses pendistribusian barang ke gudang. Kegiatan utama dalam Internal Supply Chain adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
Downstream Supply Chain
Kegiatan didalam Downstream Supply Chain ini melibatkan proses pendistribusian kepada konsumen akhir. Kegiatan utama dalam Downstream Supply Chain ini adalah distribusi barang, gudang, transportasi. [4]
Area Cakupan Supply Chain Management
Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah:
Kegiatan merancang produk baru (product development)
Kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement, purchasing atau control)
Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & control)
Kegiatan melakukan produksi (production)
Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (distribution)
Kegiatan Pengelolaan pengembalian produk/barang (return)
Keenam klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian department atau divisi pada perusahaan manufaktur yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. [4]
Tabel 2. 3 Cangkupan supply Chain Management
Persediaan (Inventory)
Berdasarkan area cakupan pada supply chain management yang menunjukan bahwa adanya proses pengendalian terhadap persediaan baik itu persediaan bahan baku ataupun barang jadi, maka setiap perusahaan selalu memerlukan adanya persediaan, tanpa adanya persediaan perusahaan akan dihadapkan pada resiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pada konsumennya.
Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dala proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau ritel setiap waktu.
Dari keempat pengertian diatas disimpulkan bahwa persediaan merupakan elemen didalam perusahaan yang digunakan dalam proses produksi dimana elemen tersebut digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen [5].
Mengingat pentingnya persediaan pada kinerja pada sebuah perusahaan, perlu diketahui bahwa persediaan juga memiliki fungsi. Persediaan memiliki tujuh fungsi, yakni:
Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehingga harus dikembalikan.
Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu ada dalam pasaran.
Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.
Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
Memberikan pelayanan kepada langganan sebaik-baiknya dimana keinginan langganan pada suatu waktu dapat terpenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersediannya barang jadi tersebut.
Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.
Selain memiliki fungsi, persediaan terdiri dari beberapa jenis. Jenis persediaan ini memiliki karakteristik aendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Berikut ini adalah jenis-jenis perusahaan berdasarkan beberapa peneliti:
Jenis-jenis persediaan dalam sistem manufaktur dapat dibedakan menjadi:
Bahan baku, yang merupakan inputan awal dalam proses transformasi menjadi produk jadi.
Barang setengah jadi/produk mentah, yang merupakan bentuk peralihan atara bahan baku dengan produk setenagh jadi.
Barang jadi/produk jadi, yang merupakan hasil akhir proses tranformasi yang siap dipasarkan kepada konsumen.
Akomodasi fungsi persediaan, perusahaan harus memiliki empat jenis persediaan, yakni:
Persediaan Bahan Baku (raw material inventory) yang merupakan meterial yang pada umumnya dibeli belum memasuki proses pabrikasi.
Persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory) adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai.
Persediaan pemeliharaan/perbaikan/operasi (maintenance/repair/operating-MRO) yaitu barang-barang pemeliharaan, perbaikan dan operasi.
Persediaan barang jadi (finished goods inventory) adalah produk yang sudah selesai dan menunggu permintaan.
Dalam proses persediaan harus ada pengawasan atau monitoring. Pengawasan persediaan merupakan salah satu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan bahan baku, dan barang hasil atau produksi sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta pendistribusian dan juga kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat diketahui bahwa kegiatan pengawasan merupakan teknik pengawasan persediaan yang akan dilakukan adalah persediaan bahan baku. Adapun tujuan dari pengawasan persediaan adalah:
Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan.
Supaya pembentukan persediaan stabil
Menghindari pembeliaan kecil-kecilan
Pesanan yang ekonomis
Metode Pengendalian Persediaan (Inventory)
Metode pengendalian persediaan ini dilakukan bedasarkan pada basis matematika, statistika dan optimasi sebagai alat bantu utama untuk menjawab permasalahan kuantitatif yang terjadi pada suatu sistem persediaan (inventory).
Pemesanan suatu barang sampai barang tersebut itu datang diperlukan jangka waktu yang bervariasi dari beberapa jam sampai bulan. Perbedaan waktu antara saat memesan sampai barang tersebut datang dikenal dengan istilah waktu tenggang (Lead Time). Waktu tenggang dipengaruhi oleh ketersediaan barang yang dipesan dan jarak lokasi antara pemesan dan penyedia barang. Waktu tenggang yang tidak menentu mengakibatkan terjadinya kekurangan barang misalnya disebabkan penggunaan barang yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya, maka dari itu dibutuhkan suatu persediaaan pengaman (safety stock) .
Apabila Safety Stock ditetapkan terlalu rendah, persediaan akan habis sebelum persediaan pengganti diterima sehingga produksi dapat terganggu atau permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi. Perencanaan persediaan bahan baku yang telah diperhitungkan namun sering persediaan bahan baku tersebut tidak mencukupi karena sering meloncatnya persediaan hasil produksi perusahaan atau barang persediaan tersebut mengalami kerusakan dan tidak memenuhi standar untuk memenuhi permintaan konsumen [6].
Rumus persediaan pengaman (safety stock) dapat dihitung dengan Persamaan 2.1.
Safety Stock = Pemakaian Rata-Rata Periode Sebelumnya x Lead Time (2.1)
Dimana :
Lead Time = waktu tunggu
L = waktu tenggang Safety Stock
Teori Peramalan (Forecasting)
Menyelesaikan masalah dimasa yang akan datang tidak dapat dipastikan, orang senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan peramalan. Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa diwaktu mendatang dan unit-unitnya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu periode waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu kebijaksanan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan tersebut. Peramalan diperlukan disamping untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang juga para pengambil keputusan perlu unuk membuat planning.
Peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah dikembangkan. Salah satu teknik dalam peramalan yaitu Metode Smoothing (Pemulusan) [7].
Suatu peramalan perlu diperhatikan tahapan-tahapan yang harus ada dalam proses peramalan. Terdapat enam proses tahapan dalam peramalan, yaitu:
Menentukan tujuan ramalan
Bagaimana ramalan akan digunakan dan kapan akan dibutuhkan ramalan? Tahapan ini akan memberikan indikasi tingkat rincian yang diperlukan dalam ramalan, jumlah sumber daya (karyawan, waktu, komputer, dan biaya) yang dapat dibenarkan, serta tingkat keakuratan yang diperlukan.
Menetapkan rentang waktu
Ramalan harus mengindikasikan rentang waktu, mengingat bahwa keakuratan menurun ketika rentang waktu meningkat.
Memilih teknik peramalan
Memperoleh, membersihkan, dan menganalisa data yang tepat
Memperoleh data dapat meliputi usaha yang signifikan. Setelah memperoleh data data mungkin perlu “dibersihkan” agar dapat menghilangkan objek asing dan data yang jelas tidak benar sebelum analisis.
Membuat ramalan
Memantau ramalan
Ramalan harus dipantau untuk menentukan apakah ramalan dilakukan dengan cara yang memuaskan. Jika tidak memuaskan, periksa kembali metode peramalan, asumsi, keabsahan data, dan lain-lain. Kemudian, mengubahnya sesuai kebutuhan serta menyiapkan revisi ramalan.
Jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu, ruang lingkup dan metode yang di gunakan. [7]
Berdasarkan jangka waktunya, peramalan dibedakan menjadi jangka pendek dan jangka panjang.
Berdasarkan ruang lingkupnya peramalan dibedakan menjadi peramalan mikro dan makro.
Berdasarkan metode peramalan yang digunakan, peramalan dibedakan menjadi metode kualitatif dan kuantitatif.
Metode kualitatif lebih didasarkan pada intuisi dan penilaian orang yang melakukan peramalan daripada pemanipulasian (pengolahan dan penganalisisan) data historis yang tersedia. Teknik-teknik pada metode kualitatif terdiri atas teknik Delphi, kurva pertumbuhan, penulisan skenario, penelitian pasar, kelompok fokus, dan lain sebagainya. [7]
Metode kuantitatif didasarkan pada pemanipulasian data historis yang tersedia secara memadai dan tapa intuisi maupun penilaian subjektif dari orang yang melakukan peramalan, metode ini umumnya didasarkan pada analisis statistic.
Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila tiga kondisi berikut terpenuhi, yaitu:
Informasi mengenai keadaan di waktu yang lalu tersedia.
Informasi itu dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numeric (angka).
Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek dari pola di waktu yang lalu akan berlanjut ke waktu yang akan dating (disebut asumsi kontinuitas).
Langkah yang penting dalam memilih suatu metode deret berkala (time series) yang tepat untuk peramalan adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklis dan trend, yaitu: [7]
Pola Horizontal (H) terjadi bilamana nilai data berfluktuasi disekitar niai rata-rata yang konstan. Deret seperti ini adalah stationer terhadap nilai rata-ratanya, pola data dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2 4 Pola Horizontal
Pola Musiman (S) terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman, misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari hari pada minggu tertentu. Pola data dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2 5 Pola Musiman
Pola siklis (C) terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti berhubungan dengan siklus bisnis. Pola data dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2 6 Pola Siklis
Pola Trend (T) terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Pola data dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2 7 Pola Trend
Peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah dikembangkan. Salah satu teknik dalam peramalan yaitu Metode Smoothing (Pemulusan). [7]
Teknik Peramalan
Teknik peramalan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
Metode Time Series (Deret Waktu)
Secara garis besar metode time series dapast dikelompokkan menjadi:
Metode Averaging
Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga flukutuasi random data dapat direndam dengan rata-ratanya, biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek. [7]
Adapun metode-metode yang termasuk didalamnya, antara lain:
Simple Average
Rumus yang digunakan:
(2.2)
Keterangan :
X = F = Hasil Ramalan
t = Periode
= Demand pada periode t
Single Moving Average
Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan adalah dengan menentukan sejak awal berapa jumlah nilai observasi masa lalu yang akan dimasukan untuk menghitung nilai tengah. Setiap muncul nilai observasi yang paling tua dan memasukan nilai observasi yang terbaru. [7]
Rumus yang digunakan :
(2.3)
Keterangan :
X = F = Hasil Ramalan
t = Periode
= Demand pada periode t
Metode Single Moving Average ini biasanya lebih cocok digunakan dengan untuk melakukan forecast hal-hal yang bersifat random, artinya tidak ada gejala trend naik maupun turun, musiman dan sebagainya melainkan sulit diketahui polanya [7].
Metode Smoothing (Pemulusan)
Dipakai kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential yang bisa disebut Exponential Smoothing. Adapun metode-metode yang termasuk didalamnya, antara lain: [7]
Single Exponential Smoothing
Dalam pemulusan nilai-nilai historis ini, kesalahan random di rata-ratakan untuk menghasilkan ramalan “halus” yang tampaknya berfungsi dengan baik dalam keadaan tertentu. Kasus yang paling sederhana dari Single Exponential Smoothing dapat dikembangkan dari persamaan (2.4) atau secara lebih khusus dari suatu variasi pada persamaan tersebut yaitu sebagai berikut: [7]
(2.4)
Misalkan observasi yang lama tidak tersedia sehingga harus digantikan dengan suatu nilai pendekatan (aproksimasi). Salah satu pengganti yang mungkin adalah nilai ramalan periode yang sebelumnya . Dengan melakukan subtitusi ini persamaan (2.4) menjadi persamaan (2.5) sehingga dapat ditulis kembali sebagai (2.6) [7].
(2.5)
(2.6)
Jadi nilai ramalan pada waktu t + 1 tergantung pada pembobotan nilai observasi saat t, yaitu dan pada pembobotan nilai ramalan saat t yaitu bernilai antara 0 dan 1. Dengan mengganti . Maka dapat dihitung dengan persamaan (2.7). [7]
(2.7)
Keterangan :
= Hasil forecast untuk periode t +1
= Konstanta pemulusan
= Data demand aktual untuk periode t
= Forecast pada periode t
Dalam metode exponential smoothing nilai α bisa ditentukan secara bebas, artinya tidak ada suatu cara yang pasti untuk mendapatkan nilai α yang optimal. Maka pemilihan nilai α dilakukan dengan cara trial dan error. Besarnya α terletak antara 0 sampai 1.
Teknik Peramalan Trend Linear
Metode trend yang digunakan pada penelitian ini adalah metode trend garis lurus. Metode trend garis lurus adalah model regresi linear yang menghubungkan persediaan dengan waktu. Peramalan dengan metode trend ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-persamamaan berikut ini:
(2.8)
Keterangan:
= nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi
a = perpotongan sumbu y, bilangan konstanta
b = slope koefisien kecenderungan garis trend
X = variabel batas, waktu
Mencari nilai a dan b:
(2.9)
(2.10)
Keterangan:
= tanda penjumlahan
n = jumlah data
Y = persediaan sesungguhnya
X = variabel bebas, waktu
Menghitung Kesalahan Peramalan
Ketepatan atau ketelitian merupakan kriteria untuk menguji kinerja suatu metode peramalan. Untuk menguji kinerja peramalan yang akan digunakan dibutuhkan ukuran kesalahan peramalan. Metode peramalan terbaik adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan paling kecil dibandingkan metode lainnya. Terdapat banyak model untuk melakukan perhitungan kesalahan peramalan. Berikut kriteria pemilihan peramalan yang terbaik terdiri dari:
Mean Absolute Error (MAE)
Mean Absolute Error (MAE) yaitu rata-rata nilai absolute error dari kesalahan meramal (nilai positif dan negatif tidak dilihat) dapat dilihat pada persamaan 2.11.
(2.11)
Keterangan :
= Nilai Mean Absolute Error
= Data aktual pada periode t
= Data ramalan dari model yang digunakan pada periode t
= Banyak data hasil ramalan
Mean Squares Error (MSE)
Mean Squared Error (MSE) yaitu rata-rata dari kesalahan forecasting dikuadratkan dan dapat dilihat pada persamaan 2.12.
(2.12)
Keterangan :
= Nilai Mean Square Error
= Data aktual pada periode t
= Data ramalan dari model yang digunakan pada periode t
= Banyak data hasil ramalan
Mean Absolute Deviation (MAD)
Mean Absolute Deviation (MAD) merupakan salah satu cara untuk menentukan nilai kesalahan pada peramalah selain menggunakan Mean Squared Error. MAD merupakan rata-rata nilai absolut dari kesalahan ramalan, dengan menghiraukan tanda positif serta negatifnya. MAD ini dapat dilihan pada persamaan 2.13.
(2.13)
Keterangan :
= Nilai Mean Absolute Deviation
= Data aktual pada periode t
= Data ramalan dari model yang digunakan pada periode t
= Banyak data hasil ramalan
2.2.8 Just In Time ( JIT )
Metode Just In Time (JIT) pertama kali dikembangkan oleh Taiichi Ohno sebagai upaya Toyota Motor Corporation untuk meningkatkan laba. Upaya yang telah dilakukan Toyota Motor Corporation tersebut adalah untuk meningkatkan produktivitas dan pengurangan biaya serta menghilangkan berbagai pemborosan yang tidak memberi nilai tambah terhadap barang yang dihasilkan. (Mulyadi, 2001:26). [9]
2.2.8.1 Penerapan Metode JUST IN TIME (JIT)
Menurut Sofyan, fokus dari langkah-langkah penerapan just in time terletak pada eliminasi pemborosani (waste elimination) dan perbaikan terus menerus (contionous process improvement). [15]
Langkah-langkahs penerapans just in time pada persediaan menurut hustanto
Membuat rencana kebutuhan bahan baku
Rumus penentuan rencana kebutuhan bahan baku bisa dilihat pada rumus 2.15
Rencana Kebutuhan Bahan Baku = Rencana produksi perusahaan x kebutuhan bahan baku (2.15)
Menghitung biaya pembelian bahan baku
Rumus menghitung biaya pembelian bahan baku bisa dilihat pada rumus 2.16
biaya pembelian bahan baku = Harga bahan baku x bahan baku yang dibutuhkan (2.16)
Menghitung dan menetapkan biaya pemesanan
Rumus biaya pemesanan dapat dilihat pada rumus 2.17
Biaya pesanan (JIT) = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑥 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 (2.17)
Menghitung biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan terdiri dari biaya gudang, pemakaian listrik dan kebersihan
Total biaya persediaan
Biaya persediaan = Biaya pembelian + biaya pemesanan + biaya penyimpanan (2.18)
2.2.9 Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman
Pengertian Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesman Problem (TSP) yang dijelaskan Era Madona dkk (2013) adalah TSP dikemukakan pada tahun 1800 oleh matematikawan Irlandia, William Rowan Hamilton dan matematikawan Inggris, Thomas Penyngton. TSP dikenal sebagai suatu permasalahan optimasi yang bersifat klasik dan Non-Deterministik Pilynominal-time Complete (NPC), dimana tidak ada penyelesaian yang paling optimal selain mencoba seluruh kemungkinan penyelesaian yang ada. Permasalahan ini melibatkan seorang Travelling Salesman yang harus melakukan kunjungan sekali pada semua kota dalam sebuah lintasan sebelum dia kembali ketitik awal, sehingga perjalanannya dikatakan sempurna.
Menurut Smith, dalam jurnal Utomo, dkk (2004) Traveling Salesman Problem (TSP) dapat dengan mudah diubah dalam bentuk network problem dengan formulasi yang serupa dengan model rute terpendek. Konsumen yang dikunjungi diidentifikasikan sebagai simpulsimpul (nodes) dari jaringan. Sedangakan menurut Rabi’, Persoalan Travelling Salesman (TSP) adalah persoalan optimasi yang dinyatakan sebagai mencari rute perjalanan termurah untuk mengunjungi n konsumen, dimana setiap konsumen dikunjungi secara pasti satu kali.
Travelling Salesman Problem (TSP) dalam jurnal Ghulam (2013, h. 2), yaitu mencari rute terpendek dengan syarat kendaraan berawal dan berakhir di depot yang sama dan setiap kota dikunjungi tepat satu kali. [8]
Metode Traveling Salesman Problem adalah sebuah metode yang digunakan untuk meminimasi biaya distribusi dengan cara mencari jarak dan rute terdekat, waktu tercepat dan biaya yang minimal (Utomo, et. Al.2011). Traveling Salesman Problem dikenal sebagai suatu permasalahan optimasi yang bersifat klasik dan Non Deterministic Polynimial-time Complete(NPC), Permasalahan ini melibatkan seorang traveling salesman yang harus melakukan kunjungan sekali pada semua kota dalam sebuah lintasan sebelum dia kembali ke titik awal, sehingga perjalananya dikatakan sempurna.Permasalahan rute terpendek adalah permasalahan untuk menemukan rute terpendek antara titik asal (initial node) menuju titik tujuan (final node) dalam suatu jaringan jalan. Permasalahan travelling salesman problem adalah model permasalahan yang bertujuan untuk menemukan rute terpendek bagi seorang penjual keliling untuk berkeliling (touring) mengunjungi setiap pelanggannya sebanyak satu kali. (eka,2012). Adapun beberapa metode penyelesaian dari penelitian dalam metode Travelling Salesman Problem (TSP) adalah sebagai berikut : 1. Metode Nearest Neighbor 1. Metode Branch and Bound 3. Simulated Annealing
2.2.9.1 Penyelesaian TSP dengan Metode Nearest Neighbour
Permasalahan TSP dapat diselesaikan dengan beberapa cara, tergantung dengan sistem permasalahan yang dihadapi. Adapun metode atau cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan TSP yaitu, Nearest Neighbour, Insertion, dan Sweep. Penelitian yang dilakukan saat ini menggunakan metode Nearest Neighbour untuk menyelasaikan permasalahan distribusi roti tawar cita rasa bakery.
Era Madona dkk., (2013), dalam jurnal menjelaskan Pada Metode Nearest Neighbour ini, pemilihan lintasan akan dimulai pada lintasan yang memiliki nilai jarak paling minimum setiap melalui daerah, kemudian akan memilih daerah selanjutnya yang belum dikunjungi dan memiliki jarak yang paling minimum.
Metode nearest neighbour merupakan metode paling sederhana untuk menyelesaikan
masalah Travelling Salesman Problem. Pilihlah salah satu node yang mewakili suatu kota atau lokasi awal. Selanjutnya, pilih node tujuan atau kota yang akan dikunjungi berikutnya, dengan pertimbangan hanya memilih kota yang memiliki jarak terdekat dengan kota yang sebelumnya dikunjungi. Kemudian, setelah seluruh kota dikunjungi atau seluruh nodes telah terhubung, maka tutup rute perjalanan dengan kembali ke kota asal (node asal). Secara umum langkahlangkah dari metode ini adalah sebagai berikut:
1. Langkah 0 : Inisialisasi Tentukan N = {1,2,3,4,…,n} sebagai jumlah kota atau lokasi yang akan dikunjungi. Tentukan satu kota sembarang sebagai titik awal perjalanan (i 0), dan V adalah sejumlah kota lain yang masih harus dikunjungi, serta S adalah urutan rute perjalanan saat ini. Pada langkah 1, S = (i 0), karena belum ada kota lain yang dikunjungi.
2. Langkah 1 : pilih kota yang selanjutnya akan dikunjungi Jika i 1 adalah kota yang berada di urutan terakhir dari rute S. Maka, temukan kota berikutnya (j * ) yang memiliki jarak paling minimal dengan i 1 , dimana j * merupakan anggota dari V. Apabila terdapat banyak pilihan optimal maka pilih secara acak.
3. Langkah 2 : tambahkan pada urutan rute berikutnya Tambahkan kota j * di urutan akhir dari rute sementara dan keluarkan yang terpilih tersebut dari daftar kota yang belum dikunjungi.
4. Langkah 3 : jika semua kota yang harus dikunjungi telah dimasukkan dalam rute atau V=0, maka tidak ada lagi kota yang tertinggal. Selanjutnya, tutup rute dengan menambahkan kota inisialisasi atau i 0 diakhir rute. Dengan kata lain, rute ditutup dengan kembali lagi ke kota asal. Jika sebaliknya, kembali lakukan langkah 1 lagi.
Metode nearest neighbour digunakan pada penelitian ini dikarenakan metode ini merupakan salah satu metode yang memiliki karakteristik pembentukan rute distribusi sesuai dengan keadaan nyata yang terdapat pada kondisi dilapangan, serta alasan penggunaan metode ini dikarenakan teknik penentuan rute yang diterapkan pada metode ini lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan metode TSP yang lain dan metode nearest neighbour ini merupakan metode yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan rute distribusi dengan menggunakan metode yang lainnya. [8]
Metode nearest neighbour digunakan pada penelitian ini dikarenakan metode ini merupakan salah satu metode yang memiliki karakteristik pembentukan rute distribusi sesuai dengan keadaan nyata yang terdapat pada kondisi dilapangan, serta alasan penggunaan metode ini dikarenakan teknik penentuan rute yang diterapkan pada metode ini lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan metode TSP yang lain dan metode nearest neighbour ini merupakan metode yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan rute distribusi dengan menggunakan metode yang lainnya.
Metode Nearest Neighbor metode yang perinsipnya selalu menambahkan toko yang jaraknya paling dekat dengan toko yang terakhir dikunjungi, di awal berangkat dari gudang sehingga mencari toko yang jaraknya terdekat dari gudang sampai dengan kembali ke gudang. [4]
G + T + T+ G = Hasil Jarak (2.14)
2.2.10 Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) adalah program yang digunakan untuk mengoperasikan sistem informsi yang dibuat. Program yang digunakan yaitu PHP. [10]
Internet
Internet berasal dari kata interconnection-networking, merupakan sistem global daru seluruh jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia.
Menurut segi ilmu pengetahuan, internet adalah sebuah perpustakaan besar yang didalamnya terdapat miliaran informasi atau data yang dapat berupa teks, grafik, audio maupun animasi dan lain-lain dalam bentuk media elektronik. Semua orang bisa berkunjung ke perpustakaan tersebut kapan saja serta dari mana saja.
Dari segi komunikasi, internet merupakan sebuah sarana yang sangat efektif dan efesien untuk melakukan pertukaran informasi jarak jauh maupun jarak dekat, seperti dalam lingkungan pendidikan, lingkungan perusahaan ataupun lingkungan bisnis. [10]
2.2.10.2 Pengertian PHP
Menurut dokumen resmi PHP, PHP merukapan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server. Hasilnyalah yang dikirimkan ke klien, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Misalnya, anda bisa menampilkan isi database ke halaman web. Pada prinsipnya php mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page). Cold Fusion, ataupun Perl. Namun, perlu diketahui bahwa PHP sebenarnya bisa dipakai secara command line. Artinya, skrip PHP dapat dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser.
Kelahiran PHP bermula saat Ramus Lerdorf membuat sejumlah skrip Perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page”. Paket inilah yang mencaji cikal-bakal PHP. Pada tahun 1995, Ramus menciptakan PHP/F1 Versi 2. Pada versi inilah pemrograman dapat menempelkan kode terstruktur di dalam tag HTML. Yang menarik, kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks sambil jalan. PHP dapat digunakan dengan gratis (free) dan bersifat Open Source. PHP dirilis dalam lisensi PHP License, sedikit berbeda dengan lisensi GNU General Public License (GPL) yang biasa digunakan untuk proyek Open Source. Kemudahan dan kepopuleran PHP sudah menjadi standar bagi programmer web di seluruh dunia. Sekitar 82% dari web server di dunia menggunakan PHP. PHP juga menjadi dasar aplikasi CMS (Content Management System) populer seperti Joomla, Drupal, dan WordPress. [10]
My SQL
MySQL merupakan sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (DBMS) yang multi-thread dan multi-user. MySQL adalah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) . [11]
Beberapa keunggulan yang dimiliki MySQL diantaranya :
MySQL dapat berjalan stabil pada sistem operasi.
Bersifat open source
Dapat diakses dengan cepat dan mudah digunakan
Memilik beberapa lapisan keamanan.
Dapat melakukan koneksi dengan client.
Model Analisis Dan Perancangan Terstruktur
Untuk mendukung pembuatan aplikasi yang akan di buat, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan untuk aplikasi yang akan di buat.
2.2.11.1 ERD
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. Entity Relationship Diagram (ERD) sendiri dibagi menjadi 2 yaitu Entity Relationship Diagram (Logical Data Model) dan Entity Relationship Diagram (Physical Data Model). Entity Relationship Diagram (Logical Data Model) adalah konsep Entity Relationship Diagram (ERD) yang mana data dapat merepresentasikan sebuah kenyataan, dimasukkan ke dalam sebuah pemrosesan logika dan dapat menghasilkan informasi, sedangkan untuk Entity Relationship Diagram (Physical Data Model) adalah konsep Entity Relationship Diagram (ERD) yang mana data disimpan pada media penyimpanan (storage) dalam suatu susunan secara fisik.
Model ERD terdiri atas tiga konsep dasar, yaitu entitas, hubungan antarentitas/relasi (relationship), serta atribut.
Entitas
Entitas adalah sesuatu atau objek di dunia nyata (real world) yang dapat dibedakan dengan sesuatu atau objek lainnya. Entitas pada umumnya memiliki sejumlah properti yang dapat digunakan untuk membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya.
Suatu entitas direpresentasikan dengan sejumlah atribut. Atribut adalah properti deskriptuf yang dimiliki oleh setiap anggota dari himpunan entitas. Himpunan entitas adalah himpunan dari entitas-entitas dengan tipe yang sama yang berbagi properti-properti yang sama.
Istilah entitas serta himpunan entitas adalah konsep yang serupa, namun tidak sama, entitas merujuk pada “sesuatu” yang sifatnya individual, sedangkan himpunan entitas merujuk pada sekumpulan “sesuatu” yang memiliki nama-nama atribut yang sama.
Relasi
Relasi adalah hubungan antara suatu himpunan entitas dengan himpunan entitas yang lainnya. Pada penggambaran model ERD, relasi adalah perekat yang menggubungkan suatu entitas dengan entitas lainnya.
Kunci
Kunci (key) merupakan suatu atribut yang unik yang dapat digunakan untuk membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya dalam suatu himpunan. Secara konseptual, sebuah entitas individual memiliki batas yang jelas. Dari sudut pandang basis data, perbedaan diantara mereka harus dicerminkan lewat perbedaan dalam nilai atributnya. Nilai-nilai atribut kunci dapat secara unik mengidentifikasi suatu entitas dengan entitas lainnya. Dengan kata lain, tidak ada lebih dari satu entitas yang diizinkn memiliki nilai-nilai yang sama untuk semua atributnya. [12]
Digram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.
Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.” Jadi dalam diagram ini yang dibutuhkan adalah:
a. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem.
Data apa saja yang diberikannya ke sistem.
Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan.
Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem. [13]
Data Flow Diagram ( Diagram Arus Data)
Teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan aliran informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran data yang digunakan pada metodologi pengembangan terstruktur. Diagram arus data ini diberi simbol suatu panah yang mengalir diantara proses dan simpanan data. Arus data dapat berupa masukan sari suatu sistem atau dari proses sistem. [12]
DFD
Data flow diagram atau Diagram Alir Data merupakan suatu model perancangan sistem yang memungkinkan para professional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun terkomputerisasi. Ada beberapa komponen pembentuk diagram alir data ini, diantaranya :
Entitas Luar
Merupakan entitas yang berada di luar sistem yang sedang dibangun, tetapi berkomunikasi atau berhubungan langsung dengan sistem. Entitas luar dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi, departemen, atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya. Terdapat dua jenis entitas luar yaitu entitas luar sebagai sumber dan entitas luar sebagai tujuan.
2. Proses
Komponen proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input menjadi output. Proses diberi nama untuk menjelaskan proses atau kegiatan apa saja yang sedang dilakukan. Selain keempat kemungkinan proses diatas, proses lain dinyatakan memiliki kesalahan dalam proses.
3. Data Store
Komponen ini biasanya digunakan untuk menyatakan penyimpanan file didatabase yang berada di computer, bisa juga berupa data yang masih manual seperti arsip
Alur Data
Alur data digambarkan dengan anak panah yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya. Alur data perlu diberi nama sesuai dengan data/informasi yang dimaksud, pemberian nama biasanya dilakukan dengan menggunakan kata benda. [12]
Kamus Data
Kamus data atau disebut juga dengan istilah data dictionary dari suatu sistem informasi. Kamus data mengidentifikasikan :
Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.
Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran.
Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.
Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan aliran baru.
Mendeskripsikan hubungan detail antara penyimpanan yang menjadikan titik perhatian dalam ERD. [12]
Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean. Pengujian dilakukan dengan cara mengevaluasi perangkat lunak yang terdiri dari spesifikasi kebutuhan, deskripsi perancangan dan program yang dihasilkan. Dapat disimpulkan bahwa pengujian perangkat lunak merupakan proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum, atau untuk menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya. [14]
Teknik Pengujian
Teknik pengujian yang dapat digunakan untuk menguji perangkat lunak, yaitu pengujian black box. Pengujian black box berfungsi untuk menguji fungsi-fungsi dari perangkat lunak yang dibangun. Teknik ini diuji berdasarkan kondisi masukan yang berada dalam fungsi dan keluaran yang dihasilkan perangkat lunak. Dari keluaran yang dihasilkan dapat diukur kebutuhan pemakai dan apat diketahui kesalahan-kesalahannya. Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi yaitu :
Kesalahan antar muka
Fungsi tidak benar
Kesalahan pada struktur data (pengaksesan database)
Kesalahan inisialisasi.
Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. [14]
Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori :
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan kinerja.
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan. Proses analisis dilakukan terhadap seluruh komponen sistem yang sedang digunakan dan yang dibutuhkan dalam pembangunan sebuah sistem informasi.
Analisis harus dilakukan sesuai dengan komponen yang digunakan dan seluruh kebutuhan yang mendukung. Baiknya analisis dilakukan secara teliti karena hal ini akan memberikan kemudahan dalam proses pembangunan aplikasi. Bila analisis tidak dilakukan secara teliti tidak menutup kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam proses pembangunannya.
3.1.1 Analis Masalah
Analisis Masalah merupakan sebuah asumsi dari masalah yang akan diuraikan dalam prosedur-prosedur pengolahan data pada program pembangunan Supply Chain Management di Sami Rasa Milo. Analisis masalah dari sistem yang sedang berjalan saat ini adalah:
Kepala bagian pengadaan kesulitan dalam menentukan jumlah pembelian dan persediaan bahan baku yang terdapat di gudang
Pemilik perusahaan kesulitan dalam menonitoring bahan baku dan produk yang ada di gudang
Kepala Bagian Distribusi kesulitan dalam menjadwalkan pengiriman produk ke setiap retail yang telah melakukan pemesanan produk.
Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Tujuan analisis prosedur adalah untuk mengetahui seluruh proses, pelaku dan dokumen yang terkait dengan sistem yang sedang berjalan pada saat ini. Pada tahapan ini diharapkan dapat diperoleh informasi maupun data yang diperlukan oleh sistem yang sedang berjalan. Sistem utama yang sedang berjalan saat ini yaitu:
Prosedur Pembelian Bahan Baku ke Supplier
Prosedur Produksi Produk
Prosedur Penjualan Produk ke Retail
Prosedur Distribusi Produk ke Retail
Prosedur Pembelian Bahan Baku ke Supplier
Ada beberapa langkah dalam prosedur pembelian bahan baku ke supplier yang sekarang ini sedang berjalan di Sami Rasa Milo, yaitu sebagai berikut:
Kepala bagian produksi menyerahkan nota daftar bahan baku yang dibutuhkan kepada kepala bagian gudang.
Kepala bagian gudang akan memeriksa data stok bahan baku guna melihat apakah bahan baku tersedia di gudang atau bahan baku tidak tersedia di gudang.
Jika bahan baku tersedia di gudang, maka Kepala bagian gudang akan menyerahkan bahan baku ke Kepala bagian produksi.
Jika stok bahan baku kurang atau kosong, maka Kepala bagian gudang akan menyerahkan nota daftar bahan baku ke Kepala bagian pengadaan untuk melanjutkan proses pembelian bahan baku.
Kepala bagian pengadaan akan membuat nota pembelian bahan baku beserta estimasi biaya yang dibutuhkan.
Nota pembelian bahan baku kemudian diserahkan ke bagian keuangan untuk diperiksa.
Jika bagian keuangan sudah menyetujui pembelian bahan baku maka akan memberikan pembayaran ke Kepala bagian pengadaan, jika tidak disetujui maka akan dikembalikan ke Kepala bagian pengadaan untuk dicek ulang.
Jika Kepala bagian pengadaan sudah mendapatkan nota pembelian dan pembayaran bahan baku yang sudah disetujui oleh bagian keuangan maka selanjutnya Kepala bagian pengadaan akan memberikan nota bahan baku ke supplier.
Supplier akan memverifikasi pemesanan bahan baku lalu mengirimkan bahan baku dan akan diterima oleh Kepala bagian gudang.
Kepala bagian gudang akan membuat nota bahan baku yang telah diterima di gudang untuk diserahkan ke bagian keuangan dan bahan baku di serahkan ke bagian produksi.
Gambar 3. 1 Prosedur pembelian bahan baku ke supplier
Prosedur Produksi Produk
Ada beberapa langkah dalam prosedur produksi yang sekarang ini sedang berjalan di Sami Rasa Milo, yaitu sebagai berikut:
Bagian produksi meminta bahan baku ke bagian gudang
Bagian gudang mencatat pengeluaran bahan baku dan bahan baku diberikan kepada bagian produksi.
Bagian produksi menerima bahan baku dari bagian gudang dan bagian produksi melakukan proses pengolahan bahan baku lalu melakukan proses pembuatan bahan baku.
Dilakukan proses pengemasan oleh bagian pengemasan produk, produk yang sudah di kemas akan diserahkan kepada bagian gudang.
Bagian gudang menerima produk dan mencatat produk yang masuk untuk disimpan di gudang.
Gambar 3. 2 Prosedur Produksi Produk
3.1.2.3 Prosedur Penjualan Produk ke Retail
Ada beberapa langkah dalam prosedur pemesanan produk dari Retail yang sekarang ini sedang berjalan di Rami Rasa Milo, yaitu sebagai berikut:
Retail bisa memesan produk via telepon atau langsung mendatangi Sami Rasa Milo
Retail memilih produk yang ingin dipesan beserta jumlah yang diinginkan.
Bagian pemasaran akan mencatat data retail dan data pesanan produk pada buku daftar pesanan.
Setelah mencatat data pesanan, bagian pemasaran akan membuat nota pesanan dan diserahkan ke Kepala bagian gudang.
Kepala bagian gudang akan mengecek ketersediaan produk, bila produk kurang atau kosong maka Kepala bagian gudang akan menginformasikan ke bagian pemasaran bahwa produk kosong dan bagian pemasaran akan menginformasikan ke retail. Bila produk tersedia, maka Kepala bagian gudang akan mengkonfirmasi nota pesanan produk dan produk akan diserahkan ke retail melalui bagian pemasaran .
Nota pesanan, produk akan diserahkan secara langsung bila pemesanan produk juga dilakukan secara langsung dan pembayaran secara langsung. Namun bila pemesanan dilakukan via telepon maka nota pesanan produk akan diserahkan saat produk yang telah dipesan dikirimkan ke retail.
Gambar 3. 3 Prosedur Penjualan Produk ke Retail
Prosedur Pengiriman produk ke retail
Ada beberapa langkah dalam prosedur pengiriman produk ke retail yang sekarang ini sedang berjalan di Sami Rasa Milo, yaitu sebagai berikut:
Bagian Pemasaran akan memberikan nota pesanan produk siap kirim ke bagian distribusi.
Bagian distribusi menerima nota pesanan produk dan bagian distribusi akan membuat surat jalan sebanyak 2 rangkap. Rangkap pertama untuk bagian pemasaran dan rangkap kedua untuk retail.
Bagian pemasaran akan memeriksa surat jalan dan akan menandatangani surat jalan, setelah surat jalan ditandatangani selanjutnya bagian pemasaran akan membuat nota pembayaran yang diserahkan ke bagian distribusi untuk diserahkan ke retail.
Bagian distribusi akan mengirimkan produk ke retail dan akan memberikan nota pembayaran saat produk sudah diterima oleh retail.
Retail akan menerima produk yang sudah dipesan dan melakukan pembayaran.
Gambar 3. 4 Prosedur Pengiriman Produk ke Reta
Analisis Aturan Bisnis
Analisis aturan bisnis ini menjelaskan tentang ketentuan peratuan pada Sami Rasa Milo, analisis aturan bisnis akan dibagi menjadi dua analisis yaitu analisis aturan bisnis yang sedang berjalan dan analisis aturan bisnis yang akan diusulkan. Hal ini dilakukan guna pembanding agar Sami Rasa Milo dapat mengoptimalkan kebijakan-kebijakan aturan yang dibuat sebelumnya, analisis aturan bisnis Sami Rasa Milo sebagai beriku
Analisis Aturan Bisnis yang Sedang Berjalan
Analisis aturan bisnis yang sedang berjalan merupakan ketentuan peraturan yang sedang dilakukan saat ini di Sami Rasa Milo, analisis aturan bisnis yang sedang berjalan meliputi tiga aturan bisnis diantaranya:
Aturan Bisnis Pemilihan Supplier
Kepala Bagian Pengadaan akan memlilih supplier berdasarkan aturan yang sudah biyasa dengan milih supplier yang pertama terlebih dahulu melihat stok bahan baku di supplier pertama.
Kepala Bagian Pengadaan memilih supplier melihat stok di supplier pertama jika stok di supplier pertama kurang atau tidak ada maka bagian pengadaan akan memilih ke supplier ke dua.
Aturan Bisnis Pembelian Bahan Baku ke Supplier
Kepala bagian pengadaan harus memeriksa persediaan bahan baku di gudang.
Kepala bagian pengadaan membuat perhitungan biaya pembelian bahan baku
Aturan Bisnis Produksi Produk
Produksi produk dilakukan setiap hari dengan jumlah hari produksi perbulannya adalah 26 atau 27 hari bagai mana tanggalnya karena proses produksi berhenti selama 3 hari perbulannya.
Produksi dilakukan setiap hari mulai dari jam 08.00 sampai selesai.
Jumlah produksi produk yang dilakukan tiap hari berkisar kurang lebih 50 kotak tempe.
Minimal stok produk yang harus tersimpan di gudang adalah 5 ball untuk kemasan ball 5kg.
Dalam proses nya produksi dibagi menjadi 3 tahapan diantaranya pengolahan bahan baku, pembuatan bahan baku, pembuatan Produk dan pengemasan produk.
Aturan Bisnis Pemesanan Produk dari Retail
Pemesanan produk dari retail bisa dilakukan via telepon atau datang langsung melalui bagian pemasaran dari jam 08.00 sampai jam 18.00.
Apabila pemesanan terjadi lebih dari pukul 18.00 maka pengiriman produk akan dilakukan sehari setelah pemesanan.
Maksimal jumlah pemesanan disesuaikan dengan jumlah persediaan produk di gudang.
Pembayaran bisa dilakukan melalui via transfer secara penuh.
Pembayaran secara penuh saat produk sampai tujuan.
Pemesanan produk minimal 5 ball (25kg) dengan berbagai varian rasa tempe.
Tidak ada retur produk terkecuali kesalahan dari perusahaan dengan salah mengirimkan rasa produk kepada retail.
Aturan Bisnis Distribusi Produk ke Retail
Distribusi produk ke retail dilakukan pada hari dari jam 09.00 sampai jam 19.00.
Kendaraan yang digunakan untuk mengirimkan produk ke retail adalah kendaraan Carry Pick Up dengan kapasitas 700kg dan pengiriman akan dilakukan di hari saat pemesanan disesuaikan dengan stok produk yang tersedia di gudang.
Distribusi produk disesuaikan dengan kapasitas kendaraan yang tersedia.
Kendaraan hanya Carry Pick Up dengan kapasitas 700kg.
Pengirimian maxsimal 700kg dalam 1hari.
Distribusi produk akan di lakukan apabila retail memesan produk minimal 5 ball (25kg) boleh dengan dengan berbagai varian rasa tempe dan sudah termasuk transport.
Distribusi produk dilakukan berdasarkan lokasi retailnya dan Distribusi di lihat juga dari jarak terdekat terlebih dahulu dari perusahaan ke setiap retailnya.
3.1.3.2 Analisis Aturan Bisnis yang Akan Diusulkan
Analisis aturan bisnis yang akan diusulkan merupakan ketentuan peraturan baru yang belum dilakukan saat ini di Sami Rasa Milo, analisis aturan bisnis yang akan diusulkan diharapkan dapat membantu dalam optimalisasi kinerja di Sami Rasa Milo. Analisis aturan bisnis yang akan diusulkan meliputi tiga aturan bisnis diantaranya:
Aturan Bisnis Pembelian Bahan Baku ke Supplier
Kepala bagian gudang memeriksa persediaan produk dan bahan baku di gudang dengan melakukan rekapitulasi setiap hari.
Kepala bagian pengadaan membeli semua bahan baku untuk di stok dikarnakan agar tidak ada pembengkakan biaya dan kekurangan bahan baku saat bahan baku di setiap supplier kosong dan hanya satu bahan baku yang jgn di stok yaitu tempe mentah karena daya tahan tempe mentah dan oncom mentah hanya untuk satu hari.
Aturan Bisnis Pemesanan Produk dari Retail
Poses transfer adanya DP sebesar 30% dari total pembayaran
Aturan Bisnis Pengiriman Produk ke Retail
Pengiriman produk ke retail akan dilakukan dengan penjadwalan setiap ada permintaan pesanan produk.
Penjadwalan dalam proses pengiriman produk ke retail yaitu dengan menentukan tanggal kirim, lokasi terdekat retail, kapasitas dari kendaraan tersebut dan status pengiriman.
Analisis Supply Chain Management (SCM)
Analisis supply chain management digunakan untuk menerapkan pendekatan supply chain management pada sistem yang akan dibangun. Supply chain management memiliki kerangka kerja yang merupakan komponen pembangunan untuk sistem tersebut. Kerangka kerja SCM di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Kerangka Kerja Supply Chain Management di Sami Rasa Milo
Model Supply Chain di Sami Rasa Milo
Model Supply Chain di Sami Rasa Milo merupakan suatu gambaran pengiriman dari kegiatan yang dilakukan di hulu hingga kegiatan yang dilakukan di hilir. Adapun model supply chain yang terdapat di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3. 5 Model Supply Chain di Sami Rasa Milo
Keterangan pelaku Supply Chain yang terdapat pada gambar 3.5. Model Supply Chain Management di Sami Rasa Milo adalah sebagai berikut :
Pelanggan di yang ada di perusahaan terbagi menjadi dua jenis pelanggan, yang pertama adalah outlet dan pelanggan yang kedua adalah retail dimana pelanggan outlet adalah pelanggan yang membeli produk langsung ke perusahaan dan retail adalah agen yang membeli produk lewat telepon ke perusahaan kemudian produk di kirimke retail lau retail menjual ke pelanggan
Sami Rasa Milo memiliki 5 kategori pemasok bahan baku untuk kegiatan produksinya, 5 kategori pemasok tersebut antara lain :
Pemasok Bahan Baku Tempe Mentah
Pemasok bahan baku tempe terdiri dari 3 pemasok antara lain pemasok:
Ibu Ayu dari ujung berung sebagai pemasok utama, Mas Ujo dari ujung berung sebagai pemasok ke dua dan Bapak Isak sebagai pemasok ke tiga dari pasar andir .
Pemasok Bahan Baku Bumbu Basah
Pemasok bahan baku bumbu basah terdiri dari 3 pemasok antara lain pemasok :
Abah Yana dari pasar kosambi sebagai pemasok utama, Ibu Yani dari pasar kosambi sebagai pemsok ke dua dari pasar kosambi dan Bapak Odik selaku pemasok ke tiga dari pasar kosambi.
Pemasok Bahan Baku Minyak Kelapa, Tepung Beras dan sebagainya
Pemasok Bahan Baku Minyak Kelapa, Tepung Beras terdiri dari 3 pemasok antara lain pemasok :
CV Sujana dari pasar kosambi sebagai pemasok utama, Toko Murni dari pasar kosambi sebagai pemasok ke dua dan Toko Bebeng sebagai pemasok ke tiga dari pasar kosambi .
Pemasok GAS
Pemasok GAS terdiri dari 3 pemasok antara lain pemasok :
Toko Ade dari pasar kosambi sebagai pemasok utama, Toko Abang dari pasar kosambi sebagai pemasok ke dua dan Bapak Peri sebagai pemasok ke tiga dari pasar kosambi .
Pemasok Plastik dan Kresek
Pemasok Kemasan Plastik dan Kresek dari 3 pemasok antara lain pemasok :
Toko Romi dari pasar kosambi sebagai pemasok utama, Toko Makmur dari pasar kosambi sebagai pemasok ke dua dan Toko Botram sebagai pemasok ke tiga dari pasar kosambi .
Sami Rasa Milo menggunakan strategi make-to-stock yaitu menentukan produk-produk yang diproduksi terlebih dahulu sebelum adanya pesanan yang dilakukan oleh retail atau outlet, oleh karena itu perlu adanya perencanaan pembelian bahan baku agar proses produksi tetap berjalan tanpa adanya kekurangan bahan baku. Perencanaan pemesanan bahan baku dapat dilakukan dengan meramalkan kebutuhan bahan baku yang akan digunakan pada periode yang akan datang.
3.1.4.2 Tahapan Supply Chain Management di Sami Rasa Milo
Adapun sistem informasi strategi pendekatan SCM yang akan dibangun di Sami Rasa Milo terdiri dari beberapa tahapan yang dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3. 6 Tahapan Supply Chain Management di Sami Rasa Milo
Sami Rasa Milo menggunakan strategi make-to-stock yakni proses produksi cenderung dipengaruhi oleh adanya persediaan bahan baku di gudang dan Sami Rasa Milo menentukan produk-produk yang diproduksi terlebih dahulu sebelum adanya pesanan yang dilakukan untuk membuat stok produk di gudang. Pada Sistem Informasi strategi Supply Chain Management di Sami Rasa Milo yang akan dibangun, diterapkan tahapan-tahapan dengan dua tahapan yang pertama menggunakan peramalan untuk kebutuhan produk dan bahan baku yang di stok yang ke dua menggunakan Just In Time untuk bahan bahan baku yang tidak di stok dan diterapkan sebagai berikut:
Tahap Peramalan Kebutuhan Produk
Pelaku yang terlibat pada tahapan peramalan kebutuahn produk tempe manis adalah bagian pengadaan, bagian pengadaan akan meramalkan jumlah kebutuhan produk yang akan di produksi. Satu kali peramalan atau hasil dari peramalan dapat digunakan dalam waktu 1 periode produksi atau selama 26 / 27 hari.
Tahap Monitoring Persediaan Produk
Pelaku yang terlibat di dalam monitoring persediaan produk adalah Pemilik perusahaan dan kepala bagian Gudang, bagian gudang monitoring produk dan menentukan berapa batas aman produk yang harus tersedia di gudang. Selain itu bagian gudang melakukan pengendalian persediaan produk untuk menghindari terjadinya kelebihan ataupun kekosongan stok produk di gudang menggunakan saftey stok yang ditentukan oleh bagian gudang. Pengendalian persediaan produk dilakukan pada saat stok di gudang kurang dari jumlah batas aman yaitu jumlah minimal stok produk sebanyak 5 ball untuk kemasan 5kg, Jika stok kurang dari jumlah minimal yang telah ditentukan, maka perusahaan akan memproduksi kembali produk untuk memenuhi persediaan produk di gudang.
Tahap Monitoring Persediaan Bahan Baku
Pelaku yang terlibat di dalam monitoring persediaan persediaan bahan baku adalah Pemilik perusahaan dan kepala bagian Gudang, Di dalam tahapan ini ada bahan baku yang bebeda ada bahan baku yang di stok dan bahan baku yang tidak di stok. Bagian Gudang akan monitoring Bahan Baku yang di stok dan menentukan berapa batas aman bahan baku yang harus tersedia di gudang. Selain itu bagian gudang melakukan pengendalian persediaan bahan baku untuk menghindari terjadinya kelebihan ataupun kekosongan stok bahan baku di gudang menggunakan saftey stok yang ditentukan oleh bagian gudang dan pengendalian persediaan bahan baku tidak stok untuk menghidari terjadinya kelebihan biaya pembelian bahan baku menggunakan Just In Time. Pengendalian persediaan bahan baku stok, dilakukan pada saat stok di gudang kurang dari jumlah batas aman jika stok kurang dari jumlah minimal yang telah ditentukan, maka perusahaan akan membeli kembali bahan baku untuk memenuhi persediaan bahan baku di Gudang dan pengendalian persedian bahan baku tidak stok di lakukan pada saat kebutuhan untuk memproduksi produk. Bahan baku terbagi menjadi dua jenis bahan baku yang di stok adalah Tepung Kanji, Tepung beras, Bumbu basah dan bahan baku yang tidak di stok adalah tempe, telur, gula dan penyedap rasa. Untuk menentukan jumlah pembelian stok bahan baku yang dipesan dilakukan berdasarkan dari kebutuhan bahan baku yang di dapatkan dari hasil perhitungan monitoring persediaan produk atau dapat juga dilakukan dari hasil perhitungan monitoring persediaan bahan baku yaitu pada saat setiap bahan baku sudah mengalami kekurangan ataupun kekosongan.
Tahapan Pengadaan Bahan Baku Stok
Pelaku yang terlibat pada tahapan pengadaan bahan baku stok adalah bagian kepala bagian pengadaan, kepala bagian pengadaan akan melakukan pengadaan bahan baku stok pada saat bahan baku di gudang sudah mendekati stok minimal dilihat dari nilai safety stok untuk pengadaan bahan baku apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Tahapan Pengadaan Bahan Baku Stok
Pelaku yang terlibat pada tahapan pengadaan bahan baku tidak stok adalah bagian kepala bagian pengadaan, kepala bagian pengadaan akan melakukan pengadaan bahan baku tidak stok pada saat jumlah kebutuhan yang di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan produksi dan perhitungan bahan baku tidak stok menggunakan Just in Time.
Tahapan Pembelian Bahan Baku
Pelaku yang terlibat di dalam tahapan pembelian bahan baku adalah bagian internal yaitu bagian pengadaan di Sami Rasa Milo bahan baku terbagi menjadi dua bahan baku yang di stok dan bahan baku yang tidak di stok. Pembelian bahan baku di lakukan oleh bagian pengadaan dan bangian pengadaan akan menghitung pengadaan bahan baku dari data peramalan yang didapat, safety stock dan jumlah stok yang ada untuk bahan baku yang di stok. Pada analisis pembelian bahan baku ini, bagian pengadaan melakukan pembelian berdasarkan hasil pengajuan bahan baku yang dilakukan oleh Kepala bagian gudang. Pembelian bahan baku yang tidak di stok didapat dari hasil perhitungan Just In Time, pembelian terhadap pemasok antara lain Tempe, Bumbu Basah, Minyak, Tepung Beras, Tepung Kanji, Gas dan sebagainya.
Tahapan Pemesanan Produk Dari Retail
Pelaku yang terlibat dalam pemesanan produk oleh Retail adalah cara pemesanan retail ada 2 cara yaitu via telepon atau bias datang langsung ke bagian pemasaran lalu bagian pemasaran akan menerima pesanan produk dari Retail beserta jumlah, pesanan yang diminta dan data Retail yang nantinya akan berlanjut ke proses pengiriman produk apa bila outlet bias langsung ke bagian pemasaran secara langsung .
Tahapan Distribusi Produk ke Retail
Pelaku yang terlibat dalam pengiriman produk ke Retail yaitu Kepala bagian distribusi, kepala bagian distribusi akan membuat jadwal pengiriman produk dan disesuaikan dengan waktu, jarak terdekat dan kapasitas kendaraan, untuk mengirimkan produk sampai ke tempat Retail yang akan dilakukan oleh kepala bagian distribusi.
Tahapan Biaya Pembelian Bahan Baku dan Distribusi Produk
Pelaku yang terlibat dalam Biaya Pembelian bahan baku dan distribusi produk ke retail yaitu adalah bagian Keuangan, Bagian keuangan akan menerima nota bahan baku yang akan di beli dan di buat oleh bagian pengadaan. Bagian keuangan akan memberikan dana kepada bagian pengadaan untuk mebeli bahan baku yang di butuhkan. Pelaku yang terlibat dalam biaya distribusi adalah bagian pemasaran dikarnakan bagian pemasaran akan membuat nota pembayaran yang akan di serahkan kepada bagian distribusi .
3.1.5 Analisis Peramalan Kebutuhan Jumlah Produksi Produk
Perhitungan peramalan membutuhkan data penjualan produk beberapa periode sebelumnya. Data yang akan dijadikan contoh yaitu produk dengan penjualan paling banyak periode bulan September – Januari 2017 yaitu jenis produk tempe. Rekapitulasi penjualan produk tempe periode September – Januari 2017 dapat dilihat pada Table 3.2
Tabel 3. 2 Rekapitulasi Kebutuhan Produk Tempe September – Januari 2017
Dikarenakan produk tempe memiliki rasa yang berbeda yaitu dibagi menjadi 3 dan 1 produk oncom diantaranya tempe manis, asin, pedas dan oncom, maka dalam melakukan peramalannya yaitu dilakukan berdasarkan produknya. Berdasarkan data yang telah diuraikan pada produk tempe dapat dihasilkan sebuah grafik untuk mengetahui pola data penjualan produknya. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui metode apa yang akan dipakai yang sesuai dengan pola data yang dihasilkan. Grafik dari data penjualan produk tempe dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3. 7 Grafik Kebutuhan Produk Tempe Manis
Berdasarkan pola data dari data penjualan produk jenis tempe, maka metode peramalan yang akan digunakan dalam meramalkan persediaan produk di Sami Rasa Milo adalah metode Single Exponential Smoothing karena pola gerakan data menunjukan pola fluktuatif secara tidak teratur (Lampiran F). Peramalan yang dilakukan setelah mengetahui bentuk pola dari data yang tersaji memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :
Menyiapkan data penjualan dari periode sebelumnya untuk diolah sebagai data masukan. Data yang dijadikan sampel yaitu data penjualan dari bulan September – Januari 2017
Menghitung nilai ramalan pada data penjualan dengan menggunakan metode atau teknik peramalan single exponential smoothing.
Mencari nilai MSE dari teknik peramalan untuk mengetahui hasil error terkecil.
Membandingkan nilai error terkecil dari hasil perhitungan MSE dari alpha 0.1 sampai 0.9.
Hasil peramalan didapatkan dari teknik peramalan dengan nilai MSE terkecil.
Misalkan dilakukan peramalan untuk produk tempe rasa manis pada bulan Februari 2017, maka minimal data yang dimasukan adalah data bulan Januari 2017. Peramalan dilakukan dengan mengambil contoh data penjualan produk Tempe pada bulan September – Januari 2017.
Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan metode Single Exponential Smoothing dan untuk nilai alpha (α) yang akan digunakan adalah nilai dari rentang nol sampai satu yaitu alpha = 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8 dan 0.9 sebagai perbandingan.
Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai konstanta alpha = 0,1 dan meramalkan penentuan jumlah produksi untuk periode selanjutnya. Adapun nilai-nilai variabel di masukan ke rumus (2.3) maka akan didapatkan perhitungan seperti dibawah ini :
Contoh perhitungan peramalan untuk α=0,1 untuk produk untuk produk Tempe Manis :
Berdasarkan data penjualan produk tempe pada tabel 3.2 hitunglah peramalan penentuan jumlah produksi untuk produk tempe manis bulan februari :
Contoh Perhitungan untuk α = 0.1
Diketahui bahwa :
Pemesanan produk tempe manis di bulan september 2016 adalah sebanyak 995kg ((Xt) = 995) dan hasil peramalan bulan september (Ft) = 995, karena bulan september 2016 belum bisa dihitung jadi langsung menghitung untuk bulan selanjutnya yaitu oktober dengan mengambil data pemesanan dan peramalan bulan september. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
FOkt = (0,1 * 995) + (1 – 0,6) * 995
= (99,5) + (895,5)
= 995 kg
Untuk perhitungan bulan selanjutnya yaitu bulan november dilihat dari jumlah pemesanan bulan sebelumnya yaitu bulan oktober (Xt) = 805 dan peramalan pada bulan november didapatkan (Ft) = 875, sehingga didapatkan contoh perhitungansebagai berikut:
FNov = (0,1 * 805) + (1 – 0,1) * 875
= (80,5) + (787,5)
= 975 kg
Untuk perhitungan bulan selanjutnya yaitu bulan desember dilihat dari jumlah pemesanan bulan sebelumnya yaitu bulan november (Xt) = 875 dan peramalan pada bulan Desember didapatkan (Ft) = 830 sehingga didapatkan contoh perhitungan sebagai berikut:
FDes = (0,1 * 875) + (1 – 0,1) * 830
= (87,5) + (747)
= 834,5 kg
Contoh Perhitungan untuk α= 0.2
Diketahui bahwa :
Pemesanan produk tempe manis di bulan september 2016 adalah sebanyak 995kg ((Xt) = 995) dan hasil peramalan bulan september (Ft) = 995, karena bulan september 2016 belum bisa dihitung jadi langsung menghitung untuk bulan selanjutnya yaitu oktober dengan mengambil data pemesanan dan peramalan bulan september. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
FOkt = (0,2 *995) + (1- 0,2) * 995
= (199) + (796)
= 995 kg
Untuk perhitungan bulan selanjutnya yaitu bulan november dilihat dari jumlah pemesanan bulan sebelumnya yaitu bulan oktober (Xt) = 805 dan peramalan pada bulan november didapatkan (Ft) = 875, sehingga didapatkan contoh perhitungansebagai berikut:
FNov = (0,2 *805) + (1- 0,2) * 875
= (161) + (700)
= 861 kg
Untuk perhitungan bulan selanjutnya yaitu bulan desember dilihat dari jumlah pemesanan bulan sebelumnya yaitu bulan november (Xt) = 875 dan peramalan pada bulan desember didapatkan (Ft) = 830 sehingga didapatkan contoh perhitungan sebagai berikut:
FDes = (0,2 *875) + (1- 0,2) *830
= (175) + (664)
= 839 kg
Hasil peramalan penjualan produk tempe manis dengan nilai alpha 0,1 sampai 0,9 dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Hasil Peramalan kebutuhan Produk Tempe Manis
Setelah seluruh perhitungan dari α = 0.1 sampai 0.9 dilakukan maka langkah selanjutnya dapat menentukan hasil peramalan mana yang dapat digunakan adalah dengan menghitung nilai error paling kecil dari ramalan karena semakin kecil nilai error maka perhitungan peramalan semakin tidak meleset. Perhitungan nilai error menggunakan MSE (Mean Squared Error) dengan rumus (2.6) yang telah dijelaskan di bab 2. Adapun contoh perhitungan MSE untuk α = 0.1 adalah sebagai berikut :
MSE = (XOktober – FOktober) 2
= (805-995) 2
= (-190) 2 = 36100
Hasil MSE untuk bulan Oktober 2016 adalah 36100, yaitu didapat dari penjualan produk di bulan Oktober sebanyak 805 dikurangi hasil peramalan di bulan september yaitu 995 dan didaptakan hasil -190, setelah itu dikuadratkan hasil akhir adalah 36100.
Lakukan perhitungan yang sama seperti contoh diatas sampai dengan periode ke-5. Setelah menghitung MSE sampai dengan periode ke-5 yaitu bulan januari, langkah selanjutnya jumlahkan MSE tersebut dari periode ke-2 sampai periode ke-5. Maka didapatkan hasil seperti dibawah ini :
MSE = ( ƩǀXt – Ft |2)
n
= 1522206,297 / 5
= 304441,2593
Hasil dari penjumlahan periode 2 sampai periode 5 yaitu 1522206,297 kemudian dibagi 5 yaitu keseluruhan periode maka didapatkan hasil 304441,2593 adalah hasil dari keseluruhan error dari periode untuk alpha = 0.1.
Lakukan perhitungan MSE seperti diatas dari α = 0.1 sampai 0.9. Berdasarkan hasil perhitungan MSE untuk seluruh α = 0.1 sampai 0.9 didapat tabel hasil perhitungan nilai keseluruhan MSE pada Tabel 3.4
Tabel 3. 4 Nilai Keseluruhan MSE
Berdasarkan hasil perhitungan MSE pada Tabel 3.4, maka error terkecil yang didapat dari peramalan dengan alpha 0,6 sampai 0,6 menunjukkan bahwa untuk peramalan produk tempe pada bulan februari 2017 adalah peramalan dengan menggunakan alpha 0,6 dengan nilai error 161780,3901
Berdasarkan hasil perbandingan α dalam perhitungan Forecast Error menggunakan MSE, dapat disimpulkan bahwa α dengan nilai 0,6 menghasilkan error paling kecil. Error yang paling kecil mengindikasikan bahwa keakuratan hasil peramalan tinggi. Hasil peramalan pemesanan produk Tempe manis untuk periode selanjutnya dengan nilai α = 0,6 maka Sami Rasa Milo direkomendasikan melakukan pembuatan produk tempe manis pada bulan februari 2017 dengan jumlah 877 kg. Yang didapatkan dari hasil perhitungan:
Ffeb = (0,6 * 895 ) + (1 – 0,6) * 848,96
= (537) + (339,584)
= 876,584 kg
= 877 kg <175 ball>
Setelah dilakukan perhitungan maka diketahui bahwa perkiraan pemesanan produk tempe pada bulan februari 2017 yaitu sebanyak 877 kg dan hasil peramalan akan digunakan pada proses perhitungan selanjutnya yaitu pengadaan bahan baku. Dalam pengukuran kesalahan peramalan digunakan metode MSE (Mean Square Error). Metode ini merupakan cara untuk mengukur dan mengevaluasi kesalahan-kesalahan dalam teknik peramalan.
Analisis Monitoring Persediaan Produk
Sesudah melakukan peramalan tahap selanjutnya dari pengendalian produk adalah menentukan batas aman produk agar tidak terjadi kekurangan atau kekosongan produk dengan menggunakan metode safety stock.
Persediaan pengamanan atau safety stock berfungsi untuk melindungi kesalahan dalam memprediksi permintaan selama lead time. Penerapan metode Safety Stock yaitu pada proses perhitungan peramalan persediaan produk untuk periode bulan selanjutnya. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Contoh perhitungan safety stock produk tempe manis untuk bulan Februari 2017 adalah sebagai berikut:
Jumlah peramalan bulan Februari 2017 = 877 kg /175 ball
Jumlah hari pada bulan Februari 2017 = 28 hari
Lead time pengadaan dari supplier = 1 hari (2.1)
Penyelesaian:
Monitoring persediaan produk akan disajikan dalam bentuk tabel, dimana akan dilakukan proses monitoring terhadap produk mana yang harus dilakukan produksi untuk memenuhi kebutuhan retail berdasarkan hasil dari peramalan yang telah dilakukan pada proses sebelumnya. Dalam proses ini akan membandingkan nilai sisa stock yang ada dengan nilai safety stock dimana apabila nilai sisa stock yang ada <= nilai safety stock maka status akan memberi kan nilai “Tidak Aman” yang artinya produk tersebut harus dilakukan produksi Karena tidak memenuhi kebutuhan untuk persediaan bulan tersebut. Sedangkan apabila nilai sisa stock yang ada > dari nilai safety stock maka status akan memberikan nilai “Aman”. Tabel monitoring persediaan produk dapat dilihat pada table 3.5 sebagai berikut :
Tabel 3. 5 Monitoring Persediaan Produk
Berdasarkan table 3.5 dapat diketahui bahwa persedian produk untuk tempe manis masih dalam status aman tetapi apabila dilihat dari hasil peramalan persedian produk tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk bulan Februari, oleh karena itu perusahaan harus melakukan proses produksi sebanyak :
Total produksi = hasil peramalan – sisa stok yang ada
= 877 kg – 80 kg
= 797 kg <159 ball>
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa perusahaan harus melakukan produksi sebanyak = 797 kg <159 ball>
Tabel 3. 6 Monitoring Produk yang Harus Di Produksi
3.1.7 Tahapan Monitoring Persediaan Bahan Baku
Monitoring persediaan produk dilakukan oleh kepala bagian pengadaan dan pemilik perusahaan, bagian pengadaan akan melakukan tahap peramalan bahan baku dan kepala bagian gudang akan menentukan berapa batas aman produk yang harus tersedia di gudang untuk menghindari kekurangan atau kekosongan stok produk di gudang dengan menggunakan metode safety stock. Jika stok kurang dari batas aman, maka perusahaan akan menghubungi supplier untuk memesan bahan baku yang dibutuhkan. Bahan baku terbagi menjadi dua jenis bahan baku yang di stok dan bahan baku yang tidak di stok bisa di lihat di table 3.7 dan yang tidak di stok pada table 3.8
Tabel 3. 7 Bahan Baku yang di stok
Tabel 3. 8 Bahan Baku yang tidak di stok
Melajutkan bahasan di atas setelah melakukan peramalan produk tempe yaitu sebanyak 877 kg akan tetapi dari hasil peramalan di kurangi sisa stok yang ada jadi hasil yang harus di produksi 797 kg, kepala gudang melakukan pengecekan persediaan yang bertujuan untuk memantau dan mengendalikan persediaan yang ada di gudang yang bertujuan menghindari kekosongan atau kehabisan produk dan bahan baku. pengendalian persediaan ini memerlukan sebuah indikator untuk menentukan berapa batas aman produk dan bahan baku yang harus tersedia di gudang dengan menggunakan metode safety stock dan mengunakan metode just in time untuk mengurangi biaya pembelian bahan baku yang tidak di stok. apabila persediaan bahan baku telah menipis, dilakukan pembelian kembali kepada supplier. Adapun analisis tahapan dalam pemantauan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3. 9 BOM Tempe Manis 5kg
Maka langkah selanjutnya adalah melakukan peramalan persediaan bahan baku untuk pembuatan produk tempe manis yaitu tepung kanji, tepung beras, beras bumbu basah. Rumus yang digunakan untuk menghitung safety stock menggunakan persamaan 2.1 (lihat bab2).
Contoh perhitungan safety stock bahan baku Tepung Kanji untuk bulan Februari 2017 adalah sebagai berikut:
Jumlah peramalan bulan Februari 2017 = 477 kg
Jumlah hari pada bulan Februari 2017 = 28 hari
Lead time pengadaan dari supplier = 1 hari
Penyelesaian:’’
Contoh perhitungan safety stock bahan baku Tepung beras untuk bulan Februari 2017 adalah sebagai berikut:
Jumlah peramalan bulan Februari 2017 = 159 kg
Jumlah hari pada bulan Februari 2017 = 28 hari
Lead time pengadaan dari supplier = 1 hari
Penyelesaian:
Contoh perhitungan safety stock bahan baku Bumbu basah untuk bulan
Februari 2017 adalah sebagai berikut:
Jumlah peramalan bulan Februari 2017 = 23,85 kg
Jumlah hari pada bulan Februari 2017 = 28 hari
Lead time pengadaan dari supplier = 1 hari
Penyelesaian:
Berdasarkan perhitungan monitoring produk yang harus di produksi diketahui bahwa perusahaan harus melakukan produksi sebanyak = 797 kg <159 ball> dan kebutuhan baha baku untuk tempe manis dengan dengan rincian bahan baku sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel 3.10 dan yang menggunakan Just In Time tabel 3.11
Tabel 3. 10 Kebutuhan bahan baku Tempe Manis untuk 159 ball
Tabel 3. 11 Kebutuhan bahan baku Tempe Manis untuk 159 ball menggunakan Just In Time
Rencana kenutuhan bahan baku = Rencana Produksi 159 ball x Kebutuhan Bahan Baku < BOM >
Setelah melakukan monitoring persedian produk maka selanjutnya akan dilakukan proses monitoring persedian bahan baku yang akan di sajikan dalam bentuk tabel. Untuk proses monitoring akan menggunakan bahan baku yang di stok yaitu, Tepung Kanji, Tepung beras dan bumbu basah dimana nilai sefety stok untuk setiap bahan baku diantaranya 19kg untuk bahan baku Tepung Kanji, 6 kg untuk bahan baku tepung beras, 1 kg untuk bahan baku bumbu basah. Dalam proses ini akan membandingkan nilai sisa stock yang ada dengan nilai safety stock dimana apabila nilai sisa stock yang ada <= nilai safety stock maka status akan memberi kan nilai “Tidak Aman” yang artinya bahan baku tersebut harus dilakukan pembelian karena tidak memenuhi kebutuhan untuk produksi bulan tersebut. Sedangkan apabila nilai sisa stock yang ada > dari nilai safety stock maka status akan memberikan nilai “Aman”. Tabel monitoring persedian bahan baku dapat di lihat pada tabel 3.10 sebagai berikut :
Berdasarkan kenutuhan bahan baku dapat diketahui bahwa bahan baku Tepung Kanji dalam satus tidak aman sedangkan untuk bahan baku tepung beras dan bumbu basah berada dalam status aman. Tetapi apabila melihat jumlah bahan baku bahan baku yang di butuhkan ke tiga bahan baku tersebut perlu dilakukan pembelian ke supplier dengan jumlah :
Perhitungan bahan baku Tepung Kanji
Total pembelian = jumlah bahan baku yang di butuhkan – sisa stok yang ada
= 477 kg – 2,5 kg
= 474,5 kg = 500 kg ( 10 karung )
Perhitungan bahan baku tepung beras
= 150 kg – 16 kg
= 134 kg = 140 kg ( 14 dus )
Perhitungan bahan baku bumbu basah
= 23,85 kg – 2,4 kg
= 21,45 kg = 25 kg ( 1 ember )
Dari perhitungan di atas maka didapat jumlah bahan baku yang akan di beli ke supplier sebanyak 500 kg untuk bahan baku Tepung Kanji, 140 kg untuk tepung beras, dan 25 kg untuk bumbu basah. Dan kebutuhan bahan baku yang akan dibeli dapat dilihat pada tebl 3.12 sebagai berikut :
Tabel 3. 12 Kebutuhan bahan baku yang akan di beli
3.1.8 Tahapan Pembelian Bahan Baku
Setelah melakukan proses monitoring produk dan bahan baku, tahap selanjutnya yaitu proses pembelian bahan baku ke supplier. Pada tahapan ini pelaku yang terlibat di dalam tahapan pembelian bahan baku yaitu Kepala bagian pengadaan di Sami Rasa Milo, kepala bagian pengadaan akan melakukan pengadaan sesuai dengan kebutuhan produksi dari hasil monitoring produk dan bahan baku yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian menentukan supplier mana yang akan dipilih untuk pembelian bahan baku berdasarkan stok bahan baku apabila kebutuhan stok bahan baku di supplier pertama kekurangan maka bagian pengadaan akan memesan atau membeli bahan baku kepada supplier ke dua berdasarkan kebutuhan bahan baku untuk di produksi karena di supplier pertama bahan baku yang di pesan mengalami kekurangan. Tabel pemilihan supplier berdasarkan stok pada tabel 3.13 dan Tabel jumlah bahan baku yang harus dibeli dapat dilihat pada table 3.13 dan 3.14 sebagai berikut :
Tabel 3. 13 Pemilihan Supplier Berdasarkan Stok
Tabel 3. 14 Jumlah Bahan Baku yang di Stok dan Harus Dibeli
Tabel 3. 15 Jumlah Bahan Baku yang Tidak di Stok dan Harus Dibeli
3.1.9 Tahapan Pemesanan Produk dari Retail
Berdasarkan Gambar 3.6 pemesanan produk oleh retail adalah bagian yaitu Pemasaran. Bagian pemasaran akan menerima pesanan produk dari retail beserta jumlah, kemasan ball yang diminta dan alamat retail yang nantinya akan berlanjut ke proses pengiriman produk. Berikut adalah daftar pemesanan yang dilakukan oleh retail pada tanggal 28 Januari 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.16.
Tabel 3. 16 Daftar Pemesanan Tempe Manis Pada Tanggal 10 Januari 2017 di Sami Rasa Milo
3.1.10 Tahapan Distribusi Produk ke Retail
Berdasarkan Gambar 3.6 Pengiriman produk ke retail yaitu, Bagian distribusi akan membuat jadwal pengiriman dan produk disesuaikan dengan waktu tersedianya kendaraan dan kapasitas kendaraan tersebut untuk mengirimkan produk sampai ke tempat retail. Data kendaraan milik perusahaan yang akan digunakan dalam melakukan pengiriman produk ke retail dapat dilihat pada Tabel 3.17
Tabel 3. 17 Data Kendaraan Perusahaan
Pengiriman produk kepada retail berdasarkan, lokasi, dan rute terdekat terlebih dahulu, berdasarkan Tabel 3.16, maka bagian distribusi akan melakukan penentuan jadwal pengiriman produk kepada retail. Berdasarkan data pengiriman dan jarak terdekat di Sami Rasa Milo bulan januari 2017 dapat dilihat pada Tabel 3.18.
Tabel 3. 18 Data Pendistribusian Produk 10 Januari 2017
Tabel 3. 19 Data rute pengiriman produk 10 Januari 2017
Dari tabel pemesanan diatas akan ditentukan rute pengirimannya dengan menggunakan metode TSP ( Travelling Salesman Problem ), berikut adalah penentuan rute pengirimannya :
Gambar 3. 8 Rute Awal
Jarak Perusahaan ke Toko Bahagia = 4,9 km
Jarak Perusahaan ke Toko Kaabita Sumedang = 53,7 km
Jarak Perusahaan ke Toko San-San = 6.8 km
Jarak minmum yang dihasilkan dari perusahaan ke retail adalah 4,9 km maka yang dikunjungi terlebih dahulu adalah Toko Bahagia, metode Travelling Salesman Problem dilihat dari jarak yang paling dekat dari perusahaan sampai ke setiap retail yang akan di dikunjungi terlebih dahulu.
Cara yang akan di tentukan dalam Metode Travelling Salesman Problem
Jarak Perusahaan ke Toko Bahagia + Jarak Toko San-San + Toko Kabita Sumedang + Perusahaan = 4,9 km + 8,0 km + 49,3 km + 53,7 = 115,9 km
Karena jarak yang dihasilkan adalah 115,9 km maka rute pengiriman yang dilakukan adalah Toko adalah 1. Toko Bahagia 2. Toko San-San 3. Kabita Sumedang
Gambar 3. 9 Rute Pengiriman
Berikut ini adalah tabel 3.20 penjadwalan pengiriman berdasarkan jarak tempuh yang akan dilalui.
Tabel 3. 20 Jadwal Pengiriman Produk ke Retail
Di bawah ini pada Tabel 3.21 Merupaka data pembayaran produk yang dikirim pada bulan januari 2017
Tabel 3. 21 Data Pembayaran Produk Tempe
3.1.11 Analisis Biaya
Dalam supply chain terdapat informasi mengenai biaya yang mengalir mulai dari hulu hingga ke lihir. Cakupan biaya tersebut mulai dari biaya pada saat proses pengadaan produk, pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dalam proses penjualan produk, hingga biaya pendistribusian produk ke retail. Pada analisis biaya ini, biaya yang terkait adalah harga dari produk yang yang berada di Sami Rasa Milo dan biaya pendistribusian produk ke retail.
Dalam hal ini yaitu informasi biaya dalam proses pengadaan produk dan pendistribusian produk ke retail. Berikut ini merupakan contoh mengenai informasi biaya pengadaan produk dari tabel 3.10 dan tabel 3.11 disajikan dalam bentuk tabel, dapat dilihat pada tebel 3.22 dan tabel 3.23
Tabel 3. 22 Informasi Biaya dari Pembelian Kebutuhan Bahan Baku Yang di Stok
Dari tabel 3.21 dapat dilihat bahwa pada Bulan Februari, Sami Rasa Milo melakukan pengadaan bahan baku yang di stok dengan biaya sebesar Rp. 5.697.500
Tahapan ini dilakukan untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku tidak si stok menggunakan Just In tIme yang dibutuhkan untuk setiap pemesanan produk tempe manis, dapat dilihat pada tabel 25 dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
Menghitung biaya pembelian bahan baku = Harga bahan baku x bahan baku yang dibutuhkan
Tabel 3. 23 Informasi Biaya dari Pembelian Kebutuuhan Bahan Baku Yang Tidak di Stok
Dari tabel 3.23 dapat dilihat bahwa pada Bulan Februari, Sami Rasa Milo melakukan pengadaan bahan baku yang di stok tidak dengan biaya sebesar Rp. 1.854.000
Selanjutnya, berdasarkan tabel 3.18, Sami Rasa Milo akan melakukan pendistribusian produk ke Retail yang bertempatan Bandung dan Sumedang dengan menggunakan kendaraan perusahaan yaitu Carry Pick Up. Informasi mengenai biaya yang dikeluarkan oleh Sami Rasa Milo untuk proses pendistribusian produk ke retail dapat dilihat pada tabel 3.24
Tabel 3. 24 Informasi Biaya Pendistribusian Produk
Dari tabel 3.24 dapat diketahui bahwa Sami Rasa MIlo mengeluarkan biaya untuk pendistribusian produk ke TOKO MAYA RASA dan TOKO KABITA SUMEDANG yang berlokasi di Bandung dan Sumedang sebesar Rp. 100.000.
3.1.12 Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Analisis kebutuhan non fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi-spesifikasi apa saja yang berhubungan dengan sistem yang sedang berjalan dan sistem yang akan dibangun. Analisis kebutuhan non fungsional meliputi analisis kebutuhan perangkat keras, analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis pengguna atau user dan analisis pengkodean. Berikut adalah penjelasan masing-masing analisis kebutuhan non fungsional yang ada pada sistem.
3.1.12.1 Analaisis Kebutuhan Perangkat Keras
Analisis perangkat keras dilakukan untuk mengetahui keadaan perangkat keras yang ada saat ini pada tempat penelitian dan perangkat keras yang di usulkan untuk dapat menjalankan sistem. Proses pembangunan perangkat lunak sistem informasi ini diperlukan beberapa spesifikasi hardware minimal yang mendukung berjalannya sistem ini.
Analisis kebutuhan perangkat keras yang ada saat ini di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Tabel 3.25
Tabel 3. 25 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Yang Ada
Sedangkan untuk Analisis kebutuhan perangkat keras minimal yang di usulkan untuk dapat menjalankan sistem informasi yang dibangun di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada tabel 3.26
Tabel 3. 26 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Minimal Yang Diusulkan
Berdasarkan pada data perangkat keras tersebut, maka perangkat keras di Sami Rasa Milo telah memadai untuk menggunakan sistem informasi yang akan dibangun.
3.1.12.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Analisis kebutuhan perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui keadaan perangkat lunak yang ada saat ini pada tempat penelitian dan perangkat lunak yang di usulkan untuk dapat menunjang berjalannya sistem.
Analisis kebutuhan perangkat lunak yang ada saat ini di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Tabel 3.27
Tabel 3. 27 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Yang Ada
Sedangkan untuk Analisis kebutuhan perangkat lunak yang di usulkan untuk membantu dalam menjalankan sistem informasi yang dibangun Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Tabel 3.28
Tabel 3. 28 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Minimal Yang Diusulkan
Berdasarkan pada data perangkat lunak tersebut, maka perangkat lunak di Sami Rasa Milo telah memadai untuk menggunakan sistem informasi yang akan dibangun.
3.1.12.3 Analisis Pengguna
Analisis pengguna atau user dilakukkan untuk mengetahui pengguna yang menjalankan sistem informasi dan kebutuhan pengguna sistem. Berdasarkan hasil pengumpulan data, diketahui bahwa tingkat pendidikan tertinggi pengguna adalah S1 atau D3 sedangkan untuk terendah yang dimiliki pengguna rata-rata adalah SMA atau Sederajat. Namun semua pengguna terbiasa menggunakan komputer, mampu menjalankan aplikasi microsoft office dan tahu cara untuk mengakses internet. Hal tersebut dapat membantu dalam proses pengoperasian sistem yang akan dibangun. Karena, suatu sistem dapat berjalan dengan optimal apabila ditunjang dengan adanya pengguna yang memiliki kemampuan dalam menjalankan sistem tersebut. Analisis pengguna yang ada dapat dilihat pada Tabel 3.29
Tabel 3. 29 Tabel Analisis Pengguna
Sistem yang akan dibangun ini dapat digunakan oleh pengguna yang terdiri dari tujuh jenis pengguna dan minimal harus menguasai beberapa spesifikasi pengguna yang dapat dilihat pada Tabel 3.30
Tabel 3. 30 Spesifikasi Pengguna
3.1.12.4 Analisis Pengkodean
Kode merupakan bentuk penyajian data dengan mengklasifikasikan data supaya mudah dalam proses pemasukan data (input) ke dalam sistem. Biasanya kode digunakan untuk mengklasifikasi data, jadi kode membawa pesan atau memiliki arti yang berbeda, simbol kode digunakan pada hampir semua proses yang ada hubungannya dengan data. Pada sistem informasi ini terdapat beberapa pengkodean yang akan digunakan, antara lain :
Pengkodean untuk produk
Pengkodean yang akan digunakan pada produk di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Tabel 3.31
Tabel 3. 31 Pengkodean Produk
Contoh penjelasan pengkodean pada produk
P-TM-01 : Merupakan kode produk, yaitu produk dengan jenis Tempe Manis dengan berat 1/4kg dan menggunakan kemasan Plastik.
Gambar 3. 10 Pengkodean Untuk Produk P-TM-01
Pengkodean untuk bahan baku
Pengkodean yang akan digunakan pada bahan baku di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Tabel 3.32
Tabel 3. 32 Pengkodean Bahan Baku
Contoh penjelasan pengkodean pada jenis bahan baku utama:
BB-U-TM : Merupakan kode bahan baku, yaitu menunjukkan bahan baku dengan jenisnya utama dan namanya Tempe .
Gambar 3. 11 Pengkodean Untuk Bahan Baku BB-U-TM
Pengkodean untuk Supplier
Pengkodean yang akan digunakan pada bahan baku di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada Tabel 3.33
Tabel 3. 33 Pengkodean Supplier
Contoh penjelasan pengkodean pada jenis bahan baku utama:
Gambar 3. 12 Pengkodean Untuk Supplier S-IB
3.1.13 Analisis Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional adalah analisis terhadap kebutuhan secara fungsional baik dalam aliran data maupun informasi. Analisis kebutuhan fungsional digambarkan dalam analisis terstruktur yang akan di bahas sebagai berikut:
3.1.13.1 Analisis Basis Data
Analisis basis data pada sistem infornasi yang akan dibangun menggunakan ERD. ERD adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang di deskripsikan oleh data tersebut. Adapun diagram tersebut digambarkan pada Gambar 3.13
Gambar 3. 13 ERD (Entity Relationship Diagram) Sistem Informasi SCM di Sami Rasa Milo
Kamus Data ERD (Entity Relationship Diagram)
Kamus data dari ERD sistem informasi SCM di Sami Rasa Milo dapat dilihat pada tabel 3.34
Tabel 3. 34 Kamus Data ERD
3.1.13.3 Diagram Konteks
Diagram konteks merupakan suatu model untuk menjelaskan secara global bagaimana data digunakan dan ditransformasikan untuk proses atau menggambarkan aliran data kedalam dan keluar sistem. Diagram konteks pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3. 14 Diagram Konteks
Data flow diagram menunjukan bagaimana aliran data dan menguraikan proses-proses yang terjadi dalam sistem sampai proses lebih detail. Proses yang terjadi dalam sistem sampai proses lebih detail. Pada diagram konteks sistem informasi seperti Gambar 3.13 dapat diuraikan menjadi beberapa DFD. DFD akan dijelaskan mulai dari DFD Level 1.7
3.1.13.4 Data Flow Diagram
Data flow diagram menunjukan bagaimana aliran data dan menguraikan proses-proses yang terjadi dalam sistem sampai proses lebih detail. proses yang terjadi dalam sistem sampai proses lebih detail. Pada diagram konteks sistem informasi seperti gambar 13 dapat diuraikan menjadi beberapa DFD. DFD akan dijelaskan mulai dari DFD Level 1.
DFD Level 1 Pembangunan Supply Chain Management di Sami Rasa Milo
DFD Level 1 Supply Chain Management di Sami Rasa Milo pada Gambar 3.15 menjelaskan secara umum proses apa saja yang dapat dilakukan pada sistem.
Gambar 3. 15 DFD Level 1 Pembangunan Supply Chain Management Di Sami Rasa Milo
3.1.13.4.2 DFD Level 2 Proses 1 Login
DFD pada level 2 proses 1 adalah dimana user melakukan login ditunjukan oleh Gambar 3.16.
Gambar 3. 16 DFD Level 2 Proses 1 Login
3.1.13.4.3 DFD Level 2 Proses 2 Lupa Password
DFD pada level 2 proses 2 adalah dimana pengguna melakukan validasi login. Proses validasi lupa password ditunjukan oleh Gambar 3.17.
Gambar 3. 17 DFD Level 2 Proses 2 Lupa password
3.1.13.4.4 DFD Level 2 Proses 3 Pengolahan data master
DFD level 2 proses 3 pengolahan data master adalah proses mengolah data karyawan, data produk, data bahan baku, data supplier, data retail, data pesanan dan kendaraan. Proses pengolahan data master dapat ditunjukan oleh Gambar 3.18.
Gambar 3. 18 DFD Level 2 Proses 3 pengolahan data master
3.1.13.4.5 DFD Level 2 Proses 4 Pengolahan data persedian
Proses lihat data persediaan, menambah data persediaan, mengubah data persediaan, cek status persediaan. Proses pengolahan data persediaan ditunjukan oleh Gambar 3.19.
Gambar 3. 19 DFD Level 2 Proses 4 Pengolahan data persedian
3.1.13.4.6 DFD Level 2 Proses 5 Pengolahan data peramalan
DFD pada level 2 proses 5 adalah proses mengolah data peramalan. Proses pengolahan data peramalan dapat ditunjukan olehGambar 3.20.
Gambar 3. 20 DFD Level 2 Proses 5 Pengolahan data peramalan
3.1.13.4.7 DFD Level 2 Proses 6 Pengolahan data pengadaan
DFD pada level 2 proses 6 adalah proses mengolah data pengadaan dan mengolah data bahan baku. Proses pengolahan data pengadaan dapat ditunjukan olehGambar 3.21.
Gambar 3. 21 DFD Level 2 Proses 6 Pengolahan data pengadaan
3.1.13.4.8 DFD Level 2 Proses 7 Pengolahan data stok produksi
DFD pada level 2 untuk proses 7 adalah proses melihat stok produksi,ubah stok produksi. Proses pengolahan data stok produksi ditunjukan oleh Gambar 3.22.
Gambar 3. 22 Level 2 Proses 7 Pengolahan data stok produksi
3.1.13.4.9 DFD Level 2 Proses 8 Pengolahan data Pesanan
DFD pada level 2 proses 8 adalah proses mengolah data pemesanan yang dilakukkan oleh retail. Proses pengolahan data pemesanan dapat ditunjukan oleh Gambra 2.23
Gambar 3. 23 DFD Level 2 Proses 8 Pengolahan data pesanan retail
3.1.13.4.10 DFD Level 2 Proses 9 Pengolahan data distribusi
DFD pada level 2 untuk proses 9 adalah proses melihat data barang siap kirim, melihat data kendaraan tersedia, menambah data distribusi, mengolah status distribusi. Proses pengolahan data distribusi ditunjukan oleh Gambar 3.24
Gambar 3. 24 DFD Level 2 Proses 9 Pengolahan data distribusi
3.1.13.4.11 DFD Level 3 Proses 1 Pengolahan data user
DFD pada level 3 untuk proses 3.1 adalah proses tambah data user, ubah data user, cari data user, hapus data user. Proses pengolahan data user ditunjukan oleh Gambar 3.25
Gambar 3. 25 Level 3 Proses 2 Pengolahan data karyawan
3.1.13.4.12 DFD Level 3 Proses 2 Pengolahan data produk
DFD pada level 3 untuk proses 3.2 adalah tambah data produk, ubah data produk, cari data produk dan hapus data produk. Proses pengolahan data produk ditunjukan oleh Gambar 3.26
Gambar 3. 26 DFD Level 3 Proses 2 Pengolahan data produk
3.1.13.4.13 DFD Level 3 Proses 3 Pengolahan data bahan baku
DFD pada level 3 untuk proses 3.3 adalah tambah data bahan baku, ubah data bahan baku, cari data produk dan hapus data bahan baku. Proses pengolahan data produk ditunjukan oleh Gambar 3.27
Gambar 3. 27 DFD Level 3 Proses 3 Pengolahan data produk
3.1.13.4.14 DFD Level 3 Proses 4 Pengolahan data BOM
DFD pada level 3 untuk proses 3.4 adalah tambah data BOM, ubah data BOM, cari data supplier dan hapus data BOM. Proses pengolahan data BOM ditunjukan oleh Gambar 3.28
Gambar 3. 28 DFD Level 3 Proses 4 Pengolahan data BOM
3.1.13.4.15 DFD Level 3 Proses 5 Pengolahan data supplier
DFD pada level 3 untuk proses 3.5 adalah tambah data supplier, ubah data supplier, cari data supplier dan hapus data supplier. Proses pengolahan data supplier ditunjukan oleh Gambar 3.29
Gambar 3. 29 DFD Level 3 Proses 5 Pengolahan data supplier
3.1.13.4.16 DFD Level 3 Proses 6 Pengolahan data retail
DFD pada level 3 untuk proses 3.6 adalah proses tambah data retail, ubah data retail, cari data retail dan hapus data retail. Proses pengolahan data retail ditunjukan oleh Gambar 3.30
Gambar 3. 30 DFD Level 3 Proses 6 Pengolahan data retail
3.1.13.4.17 DFD Level 3 Proses 7 Pengolahan data pesanan
DFD pada level 3 untuk proses 3.7 adalah proses tambah data pesanan, ubah data pesanan, cari data pesanan dan hapus data pesanan. Proses pengolahan data pesanan ditunjukan oleh Gambar 3.31
Gambar 3. 31 DFD Level 3 Proses 7 Pengolahan data pesanan
3.1.13.4.18 DFD Level 3 Proses 8 Pengolahan data kendaraan
DFD pada level 3 untuk proses 3.8 adalah proses tambah data kendaraan, ubah data kendaraan, cari data kendaraan dan hapus data kendaraan. Proses pengolahan data kendaraan ditunjukan oleh Gambar 3.32
Gambar 3. 32 Level 3 Proses 8 Pengolahan data kendaraan
3.1.13.5 Spesifikasi Proses
Spesifikasi proses digunakan untuk menggambarkan semua proses model aliran yang ada pada DFD. Spesifikasi proses dari gambaran DFD pada sistem diatas dapat dilihat pada Tabel 3.35
Tabel 3. 35 Spesifikasi Proses
3.1.13.6 Kamus Data
Kamus data merupakan deskripsi formal mengenai elemen yang mencakup DFD. Kamus data DFD ini dapat dilihat pada Tabel 3.36
Tabel 3. 36 Kamus Data
Perancangan Sistem
Perancangan sistem yang akan dibangun adalah Sistem Informasi Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Manajemen di Sami Rasa Molo ini meliputi perancangan pesan, perancangan jaringan semantik dan perancangan prosedural.
Perancangan Basis Data
Perancangan basis data merupakan tahapan untuk membangun suatu model berdasarkan informasi yang digunakan ke model basis data. Perancangan basis data terbagi menjadi dua yaitu diagram relasi dan perancangan struktur tabel. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
3.2.1.1 Tabel Relasi
Tabel relasi menggambarkan hubungan antar data, arti data dan batasannya. Proses relasi antar atribut merupakan gabungan antar atribut yang mempunyai kunci utama yang sama, sehingga atribut-atribut tersebut menjadi satu kesatuan yang dihubungkan oleh field kunci tersebut. Tabel relasi akan dijelaskan pada gambar 3.33
Gambar 3. 33 Tabel Relasi
3.2.1.2 Struktur Tabel
Struktur tabel Supply Chain Management di Sami Rasa Milo adalah sebagai berikut :
Tabel User
Tabel User akan digunakan untuk menyimpan data user. Stuktur tabel dapat dilihat pada Tabel 3.37
Tabel 3. 37 Struktur Tabel User
Tabel Supplier
Tabel supplier akan digunakan untuk mengelola supplier. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.38
Tabel 3. 38 Struktur Tabel Supplier
Tabel Pengadaan
Tabel supplier akan digunakan untuk mengelola supplier. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.39
Tabel 3. 39 Struktur Tabel Pengadaan
Tabel Pemesanan Produk
Tabel pemesanan produk akan digunakan untuk mengelola pemesanan produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.40
Tabel 3. 40 Struktur Pemesanan Produk
Tabel Detail_Pemesanan
Tabel detail_pemesanan akan digunakan untuk mengelola detail_pemesanan produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.41
Tabel 3. 41 Struktur Detail_Pemesanan
Tabel Kendaraan
Tabel kendaraan akan digunakan untuk mengelola kendaraan. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.42
Tabel 3. 42 Struktur Kendaraan
Tabel Kategori_produk
Tabel kategori akan digunakan untuk mengelola kategori produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.43
Tabel 3. 43 Struktur Kategori_produk
Tabel Bahan Baku
Tabel Bahan Baku akan digunakan untuk mengelola Bahan Baku produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.44
Tabel 3. 44 Struktur Bahan Baku
Tabel Bahan Baku Stok
Tabel Bahan Baku Stok akan digunakan untuk mengelola Bahan Baku Stok produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.45
Tabel 3. 45 Struktur Bahan Baku Stok
Tabel Bahan Baku Tidak Stok
Tabel Bahan Baku Tidak Stok akan digunakan untuk mengelola Bahan Baku Tidak Stok . Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.46
Tabel 3. 46 Struktur Bahan Baku
Tabel produk
Tabel produk akan digunakan untuk mengelola produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.47
Tabel 3. 47 Struktur produk
Tabel BOM
Tabel produk akan digunakan untuk mengelola produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.48
Tabel 3. 48 Struktur BOM
Tabel Peramalan_Produk
Tabel produk akan digunakan untuk mengelola data_peramalan produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.49
Tabel 3. 49 Struktur Peramalan Produk
Tabel Detail_pembelian_bahan_baku
Tabel produk akan digunakan untuk mengelola data pembelian bahan baku. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.50
Tabel 3. 50 Struktur Detail_Pembelian_bahan_baku
Tabel Distribusi
Tabel produk akan digunakan untuk mengelola pengiriman produk. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.51
Tabel 3. 51 Struktur pengiriman
Tabel Retail
Tabel produk akan digunakan untuk mengelola Data di tabel. Stuktur tabel dapat dilihat pada tabel 3.52
Tabel 3. 52 Struktur Retail
3.2.2 Perancangan Strukrur Menu
Perancangan struktur menu digunakan untuk memberikan gambaran menu apa saja yang dapat di akses pada sistem, struktur menu yang akan dibangun terdiri dari beberapa struktur menu. Pembagian struktur menu dilakukan berdasarkan pengguna yang memiliki hak akses terhadap sistem yang akan dibangun. Dalam Sistem informasi ini pengguna yang memiliki hak akses terdapat 8 pengguna yaitu struktur menu Admin, pemilik perusahaan, struktur menu bagian keuangam, struktur menu kepala pengadaan, struktur menu kepala produksi, struktur menu bagian gudang, struktur menu bagian pemasaran, struktur menu kepala distribusi .
Perancangan struktur mennu admin
Perancangan struktur menu admin adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna admin. Perancangan struktur menu pemilik dapat dilihat pada Gambar 3.34
Gambar 3. 34 Struktur Menu Admin
Perancangan struktur menu pemilik
Perancangan struktur menu pemilik adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna pemilik. Perancangan struktur menu pemilik dapat dilihat pada Gambar 3.35
Gambar 3. 35 Struktur Menu Pemilik
Perancangann Struktur Menu Keuangan
Perancangan struktur menu pengadaan adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna pengadaan. Perancangan struktur menu pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.36
Gambar 3. 36 Struktur Menu keuangan
Perancangann Struktur Menu Pengadaan
Perancangan struktur menu pengadaan adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna pengadaan. Perancangan struktur menu pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.37
Gambar 3. 37 Struktur Menu Pengadaan
Perancangan Struktur Menu Gudang
Perancangan struktur menu gudang adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna gudang. Perancangan struktur menu gudang dapat dilihat pada Gambar 3.38
Gambar 3. 38 Struktur Menu Gudang
Struktur Menu Produksi
Perancangan struktur menu produksi adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna produksi. Perancangan struktur menu produksi dapat dilihat pada Gambar 3.39
Gambar 3. 39 Struktur Menu Produksi
Perancangan Struktur Menu Pemasaran
Perancangan struktur menu pemasaran adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna penjualan. Perancangan struktur menu pemasaran dapat dilihat pada gambar 3.40
Gambar 3. 40 Struktur Menu bagian pemasaran
Struktur Menu Distribusi
Perancangan struktur menu distribusi adalah struktur menu yang dirancang sesuai dengan level pengguna distribusi. Perancangan struktur menu distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.41
Gambar 3. 41 Struktur Menu Distrbusi
3.2.3 Perancangan Antarmka
Perancangan antarmuka dibuat untuk menggambarkan tampilan program yang kan digunakan oleh karyawan/user untuk berinteraksi dengan sistem yang akan dibuat. Perancangan dibuat berdasarkan tampilan antarmuka baik input maupun output yang akan dihasilkan saat aplikasi diimplementasikan.
Perancangan antarmuka Supply Chain Management di Sami Rasa Milo akan dibahas sebagai berikut:
Perancangan Antarmuka Login
Perancangan antarmuka login digunakan oleh Pemilik, Bagian keuangan, Bagian pemasaran, Kepala bagian gudang, Kepala bagian produksi, Kepala bagian pengadaan dan Kepala bagian distribusi pada saat akan masuk ke sistem, perancangan antarmuka login karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.42.
Gambar 3. 42 Antarmuka Login
3.2.3.2 Perancangan Antarmuka Lupa Password
Perancangan antarmuka lupa password digunakan oleh Pemilik, Bagian keuangan, Bagian pemasaran, Kepala bagian gudang, Kepala bagian produksi, Kepala bagian pengadaan dan Kepala bagian distribusi pada saat akan masuk ke sistem, perancangan antarmuka lupas password dapat dilihat pada Gambar 3.43.
Gambar 3. 43 antarmuka Lupa Password
Perancangan Antarmuka Admin
Perancangan antarmuka Admin dapat dilihat pada Gambar 3.44.
Gambar 3. 44 Antarmuka Admin
3.2.3.4 Perancangan Antarmuka Kariyawan
Perancangan antarmuka Admin lihat kariyawan dapat dilihat pada Gambar 3.45.
Gambar 3. 45 Antarmuka Kariyawan
3.2.3.5 Perancangan Antarmuka Tambah Kariyawan
Perancangan antarmuka admin tambah kariyawan dapat dilihat pada Gambar 3.46.
Gambar 3. 46 Antarmuka Tambah Kariyawan
3.2.3.6 Perancangan Antarmuka Edit Kariyawan
Perancangan antarmuka admin edit kariyawan dapat dilihat pada Gambar 3.47.
Gambar 3. 47 Antarmuka Edit Kariyawan
3.2.3.7 Perancangan Antarmuka Hapus Kariyawan
Perancangan antarmuka admin hapus kariyawan dapat dilihat pada Gambar 3.48.
Gambar 3. 48 Antarmuka Hapus Kariyawan
3.2.3.8 Perancangan Antarmuka Data Produk
Perancangan antarmuka admin data produk dapat dilihat pada Gambar 3.49.
Gambar 3. 49 Antarmuka Data Produk
3.2.3.9 Perancangan Antarmuka Tambah Data Produk
Perancangan antarmuka admin tambah data produk dapat dilihat pada Gambar 3.50.
Gambar 3. 50 Antarmuka Tambah Data Produk
3.2.3.10 Perancangan Antarmuka Edit Data Produk
Perancangan antarmuka admin edit data produk dapat dilihat pada Gambar 3.51.
Gambar 3. 51 Antarmuka Edit Data Produk
3.2.3.11 Perancangan Antarmuka Hapus Data Produk
Perancangan antarmuka admin hapus data produk dapat dilihat pada Gambar 3.52.
Gambar 3. 52 Antarmuka Hapus Data Produk
3.2.3.12 Perancangan Antarmuka Bahan Baku
Perancangan antarmuka admin bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.53.
Gambar 3. 53 Antarmuka Bahan Baku
3.2.3.13 Perancangan Antarmuka Tambah Bahan Baku
Perancangan antarmuka admin tambah bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.54.
Gambar 3. 54 Antarmuka Tambah Bahan Baku
3.2.3.14 Perancangan Antarmuka Edit Bahan Baku
Perancangan antarmuka admin edit bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.55.
Gambar 3. 55 Antarmuka Edit Bahan Baku
3.2.3.15 Perancangan Antarmuka Hapus Bahan Baku
Perancangan antarmuka admin hapus bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.56.
Gambar 3. 56 Antarmuka Hapus Bahan Baku
3.2.3.16 Perancangan Antarmuka BOM
Perancangan antarmuka admin BOM dapat dilihat pada Gambar 3.57.
Gambar 3. 57 Antarmuka BOM
3.2.3.17 Perancangan Antarmuka Tambah BOM
Perancangan antarmuka admin Tambah BOM dapat dilihat pada Gambar 3.58
Gambar 3. 58 Antarmuka Tambah BOM
3.2.3.18 Perancangan Antarmuka Edit BOM
Perancangan antarmuka admin Edit BOM dapat dilihat pada Gambar 3.59
Gambar 3. 59 Antarmuka Edit BOM
3.2.3.19 Perancangan Antarmuka Hapus BOM
Perancangan antarmuka admin Hapus BOM dapat dilihat pada Gambar 3.60
Gambar 3. 60 Antarmuka Hapus BOM
3.2.3.20 Perancangan Antarmuka Supplier
Perancangan antarmuka admin Supplier dapat dilihat pada Gambar 3.61
Gambar 3. 61 Antarmuka Supplier
3.2.3.21 Perancangan Antarmuka Tambah Supplier
Perancangan antarmuka admin tambah supplier dapat dilihat pada Gambar 3.62
Gambar 3. 62 Antarmuka Tambah Supplier
3.2.3.22 Perancangan Antarmuka Edit Supplier
Perancangan antarmuka admin edit supplier dapat dilihat pada Gambar 3.63
Gambar 3. 63 Antarmuka Edit Supplier
3.2.3.23 Perancangan Antarmuka Hapus Supplier
Perancangan antarmuka admin edit supplier dapat dilihat pada Gambar 3.64
Gambar 3. 64 Antarmuka Hapus Supplier
3.2.3.24 Perancangan Antarmuka Retail
Perancangan antarmuka admin retail dapat dilihat pada Gambar 3.65
Gambar 3. 65 Antarmuka Retail
3.2.3.25 Perancangan Antarmuka Tambah Retail
Perancangan antarmuka admin tambah retail dapat dilihat pada Gambar 3.66
Gambar 3. 66 Antarmuka Tambah Retail
3.2.3.26 Perancangan Antarmuka Edit Retail
Perancangan antarmuka admin edit retail dapat dilihat pada Gambar 3.67
Gambar 3. 67 Antarmuka Edit Retail
3.2.3.27 Perancangan Antarmuka Hapus Retail
Perancangan antarmuka admin tambah retail dapat dilihat pada Gambar 3.68
Gambar 3. 68 Antarmuka Hapus Retail
3.2.3.28 Perancangan Antarmuka Kendaraan
Perancangan antarmuka admin tambah retail dapat dilihat pada Gambar 3.69
Gambar 3. 69 Antarmuka Kendaraan
3.2.3.29 Perancangan Antarmuka Tambah Kendaraan
Perancangan antarmuka admin tambah retail dapat dilihat pada Gambar 3.70
Gambar 3. 70 Antarmuka Tambah Kendaraan
3.2.3.30 Perancangan Antarmuka Edit Kendaraan
Perancangan antarmuka admin tambah retail dapat dilihat pada Gambar 3.71
Gambar 3. 71 Antarmuka Edit Kendaraan
3.2.3.31 Perancangan Antarmuka Hapus Kendaraan
Perancangan antarmuka admin tambah retail dapat dilihat pada Gambar 3.72
Gambar 3. 72 Antarmuka Hapus Kendaraan
3.2.3.32 Perancangan Antarmuka Pemilik
Perancangan antarmuka Pemilik Perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3.73.
Gambar 3. 73 Antarmuka Pemilik Perusahaan
Perancangan Antarmuka Karyawan/Pengguna
Perancangan antarmuka pemilik menu karyawan/pengguna dapat dilihat pada Gambar 3.74.
Gambar 3. 74 Antarmuka Karyawan/Pengguna
Perancangan Antarmuka Lihat Karyawan/Pengguna
Perancangan antarmuka pemilik menu lihat karyawan/pengguna dapat dilihat pada Gambar 3.75.
Gambar 3. 75 Antarmuka Lihat Karyawan/Pengguna
Perancangan Antarmuka Menu Monitoring Stok Produk
Perancangan antarmuka pemilik menu Monitorng Stok Produk dapat dilihat pada Gambar 3.76.
Gambar 3. 76 Antarmuka Menu Monitoring Stok Produk
Perancangan Antarmuka Menu Monitoring Bahan Baku yang distok
Perancangan antarmuka pemilik menu Monitoring Bahan Baku yang distok dapat dilihat pada Gambar 3.77.
Gambar 3. 77 Antarmuka Monitoring Bahan Baku yang distok
3.2.3.37 Perancangan Antarmuka Bagian Keuangan
Perancangan antarmuka Bagian Keuangan dapat dilihat pada Gambar 3.78.
Gambar 3. 78 Antarmuka Bagian Keuangan
3.2.3.38 Perancangan Antarmuka Data Pemesanan Produk
Perancangan antarmuka Bagian Keuangan dapat dilihat pada Gambar 3.79.
Gambar 3. 79 Antarmuka Data Pemesanan Produk
Perancangan Antarmuka Tambah Data Pesanan Produk
Perancangan antarmuka Bagian Keuangan tambah dapa pesanan dapat dilihat pada Gambar 3.80
Gambar 3. 80 Antarmuka Tambah Data Pesanan Produk
Perancangan Antarmuka Lihat Pemesanan
Perancangan antarmuka Bagian keuangan liat pemesanan dapa pesanan dapat dilihat pada Gambar 3.81
Gambar 3. 81 Antarmuka Lihat Pemesanan
Perancangan Antarmuka Edit Pemesanan
Perancangan antarmuka Bagian keuangan edit pemesanan dapa pesanan dapat dilihat pada Gambar 3.82
Gambar 3. 82 Antarmuka Edit Pemesanan
Perancangan Antarmuka Lihat Pemesanan
Perancangan antarmuka Bagian keuangan lihat pemesanan dapa pesanan dapat dilihat pada Gambar 3.83
Gambar 3. 83 Antarmuka Lihat Pemesanan
Perancangan Antarmuka Bahan Baku Stok
Perancangan antarmuka Bagian keuangan lihat bahan baku stok dapat pesanan dapat dilihat pada Gambar 3.84
Gambar 3. 84 Antarmuka Bahan Baku Stok
Perancangan Antarmuka Bahan Baku Tidak Stok
Perancangan antarmuka Bagian keuangan lihat bahan baku tidak stok dapat pesanan dapat dilihat pada Gambar 3.85
Gambar 3. 85 Antarmuka Bahan Baku Tidak Stok
3.2.3.45 Perancangan Antarmuka Bagian Pemasaran
Perancangan antarmuka Bagian pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.86.
Gambar 3. 86 Antarmuka Bagian Pemasaran
3.2.3.46 Perancangan Antarmuka Retail
Perancangan antarmuka retail di bagian pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.87.
Gambar 3. 87 Antarmuka Retail
3.2.3.47 Perancangan Antarmuka Pemesanan
Perancangan antarmuka pemesanan di bagian pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.88.
Gambar 3. 88 Antarmuka Pemesanan
3.2.3.48 Perancangan Antarmuka Tambah Pemesanan
Perancangan antarmuka tambah pemesanan di bagian pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.89.
Gambar 3. 89 Tambah Pemesanan
3.2.3.49 Perancangan Antarmuka Tambah Pemesanan
Perancangan antarmuka tambah pemesanan di bagian pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.90.
Gambar 3. 90 Antarmuka Tambah Pemesanan
3.2.3.50 Perancangan Antarmuka Hapus Pemesanan
Perancangan antarmuka hapus pemesanan di bagian pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.91.
Gambar 3. 91 Antarmuka Hapus Pemesanan
3.2.3.51 Perancangan Antarmuka Bagian Pengadaaan
Perancangan antarmuka bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.92.
Gambar 3. 92 Antarmuka Bagian Pengadaaan
3.2.3.52 Perancangan Antarmuka Supplier
Perancangan antarmuka supplier di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.93.
Gambar 3. 93 Antarmuka Supplier
3.2.3.53 Perancangan Antarmuka Tambah Peramalan
Perancangan antarmuka tambah peramalan di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.94.
Gambar 3. 94 Antarmuka Tambah Peramalan
3.2.3.54 Perancangan Antarmuka Tambah Peramalan 2
Perancangan antarmuka tambah peramalan di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.95.
Gambar 3. 95 Antarmuka Tambah Peramalan 2
3.2.3.55 Perancangan Antarmuka Hapus Peramalan
Perancangan antarmuka hapus peramalan di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.96.
Gambar 3. 96 Antarmuka Hapus Peramalan
3.2.3.56 Perancangan Antarmuka Pengadaan Bahan Baku Stok
Perancangan antarmuka Pengadaan bahan baku stok di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.97.
Gambar 3. 97 Antarmuka Pengadaan Bahan Baku Stok
3.2.3.57 Perancangan Antarmuka Tambah Pengadaan
Perancangan antarmuka tambah pengadaan di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.98.
Gambar 3. 98 Antarmuka Tambah Pengadaan
3.2.3.58 Perancangan Antarmuka Hapus Bahan Baku Stok
Perancangan antarmuka hapus bahan baku stok di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.99.
Gambar 3. 99 Antarmuka Hapus Bahan Baku Stok
3.2.3.59 Perancangan Antarmuka Bahan Baku Tidak Stok
Perancangan antarmuka hapus bahan tidak baku stok di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.100.
Gambar 3. 100 Antarmuka Bahab Baku Tidak Stok
3.2.3.60 Perancangan Antarmuka Hapus Bahan Baku Tidak Stok
Perancangan antarmuka hapus bahan tidak baku stok di bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.100.
Gambar 3. 101 Antarmuka Hapus Bahan Baku Tidak Stok
3.2.3.61 Perancangan Antarmuka Bagian Produksi
Perancangan antarmuka bagian produksi dapat dilihat pada Gambar 3.102.
Gambar 3. 102 Antarmuka Bagian Produksi
3.2.3.62 Perancangan Antarmuka BOM
Perancangan antarmuka hapus BOM di bagian Produksi dapat dilihat pada Gambar 3.103.
Gambar 3. 103 Antarmuka BOM
3.2.3.63 Perancangan Antarmuka Produk
Perancangan antarmuka Produk di bagian Produksi dapat dilihat pada Gambar 3.104.
Gambar 3. 104 Antarmuka Produk
3.2.3.64 Perancangan Antarmuka Tambah Produk
Perancangan antarmuka Tambah Produk di bagian Produksi dapat dilihat pada Gambar 3.105.
Gambar 3. 105 Antarmuka Tambah Produk
3.2.3.65 Perancangan Antarmuka Bagian Distribusi
Perancangan antarmuka Halaman Utama Distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.106.
Gambar 3. 106 Antarmuka Bagian Distribusi
3.2.3.66 Perancangan Antarmuka Ubah Status Distribusi
Perancangan antarmuka ubah status distribusi di bagian Distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.107.
Gambar 3. 107 Antarmuka Ubah Status Distribusi
3.2.3.67 Perancangan Antarmuka Pemesanan Siap Kirim
Perancangan antarmuka pemesanan siap kirim di bagian Distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.108.
Gambar 3. 108 Antarmuka Pemesanan Siap Kirim
3.2.3.68 Perancangan Antarmuka Pengiriman
Perancangan antarmuka pengiriman di bagian Distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.109.
Gambar 3. 109 Antarmuka Pengiriman
3.2.3.69 Perancangan Antarmuka Tampil Rute Pengiriman
Perancangan antarmuka Tampil rute pengiriman di bagian Distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.109.
Gambar 3. 110 Antarmuka Tampil Rute Pengiriman
Perancangan Pesan
Perancangan pesan pada Supply Chain Management di Sami Rasa Milo bisa dilihat ditabel 3.55 sebagi berikut :
Tabel 3. 53 Perancangan Pesan
3.2.5 Perancangan Jaringan Semantik
Jaringan semantik merupakan gambaran keterhubungan dari navigasi-navigasi menu dari satu form ke form yang lainnya.
3.2.5.1 Jaringan Semantik Halaman Admin
Jaringan semantik halaman Admin dapat dilihat pada Gambar 3.111
Gambar 3. 111 Jaringan Semantik Admin
3.2.5.2 Jaringan Semantik Halaman Pemilik
Jaringan semantik halaman pemilik dapat dilihat pada Gambar 3.112
Gambar 3. 112 Jaringan Semantik Pemilik
Jaringan Semantik Halaman Bagian Keuangan
Jaringan semantik halaman pemilik dapat dilihat pada Gambar 3.113
Gambar 3. 113 Jaringan Semantik Bangian Keuangan
3.2.5.4 Jaringan Semantik Halaman Bagian Pemasaran
Jaringan semantik halaman pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.114
Gambar 3. 114 Jaringan Semantik Bagian Pemasaran
3.2.5.5 Jaringan Semantik Halaman Kepala Bagian Pengadaan
Jaringan semantik halaman kepala bagian pengadaan dapat dilihat pada Gambar 3.115
Gambar 3. 115 Jaringan Semantik Bagian Kepala Pengadaan
3.2.5.6 Jaringan Semantik Halaman Kepala Bagian Produksi
Jaringan semantik halaman kepala bagian produksi dapat dilihat pada Gambar 3.116
Gambar 3. 116 Jaringan Semantik Kepala Bagian Produksi
3.2.5.7 Jaringan Semantik Halaman Kepala Bagian Gudang
Jaringan semantik halaman kepala bagian gudang dapat dilihat pada Gambar 3.117
Gambar 3. 117 Jaringan Semantik Kepala Bagian Gudang
3.2.5.8 Jaringan Semantik Halaman Kepala Bagian Distribusi
Jaringan semantik halaman kepala bagian distribusi dapat dilihat pada Gambar 3.118
Gambar 3. 118 Jaringan Semantik Kepala Bagian Distribusi
3.3 Perancangan Prosedural
Perancangan prosedural mentransformasi elemen-elemen struktural dari arsitektur program ke dalam suatu deskripsi prosedural dari komponen-komponen perangkat lunak. Adapun perancangan prosedural untuk aplikasi yang akan dibangun adalah sebagai berikut :
3.3.1 Perancangan Prosedural Login
Proses login berlangsung ketika user membuka halaman awal sistem. Pengguna diharuskan melakukan login agar bisa masuk ke dalam sistem. Proses login digambarkan pada gambar 3.119
Gambar 3. 119 Perancangan Prosedural Login
3.3.2 Perancangan Prosedural Lupa Password
Prosedural lupa password merupakan prosedur yang dilakukan pada saat pengguna lupa terhadap password login. Prosedur lupa password dapat dilihat pada gambar 3.120
Gambar 3. 120 Perancangan Prosedural Lupa Password
3.3.3 Perancangan Prosedural Tambah Data
Proses tambah data berlangsung ketika pengguna menambahkan atau menyisipkan data baru ke dalam database. Proses tambah data dapat dilihat pada 3.121
Gambar 3. 121 Perancangan Prosedural Tambah Data
3.3.4 Perancangan Prosedural Ubah Data
Prosedural ubah data merupakan prosedur yang dilakukan pengguna pada saat akan melakukan perubahan pada data yang diinginkan pengguna. Prosedur ubah data dapat dilihat pada 3.122
Gambar 3. 122 Perancangan Prosedural Ubah Data
3.3.5 Perancangan Prosedural Cari Data
Prosedural cari data merupakan prosedur yang dilakukan pengguna pada saat akan melakukan cari data. Prosedur cari data dapat dilihat pada 3.123
Gambar 3. 123 Perancangan Prosedural Cari Data
3.3.6 Perancangan Prosedural Hapus Data
Prosedural hapus data merupakan prosedur yang dilakukan pengguna pada saat akan melakukan penghapusan data. Prosedur hapus data dapat dilihat pada gambar 3.124
Gambar 3. 124 Perancangan Prosedural Hapus Data
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Tahapan implementasi dan pengujian adalah tahap dimana perancangan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang digunakan. Setelah diimplementasikan kemudian dilakukan pengujian. Tahap pengujian dilakukan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada aplikasi yang baru dibangun.
Implementasi Sistem
Setelah sistem dianalisis dan didesain secara terperinci maka selanjutnya akan dilakukan tahap implementasi. Implementasi sistem merupakan tahap penerapan hasil analisis dan perancangan sistem informasi. Implementasi bertujuan untuk mengkonfirmasi modul-modul perancangan sehingga pengguna sistem dapat memberikan masukan-masukan terhadap pengembangan sistem.
Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi perangkat lunak menjelaskan perangkat lunak yang digunakan untuk implementasi sistem informasi Supply Chain Management di Sami Rasa Milo. Perangkat lunak yang digunakan untuk implementasi sistem dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4. 1 Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi Perangkat Keras
Implementasi perangkat keras menjelaskan perangkat keras yang digunakan untuk implementasi sistem informasi Supply Chain Management di Sami Rasa Milo dapat dilihat di tabel 4.2
Tabel 4. 2 Implementasi Perangkat Keras
Implementasi Basis Data
Implementasi basis data merupakan penggambaran dalam pembuatan database pada sistem yang dibangun, implementasi basis data digambarkan dalam bahasa SQL (Structured Query Language) pada sistem informasi ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Implementasi Basis Data
Implementasi Antarmuka
Implementasi antarmuka dilakukan dengan setiap tampilan program yang dibangunan dan pengkodeannya dalam bentuk file program. Implementasi antarmuka pada sistem informasi supply chain management di Sami Rasa Milo ini adalah sebagai berikut:
Implementasi Antarmuka Admin
Implementasi antarmuka pemilik dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4. 4 Implementasi Antarmuka Admin
Implementasi Antarmuka Pemilik
Implementasi antarmuka pemilik dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4. 5 Implementasi Antarmuka Pemilik
Implementasi Antarmuka Keuangan
Implementasi antarmuka Keuangan dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Implementasi Antarmuka Keuangan
Implementasi Antarmuka Pemasaran
Implementasi antarmuka pemasaran dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4. 7 Implementasi Antarmuka Pemasaran
Implementasi Antarmuka Pengadaan
Implementasi antarmuka pengadaan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Implementasi Antarmuka Pengadaan
Implementasi Antarmuka Gudang
Implementasi antarmuka gudang dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4. 9 Implementasi Antarmuka Gudang
Implementasi Antarmuka Produksi
Implementasi antarmuka produksi dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4. 10 Implementasi Antarmuka Produksi
Implementasi Antarmuka Distribusi
Implementasi antarmuka distribusi dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4. 11 Implementasi Antarmuka Distribusi
Pengujian Sistem
Pengujian sistem merupakan proses mengeksekusi sistem perangkat lunak untuk menentukan apakah sistem perangkat lunak tersebut cocok dengan spesifikasi sistem dan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian sistem sering diasosiasikan dengan pencarian bug, ketidaksempurnaan program, kesalahan pada baris program yang menyebabakan kegagalan pada eksekusi sistem perangkat lunak.
Pada pengujian perangkat lunak ini menggunakan pengujian black box. Pengujian black box terfokus pada apakah unit program memenuhi kebutuhan (requirement) yang disebutkan dalam spesifikasi. Pada black box testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. [14]
Rencana Pengujian Black Box
Rencana pengujian black box digunakan untuk menjelaskan pengujian terhadap suatu sistem. Rencana ini memaparkan urutan dan hal yang akan diuji pada sistem informasi supply chain management di Sami Rasa Milo. Adapun rencana pengujian black box yang dilakukan pada sistem ini dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4. 12 Rencana Pengujian Black Box
Kasus dan Hasil Pengujian Blackbox
Berdasarkan pada rencana pengujian blackbox maka dilakukan pengujian dan didapatkan hasil dari pengujian blackbox sebagai berikut:
Pengujian Login
Berikut dapat dilihat pengujian dari login dengan kasus dan hasil uji kesimpulan dari pengujian tersebut. Pengujian login dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4. 13 Pengujian Login
Pengujian Tambah Karyawan
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah karyawan yang dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4. 14 Pengujian Tambah Karyawan
Pengujian Ubah Karyawan
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah Karyawan yang dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4. 15 Pengujian Ubah Karyawan
Pengujian Hapus Data Karyawan
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data pengguna yang dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4. 16 Hapus Data Karyawan
Pengujian Tambah Data Produk
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data produk yang dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4. 17 Tambah Data Produk
Pengujian Ubah Produk
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah produk yang dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4. 18 Ubah Data Produk
Pengujian Hapus Data Produk
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data produk yang dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4. 19 Hapus Data Produk
Pengujian Tambah Data Bahan Baku
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data bahan baku yang dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4. 20 Tambah Data Bahan Baku
Pengujian Ubah Data Bahan Baku
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data bahan baku yang dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4. 21 Ubah Data Bahan Baku
Pengujian Hapus Data Bahan Baku
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data bahan baku yang dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4. 22 Hapus Data Bahan Baku
Pengujian Tambah Data Bom
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data bom yang dapat dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4. 23 Tambah Data Bom
Pengujian Ubah Data Bom
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data bom yang dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4. 24 Ubah Data Bom
Pengujian Hapus Data Bom
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data bom yang dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4. 25 Hapus Data Bom
Pengujian Tambah Data Supplier
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data supplier yang dapat dilihat pada Tabel 4.26.
Tabel 4. 26 Tambah Data Supplier
Pengujian Ubah Data Supplier
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data supplier yang dapat dilihat pada Tabel 4.27.
Tabel 4. 27 Ubah Data Supplier
Pengujian Hapus Data Supplier
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data supplier yang dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4. 28 Hapus Data Supplier
Pengujian Tambah Data Kendaraan
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data kendaraan yang dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4. 29 Tambah Data Kendaraan
Pengujian Ubah Data Kendaraan
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data kendaraan yang dapat dilihat pada Tabel 4.30.
Tabel 4. 30 Ubah Data Kendaraan
Pengujian Hapus Data Kendaraan
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data kendaraan yang dapat dilihat pada Tabel 4.31.
Tabel 4. 31 Hapus Data Kendaraan
Pengujian Tambah Data Pemesanan
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data pemesanan yang dapat dilihat pada Tabel 4.32.
Tabel 4. 32 Tambah Data Pemesanan
Pengujian Ubah Data Pemesanan
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data pemesanan yang dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Tabel 4. 33 Ubah Data Pemesanan
Pengujian Hapus Data Pemesanan
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data pemesanan yang dapat dilihat pada Tabel 4.34.
Tabel 4. 34 Hapus Data Pemesanan
Pengujian Tambah Data Pengadaan
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data pengadaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.35.
Tabel 4. 35 Tambah Data Pengadaan
Pengujian Ubah Data Pengadaan
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data pengadaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.36.
Tabel 4. 36 Ubah Data Pengadaan
Pengujian Hapus Data Pengadaan
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data pengadaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.37.
Tabel 4. 37 Hapus Data Pengadaan
Pengujian Tambah Data Peramalan
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data peramalan yang dapat dilihat pada Tabel 4.38.
Tabel 4. 38 Tambah Data Peramalan
Pengujian Ubah Data Peramalan
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data peramalan yang dapat dilihat pada Tabel 4.39.
Tabel 4. 39 Ubah Data Peramalan
Pengujian Hapus Data Peramalan
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data peramalan yang dapat dilihat pada Tabel 4.40.
Tabel 4. 40 Hapus Data Peramalan
Pengujian Tambah Pengiriman
Berikut dapat dilihat pengujian dari tambah data pengiriman yang dapat dilihat pada Tabel 4.41.
Tabel 4. 41 Tambah Data Pengiriman
Pengujian Ubah Data Pengiriman
Berikut dapat dilihat pengujian dari ubah data pengiriman yang dapat dilihat pada Tabel 4.42.
Tabel 4. 42 Ubah Data Pengiriman
Pengujian Hapus Data Pengiriman
Berikut dapat dilihat pengujian dari hapus data pengiriman yang dapat dilihat pada Tabel 4.43.
Tabel 4. 43 Hapus Data Pengiriman
Kesimpulan Pengujian Black Box
Berdasarkan hasil pengujian sistem yang telah dilakukan secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada proses aplikasi Sistem informasi Supply Chain Managemnet sudah cukup maksimal dan fungsionalitas sistem sudah dapat menghasilkan output yang diharapkan.
Pengujian Beta
Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak akan diserahkan kepada pengguna untuk mengetahui apakah perangkat lunak memenuhi harapan pengguna dan bekerja seperti yang diharapkan. Pengguna akan melakukan penilaian terhadap sistem menggunakan metode wawancara yang ditunjukan kepada admin, pemilik, keuangan, pemasaran, kepala gudang, kepala produksi, kepala distribusi, dengan pertanyaan berdasarkan tujuan dari penelitian. Sehingga pertanyaan yang diberikan menjadi jelas dan terarah.
Skenario Pengujian Beta
Pengujian beta ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian langsung di tempat penelitian dengan menggunakan teknik wawancara. Pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara adalah sebagai berikut:
4.2.5.1 Pernyataan Wawancara Untuk Setiap Bagian
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara pengujian penerimaan pengguna akhir setelah diterapkan di Perusahaan pada sistem informasi supply chain management di Sami Rasa Milo secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.44.
Tabel 4. 44 Pertanyaan Pengujian Penerimaan Karyawan
Kesimpulan Pengujian Beta
Berdasarkan Hasil wawancara yang dilakukan terhadap setiap bagian yang terdiri dari admin, pemilik, bagian keuangan, bagian pemasaran, kepala bagian pengadaan, kepala bagian gudang, kepala bagian produksi, dan kepala bagian distribusi meyatakan bahwa sistem informasi supply chain management yang dibangun mengenai perhitungan pembelian bahan baku sudah cukup benar dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk distribusi produk sendiri sudah cukup membantu dalam pembuatan jadwal pengiriman produk ke retail. Sedangkan untuk tampilan sistem yang dibangun sudah cukup menarik dan saran untuk kedepannya sistem yang dibangun harus lebih banyak fitur tambahan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan yang berisi hasil-hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis, desain, dan implementasi dari perancangan perangkat lunak yang dibangun dan telah dikembangkan serta saran-saran yang akan memberikan catatan penting dan kemungkinan perbaikan yang perlu dilakukan untuk pengembangan perangkat lunak sebelumnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari pengujian black box, pengujian penerimaan pengguna (user acceptance test), dan pengujian penerimaan pengguna akhir setelah sistem diterapkan di perusahaan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Sistem informasi supply chain managemet di Sami Rasa Milo dapat membantu kepala bagian pengadaan dalam menentukan jumlah bahan baku yang harus dibeli agar kegiatan produksi terus berlanjut dan berjalan dengan lancar.
Sistem informasi supply chain managemet di Sami Rasa Milo dapat membantu kepala bagian distribusi dalam proses pengiriman dengan melakukan penjadwalan pengiriman produk ke tempat Retail.
Saran
Saran untuk pengembangan sistem informasi ini ada beberapa saran yang dapat dilakukan, antara lain:
Penelitian diharapkan untuk melakukan kombinasi antara sistem informasi supply chain management dengan sistem informasi customer relationship management dalam mengelola hubungan dengan para Retail.
Sistem informasi ini dapat dikembangkan dengan penambahan fitur adanya proses pemesanan online yang dilakukan oleh setiap retail ataupun outlet.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. S. Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
[2] A. Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta: ANDI, 2003.
[3] Rosmala, Dewi., Falaha 2007, Pemodelan Proses Bisnis B2B dengan BPMN (Studi Kasus Pengadaan Barang Pada Divisi Logistik). Yogyakarta : Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007
[4] Pujawan, I Nyoman, 2010, Supply Chain Managemen Edisi Kedua. Surabaya: Guna Widya.
[5] Rangkuti, Freddy, 1998, Manajemen Persediaan. Surabaya: Guna Widya.
[6] Nur Bahagia, senator. 2006, Sistem Inventori. Bandung: Penerbit ITB.
[7] Markidakis, S, Wheelright, S.C,Mcgee,V.E, 1999, Metoda dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga.
[8] Jurnal Penerapan Metode Nearest Neighbour Untuk Menentukan Rute Distribusi Roti Tawar Citarasa Bakery PT KMBU Bontang, Teknik Industri Universitas Mulawarman Samarinda, Aswar, Wahyuda, Muriani Emelda Isharyani
[9] Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 38 No. 1 September 2016, Universitas Brawijaya Malang : Analisis Implementasi Sistem Just In Time Pada Persedian Bahan Baku Untuk Memenuhi Kebutuhan Produksi
[10] Kadir. 2015. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP, Yogyakarta : ANDI.
[11] Nugroho, Bunafit.(2008). Latihan Membuat Aplikasi Web PHP dan MySQL dengan Dreamweaver MX. Yogyakarta : Andi
[12] J A. di Nugroho, 2011. Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data. Yogyakarta : ANDI
[13] H. J, Design : A Very Short Introduction, New York: Oxford University Press, 2002
[14] Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. Volume I, No 3, 10 Agustus 2015, Bandung : M. Sidi Mustaqbal1 , Roeri Fajri Firdaus2 , Hendra Rahmadi3
Copyright Notice
© Licențiada.org respectă drepturile de proprietate intelectuală și așteaptă ca toți utilizatorii să facă același lucru. Dacă consideri că un conținut de pe site încalcă drepturile tale de autor, te rugăm să trimiți o notificare DMCA.
Acest articol: SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI SAMI RASA MILO Oleh: INDRA HARYADI 10112004 Sami Rasa Milo merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam bidang… [303556] (ID: 303556)
Dacă considerați că acest conținut vă încalcă drepturile de autor, vă rugăm să depuneți o cerere pe pagina noastră Copyright Takedown.
