Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using [601776]

1
Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

Gandrung merupakan kesenian
suku Using yang menjadi simbol
pariwisata Kabupaten
Banyuwangi.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu
1. menjelaskan pengertian budaya tradisional ;
2. menunjukkan kearifan lokal s uku Using di Kabupaten Banyuwangi ;
3. memberi c ontoh potensi w isata suku Using di Kabupaten Banyuwangi ;
4. memberi c ontoh ekonomi kreatif suku Using di Kabupaten Banyuwangi ;
dan
5. menguraikan peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata s uku
Using .

2
Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Peta Konsep

Budaya dalam Konteks
Geografi
Potensi Wisata Suku
Using
Kata Kunci :
Desa w isata U sing, pola komunikasi, pola pemukiman, agama
Nilai Karakter yang Dikembangkan :
gotong royong, kerukunan, dan sikap religius Suku U sing di Desa Kemiren
Kearifan Lokal Suku
Using di Kabupaten
Banyuwangi Ekonomi Kreatif Suku
Using
Peran dan Keterlibatan
dalam Pengembangan
Pariwisata Suku Using

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
3

Pada era globalisasi ini Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi semakin
menggiatkan program pariwisata yang berbasis kearifan lokal. Selain digunakan
sebagai daya tarik wisata, kearifan lokal juga diharapkan mampu me nyaring budaya
asing yang masuk ke Kabupaten Banyuwan gi.
Sebelum masuk ke pembelajaran, coba ka mu tebak gambar di bawah ini!

Coba perhatikan gambar di atas! Jenis kesenian apakah yang ada di Gam bar
A dan B ? Di manakah kalian bisa melihat kesenian tersebut? Kalian pasti tidak asing
dengan kesenian pada gambar di atas? Coba kalian cari ta hu di mana lokasi tempat
diadakannya kedua kesenian pada gambar di atas! Setelah itu coba isi tabel dibawah
ini tentang beberapa kesenian yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 1.1 Tugas Mendeskripsikan Kesenian Suku Using
No Kesenian Deskripsi

Gambar A Gambar B

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
4
Bila kalian sudah paham dan tahu di mana lokasi kesenian tersebut
dilaksanakan, tentu kalian bisa mengisi tabel di atas dengan sangat mudah. Namun
jika belum menemukannya juga, kalian bisa mencari melalui pustaka yang ada.
Pada masa sekarang ini, sangat sulit menemukan generasi muda yang tertarik
pada kesenian lokal. Padahal kesenian terse but memiliki makna yang cukup
mendalam terkait pembelajaran mengenai kons ep kemasyarakatan. P ada
pembelajaran kali ini, kalian akan diajarkan tentang budaya tradisional dalam konteks
geografi.

A. Pengertian Budaya Tradisional dalam Konteks Geografi
Secara h arfiah kata budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah , yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Tradisional dapat diartikan
segala sesuatu yang diwariskan oleh nenek moyang. Oleh sebab itu , budaya
tradisional merupakan hasil pemiki ran akal manusia sejak jaman nenek moyang yang
masih sesuai jika ditera pkan hingga saat ini. S ecara tidak langsung budaya tradisional
merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan hingga sekarang.
Menurut pengertian yang dikemukakan oleh Ekblaw dan Mukerne dalam
Arjana (2015) geografi budaya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan
kehidupan nya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi,
pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita ama ti.
Geografi budaya pada haki katnya merupakan bagian dari geografi manusia. Akan
tetapi seiring perkembangan zaman, geografi budaya menjadi cabang ilmu bantu dari
geografi.
Budaya dipelajari dalam geografi karena adanya masalah budaya, khususnya
hubungan a ntara pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan
intensitas masalah akibat ek sploitasi sumberdaya yang berlebihan. Dengan kata lain ,
geografi budaya dapat memberikan kombinasi yang kuat perangkat konseptual untuk
memahami masalah budaya yan g kompleks. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang
geografi ini termasuk kependudukan (geografi penduduk) aktivitas atau perilaku
manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas sosial (geografi sos ial) dan
aktivitas budayanya.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
5
Berdasarkan penjelasan terk ait geografi budaya, kearifan lokal dapat pula
dikaji sebagai bagian dari geografi itu sendiri. Suku Using di Kabupaten
Banyuwangi, memiliki banyak sekali budaya tradisional yang sudah diwariskan oleh
nenek moyang. Dalam hal ini geografi dalam konteks buda ya mengkaji kearifan lokal
suku Using yang sebagian besar telah diwadahi dalam bentuk Desa Wisata Using di
Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi.
Kearifan lokal terdiri dari dua kata , yaitu kearifan ( wisdom ) dan lokal ( local )
atau setempat. Jadi k earifan lokal dapat diartikan sebagai perilaku positif yan g
bersumber dari nilai maupun norma, agama, adat istiadat, petuah nenek moyang,
maupun budaya setempat yang didasarkan pada suatu kemampuan adaptasi dari
sebuah masyarakat terhadap lingkungan setemp at. Beberapa ahli mendefinisikan
kearifan lokal sebagai berikut.
1. Menurut Ridwan (2007 )
Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha
manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan
bersikap terhadap se suatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang
tertentu.
2. Menurut Keraf (2010)
Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman
atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku
manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.
3. Menurut pakar -pakar ilmu sosial
Keari fan lokal adalah cara dan prakti k yang dikembangkan oleh sekelompok
masyarakat yang berasal dari pemahaman dan interaksi mendalam akan
lingkungan tempat tinggalnya.
Kearifan lokal berasal dari masya rakat untuk masyarakat yang di –
kembangkan dari generasi ke generasi, menyebar dan menjadi milik kolektif dan
tertanam sebagai cara hidup masyarakat setempat. Kearifan lokal masyarakat adat
berasal dari sistem nilai sosial dan religi yang dianut oleh masya rakat tersebut.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
6
a. Nilai sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa
yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Hal ini tentunya
sangat berkaitan dengan kebudayaan yang dianut oleh masyarakat.
b. Nilai Religi
Nilai religi merupakan kecenderungan rohani manusia untuk berhubungan
dengan alam se mesta, nilai yang berasal dari T uhan yang sudah diatur dan mencakup
tentang segalanya.

B. Kearifan Lokal Suku Using di Kabupaten Banyuwangi
Suku Using merupakan suku asli Kabupaten Banyuwangi yang sudah
menempati wilayah tersebut sejak berabad -abad yang lalu. Secara tidak langsung
dapat dikatakan suku Using merupakan suku asli yang mendiami wilayah
Banyuw angi. Pada saat ini, mayoritas s uku Using mendiami Desa Kemiren yang ada
di Kecamatan Glagah.
a. Sejarah dan Asal Usul Desa Kemiren
Desa kemiren terbent uk pada masa penjajahan Belanda. C ikal bakal
penduduknya berasal dari sebuah desa tua di
Kabupaten Banyuwangi , yaitu Desa Cungking.
Desa ini letaknya 4 km sebelah timur Kemiren.
Sejarah ini sebagian besar muncul secara lisan dari
tokoh -tokoh tetua desa maupun gending (lagu)
yang ada di Banyuwangi.
Meskipun tidak ada sejarah tertul is tentang
sejarah Desa Kemiren , asal usul sejarah secara lisan Nama Cungking Muncul
dalam Babad Tawang alun
sebagai tempat
persemayaman Ki Buyut
Wangsakarya, guru dari
Pangeran Macan Putih,
Tawang Alun. GEO INFO
Carilah artikel tentang kearifan lokal suku Using bertema pertunjukan .
Jelaskan nilai sosial yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut!

Tugas Individu Siswa

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
7
masih dapat dilacak karena adanya proses pewarisan turun temurun , baik melalui lagu
maupun para tetua di Desa Kemiren.
Penamaan Kemiren sebagai nama desa didasarkan pada keberadaan pohon
kemiri dan duren (durian) yang banyak terdapat di wilayah tersebut ketika orang pada
zaman dahulu mbabat (membuka hutan) . Hingga saat ini keberadaan pohon kemiri
dan durian masih bisa dite mukan dengan mudah di daerah tersebut. Berikut
dikemukakan gambar desa wisata Using yang ada di Desa Kemiren.

b. Pola Pemukiman
Masyarakat Using di Kemiren memiliki karakteristik tersendiri khususnya
pada pola pemukiman yang menjadi dasar mereka
untuk mengatur tata ruang d esa. Pola pemukiman
masyarakat dipengaruhi ole h kegiatan sos ial
budaya, to pografi , dan sistem kekerabatan.
Desa kemiren pada awalnya terbentuk
dari pembabatan hutan kemiri dan durian pada
sekitar tahun 1830 -an yang digunakan untuk
membuat jalan yang membentang dari timur ke Kepercayaan terdahulu
masyarakat U sing
didominasi oleh animisme
dan Hindu Siwa. Pada
masa modern ini agama
yang dianut sebagian
besar adalah Islam. GEO INFO
Gambar 1.1 Lokasi Desa Wisata Using
(Sumber Dokumentasi Pribadi )

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
8
barat. Pemukiman dirancang memusat di bagian tengah wi layah desa yang dikelilingi
oleh kawasan pertanian yang luas. Perkembangan pe mukiman tersebut cenderung
liniar di dua sisi mengikuti jalan utama desa tersebut.
Pemukiman masyarakat sengaja diatur mengikuti jalan raya dengan orientasi
kosmologis utara -selatan yang menghadap ke jalan erat kaitannya dengan
kepercayaan terdahulu. Kepercayaan masyarakat menyatakan bahwa arah hadap
rumah harus menghadap ke lurung (jalan), tetapi tidak boleh menghadap gunung. Hal
ini sangat berbeda dengan rumah -rumah modern saat ini yang arah orientasinya
didasarkan pada kemudahan pencapaian dan sirkulasi.
a) Kondisi topografi
Kondisi topografi Desa Kemiren yang
cenderung bergelombang dengan batas desa
berupa sungai , mempengaruhi pola pemukiman
yang ada. Di bagian tengah desa yang
cenderung datar dibanding bagian utara dan
selatan, menjadikan wilayah tengah desa lebih
difokuskan sebagai pemukiman penduduk.
Pada bagian tengah pemukiman penduduk dan
pada titik tertinggi dibangunlah masjid sebagai bangunan yang disakralkan
masyarakat Kemiren. Lokasi pemakaman diletakkan di sebelah timur desa karena
lokasi ini merupakan titik terendah desa. Uniknya, pada titik te rtinggi di bagian barat
Kemiren terdapat makam Sang Danyang Desa (Buyut Cili) yang menjadi tempat
paling sakral. Tempat ini akan dikunjungi penduduk ketika memiliki hajatan (acara)
atau pada hari Minggu dan K amis sore.
b) Aktivitas Sosial Budaya
Aktivitas sos ial budaya m asyarakat Using Kemiren merupakan aktivitas
yang berhubungan dengan pertanian, kebudayaan , serta religi. Mata pencaharian
masyarakat yang bertumpu pada sektor pertanian memunculkan berbagai acara religi
yang berhubungan dengan acara selamatan (syukuran). Beberapa kegiatan
menggunakan rumah sebagai sarana untuk mempersiapkan keperluan selamatan dan
sawah sebagai tempat untuk pelaksanaan selamatan. Bagi masyarakat Using , sawah Buyut Cili atau Sang
Danyang Desa adalah
seorang pelarian dari
Kerajaan Macan Putih
yang mendirikan Desa
Kemiren GEO INFO

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
9
merupakan ruang budaya bagi masyarakat. Masyarakat Using juga memiliki kegiatan
sosial budaya dan bersifat rutin yang pelaksanaannya biasanya dilakukan di rumah,
pekarangan, sanggar kesenian, jalan , dan sumber mata air.
c) Pola Kekerabatan
Pola kekerabatan masyarakat Using adalah bilateral yang memperhitungkan
kekerabatan dari pihak laki -laki maupun perempuan. Sistem kekerabatan tersebut
mempengaruhi tata letak bangunan tradisi masyarakat Using dalam penentuan lokasi
rumah. Rumah untuk anak -anak diletakkan pada lahan yang lebih dekat dengan jalan
utama, sedangkan orang tua akan mengalah, dengan menempati lahan yang paling
jauh dari jalan utama. Hal ini hanya berlaku untuk satu keturunan (anak) saja.
Pengaturan hunian semacam ini bagi orang Using ibarat ”lahan kesinambungan”
antara dirinya dan generasi berikutnya.
c. Arsitektur
Masyarakat Using memiliki perwujudan arsitektur rumah tradisional. Hal ini
bisa terlihat ketika mengunjungi Desa Kemiren, kalian akan melihat bentuk rumah
yang berbeda dengan gaya rumah modern. Kharakteristik rumah tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor. Berikut ditampilkan gambar tentang rumah Using.

Gambar 1.2 Rumah Using ( Sumber Dokumentasi Pribadi )

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
10
a) Faktor lingkungan
Bentuk dan pola rumah tradisional merupakan hasil adaptasi penduduk dari
kondisi iklim maupun lingkungan. Dalam hal ini arsitektur dapat dipahami sebagai
solusi dari sifat manusia possibilisme (mempengaruhi alam) atau strategi adaptif
untuk bertahan terhad ap alam.
Struktur utama rumah Using berupa susunan 4 tiang kayu dengan sistem
tanding tanpa paku, tetapi menggunakan paju (pasak pipih). Jenis kayu yang
digunakan adalah kayu bendo, tanjang risip dan cempaka yang banyak ditemukan di
sekitar desa. Kayu -kayu tersebut dikenal masyarakat memiliki karakteristik yang kuat
sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai rumah. Penggunaan kayu dan bambu
dianggap memiliki nilai -nilai yang baik bagi kepercayaan masyarakat Using . Atap
yang digunakan berupa genteng kamp ung dan untuk lantainya masih berupa tanah.
Berdasarkan konstruksinya dinding rumah asli di Kemiren hanya tersusun
dari dinding yang berupa kayu dan gedheg (anyaman bambu) namun memiliki
kekuatan yang melebihi rumah berdinding batu bata. Rumah ini tahan t erhadap
binatang pengerat karena kayu atau gedheg nya tidak menempel pada tanah tetapi
berjarak 5 -10 cm dari tanah. Hal ini yang menyebabkan rumah Using memiliki
ketahanan hingga puluhan tahun.
b) Faktor religi atau kepercayaan
Faktor religi menjadi faktor do minan dalam pembuatan rumah Using .
Rumah dianggap sebagai wujud alam semesta yang menjadi tempat untuk singgah
mulai lahir hingga meninggal. Oleh sebab itu rumah Using memiliki orientasi
kosmologis utara selatan dan tidak men ghadap gunung karena sisa -sisa kepercayaan
Hindu -Siwa.
Pada saat pembuatan rumah, masyarakat bergotong royong untuk membuat
rumah atau disebut dengan soyo. Sampai sekarang kegiatan masyarakat tersebut
masih tetap dilestarikan. Hal ini bertujuan untuk menjalin tali p ersaudaraan dan
kerukunan antar warga.
c) Faktor Sosial
Faktor sosial menjadi penentu perwujudan arsitektur karena terdapat sistem
nilai yang akan memandu manusia dalam memandang serta memahami dunia di

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
11
sekitarnya. Bentuk rumah Using bisa dikenali lewat bentuk atapnya, yaitu cerogogan,
baresan, dan tikel balung . Bentuk tersebut tidak dimaksudkan sebagai hierarki yang
berkaitan dengan struktur sosial atau stratifikasi sosial.
Jenis ruang di dalam rumah Using terbagi menjadi ruan g utama dan ruang
penunjang. Ruang utama selalu ad a dalam setiap rumah Using seperti bale, jrumah
dan pawon. Bale (ruang tamu/keluarga) terletak di bagian depan rumah dan bersifat
publik. Jrumah (kamar tidur) terletak di bagian tengah dan bersifat paling privat.
Pawon (dapur) terletak di bagian belakang y ang biasanya digunakan untuk memasak.
Ruang penunjang merupakan ruang tambahan yang tidak selalu ada di tiap
rumah seperti amper, ampok, pendopo dan lumbung . Amper adalah ruang publik yang
terdapat di bagian depan rumah fungsinya sebagai tempat untuk duduk -duduk santai
sambil mengobrol bagi siapa saja yang ingin mampir. Ampok merupakan ruang
tambahan yang berada di sisi sebelah kiri dan kanan rumah. Pendopo merupakan
ruang pemisah antara jrumah dan pawon . Lumbung merupakan tempat untuk
menyimpan padi.
d. Pola Komunikasi
Masyarakat Using Kemiren memiliki cara komunikasi yang berkaitan
dengan nilai da n norma yang menjadi ciri khas s uku Using . Contoh komunikasi yang
khas di s uku Using adalah yaitu melabot, selametan, penga jian, arisan , dan
kelompok -kelompok kese nian.
Melabot adalah bentuk gotong royong masyarakat Using . Melabot dilakukan
apabila ada tetangga yang memiliki hajat (pernikahan, khitanan, pindah rumah, dan
yang semacamnya). Bentuk melabot yang lazim dilakukan oleh para perempuan
adalah ikut menyiapka n makanan ha jatan, sedangkan para pria mem berikan bantuan
tenaga untuk mendirikan atau menata tempat yang dipakai untuk hajatan. Selain itu,
pada saat melabot para perempuan menyumbangkan natura (barang mentah seperti
beras, telur, mie keriting, dan yang s emacamnya).
Selametan merupakan ritus yang secara tertib dilaksanakan oleh masyarakat
Kemiren. Ritus -ritus tersebut, seperti juga pada masyarakat Jawa, berkaitan dengan
daur hidup, pertanian, peringatan keagamaan, syukuran, dan bersih desa. Selametan
berfu ngsi sebagai visualisasi pikiran yang mengandung harapan -harapan keteraturan.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
12
Pengajian merupakan representasi religi masyarakat Kemiren yang sebagian
besar beragama Islam. Mereka membentuk
kelompok pengajian (kelompok bapak, ibu,
remaja). Kelompok tersebut biasanya
mengadakan pengajian seminggu sekali. Selain
digunakan untuk memperdalam ilmu agama,
pengajian ini juga digunakan sebagai sarana
berkumpul dengan tetangga dan menjaga tali
silaturahmi.
Variasi bahasa yang digunakan masyarakat Using didasarkan pada kondisi
atau situasi yang sedang dilakukan. Pada saat melakukan interaksi keseharian, bahasa
yang digunakan cenderung kasar atau dikenal dengan Cara Using . Sementara keti ka
pada suasana seremonial digunakan bahasa jawa halus ( Cara Besik ). Penggunaan
bahasa Using tidak mengenal hierarki bahasa sehingga kecenderungan masyarakatnya
untuk bisa hidup pada level yang sama.
C. Potensi Wisata Suku Using
Potensi wisata yang dimiliki suku Using berasal dari kesenian yang
diagendakan oleh pemerintah dae rah. Salah satu produk Kabupaten Banyuwangi
memiliki nilai daya tarik bagi wisatawan yaitu kebudayaan suku Usi ng. Oleh karena
itu pemerintah K abupaten Banyuwangi menjadikan budaya Using sebagai salah satu
produk utama tujuan wisata di K abupaten Banyuwangi. Sebagai sebuah suku yang
menempati satu kabupaten secara penuh, suku Using memiliki karakteristik yang
berbeda dibanding suku lainnya di Jawa Timur, dibandingkan dengan 9 wilayah
kebudayaan lainnya, suku Using memiliki percampuran antara budaya Jawa kuno dan
Bali sebagai akar budayanya.
Potensi wisata suku Using perlu dikembangkan lebih maksimal dengan cara
mengagendakan acara tahunan. Acara -acara tahunan digunakan sebagai promosi
pariwisata maupun wadah untuk melestarikan budaya suku Using. Harapan denga n
diadakan acara tahunan yang dikemas lebih modern, pariwisata Kabupaten
Banyuwangi khususnya tentang suku Using dapat dikembangkan lebih baik
kedepannya. Carilah Artikel tentang
kearifan lokal suku Using dan
jelaskan langkah -langkah
untuk melestarikan kearifan
lokal tersebut. Aktivitas Diskusi

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
13
Tabel di bawah ini merupakan kesenian suku Us ing yang menjadi agenda
wisata K abupaten Banyuwangi.
Tabel 1.2 Agenda Tahunan Kesenian Suku Using di Kabupaten Banyuwangi
No Nama Kesenian Lokasi Pertunjukan Pelaksanaan
1. Endhog -endhogan Depan Kantor Pemda
Banyuwangi Tanggal 12 Rabiul
Awal setiap tahun
hijriyah
2. Barong ider bumi Desa Kemiren, Kecamatan
Glagah Hari ke -2 idul fitri
setiap tahun hijriyah
3 Tumpeng Sewu Desa Kemiren, Kecamatan
Glagah
4 Seblang Olehsari Desa Olehsari, Kecamatan
Glagah Bulan Agustus
5 Puter Kayun Kelurahan Boyolangu, Kec.
Giri Bulan Agustus
6 Banyuwangi Ethno
Carnival Sepanjang jalan protok ol
Kecamatan Banyuwangi Desember
7 Kebo -Keboan Desa Alas Malang, Kec.
Singojuruh Oktober
8 Festival Kuwung Kecamatan Banyuwangi November
9 Kesenian Gandrung
Sewu Pantai Boom
Sumber: Agenda wisata Kabupaten Banyuwangi 2015
a. Gandrung
Kesenian Gandrung adalah meru pakan
kesenian asli masyarakat Using Banyuwangi yang
masih digemari oleh mas yarakatnya bahkan pada
tahun 70 -an kesenian Gandrung mengalami
puncak keemasannya dan hampir semua
kehidupan berkesenian berpusat pada kesenian
Gandrung. Perkembangan yang sangat luar biasa
ini menjadikan kesenian Gandrung sering diminta tampil di Istana Negara pada acara –
acara ken egaraan. Penampilan ini akhirn ya banyak mempesona para tamu Negara
dari berbagai bangsa , sehingga kesenian Gandrung sangat d iminati dan sering
diundang untuk tampil di beberapa Negara di dunia seperti Hongkong, Amerika,
Jepang, Cina, Belanda , dan Korea. Gandrung ditetapkan sebagai
Maskot Pariwisata
Banyuwangi melalui SK
Bupati Nomor 173 tahun
2002 Geo Info

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
14
Kesenian tradisional Gandrung Banyuwangi yang mampu bertumpu dan
bertahan atas dasar tata nilai lokal yang dikandungnya berhadapan dengan tuntut an-
tuntutan baru yang bukan hanya efek budaya yang ditonjolkan akan tetapi segi
ekonomi juga semakin berkembang d i masa ini.
Pengembangan kesenian tradis ional seperti halnya Gandrung Banyuwangi
dikaitkan dengan pariwisata tampaknya merupakan usaha yang mutlak dilakukan.
Pengembangan kesenian tradisional Banyuwangi menjadi sangat signifikan dalam
menghadapi arus glob al. Perwujudan kesenian tradisional gandrung sebagai kesenian
yang mampu menarik wisatawan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan lokal.
Diharapkan denga n diangkatnya Gandrung sebagai maskot p ariwisata
Banyuwangi maka pengembangan seni budaya Banyuwangi secara tidak langsung
memunculkan tari Jejer Gandrung sebagai tarian resmi sebagai upacara penyambutan
dan ucapan selamat datang.
Desa Kemiren sebagai desa wisata yang ditetapkan Pemerintah Dae rah
Banyuwangi sebagai lokasi pelestarian budaya lokal memiliki ciri khas ga ndrung.
Salah satunya Gandrung Temu. Gandrung T emu merupakan penari gandrung yang
berasal dari Desa Kemiren, kepiawaiannya dalam seni gandrung membuatnya layak
disebut sebagai maestro seni Gandrung Banyuwangi.
Berdasarkan peran yang cukup besar dari tari Gandrung tersebut, pemerintah
Banyuwangi mengad akan acara tahunan yang bertema Festival Gandrung Sewu.
Festival ini dilaksanakan di pantai Boom Banyuwangi bukan hanya sebagai atraksi
wisata saja tetapi sebuah konsolidasi budaya yang mampu membangkitkan partisipasi
segenap rakyat Banyuwangi dalam memaju kan budaya daerah. Berikut ini
ditampilkan gambar festival gandrung sewu yang diadakan oleh Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
15

b. Barong Ider Bumi dan Tumpeng Sewu
Masyarakat Using dari Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki karakteristik
yang berbeda dengan masyarakat Jawa Timur pada umumnya. Salah satunya terlihat
dari upacara barong ider bumi. Barong ider bumi merupakan kegiatan rutin
masyarakat Using di Desa Kemiren. Kegiatan ini dila ksanakan setiap tahu n yaitu
pada hari ke 2 syawal (Idul F itri). Pada kegiatan ini dilaksanakan arak -arakan barong
yang memiliki harapan bahwa Tuhan Yang Maha Esa
akan selalu memberikan keselamatan dan kesejah –
teraan bagi warga masyarakat Banyuwangi.
Wujud dari barong adalah sebuah topeng
yang merupakan gambaran dari hewan buas yang
menakutkan. Menurut kepercayaan mitologis masya –
rakat Using, barong memiliki kemampuan untuk
meng usir pengaruh -pengaruh jahat yang mengancam
keselamatan warga. Upacara barong ider bumi merupakan ritual pengusir bahaya dan
permohonan kesuburan kepad a Sang Maha Kuasa. U pacara ini dipercaya sebagai
ritual pensucian diri dari segala kesalahan yang dilakukan selama setahun dan
penyembuhan terhadap wabah penyakit.
Kesenian barong dim ainkan oleh dua orang dengan diiringi gamelan. Acara
ini biasanya dilaksanakan pada saat prosesi pesta rakyat seperti ngarak pengantin atau
Upacara B arong Ider
Bumi pertama Kali
dilaksanakan sekitar
tahun 1940 -an di Desa
Kemiren Kabupaten
Banyuwangi. Geo Info Gambar 1 .3 Festival Gandrung Sewu
(Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan )

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
16
khitanan. Penampilan barong ini dimaksudkan untuk mengusir pengaruh jahat dalam
kehidupan mendatang dan diharapkan m endapatkan keselamatan dan kebahagiaan
bagi orang yang memiliki acara (hajatan).

Pada pelaksanaan ritu al Barong Ider Bumi biasanya diikuti oleh berbagai
lapisan masy arakat desa mulai dari anak -anak hingga para sesepuh desa. Penampilan
Barong Ider Bumi sering kali juga dimeriahkan dengan berbagai kesenian khas
Banyuwangi, seperti tari gandrung, burdah, singo -singoan dan hadrah kuntulan.
Sepanjang perjalanan , dilakukan pembacaan macapat atau tembang jawa kuno yang
merupakan bentuk doa kepada Tuhan dan roh nenek moyan g. Seiring menguatnya
pengaruh Islam, pembacaan tembang J awa kuno selalu d iawali dengan doa dalam
bahasa A rab serta pembacaan Al -Fatihah.
Dalam acara ritua l Barong Ider Bumi, beberapa atraksi menarik yang dapat
disaks ikan adalah sebagai berikut.
1. Sedekah syawal diadakan sehari sebelum pelaksanaan upacara barong ider
bumi, yakni setiap keluarga bergantian mengadakan selamatan kupat -lepet
dan berbagai kue tradisional disajikan kepada para pengunjung.
2. Prosesi upacara diawali dengan mengarak tumpeng srakat dan pecel pithik
keliling kampung yan g dipimpin oleh sesepuh desa dengan menyebarkan
uang logam serta beras kuning ( sembur othik -othik ) di sepanjang jalan. Hal ini
dimaksudkan untuk membua ng sial dan mengusir pengaruh -pengaruh jahat
Gambar 1. 4 Upacara Barong Ider Bumi
(sumber dinas pariwisata Kabupaten Banyuwangi )

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
17
agar masyarakat diberi kem akmuran dan keselamatan. Arak -arakan ini diikuti
seluruh elemen masyarakat Using di Desa Kemiren maupun para pengunjung
(wisatawan). S elain itu upacara ini disemarakkan dengan bunyi -bunyian
musik tradisional khas Using seperti: angklung, kuntulan, gemb rung dan lain –
lain.
3. Setiap keluarg a membuat tumpeng dan pecel pit ik yang digunakan sebagai
makanan setelah acara Barong Ider Bumi selesai . Sebelum matahari terbenam,
semua tump eng yang sudah dibuat oleh tiap -tiap keluarga diletakkan dan
ditata di sepanjang jalan utama desa. Setelah didoakan oleh Kyai setemp at,
tumpeng dan pecel pit ik di makan bersama -sama pengunjung dan sanak
keluarga yang h adir di upacara tersebut. Karena tumpeng yang dibuat tersebut
berjumlah 1000, maka dinamakanlah Tumpeng Sewu.
Makna yang dapat diperoleh dari kearifan lokal upacara Barong Ider Bumi
tersebut adalah kerukunan masyarakat harus selalu dijunjung tinggi. Kegiat an
bersedekah yang dilakukan sebagai rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan,
harus selalu ditanamkan kepada generasi muda. Sehingga kebiasaan yang bersifat
hedonisme bisa dikurangi.
c. Seblang Olehsari dan Bakungan
Seblang merupakan upacara bersih desa yang dimaksudkan untuk menolak
bala yang diwujudkan dalam pementasan kesenian sakral yang berbau mistis dan
magis. Seblang biasanya dilaksanakan di Desa Olehsari dan Desa Bakungan
Kecamatan Glagah. Seblang Olehsari dilaksanakan setelah upacara Barong Ider Bumi
selesai. Sebelum ritual Seblang dilaksanakan, pada malam hari sebelumnya,
masyarakat desa menggelar selamatan yang diikuti oleh seluruh warga. Pelaksanaan
Seblang Olehsari dilaksanakan di bulan syawal, dilakukan 7 hari berturut -turut yaitu
dimulai p ukul 14.00 dan berakhir hingga menjelang maghrib, kecuali pada hari
terakhir ada prosesi Seblan g Ider Bumi yaitu keliling kampung. Sedangkan Seblang
Bakungan dilaksanakan setelah lebaran Haji atau bulan Dzulhijjah.
Ritual Seblang Olehsari dan Bakungan diaw ali oleh seorang pawang yang
membawa penari ke panggung pertunjukan untuk dipasangkan mahkota berupa
omprok yang dihiasi janur kuning dan beberapa bunga segar diatasnya. Setelah itu

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
18
para pawang membacakan mantra untuk memasukkan roh Sang Hyang ke dalam
tubuh sang penari. Pen ari yang ditunjuk untuk menari S eblang Olehsari bukanlah
penari biasa, penari tersebut harus masih muda dan memiliki garis keturunan dengan
penari seblang sebelumnya. Se mentara itu, Seblan g Bakungan dilakukan oleh penari
yang sudah sepuh atau sudah tua. Ritual Seblang memiliki tujuan untuk memohon
keselamatan serta ungkapan rasa syukur desa kepada leluhur. Berikut ini ditampilkan
gambar ritual seblang di Desa Olehsari.

Ritual Seblang menjadi daya tarik pengunjung karena adanya unsur magis.
Ribuan masyarakat dan wisatawan hadir untuk menyaksikan tradisi adat suku Using
ini. Setiap dilaksanakan ritual S eblang, jumlah penonton yang hadir akan mencapai
ribuan, sehingga dapat dipastikan sektor pariwisata bisa mengembangkan potensi
wisata budaya dalam ritual seblang tersebut.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi secara gencar mempromosikan
pariwisata budaya yang berbasis ritual Seblang. Hal ini dimaksudkan untuk
mengangkat potensi kearifan lokal yang mulai terdesak dengan era globalisasi.
Kesadaran generasi muda akan pen tingnya kearifan lokal perlu di berikan melalui
pembelajaran di sekolah, sehingga secara tidak langsung generasi muda akan merasa
memiliki budaya asli daerahnya.

Gambar 1. 5 Ritual Seblang di Desa Olehsari dan Bakungan
(Sumber Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi)

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
19
d. Banyuwangi Etno Carnival (BEC)
Banyuwangi Ethno Carnival merupakan sebuah event karnaval yang me –
miliki konsep unik dan menarik. BEC memiliki tema etnik dengan penggunaan
kostum tradisio nal kontemporer sebagai daya tarik wisatawan. Ratusan peserta
mengenakan kostum sesuai tema etnik
masing -masing. Setiap kostum men –
cerminkan kreasi unik maupun kreatif yang
memberikan nuansa daya tarik yang luar
biasa. Desain kostum yang ditampilkan
menonj olkan warna -warna menarik dari
desain yang indah.
Banyuwangi Ethno Carnival
dilaksanakan di sepanjang jalan protokol
Kecamatan Banyuwangi dengan start dari
Taman Blambangan dan finish di depan
kantor Pemkab Banyuwangi. Karnaval ini
mampu menyedot ribuan penonton
sehingga sudah sangat layak dipandang
sebag ai pariwisata andalan Kabupaten Banyuwangi dari sektor budaya.
e. Kebo -Keboan
Masyarakat suku Using Banyuwangi mempunyai tradisi unik dalam
rangkaian selamatan desa sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang
melimpah sekaligus sebagai upacara bersih desa agar seluruh warga diberi
kesempatan dan dijauhkan dari segala marabahaya. Ritual Kebo -Keboan ini rutin
dilaksanakan stiap tahun sekali, tepatnya dilakukan pada bulan Muharam atau Syuro
pada penanggalan jawa yang jatuh pada hari minggu antara tanggal 1 sampai 10
Syuro. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke 18. Warga meyakini jika ritual
Kebo -Keboan ini tidak dilaksanakan maka akan muncul musibah di desa.
Ritual Kebo -Keboan ini dilaksanakan di Desa Alas Malang Kecamatan
Singojuruh. Awalnya upacara ini diadakan untuk memohon turunnya hujan saat
Gambar 1.6 Promosi Wisata Seblang dan
BEC Kabupaten Banyuwangi

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
20
kemarau panjang. Masyarakat berharap jika hujan turun maka bercocok tanam sudah
dapat dilaksanakan.
Atraksi menarik yang dapat disaksikan dalam upacara Kebo -keboan adalah
saat persiapan. Pada saat malam hari sebelum acara dilakukan, masyarakat
bergotong -royong memasang hiasan di sepanjan g jalan utama desa, yang terdiri dari
hasil panen berupa pala gumantung (buah -buahan), pala kependem (umbi -umbian)
dan pala kesimpir (polong kacang -kacangan). Hiasan yang beru pa hasil pertanian
tersebut melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.
Prosesi upacara diawali dengan selamatan di tengah jalan pada pagi hari.
Dalam acara selamatan diberikan makanan yang berupa sesaji, kue dan nasi tumpeng
yang disiapkan oleh masin g-masing keluarga untuk para tamu dan sanak famili yang
berkunjung. Makanan tersebut kemudian didoakan oleh Kyai, setelah itu makanan
tersebut diberikan kepada pengunjung dan kepada masyarakat sekitar.
Acara Kebo -Keboan diikuti oleh beberapa lelaki bertubu h kekar dengan
dandanan dan bertingkah aneh seperti kerbau yang dihalau oleh petani lengkap
dengan bajaknya. Tidak ketinggalan ada seorang putri yang melambangkan Dewi Sri
yang menaiki tandu dengan beberapa pengawal yang memakai pakaian khas. Untuk
meramai kan suasana, musik dan tarian tradisional mengiringi arak -arakan ini.

Puncak dari acara Kebo -keboan ini adalah prosesi membajak sawah dan
menanam bib it padi. Para kerbau manusia seperti kesurupan mengejar siapapun yang
mencoba mengambil bibit padi yang ditanam. Masyarakat berebut untuk
Gambar 1. 7 Ritual Kebo -Keboan Membajak Sawah
(Sumber: Dokumentasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan )

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
21
mendapatkan bibit padi tersebut karena dipercaya bisa digunakan sebagai tolak bala
maupun keberuntungan. Ritual ini be rakhir pada tengah hari, sementara pada sore dan
malam hari, kesenian tradisional dimainkan termasuk pementasan wayang kulit yang
ditampilkan semalam suntuk.
Ritual Kebo -keboan menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk
berkunjung ke Banyuwangi. Ritu al
dimasukkan ke dalam agenda pemerintah
kabupaten yang masuk da lam kalender
wisata Kabupaten Banyuwangi.
f. Festival Kuwung
Festival K uwung adalah pawai
tahunan, yang menjadi etalase yang
memamerkan keaslian Banyuwangi , baik
kekayaan budaya , adat, maupaun potensi
unggulan yang ditampilkan oleh
perwakilan 24 keca matan se
Kabupaten Banyuwangi . Sebanyak
seribu orang peserta berpawai
melintasi se panjang jalan protok ol sejauh 2 kilometer. Rutenya me liputi start dari
depan kantor B upati Banyuwangi di Jalan A. Yani, Jalan PB. Sudirman, J alan Satsuit
Tubun sampai finish di Taman Blambangan. Selain berbentuk parade berjalan,
Festival Kuwung juga dikemas denga n parade mobil hias. Potensi lok al, seperti,
kerajinan maupun desti nasi wisata juga dikemas dalam Festival K uwung.
Kemeriahan semakin terasa dengan iringan musik khas, seperti hadrah, kundaran, dan
jaranan dalam festival budaya otentik Banyuwangi ini.
Festival Kuwung dihadirkan untuk menjadi panggung eksistensi seni dan
budaya asli Banyuwangi yang beragam untuk tetap lestari. Se tiap tahu n Festival
Kuwung selalu mengangkat tema yang berbeda beda. Akan tetapi tema tersebut selalu
mengangkat tentang tradisi kehidupan masyarakat Banyuwangi mela lui dari lahir
hingga dewasa serta tidak ketinggalan kisah rakyat . Tema -tema tersebut dimaksudkan
agar kesenian tradisional tidak musnah oleh waktu , sehingga perlu di tampilkan ulang
Gambar 1. 8 Festival Kuwung
(Sumber Dinas Pariwisata Kabupaten
Banyuwangi )

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
22
agar masyarakat tergugah kembali untuk tetap mengingat sejarah dan kisah masa
lampau.
D. Ekonomi Kreatif Suku Using
Potensi pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sekto r wisata di
Banyuwangi sudah diimplementasikan secara optimal. Meskipun perlu di –
kembangkan lebih baik lagi khususnya pada sektor wisata budaya. Kabupaten
Banyuwangi mengadopsi bentuk paket wisata berbasis kearifan lokal suku Using ke
dalam desa wisata. De sa wisata Using Kemiren merupakan satu -satunya lokasi
pengembangan budaya kearifan lokal yang ada di Banyuwangi. Desa ini sengaja
dibuat oleh pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan budaya asli suku
Using yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
Disampin g memiliki potensi wisata berbasis budaya, Kabupaten
Banyuwangi juga memiliki beberapa jenis industri kerajinan rumah tangga yang
mendukung dalam ekonomi kreatif. Industri kerajinan rumah tangga di Kabupaten
Banyuwangi sudah masuk kategori ekspor. Hal ini didukung dengan adanya
pengembangan pariwisata yang secara tida k langsung mengenalkan produk -produ k
kerajinan tersebut pada event -event yang digelar setiap tahun.
Salah satu potensi masyarakat yang dapat diangkat sebagai salah satu produk
wisata yang dapat dijual kepada wisatawan adalah berupa kerajinan hasil olah tangan
masyarakat. Produk kerajinan tangan khas Using yang dapat dimanfaatkan sebagai
souvenir atau cin deramata bagi wisatawan antara lain Batik khas suku Using motif
batik Gajah O ling. Kerajinan Tenun Khas Using dari serat Pisang Abaka , Kerajina n
Ukiran pahat kayu dan Barong U sing, Kerajinan Alat Musik Angklung dan Biola
Gandrung .
Kerajinan -kerajinan tang an khas suku Using memiliki nilai historis yang
cukup tinggi. Hal ini terlihat dengan penjualan souvenir yang dijual di tempat wisata
selalu habis dibeli oleh wisatawan. Pemasaran kerajinan tangan diharapkan bukan
hanya dijual secara konvensional melalui p emasaran di tempat -tempat wisata
Kabupaten Banyuwangi, akan tetapi dengan bantuan pemerintah, kerajinan tangan
tersebut dapat dijual ke berbagai negara.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
23
Tabel 1.3 Industri Kerajinan Rumah Tangga di Kabupaten Banyuwangi
No Jenis Kerajinan Hasil Kerajinan Lokasi / Kecamatan
1 Kerajinan Kayu Bubut kayu, mosaik,
dekorasi dinding,
patung, relif dan
berbagai macam hiasan
cinderamata Giri, Klatak, Tukang Kayu,
Banjarsari, Tampo, Pesanggaran
2 Kerajinan Perak Cinderamata, vas, dan
hiasan dindin g. Dasri, Kecamatan Tegalsari
3 Kerajinan Batik Batik gajah oling,
kangkung setinkes,
paras gempal, Kopi
pecah dan lain – lain Kelurahan temanggungan,
kecamatan Banyuwangi
Sumber: Banyuwangi dalam Angka 2014
Industri Kerajinan rumah tangga di Kabupaten Banyuwangi , memiliki beberapa
sektor yang cukup dominan. Sektor tersebut menyokong perekonomian masyarakat, sehingga
peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengemb angkan sektor tersebut. Sektor -sektor
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Industri kerajinan kayu
Kabupaten Banyuw angi memiliki potensi industri kerajinan k ayu. Wilayah
sentra produksi kerajinan kayu mebel yang di Kabupaten Banyuwa ngi adalah
di Kecamatan Cluring , Kecamatan Kabat , dan Kecamatan Rogojampi. Sentra
ini terbentuk secara alami, bukan atas be ntukan pemerintah, sejak 30 tahun
yang lalu lokasi ini sudah mulai terbentuk menjadi sentra industri kerajinan
kayu mebel. Hasil kerajinan kayu berupa bubut kayu, mosaik, dekorasi
dinding, patung, relif dan berbagai macam hiasan cinderamata .
2. Industri keraj inan batik
Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi pengembangan batik yang cukup
besar. Potensi batik di Kabupaten B anyuwangi tersebar di beberapa wilayah.
Wilayah yang merupakan klaster industri batik di antaranya yaitu wilayah
Kecamatan Kabat, Cluring, Ban yuwangi, Sempu dan K alipuro. Wilayah –
wilayah tersebut memiliki karakteristik motif yang agak berbeda. Banyak
motif khas dari batik khas Kabupaten Banyuwangi , sampai saat ini, sekitar 21
jenis motif batik asli Banyuwangi yang telah diakui secara nasional. Beberapa
motif Batik Banyuwangi yaitu Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Alas

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
24
Kobong, Paras Gempal, Kopi Pecah, Sembruk Cacing, Gedegan, Ukel, Blarak
Semplah, Moto Pitik, dan lain sebagainya.

E. Peran dan Keterlibatan dalam Pengembangan
Pariwisata Suku Using
Pengembangan pariwisata s uku Using tidak hanya diperankan oleh
pengelola Desa Wisata Using Kemiren, melainkan kepada setiap pihak yang ada di
Kabupaten Banyuwangi. Peran dan keterlibatan pemerinta h, swasta dan masyarakat
harus tersinergi secara baik. Beberapa pembagian peran sebagai berikut.
1. Peran dan Keterlibatan Pemerintah
Pemerintah sebagai bagian dari pembuat kebijakan memiliki peranan besar
dalam penyelenggaraan pembangunan, termasuk juga dalam pengembangan sektor
pariwisata. Desa Kemiren sejak ta hun 1995 telah ditetapkan oleh P emerintah Provinsi
Jawa Timur menjadi kawasan wisata desa adat Using. Kebutuhan akan peraturan
tentang desa pariwisata menjadi d asar untuk melaksanakan pogram -progra m dan
kegiatan wisata di Kemiren. Beberapa hal yang yang menjadi kewajiban pemerintah
untuk mengembangkan pariwisata di Kemiren adalah sebagai berikut.
a. Pembangunan anjungan w isata Using
b. Pembangunan aksesibilitas jalan utama
c. Peningkatan program SDM melalui beragam pelatihan
d. Bantuan dana promosi kegiatan -kegiatan adat yang telah masuk dalam
kalender wisata tahunan
e. Bantuan dana dalam pengembangan wisata melalui PNPM Mandiri Pariwisata
f. Bantuan dana melalui BPNB (Badan Pelestarian Nilai -nilai Budaya) untuk
pelestarian seni tradisi, adat dan nilai budaya
g. Bantuan dana melalui dana Kesmas DPRD Kabupaten Banyuwangi
Aktivitas Diskusi!
Carilah a rtikel tentang kerajinan di Kabupaten Banyuwangi. Jelaskan pengaruhnya
dalam pendapatan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
25
2. Peran dan Keterlibatan Pihak Swasta
Peran dan keterlibatan pihak swasta sebagai salah satu pilar pengembangan
pariwisata di Desa Kemiren salah satun ya terlihat pada pengelolah Anjungan Wisata
Using. Keberadaan dari Anjungan Wisata Using tersebut bertujuan untuk
memperkuat dan menunjang keberadaan Desa Wisata Using Kemiren. Tempat wisata
seluas 2.5 hektar tersebut mulai direalisasikan pada tahun 1995 d engan konsep awal
sebagai miniatur desa yang menampilkan segala jenis budaya, se ni dan tradisi rumah
adat serta kerajinan khas Using.
Sayangnya, keberadaan dari Anjungan Wisata yang dulunya masyarakat
Kemiren sangat antusias untuk menyambutnya kini hanya menyisa kan kekecewaan
bagi masyarakat setempat. Harapan dan hubungan yang saling menguntungkan ant ara
pihak pengelola dengan mas yarakat Kemiren dengan adanya Anjungan Wisata Using
tidak terjalin dengan baik.
Pada acara Tumpeng Sewu dan Ider Bumi, pihak swa sta juga turut berperan
dalam pendanaan acara dengan berupa pemasangan umbul -umbul iklan produk
perusahaan yang mendanai kegiatan tersebut. Peran dan keterlibatan pihak swasta
juga terlihat pada promosi dan liputan acara -acara seni, budaya dan tradisi maup un
nasional telah sering melakukan liputan budaya yang merupakan daya tarik wisata
utama di Kemiren. Peran media massa disini sangat penting sebagai pemasaran daya
tarik wisata Kemiren.
Dengan adanya kebudayaan Using yang khas di Kemiren maka masyarakat
kemiren sebenarn ya memiliki potensi untuk berkerjasama dengan berbagai lem baga
yang berhubungan dengan pe lestarian dan apresiasi seni, tradisi dan budaya
masyrakat lokal.
3. Peran dan Keterlibatan Masyarakat dan generasi muda
Masyarakat memiliki peran penting d alam melestarikan budaya Suku Using
di Kabupaten Banyuwangi. Peran tersebut bukan hanya menjaga kebudayaan yang
ada, te tapi ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan
pelestarian budaya Using.
Selama ini desa Kemiren dengan kekayaan kultur yang mereka miliki telah
mampu menarik banyak peneliti dari berbagai perguruan tinggi yang melakukan

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
26
penelitian di desa Kemiren. Tidak hanya perguruan tinggi di Banyuwangi saja namun
perguruan tinggi dari luar kota Banyuwangi yang melakukan penelitian di Desa
Kemiren.

REFLEKSI
1. Dari setiap subbab yang sudah kamu pelajari, materi manakah yang sulit
dipahami? Jawablah dengan menyalin tabel di bawah ini dan beri tanda (√)
pada kolom yang tersedia
Subbab Mudah Sedang Sulit
A. Kajian Budaya dalam Konteks
Geografi
B. Suku Using di Desa Kemiren
C. Kehidupan Ekonomi Masyarakat
Using

2. Bila terdapat materi yang sulit dipahami, diskusikan dengan gurumu Aktivitas Diskusi!
Diskusikan bersama kelompokmu, peran pemerintah terkait pengembangan
pariwisata berbasis budaya di Kabupaten Banyuwangi. Serta berikan contoh
tempat wisata budaya yang sudah dikembangkan.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
27
Tradisi Selamatan Tumpeng Sewu
Tumpeng Sewu adalah ritual adat selamatan massa l yang digelar di Desa
Kemiren, salah satu basis Using, masyarakat asli Banyuwangi. Digelar seminggu
sebelum Idul Adha, tradisi ini bertujuan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas keberkahan yang diterima warga Kemiren.
Tradisi tumpeng se wu yang menjadi salah satu agenda Banyuwangi Festival ini
bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal Banyuwangi sekaligus mengenalkan tradisi
dan budaya daerah ke tingkat yang lebih luas. Tradisi yang menggambarkan keramahan
dan keterbukaan suku using ini dilaksanakan disepanjang jalan desa kemiren, dengan
melibatkan seluruh masyarakat using dan wisatawan lain yang datang di desa kemiren
untuk selamatan bersama.
Pada ritual tumpeng sewu ini setiap rumah warga Using minimal akan
mengeluarkan satu tumpeng ya ng diletakkan di depan rumahnya. Tumpeng ini adalah
nasi dalam bentuk kerucut dengan lauk pauk khas Using, yakni pecel pithik (ayam
panggang dicampur kelapa) yang dibungkus dengan daun pisang.
Bentuk mengerucut pada tumpeng itu sendiri ini memiliki makna k husus, yakni
petunjuk untuk mengabdi kepada Sang Pencipta, di samping kewajiban untuk
menyayangi sesama manusia dan lingkungan alam. Sementara pecel pithik mengandung
pesan moral yang bagus, yakni "ngucel -ucel barang sithik ". Dapat juga diartikan
mengajak orang berhemat dan senantiasa bersyukur.
Dengan diterangi oncor ajug -ajug (obor bambu berkaki
empat), Tumpeng Sewu ini menjadi sebuah ritual yang khas dan tetap sakral. Sebelum
makan bersama, warga Desa Kemiren mengawalinya salat maghrib berjamaah dan doa
bersama. Sebelum selamatan dimulai, masyarakat juga "ngarak barong" sebag ai simbol
penjaga Desa Kemiren.
http://banyuwangitourism.com Artikel Informasi

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
28

RINGKASAN
1. Geografi budaya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan
kehidupanya, mempengaruhi pandangan hidup kita, maka nan yang kita
konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat
rekreasi yang kita amati.
2. Suku U sing merupakan suku asli Kabupaten Banyuwangi yang sudah
menempati wilayah tersebut sejak berabad -abad yang lalu.
3. Desa kemiren terbentuk pada masa penjajahan Belanda, cikal bakal
penduduknya berasal dari sebuah desa tua di Kabupaten Banyuwangi yaitu
Desa Cungking.
4. Penamaan Kemiren sebagai nama desa didasarkan pada keberadaan pohon
kemiri dan duren (durian) yang banyak terdapat di wilayah itu.
5. Pendapat Prasiasia, Caroline Nyamai -Kisia , dan pakar ilmu sosial tentang
definisi kearifan lokal.
6. Kearifan lokal masyarakat adat berasal dari nilai sosial dan nilai religi.
7. Kearifan lokal suku Using yang mampu menjadi daya tarik wisata yaitu:
a. Gandrung
b. Barong ider bumi dan tumpeng sewu
c. Seblan Olehsari dan Bakungan
d. Banyuwangi Etno Carnival
e. Kebo -keboan
f. Festival Kuwung
8. Aktivitas sosial budaya m asyarakat U sing Kemiren merupakan aktivitas
yang berhubungan dengan pertanian, kebudayaan serta religi.
9. Mayoritas pekerjaan m asyarakat Using di Kabupaten Banyuwangi sebagai
Petani.
10. Peran pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan sektor
pariwisata,

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
29
EVALUASI BAB I

A. Pilihlah satu jawaban yang benar
1. Desa apakah yang menjadi cikal bakal penduduk Desa Kemiren?
A. Grajagan D. Glenmore
B. Cungking E. Genteng
C. Jajag
2. Jelaskan yang dimaksud Cara Using dalam keseharian berbahasa di Desa
Kemiren?
A. Pada saat melakukan interaksi keseharian, bahasa yang digunakan
cenderung kasar
B. Pada saat ada hajatan menggunakan bahasa Using
C. Saat interaksi dengan seseorang berbahasa Jawa Halus
D. Saat bercengkrama dengan anak, berbahasa kasar
E. Cara suku Using menghormati orang yang lebih tua
3. Jelaskan kearifan lokal menurut pendapat Caroline Nyamai – Kisia?
A. Sumber pengetahuan yang diselenggarakan secara dinamis,
berkembang dan diteruskan oleh populasi tertentu yang terintegrasi
dengan pemahaman mereka terhadap budaya dan alam sekitarnya.
B. Cara dan praktek yang dikembangkan ole h sekelompok masyarakat
yang berasal dari pemahaman dan interaksi mendalam akan
lingkungan tempat tinggalnya.
C. Kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada filosofi,
nilai-nilai, etika, cara – cara perilaku yan melembaga secara
tradisional mengelol a sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
sumberdaya budaya untuk kelestarian.
D. Kebijakan adat budaya yang dianut oleh segenap warga masyarakat
yang melatar belakangi sebuah golongan memiliki aturan -aturan
tertentu.

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
30
E. Pengaruh kebudayaan luar yang mengahsilk an asimilasi budaya di
sebuah daerah
4. Siapakah tokoh pendiri Desa Kemiren?
A. Sang Danyang Desa D. Sang Hyang Widi
B. Sang Guru Desa E. Sang Kyoh Joki
C. Sang Byut Insi
5. Jelaskan makna diadakannya kesenian Barong Ider Bumi?
A. Ritual pensucian diri dari segala kesalahan yang dilakukan selama setahun
dan penyembuhan terhadap wabah penyakit.
B. Ritual pengusir bahaya dan permohonan kesuburan kepada Sang Maha
Kuasa
C. Ritual pesta rakyat yang digunakan sebagai ajang pamer kekayaan
D. Ritual pembacaan doa bagi orang yang akan menikah
E. Ritual sedekah yang digunakan sebagai pengusir bahaya dan permohonan
kesuburan serta pensucian segala kesalahan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa.
6. Penamaan Desa Kemiren terinspirasi dari tanaman apa?
A. Kemiri dan buah naga
B. Buah naga dan buah nangka
C. Kemiri dan Du rian
D. Kemiri dan rambutan
E. Durian dan leci
7. Dimanakah dilaksanakannya festival tari gandrung sewu ?
A. Pantai Pulau Merah D. Pantai Bedul
B. Pantai Boom E. Pantai Sukomade
C. Pantai Grajagan

8. Jelaskan yang dimaksud dengan Melabot?
A. Bentuk gotong royong masyarakat Using ketika ada hajatan
B. Bentuk gotong royong masyarakat Using dalam acara kebudayaan
C. Kesenian khas suku Using yang terkenal di seluruh dunia

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
31
D. Kegiatan bercocok tanam bersama dengan masyarakat Desa
E. Kegiatan gotong royong desa dalam membuat rumah ibadah
9. Jenis kayu apakah yang digunakan untuk membuat rumah adat Using ?
A. bendo,tanjang risip dan
cempaka D. bendo,tanjang risip dan
cendana
B. tunjung , tanjang risip dan
cempaka E. bendo, nangka dan cempaka
C. cendana ,tanjang risip dan
tanjung

10. Jelaskan yang dimaksud Cara Besik dalam keseharian berbahasa di Desa
Kemiren?
A. Pada saat melakukan interaksi keseharian, bahasa yang digunakan
cenderung kasar
B. Pada saat ada hajatan menggunakan bahasa Using
C. Saat interaksi dengan seseorang berbahasa Jawa Halus
D. Saat bercengkrama den gan anak, berbahasa kasar
E. Cara suku Using menghormati orang yang lebih tua
11. Desa – desa yang menjadi konsentrasi penduduk Using rata-rata wilayahnya
berupa persawahan padi , mengapa hal tersebut terjadi di suku Using ?
A. Karena wilayahnya cenderung subur dan dan dekat dengan pegunungan
ijen
B. Karena wilayahnya berada di antara dua sungai yang mengapit desa
C. Karena iklimnya cocok digunakan sebagai lahan pertanian
D. Karena keahlian masyarakat hanya sebagai petani
E. Karena cuaca pegunungan sangat mendukung untuk dijadi kan lahan
pertanian
F. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan pengertian kearifan lokal ?
2. Jelaskan asal usul Desa Kemiren?
3. Mengapa di bagian tertinggi Desa Kemiren, diletakkan bangunan masjid?
4. Jelaskan makna dari upacara Barong Ider Bumi?
5. Jelaskan Prosesi pelaksanaan Kebo -keboan?

Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
32

33
Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

Kebo -keboan menjadi wuj ud
rasa syukur masyarakat Using.
Upacara ini menjadi salah satu
wisata budaya andalan
Kabupaten Banyuwangi.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu
1. menjelaskan definisi geografi pariwisata ;
2. menguraikan komponen pariwisata ;
3. menguraikan sistem pariwisata ;
4. mengimplementasikan unsur -unsur geografi pembentuk objek wisata ;
dan
5. menggunakan paket wisata kearifan lokal suku Using .

34
Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Peta Konsep
Potensi Wisata dalam Kajian Geografi
Komponen Pariwisata Definisi Geografi
Pariwisata Sistem Pariwisata
Unsur -Unsur Geografi
Pembentuk Objek
Wisata
Kata Kunci :
Geografi pariwisata, komponen pariwisata, sistem pariwisata
Nilai Karakter yang Dikembangkan :
Gotong royong, kerukunan, paham budaya dan sikap religius Paket Wisata Kearifan
Lokal Suku Using

35 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Beberapa tahun i ni gerakan pemerintah daerah di Indo nesia dalam menggali
tradisi dan keunikan lokal semakin marak. Masing -masing kepala daerah seperti
berlomba muncul di layar televisi untuk mengiklankan festival -festival yang erat
kaitannya dengan budaya lokal. Hal i tu, terkait dengan trend baru pembanguna n
pariwisata yang ce nderung mengolah potensi daerah terutama desa beserta strategi
pemberdayaan yang melibatkan partisipasi masyarakatnya .
Sebelum masuk ke pembelajaran, coba kamu tebak , jenis pariwisata apa
yang ada pada gambar di bawah ini!

Jenis tari an apakah yang ada di g ambar tersebut? Dan apakah kamu tahu
tarian tersebut dapat dikembangkan menjadi pariwisata ? Kamu bisa mencari di
pustaka maupun buku -buku yang ada di perpustakaan sekolahmu !
Agar kalian lebih paham, coba isi tabel di bawah ini tentan g kebudayaan apa
saja yang ada di Kabupaten Banyuw angi yang dapat dikembangkan menjadi
pariwisata .
Tabel 2.1 Tugas Mendeskripsikan Tempat Wisata di Kabupaten Banyuwangi
No Nama Wisata Lokasi Deskripsi

36 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Bila kamu sudah memahami, pasti bisa mengerjakannya dengan mudah.
Namun jika kamu masih kesulitan untuk mengerjakan, cobalah diskusikan dengan
teman mu atau gurumu agar lebih jelas!
A. Geografi Pariwisata
Geografi memiliki berbagai cabang ilmu bantu yang mendu kung dalam
analisis terkai t tentang geografi. Salah satu cabang ilmu bantu yang ada dalam
geografi adalah geografi pariwisata. Geografi pariwisata merupakan kajian pariwisata
dalam perpektif geografi, yang berada dal am lingkup geografi ekonomi. Es ensi
geog rafi ekonomi adalah mengkaji aktivitas ekonomi dalam pendekatan keruangan,
sama halnya dengan aktivitas pariwisata. Pariwisata menimbulkan aktivitas ekonomi
karena munculnya sirkulasi dan distribusi uang dan jasa, sehingga muncullah adanya
produsen dan kon sumen.
Berdasarkan penjelasan di atas, para ahli memunculkan beberapa pendapat
tentang pengertian geografi pariwisata.
1. Menurut Suwantoro (1997)
Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata
baik yang menonjolkan sisi iklim, fl ora dan fauna , keindahan alam, adat
istiadat serta budaya.
2. Menurut Sujali (1989)
Geografi pariwisata sesuai bidang atau lingkupnya, sasaran atau objeknya
adalah tempat wisata, sehingga pembahasannya ditekankan pada masalah
bentuk, jenis, persebaran dan juga wisatawannya sebagai konsu men dari objek
wisata. Jadi , geografi pariwisata lebih terfokus pada objek wisata yang
dipandang sebagai kajian, ruang lingkup, sasaran atau objek yang dikaji.
3. Menurut Arjana (2015)
Geografi pariwisata adalah studi yang menga nalisis dan mendeskripsikan
berba gai fenomena fisiografis (unsur -unsur lingkungan fisik) dan fenomena
sosiogeografis (unsur -unsur lingkungan manusia atau sosial budaya) yang
memiliki keunikan, keindahan dan nilai menarik untuk dikunjungi sehingga
berkemban g menjadi destinasi wisata.

37 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli mengenai geografi pari –
wisata, dapat ditarik garis besar bahwa dalam geografi pariwisata, objek wisata
menjadi komponen terpenting. Objek wisata dapat dikaji berdasarkan ruang lingk up
geografi seperti kondisi keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.
B. Komponen Pariwisata
Pariwisata tidak bisa terlepas dari pengembangan baik itu dari segi sarana
dan prasarana yang digunakan sebagai fasilitas untuk kenyamanan wisatawan. Oleh
sebab itu , kelengkapan komponen pariwisata
penting untuk meningkatkan k unjungan
wisatawan maupun untuk menarik wisatawan
baru agar datang ke objek wisata tersebut.
Komponen pariwisata meliputi:
1. Objek dan daya tarik wisata
Objek wisata merupakan lokasi tempat
wisatawan dapat tertarik untuk
mengunjungi dan singgah di tempat
tersebut. Objek wisata harus memiliki
daya tarik sehingga wisatawan dapat datang dan perputaran uang dapat
muncul di objek wisata tersebut. Objek wisata di Kabupaten Banyuwangi
sangat beragam. Mulai yang berasal dari alam hingga budaya. Contoh objek
wisata alam di Kabupaten Banyuwangi yaitu Pantai Pulau Merah, Gunung
Ijen, Pantai Teluk Ijo dan lain sebagainya. Objek wisata yang berbasis budaya
di Kabupaten Banyuwangi yaitu Museum Blambangan dan Desa Wisata
Using.
2. Promosi pariwisata
Promosi wisata merupakan perencanaan yang dilakukan oleh pengelola
tempat wisata agar menarik wisatawan datang. Promosi tersebut bisa berupa
menampilkan atraksi yang ditawarkan dan menginformaskan bagaimana
atraksi tersebut dapat dikunjungi. Promosi ini biasanya dilakukan dengan cara
mengirimkan duta wisata untuk memperkenalkan wisata yang ada dalam acara
pameran maupun forum -forum wisata. Selain itu promosi yang efektif Kontribusi pariwisata
Indonesia terhadap PDB
nasional sebesar US$ 11,17
juta pada tahun 2014 dengan
jumlah wisatawan
mancanegara sebanyak 9,44
juta orang. (Kemen trian
Pariwisata) Geo Info

38 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
dilaksanakan pada saat ini adalah melalui media sosial. Promosi lewat media
sosial mampu menjaring wisatawan de ngan sangat besar dan dengan biaya
yang cukup murah. Oleh sebab itu, promosi melalui media sosial pada saat ini
diangap efektif selain dengan mengadakan agenda resmi promosi wisata.
Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah yang sangat menonjolkan potensi
pariwi sata memiliki kegiatan untuk melakukan promosi dengan cara
membentuk Badan Promosi Pariwisata Banyuwangi (BPPB).
3. Survei Wisata
Survei wisata ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi dari wisatawan
yang datang mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuha n, asal, motivasi
dan saran agar tempat wisata tersebut tidak mengalami penurunan kunjungan
wisata. Survei wisata ini sangat diperlukan agar wisatawan yang berkunjung
dapat memberi saran dan kritik sehingga pengelo la dapat memperbaiki
kekurangan -kekurangan terkait objek wisata yang dikelola. Survey wisata
dilakukan di lokasi -lokasi wisata yang potensial. Survei ini dilakukan dengan
cara lisan dan tulis untuk memperoleh tanggapan tentang kondisi lokasi
wisata.
4. Sarana dan Prasarana Pariwisata
Pengembangan ind ustri pariwisata membutuhkan sarana dan prasarana
pariwisata yang mempunyai kaitan dan hubungan yang sangat luas dan dapat
menggerakkan sektor -sektor lainnya dalam perekonomian suatu daerah.
Sarana dan prasarana pariwisata dapat menentukan jumlah dan lama tinggal
wisatawan, besar pengeluaran wisatawan dalam kawasan wisata. Sarana
kepariwisataan dapat dibedakan menjadi tiga bagian berikut.
a. Sarana Pokok
Sarana pokok berupa perusahaan -perusahan yang usahanya sangat
tergantung kepada lalu lintas wisatawan dan p erjalanan lainnya. Sarana
tersebut menyediakan fasilitas pokok untuk memberikan pelayanan.
Penyedia fasilitas pokok ini dibagi dua kelompok. Kelompok pertama
adalah perusahaan yang kegiatannya merencanakan perjalanan wisatawan,
misalnya: biro perjalanan, p erusahaan transportasi dan penyelenggara

39 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
perjalanan lainnya. Kelompok kedua berfungsi memberikan pelayanan di
daerah tujuan wisata, misalnya: hotel, homestay , restoran dan lain -lain.
b. Sarana Pelengkap
Sarana pelengkap meliputi fasilitas yang dapat melengkap i sarana pokok
sedemikian rupa sehingga wisatawan lebih lama tinggal di tempat yang
dikunjunginya. Sarana ini berupa fasilitas yang ada hubungannya dengan
rekreasi dan olahraga, misalnya : lapangan golf, lapangan te nis, berburu
dan sebagainya.
c. Sarana Penunj ang
Sarana penunjang ini berfungsi agar wisatawan lebih banyak
membelanjakan uangnya, misalnya: tempat oleh -oleh khas daerah wisata.
Prasarana Pariwisata yang meliputi fasilitas yang memungkinkan
perekonomian dapat berjalan lancar, sehingga memudahkan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Fungsi prasarana pariwisata adal ah
melengkapi sarana pariwisata terdiri dari :
a. Prasarana Umum
Prasarana ini menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran
perekonomian, yaitu penyediaan air bersih, pembangkit tenaga lis trik,
jaringan jalan raya, bandara , terminal dan telekomunikasi.
b. Kebutuhan Masyarakat Umum
Prasarana ini meliputi rumah sakit, apotik, bank, kantor pos, kantor polisi
dan kantor pemerintah

C. Sistem Pariwisata
Sistem pariwisata merupakan tatanan komponen dalam in dustri pariwisata
dimana masing -masing komponen saling berhubungan dan membentuk sesuatu yang
bersifat menyeluruh. Sistem pariwisata ini memiliki keterkaitan antara yang satu
dengan yang lain, sehingga sistem ini memi liki 5 elemen sebagai subsistem. Aktivitas Diskusi!
Sebutkan satu lokasi wisata di Kabupaten Banyuwangi, Jelaskan kekurangan
dan kelebihan sarana dan prasarana di lokasi tersebut.

40 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
1. Wisatawan ( tourist )
Orang yang melakukan perjalanan wisata. Ini tergolong dalam elemen
manusia yang ada dalam konsep pariwisata. Wisatawan yang datang ke
Kabupaten Banyuwangi bukan hanya wisatawan lokal tetapi juga berasal dari
mancanegara. Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Kabupaten
Banyuwangi tahun 2014 berjumlah 1500 orang. ( Sumber BPS Kabup aten
Banyuwangi 2014)
2. Daerah Asal Wisatawan ( traveller generating regions )
Tempat asal wisatawan, dimana wisatawan mengawali dan mengakhiri
perjalanannya. Biasanya sebuah lokasi pariwisata akan mencatat data tentang
tempat asal ini, karena hal ini berhubun gan dengan promosi yang akan
dilakukan untuk menarik wisatawan berkunjung ke objek wisata. Wisatawan
mancanegara yang datang ke Banyuwangi berasal dari Belanda, Perancis,
Jerman dan Australia ( Sumber BPS Kabupaten Banyuwangi 2014)
3. Jalur Pengangkutan ( trasit route )
Aksesibilitas menuju lokasi wisata merupakan elemen penting dalam
kunjungan wisatawan. Semakin mudah akses sebuah objek wisata berada,
maka semakin besar peluang wisatawan untuk datang ke objek wisata
tersebut. Contoh akses lokasi wisata Kabupaten Banyuwangi yang mudah
diakses adalah Pantai Pulau Merah. Kondisi jalan yang cukup bagus
menjadikan Pantai Pulau Merah menjadi destinasi andalan Kabupaten
Banyuwangi.
4. Daerah Tujuan Wisata ( tourist destination region )
Tempat utama yang akan dikunjungi wisat awan. Wisatawan pada saat ini
lebih menyukai untuk pergi ke sebuah objek wisata bukan hanya satu tempat.
Oleh sebab itu , biasanya salam satu daerah tujuan wisata memiliki beberapa
objek wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan yang datang.
Kabupaten B anyuwangi memiliki daerah tujuan wisata yang cukup banyak
dan lokasinya cukup berdekatan. Contoh di bagian selatan Kabupaten
Banyuwangi memiliki objek wisata yang saling berdekatan, contohnya pantai
pulau merah, pantai Wedi Ireng, Pantai Rajegwesi, dan seb againya. Lokasi

41 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
yang cukup dekat menjadikan wisatawan dapat menikmati berbagai lokasi
wisata dalam satu waktu.
5. Industri Pariwisata ( tourist idustry )
Kumpulan dari organisasi yang bergerak usaha pariwisata, bekerjasama
dalam pemasaran pariwisata untuk men yediakan barang, jasa dan fasilitas
pariwisata . Elemen ini sangat penting khususnya dalam pemasaran dan
keberlangsungan objek wisata tersebut. Industri pariwisata yang cukup
berkembang di Kabupaten Banyuwangi adalah souvenir dan batik. Industri ini
menyumb ang pendapatan daerah yang cukup besar.
Pada saat melakukan kegiatan wisatanya, terdapat 4 tujuan yang hendak
dicapai/didapatkan oleh wisatawan .
1. Something to see
Daya tarik khusus yang ditawarkan oleh daerah tujuan wisata. Biasanya
pengelola ingin menonjolkan sisi kekhasan yang hanya ada di daerah atau
tempat tersebut. Contohnya adalah Desa Wisata Using yang menjadi lokasi
suku Using melestarikan budaya asli. Wisat awan dapat mengamati kegiatan
suku Using di lokasi ini.
2. Something to do
Selain menyaksikan objek wisata tersebut, wisatawan juga menginginkan
fasilitas rekreasi lain yang membuat betah tinggal di objek wisata tersebut. Di
lokasi Desa Wisata Using selain me nikmati kondisi alam yang masih alami,
wisatawan juga diajak untuk menikmati kesenian budaya asli suku Using.
3. Something to buy
Tempat wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja souvenir atau hasil
kerajinan untuk oleh -oleh. Wisatawan juga dapat membeli oleh -oleh khas
suku Using seperti Topeng Barong dan ukiran -ukiran asli suku Using.
4. Something to know
Objek wisata selain memberikan ketiga hal di atas, juga dapat membe ri nilai
edukasi bagi wisatawan.

42 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Tabel 1 .2 Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Sektor
Wisata
No Wisata Ekonomi Kreatif
1 Something to see Festival (contoh: Banyuwangi Etno
Carnival)
2 Something to do Wisatawan berlaku sebagai konsumen
aktif, tidak hanya melihat atraksi dan
membeli souvenir akan tetapi dapat ikut
serta dalam atraksi
3 Something to buy Souvenir ( handycraft atau memorabilia)
4 Something to know Sejarah Banyuwangi pada zaman dahulu
yang bersifat etnik
Sumber: Yoeti (1985) dan disesuaikan
Beberapa jenis potensi wisata budaya Using, jenis atraksi wisata osing
dikemas pada sebuah tempat yang memiliki nilai daya tarik wisata yang dilakukan d i
empat tempat yaitu: Anjungan/ taman rekreasi Desa Wisata Using, Sanggar Genjah
Arum, Sanggar Barong Lancing Sapu Jagat, Sanggar Barong Tresno Budoyo. Pada
keempa t tempat tersebut kebudayaan Using mampu dikemas sebagai objek wisata
yang layak jual dan dapat dipertontonkan kepada wisatawan.
1. Anjungan Wisata Osing
Pada tempat ini, wisatawan dapat melakukan kegiatan seperti berenang di
pemandian, melihat miniatur rumah Using, melihat koleksi benda -benda khas
suku Using, serta dapat Menikmati pemandangan alam khas desa (sawah,
sungai dan pegunungan) .
2. Sanggar Genjah Arum
Kegiatan wisatawan yang dapat dilakukan di tempat ini yaitu melihat miniatur
rumah Using , melihat kol eksi benda -benda Using , menikmati da n memainkan
music khas osing ( angklung, gedogan, k linthungan) , menikmati dan menari
tarian khas osing , serta yang tidak kalah seru yaitu menikmati dan melakukan
proses pembuatan kopi yang meliputi menggoreng kopi, menum buk kopi dan
menghidangkan kopi khas Kabupaten Banyuwangi.

43 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
3. Sanggar Barong Lancing Sapu Jagat
Ketika mengunjungi lokasi ini wisatawan dapat mempraktekkan permainan
musik tari barong , menikmati tari barong serta memainkan topeng dan
peralatan tari barong .
4. Sanggar Barong Tresno Budoyo
Pada saat mengunjungi lokasi ini wisatawan dapat mempraktekkan permainan
music tari barong dan memainkan tari barong .
Selain melihat kesenian yang ada di lokasi tersebut, wisatawan juga dapat
membeli souvenir khas suku Using seperti: batik khas suku Using, kerajinan tenun
dari serat pisang abaka, ukiran kayu dengan ornamen khas suku Using, kerajinan
tangan yang berupa topeng barong khas suku Using, kerajinan angklung, kerajinan
biola gandrung, dan kerajinan anyaman bambu.

D. Unsur – Unsur Ge ografi P embentuk Objek Wisata
Apakah kalian sebagai warga Banyuwangi sudah memahami pariwisata yang
ada di Kabupaten Banyuwangi? Kalian pasti hanya mengenal beberapa objek saja,
terutama objek alam seperti pantai, gunung, bukit dan lain -lain. Par iwisata memiliki
bermacam -macam objek yang dapa t dikembangkan. Objek wisata dalam
perkembangann ya mencakup unsur fisik dan non fisik. Objek wisata fisik dicirikan
dengan terbentuk alami oleh ala m seperti gunung, pantai, danau dan sungai. Objek
wisata non fisik dicirikan dengan adanya tradisi, bud aya dan segala perilakunya.
Kedua objek tersebut tidak terlepas dari adanya hubungan yang saling berpengaruh,
sehingga dalam mengembangkan sebuah objek wisata harus memahami keterkaitan
antara fisik dan sosial.

Aktivitas Diskusi!
Sebutkan satu lokasi wisata di Kabupaten Banyuwangi, jelaskan kondisi lokasi
tersebut dan kaitkan dengan 4 tujuan yang akan didapatkan wisatawan!

44 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

Obyek wisata dalam kajian geografi, terbagi menjadi alam dan budaya.
Objek wisata alam dicirikan dengan proses terbentuknya dipengaruhi oleh alam
seperti tenaga eksogen dan endogen. Objek wisata budaya lebih bersifat sosial yang
berasal dari pemikiran sekelompok masyarakat pada masa lampau sehingga di era
modern ini dapat dikembangkan menjadi objek wisata.
Objek wisata fisik (alam) yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi sebagai
berikut.
1. Gunung
Gunung menjadi favorit wisatawan untuk berlibur. Kabupaten Banyuwangi
memiliki objek wisata gunung yang cukup terkenal di Indonesia. Kawasan
Wisata Kawah Ijen menjadi destinasi wajib bagi wisatawan ketika berlibur di
Kabupaten Banyuwangi. Kawah ini berada di ketinggian 2.386 meter diatas
permukaan laut. Selain menawarkan pemandangan yang indah, kawah Ijen
juga memiliki panorama indah yaitu adanya blue fire .
2. Pantai
Kabupaten Banyuwangi memiliki pantai yang cukup banyak dan indah. Pantai
menjadi destinasi w isata yang populer di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini
terlihat dari jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang berlibur
ke pantai yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Pantai yang menjadi tujuan
wisata contohnya adalah Pantai Pulau merah, Pantai Green B ay dan pantai G -Unsur Fisik
Unsur Sosial
Objek
Wisata Produk Wisata Atraksi Wisata
Gambar 2.1 Unsur -Unsur Geografi Pariwisata

45 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Land. Khusus pantai G-Land menjadi lokasi surfing yang diburu oleh
wisatawan mancanegara karena ombaknya yang cukup tinggi.
3. Air terjun
Kabupaten Banyuwangi memiliki lokasi wisata air terjun yang cukup terkenal.
Air terjun lider menjadi loka si wisata yang sering dikunjungi wisatawan.
Selain air terjun lider, juga terdapat air terjun kampung anyar yang menjadi
daya tarik tersendiri karena akses jalan yang cukup baik untuk menuju ke
lokasi tersebut.
4. Sungai
Sungai di Banyuwangi mulai dikembangka n sebagai lokasi wisata. Wisata
arung jeram di Kali badeng Songgon menjadi kawasan populer untuk olahraga
rafting . Hal ini menjadikan sungai di Kabupaten Banyuwangi yang terkenal
asri, dapat pula dijadikan lokasi wisata untuk kegiatan arung jeram.
Objek wi sata buatan (budaya) merupakan hasil karya cipta, rasa, daya dan
karsa manusia yang didasarkan pada suku Using di Kabupaten Banyuwangi sebagai
berikut:
1. Gagasan
Kebudayaan yang beru pa kumpulan ide, gagasan, nilai dan norma peraturan
yang bersifat abstrak. Kebudayaan ini memiliki ciri khas berupa karya sastra
maupun bentuk karya tulis lainnya. Dalam konteks pariwisata hasil karya ini
diabadikan dalam museum, contohnya museum Blambangan .
2. Aktivitas
Aktivitas dalam kebudayaan merupakan suatu tindakan berpola da ri manusia
dalam suatu komunitas yang dikenal sebagai sistem sosial. Sistem sosial ini
membentuk kebiasaan, adat bahkan tradisi. Pola kehidupan tersebut dilaksanakan
dan berlangsung secara turun temurun sehingga menjadi tradisi untuk diamati
maupun didokum entasikan. Contoh faktual adalah pariwisata Kabupaten
Banyuwangi suku Using yang dikembangkan selaras dengan kehidupan
masyarakat modern sehingga menjadi salah satu ase t dalam pengembangan
pariwisata.

46 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
3. Artefak
Artefak merupakan wijud kebudayaan fisik yang berasal dari aktivitas,
perbuatan maupun karya manusia yang berbentuk fisik (benda -benda) sehingga
dapat diraba maupun didokumentasikan. Sifat artefak lebih konkret dibandingkan
dengan gagasan dan aktivitas. Co ntoh adalah makam Prabu Tawang A lun yang
merupakan salah satu tempat bersejarah bagi kerajaan Blambangan di masa
lampau.

E. Potensi Wisata Kearifan Lokal Suku Using yang
telah Di kembangkan
Kemiren kaya akan budaya dan kesenian yang menjadi daya tarik sebagai
desa wisata yang ada di K abupaten Banyuwangi. Terdapat paket wisata budaya yang
dapat dita warkan bagi setiap wisatawan yang akan berkunjung ke d esa. Menurut
salah satu seniman Desa Kemiren Bapak Purwadi mengutarakan bahwa sebuah paket
wisata yang ditawarkan pada setiap wisatawan selalu be rbeda -beda atau tidak dapat
dibakukan, menurut beliau bila setiap paket wisata yang ditawarkan hanya begitu saja
tidak adanya seni yang dijual, seni disini dapat diartikan sebagai variasi dari paket
wisata tersebut. Sehingga wisatawan yang berkunjung tidak bosan dengan paket
wisata yang ditawarkan sama dengan kunjungan sebelumnya. Semua paket wisata
yang ada di Desa Kemiren tergantung dengan biaya bagi wisatawan yang akan
berkunjung.
1. Paket Wisata Slametan Sawah
Paket wisata ala slametan sawah, paket wisata ini biasanya wisatawan yang
ingin mengerti bagaimana bila masyarakat Kemiren melakukan kegiatan
slametan sawahnya .
2. Paket Wisata Kerumah Adat
Paket ini biasanya meliputi kegiatan kunjungan ke m useum rumah adat
Kemiren yang terdapat segala jenis peninggalan rumah yang dimiliki desa
Kemiren

47 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
3. Paket Wisata Budaya
Paket ini biasanya meliputi kegiatan wisatawan yang menikmati kesenian
yang ada di desa Kemiren. Kesenian yang biasa di pertunjukan bila ada
wisatawan yang berkunjung adalah Barong. Gandrung, Gedhogan, Tabu han
Bonang serta melakukan tradisi makan dengan ala Tumpeng Sewu.
Selain paket wisata yang ditawarkan tersebut, contoh kegiatan wisata yang
dapat dilakukan oleh wisatawan antara lain:
1. Wisatawan mengunjungi m useum pengujung
2. Wisatawan disambut dengan per tunjuk kan barong dan diarak m enuju salah
satu rumah seniman K emiren Bapak Purwadi untuk menyaksikan kesenian
musik Gedhogan.
3. Setelah menyaksikan pertunjukan Gedhogan wisatawan mengunjungi tempat
penggorengan kopi dan menyaksikan warga kemir en yang sedang
menggoreng kopi Using Kemiren
4. Setelah mengunjungi tempat menggoreng kopi wisatawan menuju tempat
yang telah disediakan untuk melak ukan makan siang dengan suasana
5. Tumpeng Sewu dengan makanan khas Kemiren Pecel Pithik (Pecel Ayam)

Aktivitas
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa yang dimaksud geografi pariwisata ?
2. Jelaskan peng aruh promosi pariwisata dalam meningkatkan jumlah
wisatawan ?

48 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

1. Pengertian Geografi Menurut Suwantoro, Sujali, dan Arjana
2. Komponen Pariwisata meliputi:
a. Objek dan Daya Tarik Wisata
b. Promosi Wisata
c. Survei wisata
d. Sarana dan Prasarana Pariwisata
3. Sistem Pariwisata meliputi:
a. Wisatawan
b. Daerah Asal Wisatawan
c. Jalur Pengangkutan
d. Daerah Tujuan Wisata
e. Industri Pariwisata
4. Tujuan yang ingin didapatkan wisatawan:
a. Something to see
b. Something to do
c. Something to buy
d. Something to know
5. Pengertian ekonomi kreatif menurut Departemen perdagangan indonesia,
UNDP, DCMS
6. Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Banyuwangi
7. Peran dan Keterlibatan dala m Pengembangan Pariwisata Suku U sing
meiputi peran dari pemerintah, Swasta, Masyarakat dan Generasi Muda
REFLEKSI
1. Dari setiap subbab yang sudah kamu pelajari, materi manakah yang sulit
dipahami? Jawablah dengan menyalin tabel di bawah ini dan beri tanda (√)
pada kolom yang tersedia
Subbab Mudah Sedang Sulit
A. Definisi Geografi Pariwisata
B. Komponen Pariwisata
C. Sistem Pariwisata
D. Unsur -unsur geografi pembentuk
objek wisata
E. Paket wisata kearifan lokal suku U sing

2. Bila terdapat materi yang sulit dipahami, diskusikan dengan gurumu
RINGKASAN

49 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

Banyuwangi Ethno Carnival usung pernikahan Suku Using

Banyuwangi (ANTARA News) – Ajang "Banyuwangi Ethno Carnival "
(BEC) yang akan digelar pada Sabtu, 17 Oktober 2015, mengangkat tema mengenai
pernikahan warga suku asli daerah itu, yakni Using. Bupati Banyuwangi Abdullah
azwar Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat menjelaskan, karnaval megah yang
akan dibuka Menteri Pariwisata Arief Yahya ini akan menghadirkan ratusan peserta
yang memeragakan ragam pengantin ala Suku Using dalam balutan kostum
kontemporer.
"Kami terus konsisten mengeksplorasi budaya kami. Banyuwangi Ethno
Carnival pun kami gelar dengan tema khusus tia p tahunnya karena budaya lokal kami
yang memang sangat kaya. Setelah tahun -tahun sebelumnya sempat mengangkat
Gandrung dan Barong Using, tahun ini yang kami persembahkan adalah tradisi
pengantin Suku Using," katanya.
Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini sendiri merupakan daerah yang
ditempati beragam etnis. Salah satunya adalah Suku Using yang merupakan suku asli
daerah itu. Anas menambahkan, pemilihan tema yang akan diangkat dalam setiap
kegiatan akbar budaya Banyuwangi merupakan hasil diskusi dengan se jumlah
budayawan dan seniman Banyuwangi.Mengingat mereka dinilai memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang tradisi serta budaa yang berkembang
di Banyuwangi.
"Dalam penyusunan temanya kami selalu melibatkan budayawan serta
seniman. Selain mereka memiliki pengetahuan lebih, pelibatan mereka ini untuk
menjaga norma serta pakem -pakem tradisi setiap atraksi budaya yang akan kami
tampilkan. Saat daerah lain getol membawa tema global dalam event budaya lokal,
kami justru memperkenalkan budaya lok al ke publik global," tutur Anas. Karnaval
yang memadukan modernitas dengan seni tradisional ini akan dibagi tiga subtema,
yaitu Sembur Kemuning, Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton Wetan.
Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat p esisiran di
Banyuwangi. Kostum yang dikenakan didominasi warna kuning, jingga dan ungu.
ARTIKEL INFORMASI

50 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
EVALUASI BAB I I

A. Pilihlah satu jawaban yang benar
1. Disebut apakah komponen pariwisata yang menonjolkan lokasi baik alam
maupun budaya?
A. Promosi Wisata D. Sarana
B. Objek Wisata E. Prasarana
C. Sarana Wisata
2. Apa yang dimaksud sarana dalam komponen pariwisata?
A. Cara untuk mengetahui informasi dari wisatawan yang datang
mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal, motivasi dan
saran
B. Fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan agar merasa nyaman berada
di lokasi wisata.
C. Kemampuan berinteraksi pengelola tempat wisata dengan wisatawan
D. Lokasi wisatawan dapat tertarik untuk mengunjungi dan singgah di
tempat tersebut.
E. Perencanaan yang dilakukan oleh pengelola tempat wisata agar
menarik wisatawan datang
3. Fasilitas yang diberikan oleh pengelola tempat wisata yang bertujuan agar
wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya disebut?
A. Sarana Penunjang D. Sarana Inti
B. Sarana Pokok E. Sarana Utama
C. Sarana Tambahan
4. Dalam sistem pariwisata, tempat utama yang akan dikunjungi wisatawan
disebut?
A. Daerah asal wisatawan
B. Jalur pengangkutan
C. Daerah tujuan wisatawan
D. Industri pariwisata

51 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
E. Daerah utama
5. Tujuan yang hendak dicapai oleh wisatawan ketika berwisata, kecuali ?
A. Something to see D. Something to sell
B. Something to do E. Something to know
C. Something to buy
6. Yang bukan merupakan bagan rumusan dalam ekonomi kreatif menurut
UNDP adalah?
A. Technolgical creativity D. Social creativity
B. Scientific creativity E. Cultural creativity
C. Economic creativity

7. Jelaskan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Kabupaten
Banyuwangi, kecuali?
A. Memberikan kontibusi ekonomi yang signifikan
B. Menciptakan iklim bisnis yang positif
C. Membangun citra dan identitas bangsa
D. Berbasis kepada sumber daya lokal yang akan dikembangkan
E. Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan
kompetitif suatu bangsa
8. Kesenian yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke
Banyuwangi adalah?
A. BEC, JFC, D. Kebo -keboan, pacuan kuda
B. BEC dan Kebo -keboan E. JFC dan pacuan kuda
C. JFC dan Kebo -keboan

9. Jelaskan yang dimaksud peran pemerintah dalam melestarikan kesenian di
Desa Kemiren?
A. Pembangunan Anjungan Wisata Using
B. Pengurangan SDM yang mulai pandai megelola wisata
C. Pengurangan dana ketika wisata sudah maju
D. Promosi seadanya dan tidak diatur dengan rapi
E. Pelambatan pembangunan aksesibilitas jalan utama

52 Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
10. Paket wisata kearifan lokal memiliki kekhasan tersendiri, manakah yang
bukan merupakan paket wisata di Desa Kemiren?
A. Paket wisata slametan sawah
B. Paket wisata kerumah adat
C. Paket wisata budaya
D. Paket wisata mengunjungi museum
E. Paket wisata mengunjungi makam

B. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan pengertian geografi pariwisata?
2. Jelaskan pengaruh sarana dan prasarana terhadap jumlah wisata wan yang
datang?
3. Mengapa pariwisata berbasis budaya kurang berkembang di Indonesia ?
4. Jelaskan peran swasta dalam kegiatan pariwisata?
5. Jelaskan kegiatan apa saja yang dapat dilakukan wisatawan ketika
mengunjungi Desa Kemiren?

53
Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
[Date]

Motif Gajah Oling menjadi ba tik
khas yang dimiliki Kabupaten
Banyuwangi. Batik motif ini
dapat menjadi salah satu
pengembangan ekonomi kreatif
yang berasal dari Budaya Suku
Using di Kabupaten
Banyuwangi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu
1. menjelaskan ekonomi kreatif ;
2. menguraikan sejarah perkembangan ekonomi kreatif ;
3. memberi contoh industri kreatif di Indonesia ; dan
4. mengimplementasikan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan
lokal .

54
Potensi Wisata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
[Date]
Peta Konsep

Industri Kreatif di
Indonesia Ekonomi Kreatif Pengembangan
Ekonomi Kreatif
Berbasis Kearifan
Lokal
Kata Kunci :
Ekonomi k reatif, industri k reatif , pengembangan ekonomi kreatif
Nilai Karakter yang Dikembangkan :
Kreatif, inovatif, cerdas dan pandai memanfaatkan peluang Ekonomi Kreatif
Sejarah Ekonomi
Kreatif

55
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Sebelum kalian memulai pembelajaran ini, coba perhatikan gambar dibawah
ini!

Apakah kalian mengetahui jenis kerajinan apa yang ada pada gambar di atas?
Jika kalian m engetahui, apa nama kerajinan tersebut? Jika belum tau kalian bisa
mencari di studi pustaka yang ada di perpustakaan sekolah kalian.
Kerajinan pada gambar tersebut merupakan salah
satu batik yang ada di Kabupaten Banyu wangi. Kerajinan
batik merupakan salah satu bentuk ekonomi kreatif yang dapat
dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan Kabupaten
Banyuwangi . Kerajinan b atik Gajah Oling menjadi salah satu
batik khas yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi.
Kerajinan batik di Kabupaten Banyuwangi masih
perlu dikembangkan agar bisa menyamai atau bahkan
melebihi kepopuleran batik -batik dari kabupaten lain . Akan tetapi hal tersebut bu kan
hanya tanggung jawab pemerintah kabupaten Banyuwangi saja, tetapi menjadi
tanggung jawab segenap masyarakat yang tinggal di Kabupaten Banyuwangi.
Agar lebih memahami tentang kerajinan ekonomi kreatif , coba kamu sebutkan
beberapa kerajinan yang dapat dikembangkan menjadi ekonomi kreatif di Kabupaten
Banyuwangi!

Kabupaten Banyuwangi
memiliki bermacam –
macam batik khas
seperti gajah oling,
kangkung setingkes,
sembruk cacing, dan
gedegan. Geo Info

56
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Tabel 3.1 Tugas Mendeskripsikan Kerajinan khas Kabupaten Banyuwangi
No Nama Kerajinan Lokasi Deskripsi

Bila kalian sering mengunjungi sentra kerajinan di Kabupaten Banyuwangi,
pasti lebih mudah untuk mengerjakannya , karena banyak keraj inan tersebut di jual di
tempat -tempat wisata . Namun jika kalian masih cukup kesulitan, kalian bisa berdiskusi
dengan teman sebangku atau guru kalian.
A. Ekonomi Kre atif
Peran globalisasi sangat besar terhadap berkembangnya ekonomi kreatif di era
modern ini. Kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang berkembang dengan
pesat telah mengaburkan batas -batas wilayah karena satu wilayah dapat terhubung
dengan wilayah lainnya dalam satu waktu yang sama. Pentingnya informasi di era
tersebut kemudian menimbulkan ekonomi
informasi, yaitu kegiatan ekonomi yang berbasis
pada penyediaan informasi.
Pada era modern ini sebagian besar
wilayah di dunia terhubung pada era ekonomi
informasi, tantangan globalisasi menjadi semakin
nyata. Dalam kont eks globalisasi, daya saing
merupakan kunci utama untuk bisa sukses dan
bertahan. Daya saing ini muncul tidak hanya dalam bentuk produk dalam jumah banyak
namun juga berkualitas. Kualitas produk tersebut dapat diperoleh melalui pencitraan
ataupun menciptak an produk -produk inovatif yang berbeda dari wilayah lainnya.
Diperlukan kreativitas yang tinggi untuk dapat menciptakan produk -produk inovatif. Sektor pariwisata dan
ekonomi kreatif
meningkatkan pendapatan
per kapita Kabupaten
Banyuwangi yaitu pada
tahun 2010 Rp. 14,97 juta
menjadi Rp. 33 Juta pada
tahun 2014.
Geo Info

57
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Berdasarkan poin inilah ekonomi kreatif menemukan eks istensinya dan mampu untuk
meng embangkan potensinya.
Ekonomi kreatif telah dikembangkan di berbagai negara dan memunculkan
hasil yang positif bagi perkembangan perekonomian negara. Perkem bangan tersebut
diperoleh dari jumlah penyerapan tenaga kerja, penambahan pendapatan daerah,
hingga pencitraan wilayah di tingkat internasional. Pencitraan wilayah muncul ketika
suatu wilayah menjadi terkenal karena produk kreatif yang dihasilkannya. Sebag ai
contoh Kota Bandung yang terkenal dengan distro dan factory outlet -nya. Dalam
konteks yang lebih luas, hubungan antara pencitraan wilayah dengan ekonomi kreatif
memiliki kaitan yang erat dengan berbagai sektor, di antaranya sektor wisata.
Kreatifitas me njadi unsur vital dalam ekonomi kreatif yang berasal dari proses
maupun karakter bawaan manusia. Supaya ekonomi kreatif dapat dipahami dengan
lebih sederhana, dijelaskan beberapa pengertian terkait dengan ekonomi kreatif.
1. Departemen Perdagangan Republik In donesia (2014)
Ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan
melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan
memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan.
2. United Nation Development Programe (UNDP) (2008)
Ekonomi kreatif merupakan bagian integratif dari pengetahuan yang bersifat
inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan budaya.
3. Departement of Culture, Media, and Sport (DCMS) (2001)
Ekonomi kreatif merupakan industri kreatif yang memiliki orisinali tas
kreativitas individu, kemampuan dan talenta, serta memiliki potensi untuk
mencapai kesejahteraan sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan
yang didasarkan pada kecerdasan intelektual.

58
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

Pengembangan ekonomi kreatif memiliki 5 aspek fokus pengembangan yang
dapat digunakan sebagai acuan pengembangan.
1. Pengembangan sumber daya dan teknologi
2. Pengembangan industri kreatif
3. Peningkatan akses pembiayaan bagi pelaku kreatif
4. Peningkatan akses pasar bagi para pelaku kreatif
5. Penguatan institusi yang terkait dengan ekonomi kreatif
Menurut Konvensi P engembangan Ekonomi Kreatif 2009 -2015
menyebutkan alasan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Indonesia,
antara lain:
1. Memberikan kontibusi ekonomi yang signifikan
2. Menciptakan iklim bisnis yang positif
3. Membangun citra dan identitas bangsa
4. Berbasis kepada su mber daya yang terbarukan
5. Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif
suatu bangsa
6. Memberikan dampak sosial yang positif Scientific
Creativity
Technological
creativity
Cultural
Creativity Economic
Creativity
Gambar 3.1: Bagan rumusan ekonomi kreatif menurut UNDP (2008 )

59
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Dalam konteks pengembangan ekonomi kreatif pada kota -kota di Indonesia,
industri kreatif lebih berpotensi untuk berkembang pada kota -kota besar atau kota -kota
yang telah terkenal seperti Jakarta atau Surabaya. Hal ini
terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia yang
handal dan juga tersedianya jaringan pemasaran yang
lebih baik dibanding kota -kota kecil. Namun demikian,
hal itu tidak menutup kemungkinan kota -kota kecil di
Indonesia untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
Bagi kota -kota kecil, strategi pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan
dengan memanfaatkan landmark kota atau kegiatan sosial seperti festival sebagai
venue untuk mengenalkan produk khas daer ah. Salah satu contoh yang cukup berhasil
menerapkan strategi ini adalah Banyuwangi dengan Banyuwangi Et hno Carnival.
Festival yang digelar satu tahun sekali tersebut mampu menarik sejumlah turis untuk
berkunjung dan melihat potens i industri kreatif yang a da di Banyuwangi .
B. Sejarah Perkembangan Ekonomi Kreatif
Pergeseran dari era pertanian dan era industrialisasi menuju era informasi,
secara tidak langsung memberikan dampak yang signifikan terhadap munculnya era
ekonomi kreatif. Pada era industrialisasi telah menciptakan berbagai macam ciri khas
yang menandai adanya era t ersebut. Pada era industrialisasi ditandai dengan pola kerja,
pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan efisien. Pada era informasi
didominasi oleh penemuan di bidang teknologi seperti internet, email, SMS, Global
Positioning System (GPS) dan lain-lain. Pada era informasi menciptakan koneksi antar
manusia yang menyebabkan perubahan karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat.
Perilaku masyarakat yang lebih kritis dan peka terhadap pasar menjadi ciri khas dari
era informasi.
Sisi lain yang mun cul dari adanya perubahan era adala h kompetisi yang
semakin ketat. Sumber daya manusia menjadi barang yang saling diperebutkan
khususnya SDM yang kreatif. Pada tahun 1990an dimulailah era ekonomi baru yang
mengintensifkan informasi dan kreativitas yang pop uler disebut ekonomi kreatif yang
digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif.
Aktivitas Diskusi!
Carilah masing –
masing 3 contoh dari
scientific creativity,
technological creativity,
economic creativity dan
cultural crewativity

60
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

Gambar 3.2 Pergeseran Orientasi Ekonomi Dunia Barat
Berdasarkan bagan tersebut dapat kalian ketahui bahwa ekonomi kreatif
merupakan wujud dari upaya untuk mencari komponen yang tepat dalam pembangunan
berkelanjutan yang didasarkan pada kreatifitas, selain itu diperlukan daya saing yang
tinggi untuk menjadi bagian dari ekonomi kreatif di masa seka rang. Ekonomi kreatif
menawarkan sumber daya yang tidak terbatas yaitu ide, talenta, dan kreativ itas.
Pengembangan ekonomi kreatif menitikberatkan pada industri berbasis: (1)lapangan
usaha kreatif dan budaya ( creative cultural industry ); (2) lapangan usaha kreatif
(creative industry ); (3) hak kekayaan i ntelektual seperti hak cipta ( copyright industry ).
Era kreativitas mendorong manusia untuk memiliki sensitifitas tinggi terhadap
teknologi. Daniel L. Pink ( The Whole New Mind, 2005 ) mengungkapkan bahwa di era
kreativitas, bila ingin maju kita harus melengkapi kemampuan teknologi kita (high‐
tech) dengan hasrat untuk mencapai tingkat ʺhigh conceptʺ dan ʺhigh touchʺ . High
concept adalah kemampuan menciptakan keindahan artistik dan emosional, mengenali
pola‐pola d an peluang, menciptakan narasi yang indah dan menghasilkan temuan ‐
temuan yang belum disadari orang lain. High touch adalah kemampuan berempati,
memahami esensi interaksi manusia, dan menemukan makna.
Tuntutan akan pengembangan ekonomi kreatif di masa depan menjadi sangat
tinggi, hal ini memerlukan pola pikir yang sesuai agar bisa beradaptasi dengan masa
depan. Menurut Howard Gardner (1993) , penulis buku tentang kecerdasan majemuk
terdapat 5 pola pikir utama yang diperlukan di masa yang akan datang, yaitu:
1. Pola pikir disipliner ( The Disciplinary Mind )
Pola pikir ini menekankan pada ilmu -ilmu yang dipelajari di sekolah. Dahulu
siswa diharuskan mempelajari disiplin ilmu khususnya sains, matematika dan
sejarah. Pada saat ini, sekolah harus menambahkan satu bidan g seni yang harus
dipelajari secara serius agar dapat menghasilkan sebuah penemuan yang berguna
Pertanian Informasi
Industri

Ekonomi
Kreatif

61
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
dimasa depan. Contoh dari penerapan pola pikir ini adalah Steve Job yang
menciptakan produk Apple dengan konsep menggabungkan teknologi dengan
seni.
2. Pola pikir mensintesa ( The Synthesizing Mind )
kemampuan menggabungkan ide ‐ide dari berbagai disiplin ilmu atau
menyatukannya kedalam satu kesatuan dan kemampuan menyampaikan hasil
integrasi itu kepada orang banyak. Sering kali kita temui bahwa sebuah solusi yang
kita cari‐cari ternyata justru ditemukan di area disiplin lain yang sama sekali
berbeda dan sepintas tidak terlihat ada korelasinya. Pola pikir sintesa melatih
kesadaran untuk berpikir luas dan fleksibel, mau menerima sudut pandang dari
multi disiplin. Dalam k onteks luas, dengan semakin banyaknya orang seperti ini
di dalam suatu komunitas, maka komunitas itu akan menjadi semakin produktif
dan semakin kreatif.
3. Pola pikir kreasi ( The Creating Mind )
kemampuan untuk mengungkapkan dan menemukan jawaban dari suatu
permasalahan atau fenomena yang ditemuinya. Dalam konteks desain, proses
kreasi selalu diawali dengan pengumpulan permasalahan -permasalahan yang ada
yang harus dipecahkan. Di akhir proses, akan dihasilkan desain ‐desain baru yang
tidak lain adalah hasil pemecahan suatu masalah. Tentu saja agar hasil maksimal,
proses kreasi harus dibekali dengan bakat (talent) yang cukup.
4. Pola pikir penghargaan ( The Respectful Mind )
kesadaran untuk mengapresiasi perbedaan diatara k elompok‐kelompok manusia.
Pola pikir seperti ini sangat dibutuhkan dalam menciptakan keharmonisan di
dalam lingkungan. Faktor penting agar kreativitas tumbuh adalah dengan adanya
tingkat toleransi yang tumbuh diantara sesama anggota dalam komunitas. Tidak
kalah pentingnya adalah sikap saling menghargai karya cipta orang lain.
5. Pola pikir etis ( The Ethical Mind )
Seorang warga negara yang baik akan memiliki tanggung jawab moral yang tinggi
baik sebagai seorang pekerja maupun sebagai warga negara. Dalam konteks
perubahan iklim dunia, penanaman nilai ‐nilai etika terhadap lingkungan dapat
mendorong terciptanya produk yang ramah lingkungan. Dalam konteks

62
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
pendidikan, ia akan menjadi seorang yang produktif dalam menghasilkan
terobosan ‐terobosan dan ia merasa malu bil a ia meniru hasil karya orang lain
secara terang ‐ terangan.
Pola pikir yang telah dijabarkan di atas tentunya merupakan pola pikir kreatif
yang sangat diperlukan untuk tetap tumbuh berkembang s erta bertahan di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi pekerja kreatif
tidaklah cukup memiliki bakat pandai menggambar, menari, menyanyi dan me nulis
cerita. Ia harus memiliki kemampuan mengorganisasikan ide ‐ide multi disipline r dan
juga kemampuan memecahkan masalah dengan cara ‐cara di luar kebiasaan.

C. Industri Kreatif Suku Using di Kabupaten
Banyuwangi
Industri kreatif di era globalisasi menjadi penyokong perekonomian suatu
negara. Masyarakat sebuah negara berlomba -lomba mengembangkan sebuah produk
yang dapat dikembangkan sebagai penunjang dari ekonomi kreatif. Industri kreatif
merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan
dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu. Beberapa subsektor yang
merupakan indus tri berbasis kreativitas adalah sebagai berikut.
1. Arsit ektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pembangunan rumah adat Using. Pada
zaman sekarang, manusia mulai berfikir untuk back to nature , sehingga pada desain
arsitektur pun mulai mengadopsi rumah -rumah suku Using di masa lampau. Arsitektur
rumah Using mulai diminati khususnya pada rumah rumah yang digunakan sebagai
homestay bagi wisatawan. Hal ini memunculkan keinginan untuk melestarikan
sekaligus memiliki nilai ekonomis.

Aktivitas Diskusi!
Carilah artikel tentang Hak Kekayaan Intelektual dan jelaskan syarat -syarat untuk
memperoleh hak kekayaan intelektual?

63
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
2. Pasar Barang Seni
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang ‐barang asli, unik
dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tin ggi melalui galeri, toko dan
pameran sering diadakan untuk menunjang p emasaran hasil kerajinan kabupaten
Banyuwangi. Pemasaran barang dengan metode ini cenderung menguntungkan banyak
sektor. Tempat wisata menjadi sasaran utama untuk pemasaran model ini karena
kebutuhan wisatawan terkait dengan oleh -oleh yang akan mereka bawa pulang.
3. Kerajinan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan di stribusi produk
yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengraji n yang berawal dari desain awal sampai
dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang
terbuat dari: kayu, perak, besi. Suku Using memiliki jenis kerajinan yang bermacam –
macam, mulai dari ukiran, topeng, bahkan dekorasi rumah. Produk kerajinan suku
Using pada umumnya han ya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan
produksi mass al), sehingga tercipta eksklusifitas dari barang tersebut. .
4. Fesyen
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain batik dan kain tradisional.
Suku Using memiliki motif batik yang khas yaitu Gajah Oling. Proses pemasaran batik
Gajah Oling dilakukan di s entra wisata dan menjadi pakaian wajib bagi guru maupun
PNS di Kabupaten Banyuwangi.
5. Musik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komp osisi, pertunjukan,
reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara . Musik Banyuwangi menjadi trend di
Jawa Timur . Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi kreatif berbasis musik menjadi
salah satu industri kreatif yang memiliki nilai ekonomis.
6. Seni Pertunjukan
Kegiatan kreatif yang berkaitan de ngan seni pertunjukan sudah diadakan sejak
dahulu. Beberapa kesenian pertunjukan yang sering ditampilkan yaitu: Tari Gandrung,
Tari Seblang, Kesenian Barong , Pertunjukan Musik Gedhogan, Pertunjukan Musik
Kenthulitan dan Angklung serta Mocoan Lontar.

64
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

D. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan
Lokal
Kabupaten Banyuwangi menyimpan keunikan budaya yang masih terjaga
hingga saat ini khususnya di Desa Kemiren. Di era
globalisasi ini terjadi kekhawatiran yang sangat
besar akan tergerusnya nil ai-nilai budaya lokal oleh
budaya asing. Akan tetapi era globalisasi seperti saat
ini justru memiliki peluang untuk mengembangkan
kearifan lokal melalui sektor perekonomian kreatif.
Secara g lobal sektor ekonomi kreatif di
dunia saat ini tumbuh dengan pesa t. Oleh sebab itu
diperkirakan sektor ekonomi berbasis budaya akan
menjadi gelombang ke empat dalam pengembangan ekonomi global setelah era
ekonomi pertanian, ekonomi industri dan ekonomi informasi. Agar pengembangan
ekonomi kreatif berbasis kearifan loka l dapat berhasil maka diperlukanlah alur
pembelajaran strategis yang dapat menunjang pengembangan ekonomi kreatif.
Perkembangan ekonomi kreatif harus didasari pada struktur perencanaan yang
bertahap dan memiliki alur yang jelas . Alur pemberdayaan tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini diidentifikasi tentang program apa saja yang paling tepat untuk
mengembangkan kearifan lokal di Kabupaten Banyuwangi serta sumberdaya
pemuda yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut. Pada tahap ini
perlu disusun sebuah tujuan dari pengembangan program usaha kreatif tersebut.
2. Pelatihan
Pada tahap ini pemerintah Banyuwangi khusunya pada bagian Kesmas dan
Kepemudaan memberikan forum pelatihan kepada generasi muda supaya Nilai Ekonomi kreatif global
mengalami pertumbuhan
5% pertahun dari US$ 2,2
triliyun per Januari 2000 dan
menjadi US$ 6,1 Triliyun
pada tahun 2020.
Sumber: wallstreet journal Geo Info Aktivitas Diskusi!
Carilah artikel tenta ng industri kreatif Kabupaten Banyuwangi , jelaskan
kelebihan dan kekurangan serta pengembangan yang dapat dilakukan.

65
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
memiliki keterampilan melakukan pengembangan kearifan lokal melalui
kegiatan ekonomi kreatif.
3. Permodalan
Pada taha p ini para pemuda diberikan kesempatan dan modal untuk membentuk
sebuah unit usaha kreatif berbasis kearifan lokal di Kabupaten Banyuwangi.
4. Pendampingan
Pada saat menjalankan usahanya, pemerintah Kabupaten Banyuwangi perlu
melakukan pendampingan serta arah an agar usahanya dapat mencapai tujuan
yakn i berkembangnya kearifan lokal s uku Using.
5. Evaluasi
Proses ini dilakukan untuk memastikan apakah tujuan dibentuknya unit usaha
perekonomian kreatif berbasis kearifan lokal yang diajarkan kelompok pemuda
tersebut t elah mencapai sasaran atau tidak.
Pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Banyuwangi menggunakan
pendekatan klaster industri. Pendekatan klaster industri merupakan salah satu
kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk dapat memajukan industri skala keci l
yang berusaha mengoptimalkan pembangunan melalui konsep keterkaitan dalam
aktivitas ekonomi masing dalam mencapai keunggulan kompetitifnya dalam cakupan
wilayah regional atau fungsional ekonomi tertentu. Melalui pendekatan ini, diharapkan
terjadi pola ke terkaitan antar kegiatan baik dalam sektor industri itu sendiri (keterkaitan
horizontal) maupun antara sektorindustri dengan seluruh jaringan produksi dan
distribusi yang terkait dengan industri inti (keterkaitan vertikal). Contoh
pengembangan klaster indu stri di Kabupaten Banyuwangi sebagai berikut:
1. Klaster Kerajinan Bambu
Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi industri kerajinan bambu yang
sangat besar. Potensi sumberdaya alam berupa tanaman bambu dapat
dimanfaatkan untuk beragam produk seperti godong (bes ek ikan), keranjang ikan,
dinding bambu, peralatan memasak, peralatan rumah tangga, sampai kepada
pemanfaatan untuk aneka kerajinan dan asesoris.
Industri Kerajinan Bambu di Kabupaten Banyuwangi saat ini dapat
memenuhi kebutuhan lokal dalam negeri juga menembus pasar internasional,

66
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
seperti pasar Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Hal ini menunjukkan
bahwa kerajinan bambu merupakan suatu pote nsi yang perlu dikembangkan lebih
lanjut di Kabupaten Banyuwangi. Wilayah produksi kerajinan bambu hampir
tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi tetapi hanya ada beberapa
kecamatan yang membentuk klaster industri kerajinan bambu.
Klaster indu stri kerajinan bambu tersebar di beberapa kecamatan yaitu
Kecamatan Srono, Muncar, Rogojampi, Cluring , Kalipuro, Genteng, Siliragung
dan Tegalsari. Industri kerajinan bambu di Kecamatan yang masuk dalam klaster
beragam, untuk wilayah Kecamatan Srono, Munca r, Cluring dan Tegalsari
kerajinan bambu yang dibuat be rupa godong atau keranjang ikan, sedangkan
kerajinan bambu dalam bentuk asesoris dan aneka kerajinan lainnya diproduksi di
Kecamatan Rogojampi terutama di Desa Gintangan. Produk Kerajinan bambu di
Keca matan Genteng le bih didominasi untuk pembuatan t usuk sate. Kerajinan
Bambu biasanya digunakan sebagai peralatan rumah tangga sepe rti lasah, capil,
tempat nasi dan t ompo.
2. Klaster Industri Kerajinan Bordir
Industri Bordir merupakan salah satu jenis industri yang banyak
berkembang dan menjadi sentra di Kabupaten Banyuwangi. Terdapat sekitar 150
industri bordir di Kabupaten Banyuwangi dengan berbagai macam olahan yang
dapat memenuhi pasar lokal maupun pasar regional. Beberapa wilayah yang telah
berkembang menja di sentra industri bordir diantaranya adalah di Kecamatan
Genteng, Kecamatan Rogojampi, dan Kecamatan Singojuruh.
Industri bordir memiliki beberapa permasalahan yang menghambat
perkembangan klaster industri kerajinan bordir yaitu (a) ketergantungan pasokan
bahan baku dari luar Kabupaten Banyuwangi seperti dari wilayah Bali ; (b) Sistem
kotrak yang tergantung dengan pengusaha besar dari wilayah Bali; (c) Kurangnya
inovasi desain ; (d) Kurangnya motivasi pengerajin untuk menciptakan desain
karena rendahnya ting kat keterampilan mendesain .

3. Klaster Industri Batik

67
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
Kabupaten Banyuwangi menyimpan potensi industri batik yang potensial.
Dalam perkembangan industri batik telah membentuk beberapa wilayah klaster
diantaranya wilayah Kecamatan Kabat, Cluring, Banyuwangi, Sempu dan
kalipuro .
Batik Banyuwangi merupakan sebuah perwujudan nilai estetika ragam hias
khas Banyuwangi. Motif -motif Batik Banyuwangi tidak hanya sebuah perwujudan
estetika dari ragam hias namun juga memiliki nilai -nilai yang dianut oleh
masyarakat Ban yuwangi. Semua nama motif dari batik asli Bumi Blambangan
ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi alam. Banyak motif khas dari batik khas
Bumi Blambangan, sampai saat ini, sekitar 21 jenis motif batik asli Banyuwangi
yang telah diakui secara nasional. Beb erapa motif Batik Banyuwangi yaitu Gajah
Oling, Kangkung Setingkes, Alas Kobong, Paras Gempal, Kopi Pecah, Sembruk
Cacing, Gedegan, Ukel, Blarak Semplah, Moto Pitik, dan lain sebagainya.
Kota Banyuwangi memiliki beberapa sentra pembatikan, yaitu Sayu
Wiwit , Tirta Wangi, Sritanjung, dan Srikandi yang terletak di Kecamatan
Banyuwangi, Virdes Batik di Kecamatan Cluring. Masing -masing sentra
pembatikan memiliki ciri khas, yang mencolok adalah Sanggar batik Sayuwiwit
dan Virdes. Sayuwiwit tetap mempertahankan mo tif batik Banyuwangi secara
konvensional, berdasarkan pakem lama hanya memainkan warna dan memadukan
corak, sedangkan Virdes mengembangkan Batik Banyuwangi, memadukan pakem
dan permintaan konsumen.
Upaya pelestarian batik di Kabup aten Banyuwangi dilakukan oleh p emkab
setempat, mulai 2009 setiap hari Kamis, Jumat dan Sabtu semua pegawai
Pemerintahan Daerah dan Pegawai Negeri Sipil di Banyuwangi wajib memakai
seragam batik dengan motif Gajah Oling. Upaya lain yang dilakukan yaitu
pemakaian busana kesenian kha s Banyuwangi yaitu tari Gandrung dan upacara
adat Seblang, serta untuk busana khas daerah Banyuwangi yaitu Jebeng dan Thulik
(Pada Thulik motif batik Gajah Oling dipakai pada udeng tongkosan dan sembong ,
sedang kam pada Jebeng motif batik Gajah Oling dipaka i untuk kain panjang).
Motif batik ini juga digunakan untuk seragam batik sekolah mulai dari tingkat TK
sampai pada tingkat SMA. Pengeksplorasian terhadap motif -motif baru juga

68
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
dilakukan untuk menambah keanekaragaman motif Batik Banyuwangi. Upaya
pengenala n Batik Banyuwangi selain melalui pameran dan rangkaian pelatihan
juga dilakukan upaya pengenalan lebih jauh melalui buku.

REFLEKSI
1. Dari setiap subbab yang sudah kamu pelajari, materi manakah yang sulit
dipahami? Jawablah dengan menyalin tabel di bawah ini dan beri tanda (√)
pada kolom yang tersedia
Subbab Mudah Sedang Sulit
A. Definisi Ekonomi Kreatif
B. Sejarah Ekonomi Kreatif
C. Industri Kreatif di Indonesia
D. Pengembangan Ekonomi Kreatif
berbasis Kearifan Lokal

2. Bila terdapat materi yang sulit dipahami, diskusikan dengan gurumu
Aktivitas Diskusi!
Buatlah salah satu contoh ekonomi kreatif, jelaskan pengembangannya seseuai
dengan alur pemberdayaan yang sudah dijelaskan!

69
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using

1. Pengertian Ekonomi Kreatif berdasarkan Departemen Perdagangan
Republik Indonesia, UNDP, dan DCMS
2. Sejarah ekonomi kreatif
3. 5 pola pikir yang diperlukan di masa depan
a. Pola pikir disipliner
b. Pola pikir mensintesa
c. Pola pikir kreasi
d. Pola pikir penghargaan
e. Pola pikir etis
4. Industri kreatif di Indonesia
a. Periklanan
b. Arsitektur
c. Pasar seni barang
d. Kerajinan
e. Desain
f. Fesyen
g. Video, film, dan fotografi
h. Permainan interaktif
i. Musik
j. Seni pertunjukan
k. Penerbitan dan percetakan
l. Layanan komputer dan piranti lunak
m. Televisi dan radio
n. Riset dan pengembang an
5. Strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal RINGKASAN

70
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
EVALUASI BAB I II

A. Pilihlah satu jawaban yang benar
1. Berdasarkan siapakah pengertian ekonomi kreatif bagian dari integratif yang
bersifat inovatif serta kreatif dalam memanfaatkan teknologi serta budaya ?
A. Departemen Perdagangan RI D. DCMS
B. UNDP E. DCIS
C. UNHCR
2. Jelaskan yang dimaksud sarana dalam komponen pariwisata ?
A. Cara untuk mengetahui informasi dari wisatawan yang datang
mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal, motivasi dan
saran
B. Fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan agar merasa nyaman berada
di lokasi wisata.
C. Kemampuan berinteraksi pengelola tempat wisata dengan wisatawan
D. Lokasi wisatawan dapat tertarik untuk mengunjungi dan singgah di
tempat tersebut.
E. Perencanaan yang dilakuka n oleh pengelola tempat wisata agar
menarik wisatawan datang
3. Bagan ekonomi kreatif menurut UNDP adalah, kecuali ?
A. Economic creativity D. Cultural creativity
B. Scientific creativity E. Social creativity
C. Technological creativity
4. Yang bukan termasuk 5 aspek pengembangan ekonomi kreatif ?
A. Pengembangan industri kreatif
B. Pengembangan sumber daya dan teknologi
C. Peningkatan akses pembiayaan bagi pelaku kreatif
D. Peningkatan akses pasar bagi para pelaku kreatif
E. Penguatan sektor pendukung ekonomi kreatif

71
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
5. 5 pola pikir menurut Howard Gardner , kecuali ?
A. The disciplinary mind D. The ethical mind
B. The synthesizing mind E. The responsibility mind
C. The creating mind
6. Yang bukan merupakan bagan rumusan dalam ekonomi kreatif menurut
UNDP adalah ?
A. Technolgical creativity D. Social creativity
B. Scientific creativity E. Cultural creativity
C. Economic creativity

7. Jelaskan mengapa ekonomi kreatif perlu dikembangkan di Kabupaten
Banyuwangi, kecuali ?
A. Memberikan kontibusi ekonomi yang signifikan
B. Menciptakan iklim bisnis yang positif
C. Membangun citra dan identitas bangsa
D. Berbasis kepada sumber daya lokal yang akan dikembangkan
E. Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan
kompetitif suatu bangsa
8. Ekonomi kreatif yang ada di Indonesia adalah ?
A. Periklanan D. Pertambangan
B. Pertanian E. Saham
C. Perkebunan

9. Tahapan pemberdayaan strategis kearifan lokal berbasis ekonomi kreatif,
kecuali ?
A. Perencanaan
B. Evaluasi
C. Pelatihan
D. Pemodalan
E. pemasaran
10. Proses dalam pemberdayaan strategis yang melakukan pemantauan terkait
ekonomi kreatif yaitu ?

72
Potensi W isata dan Ekonomi Kreatif Suku Using
A. Pendampingan
B. Evaluasi
C. Permodalan
D. Pelatihan
E. Perencanaan

B. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan pengertian ekonomi kreatif menurut departemen perdagangan RI ?
2. Jelaskan pengaruh fesyen dalam perkembangan industri kreatif di Indonesia ?
3. Mengapa cultural creativity menjadi salah satu rumusan dalam bagan ekonomi
kreatif?
4. Sebut dan jelaskan alur pemberdayaan strategis kearifan lokal berbasis
perekonomian kreatif ?
5. Jelaskan yang dimaksud tahapan perencanaan dalam alur strategis ekonomi
kreatif ?

Similar Posts