PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2 0 0 9 Psikologi Kepribadian Kata Pengantar Puji syukur tiada tara penulis… [607715]

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Drs. Kuntjojo, M.Pd.

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2 0 0 9

Psikologi Kepribadian Kata Pengantar

Puji syukur tiada tara penulis panjatkan pada Yang Maha Pengasih karena telah
memberikan kemampuan dan waktu kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan
diktat Psikologi Kepribadian ini.
Penulis berharap diktat ini dapat dimanfaatkan untu k salah sumber belajar bagi
mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Bimbin gan dan Konseling. Apa
yang disajikan dalam diktat ini hanyalah merupakan garis besar materi kuliah. Untuk
memperluas dan memperdalam wawasan dalam bidang ini diharapkan hahasiswa
membaca berbagai refensi yang relevan, terutama yan g buku-buku dijadikan acuan
dalam penulisan diktat ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kelemahan yang terda pat pada diktat ini, baik
yang menyangkut isi, pengungkapan, maupun sistemati ka penulisan. Untuk itu saran
serta kritik yang konstruktif senantiasa penulis ha rapkan.

Kediri, Oktober 2009

Penulis

Psikologi Kepribadian Daftar Isi
Halaman Judul ……………………………… …………………………………………… …………. i
Kata Pengantar …………………………….. …………………………………………… …….. ii
Daftar Isi ………………………………… …………………………………………… ………….. iii
Daftar Tabel, Bagan, dan Gambar …………….. ……………………………………….. iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………. ………………………………………… 1
A. Psikologi Kepribadian dalam Sistematika Psikolog i………………. 1
B. Sasaran-sasaran Psikologi Kepribadian ……… …………………….. 1
C. Urgensi Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan ……………….. 2
BAB II KONSEP-KONSEP DASAR EPRIBADIAN ……….. …………………….. 4
A. Pengertian Kepribadian ………………….. ……………………………….. 4
B. Konsep-konsep yang Berhubungan dengan Kepribad ian ……. 6
C. Usaha-usaha untuk Mempelajari Kepribadian … ………………….. 6
BAB III TIPOLOGI …………………………… …………………………………………… … 8
A. Pengertian Tipologi ……………………. …………………………………… 8
B. Macam-macam Tipologi …………………… …………………………….. 8

BAB IV TEORI KEPRIBADIAN ……………………. ……………………………………. 18
A. Pengertian Teori Kepribadian ……………. …………………………….. 18
B. Fungsi Teori Kepribadian ……………….. ………………………………. 18
C. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian ……….. …………………………. 18
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian .. …………………. 19
E. Anggapan-anggapan Dasar tentang Manusia ….. ………………… 22
F. Klasifikasi Teori Kepribadian …………… ………………………………. 25
BAB V KEPRIBADIAN MENURUT PARADIGMA PSIKODINAMIKA …….. 26
A. Pendahuluan …………………………… ……………………………………. 26
B. Teori Psikoanalisis …………………… ……………………………………. 26
C. Teori Psikologi Individual ……………… …………………………………. 32
D. Teori Psikologi Analitis ……………….. ………………………………….. 34

BAB VI KEPRIBADIAN MENURUT PARADIGMA BEHAVIORISTIK ……… 38
A. Pendahuluan …………………………… ……………………………………. 38
B. Teori Kepribadian Skinner ………………. ………………………………. 38
BAB VII KEPRIBADIAN MENURUT PSIKOLOGI HUMANISTIK . …………… 41
A. Pendahuluan …………………………… ……………………………………. 41
B. Pokok-pokok Teori Abraham Maslow …………. ……………………… 41
C. Pokok-pokok Teori Carl Rogers ……………. ………………………….. 43

Daftar Pustaka …………………………….. …………………………………………… ……… 46

Psikologi Kepribadian Daftar Tabel, Bagan, dan Gambar
Tabel
Tabel I Tipologi Hippocrates Galenus …….. ………………………………. 10
Tabel II Ikhtisar Tipologi Heymans ……….. …………………………………. 14
Tabel III Tipologi atas Dasar Nilai-nilai Kebuda yaan …………………… 17
Tabel IV Struktur Kepribadian …………….. …………………………………… 27

Bagan
Bagan 1 Mekanisme Perpindahan Enerji ……… ………………………….. 30

Gambar
Gambar 1 Kubus Heymans ……………………. ………………………………… 15
Gambar 2 Piramuda Kebutuhan Manusia ………… ………………………… 43

Psikologi Kepribadian PENDAHULUAN

A. Psikologi Kepribadian dalam Sistematika Psikologi
Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1879
ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikol ogi di Leipzig, Jerman.
Labo-ratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang pertama di dunia.
Setelah itu psikologi mengalami perkembangan yang p esat, yang ditandai
dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan cabang.
Aliran-aliran psikologi lahir karena adanya pemaha man dan keyakinan
para ahli yang berbeda-beda dalam memandang manusia . Aliran-aliran
yang berkembang dalam bidang psikologi diantaranya : strukturalisme,
fungsionalisme, behaviorisme, psikologi gestalt, ps ikologi dalam, psikologi
humanistik, dst. Sedangkan cabang-cabang psikologi berkembang sebagai
hasil dari pengkajian perilaku manusia ditinjau dar i sudut pandang tertentu.
Cabang-cabang psikologi diantaranya : psikologi per kembangan, psikologi
pendidikan, psikologi sosial, psikologi kepribadian , psikologi abnormal,
psikologi kesehatan, psikologi olah raga, dst.
Psikologi kepribadian, sama halnya dengan cabang-ca bang lainnya dari
psikologi, memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman
tentang manusia melalui kerangka kerja psikologi se cara ilmiah. Yang
membedakan psikologi kepribadian dengan cabang-caba ng lainnya adalah
usahanya untum mensintesiskan dan mengintegrasikan prionsip-prinsip
yang terdapat dalam bidang-bidang psikologi lain te rsebut. Dalam bidang
psikologi tidak ada satu bidangpun yang memiliki d aerah yang demikian
luas seperti psikologi kepribadian (Koeswara, 1991 : 4).

B. Urgensi Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan
Psikologi kepribadian merupakan pengetahuan ilmiah. Sebagai
pengetahuan ilmiah, psikologi kepribadian menggunak an konsep-konsep
dan metoda-metoda yang terbuka bagi pengujian empir is. Penggunaan
konsep-konsep dan metoda-metoda ilmiah dimaksudkan agar psikologi
kepribadian bisa mencapai sasarannya, yaitu : perta ma, memperoleh Bab 1

Psikologi Kepribadian informasi mengenai tingkah laku manusia dan kedua, mendorong individu-
individu agar bisa hidup secara penuh dan memuaskan (Koeswara,1991: 4).
Usaha untuk memperoleh pemahaman mengenai perilaku manusia
bukan hanya dimaksudkan untuk melampiaskan hasrat i ngin tahu saja tetapi
juga diharapkan bermanfaat bagi peningkatan kualita s hidup manusia.
Pengetahuan mengenai perilaku individu-individu bes erta faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku tersebut hendaknya dapa t dimanfaatkan
dalam kegiatan terapan atau praktik seperti psikote rapi dan program-
program bimbingan, latihan dan belajar yang efektif , juga melalui perubahan
lingkungan psikologis sedemikian rupa agar individu -individu itu mampu
mengembangkan segenap potensi yang dimiliki secara optimal (Koeswara,
1991 : 4-5).
Interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam proses
pendidikan merupakan interaksi di mana pihak pendid ik berusaha
mempengaruhi peserta didik agar peserta didik dapat berkembangan secara
optimal. Untuk mewujudkan keinginan tersebut pendid ik harus membekali
dirinya dengan seperangkat persyaratan, diantaranya adalah pemahaman
mengenai perilaku manusia, baik tentang dirinya sen diri ( self understanding )
maupun orang lain, khususnya peserta didik ( understanding the other ).
Tanpa disertai dengan pema-haman yang baik tentang perilaku manusia
atau tepatnya kepribadian, akan sulit mewujudkan in teraksi edukatif.
Dalam profesi bimbingan dan konseling, khususnya di sekolah,
pemahaman mengenai perilaku manusia melalui psikolo gi kepribadian
merupakan kebutuhan yang tidak disa diabaikan. Pema haman kepribadian
diperlukan oleh pendidik atau konselor untuk :
1. acuan dalam mengembangkan kepribadiannya agar me ngarah ke
kepribadian pendidik atau konselor ideal;
2. mempermudah dalam mengenal karakteristik peserta didik;
3. acuan dalam pengembangan berbagai potensi pesert a didik;
4. acuan dalam mengambil tindakan preventif;
5. acuan dalam membimbing peserta didik ke arah ked ewaan;
6. menghindari terjadinya konflik antara guru / kon selor dengan peserta
didik / klien.

Psikologi Kepribadian KEPRIBADIAN

A. Pengertian Kepribadian

1. Tinjauan secara Etimologis
Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan
personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona , yang
berarti topeng dan personare, yang artinya menembus . Istilah topeng
berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai ol eh para pemain
sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yan g dikenakan dan
diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan , karakter dari tokoh
yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dal am arti dapat
dipahami oleh para penonton.
Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang
semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pe maiannya sendiri,
yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam to peng tersebut.
Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk
menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau un tuk menggambarkan
apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.

2. Definisi-definisi Kepribadian
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribad ian berdasarkan
paradigma yang merekla yakini dan focus analisis da ri teori yang mereka
kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak va riasi definisi
sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikem ukakan beberapa
ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mem pelajari kepribadian.

a. GORDON W. W ALLPORT
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian seb agai “What a
man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang t idak
memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Soemad i Suryabrata, 2005:
240) Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport adalah:
“Personality is the dynamic organization within the individual of
those psychophysical systems that determine his uni que
adjustments to his environment” (Singgih Dirgagunarso, 1998 : 11). Bab 2

Psikologi Kepribadian Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjad i : Kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai si stem psikofisis
yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaika n diri
terhadap lingkungan.

b. KRECH dan CRUTCHFIELD
David Krech DAN Richard S. Crutchfield (1969) dala m bukunya
yang berjudul Elelemnts of Psychology merumuskan definsi
kepribadian sebagai berikut : “Personality is the integration of all of
an individual’s characteristics into a unique organ ization that
determines, and is modified by, his attemps at adap tion to his
continually changing environment.”
(Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteris tik individu ke
dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang
dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang berubah terus-menerus)

b. ADOLF HEUKEN, S.J. dkk .
Adolf Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudu l Tantangan
Membina Kepribadian (1989 : 10), menyatakan sebag ai berikut.
“Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampua n,
perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasm ani,
mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semua nya ini
telah ditatanya dalam caranya yang khas di bawah b eraneka
pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya,
dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana
dikehendakinya”.

Berdasarkan definisi dari Allport, Kretch dan Crutc hfield, serta Heuken
dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadia n sebagai berikut.

• Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari
aspek psikis, seperti : inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst.
serta aspek fisik, seperti : bentuk tubuh, kesehata n jasmani, dst.
• Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi de ngan
lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus -menerus,
dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau un ik.

Psikologi Kepribadian • Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu menga lami perubahan,
tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat
tetap.
• Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai oleh individu .

B. Konsep-konsep yang berhubungan dengan Kepribadian
Ada beberapa konsep yang berhubungan erat dengan ke pribadian
bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian. Konsep-konsep
yang berhubungan dengan kepribadian adalah (Alwisol , 2005 : 8-9) :
1. Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan
menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik se cara eksplisit
maupun implisit.
2. Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan era t
dengan determinan biologis atau fisiologis.
3. Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap
sekolopok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kur un waktu
(relatif) lama.
4. Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok
stimuli yang lebih terbatas.
5. Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cender ung
berulang untuk stimulus yang sama pula.

Konsep-konsep di atas sebenarnya merupakan aspek-as pek atau
komponen-komponen kepribadian karena pembicaraan me ngenai
kepribadian senantiasa mencakup apa saja yang ada d i dalamnya, seperti
karakter, sifat-sifat, dst. Interaksi antara berba gai aspek tersebut kemudian
terwujud sebagai kepribadian.

C. Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian
Usaha-usaha untuk mengerti perilaku atau menyingkap kepribadian
manu-sia sudah lama dilakukan dimulai dengan cara y ang paling
sederhana, yang tergolong pendekatan nonilmiah, sam pai dengan cara-cara
modern atau pendekatan ilmiah.
Dari cara-cara yang sangat sederhana lahirlah penge tahuan-
pengetahuan yang bersifat spekulatif, dalam arti ke benarannya tidak bisa
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa pengetahuan yang
menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetah uan seperti ini disebut

Psikologi Kepribadian juga ilmu semu ( pseudo science ). Yang termasuk ilmu-ilmu semu antara lain
sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005: 7-8).

1. Chirologi , yaitu pengetahuan yang berusaha mempelajari
kepribadian manusia berdasarkan gurat-gurat tangan.
2. Astrologi , adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan
kepribadian atas dasar dominasi benda-benda angkasa terhadap apa
yang sedang sedang terjadi di alam, termasuk waktu kelahiran
seseorang.
3. Grafologi , merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan
kepri-badian atas dasar tulisan tangan.
4. Phisiognomi , adalah pengetahuan yang berusaha menjelaskan
kepriba-dian atas dasar keadaan wajah.
5. Phrenologi , merupakan pengetahuan yang berusaha menjelaskan
kepri-badian berdasarkan keadaan tengkorak.
6. Onychology , pengetahuan yang berusaha menjelaskan kepribadia n
atas dasar keadaan kuku.

Cara mempelajari kepribadian yang dipandang lebih m aju (Sumadi
Suryabrata, 2005 : 11) menghasilkan bermacam-macam tipologi.
Sedangkan usaha mempelajari kepribadian dengan pend ekatan ilmiah
menghasilkan bermacam-macam teori kepribadian.

Psikologi Kepribadian TIPOLOGI

A. Pengertian Tipologi
Telah dipaparkan pada bab II bahwa usaha-usaha untu k memahami dan
mnyingkap perilaku dan kepribadian manusia antara l ain menghasilkan
pengetahuan yang disebut tipologi. Tipologi adalah pengetahuan yang
berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe te rtentu atas dasar
faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisi k, psikis, pengaruh dominant
nilai-nilai budaya, dst.

B. Macam-macam tipologi.
1. Tipologi Konstitusi
Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikem bangkan atas dasar
aspek jasmaniah. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh tipologi
konstitusi adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang ta mpak berupa bentuk
penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnya susunan saraf, otak,
kelenjar-kelenjar, darah, dts., menentuan ciri prib adi seseorang.
Ada beberapa ahli yang telah mengembangkan tipologi konstitusi,
diantaranya : Hippocrates dan Gelenus, De Giovani, Viola, Sigaud,
Sheldon, dst. Uraian berikut hanya menyajikan beber apa tipologi
konstitusi.

a. Tipologi Hippocates Gallenus
Tipologi ini dikembangkan Gallenus berdasarkan pem ikiran
Hippocates. Hippocrates (460-370 Sm) terpengaruh ol eh pandangan
Empedocles, bahwa alam semesta beserta isinya ini t ersusun dari 4
unsur dasar yaitu : tanah (kering), air (basah ), udara (dingin), dan api
(panas).
Berdasarkan pandangan Empedocles tersebut, selanjut nya
Hippocrates menyatakan bahwa bahwa di dalam tubuh s etiap orang
terdapat 4 macam cairan yang memiliki sifat seperti keempat unsur
alam. yaitu :
a. sifat kering dimiliki oleh chole atau empedu kuning,
b. sifat basah dimiliki oleh melanchole atau empedu hitam, Bab 3

Psikologi Kepribadian c. sifat dingin terdapat pada phlegma atau lendir,
d. dan sifat panas dimiliki oleh sanguis atau darah.
Menurut Hippocrates, keempat jenis cairan ini ada dalam tubuh
dengan proporsi yang tidak selalu sama antara indiv idu satu dengan
lainnya. Dominasi salah satu cairan tersebut yang m enyebabkan
timbulnya ciri-ciri khas pada setiap orang.
Galenus ( 129- 199 sM ) sependapat dengan Hippocrat es, bahwa di
dalam tubuh setiap orang terdapat 4 macam cairan te rsebut.
Selanjutnya Galenus menyatakan bahwa cairan-caraira n tersebut
berada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu. Dominasi salah
satu cairan terhadap cairan yang lain mengakibatkan sifat-sifat
kejiwaan yang khas. Sifat-sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang
sebagai akibat dominannya salah satu cairan tubuh t ersebut oleh
Galenus disebutnya temperamen (Sumadi Suryabrata (2 005 : 12).
Pandangan Hippocrates yang kemudian dilengkapi oleh Galenus
selanjutnya disebut tipologi Hippocrates Galenus da pat disajikan secara
ringkas pada tabel berikut (Sumadi Suryabrata, 200 5: 13).

TABEL 3 .1
TIPOLOGI HIPPOCRATES GALENUS

CAIRAN TUBUH
YANG
DOMINAN

PRINSIP

T I P E

SIFAT-SIFAT KHAS

Chole
Tegangan
Choleris
• Penuh semangat
• Optimistis
• Emosional
• Keras hati

Melanchole
Penegaran
(rigidity)

Melancholis
• Pemuram
• Daya juang lemah
• Mudah kecewa
• pesimistis

Psikologi Kepribadian
Phlegma
Plastisitas
Phlegmatis
• Berpenampilan tenang
• Berpendirian kuat
• Setia
• Tidak emosional

Sanguis
Ekspansivitas
Sanguinis
• Bersemangat
• Ramah
• Mudah berubah pendirian

b. Tipologi Viola
Viola, seorang ahli dari Italia, mengemukakan tipol ogi yang
didasarkan pada bentuk tubuh sebagaimana telah dila kuakn penelitian
oleh De Giovani. Atas dasar aspek tersebut Viola me ngemukakan tiga
golongan atau tipe bentuk tubuh manusia (Sumadi Sur yabrata,
200518), yaitu :
1)_Tipe Microsplanchnis , yaitu bentuk tubuh yang ukuran
menegaknya lebih dari pada perbandingan biasa, sehi ngga yang
bersangkutan kelihatan jangkung.
2) Tipe Macrosplanchnis , yaitu bentuk tubuh yang ukuran
mendatarnya lebih dari pada perbandingan biasa, seh ingga yang
bersangkutan kelihatan pendek.
3) Tipe Normosplanchnis , yaitu bentuk tubuh yang ukuran
menegak dan mendatarnya selaras, sehingga tubuh kel ihatan
selaras pula.

c. Tipologi Sigaud
Sigaud, seorang ahli psikologi dari Perancis, menyu sun tipologi
manusia berdasarkan 4 macam fungsi tubuh, yaitu : m otorik,
pernafasan, penecernaan, dan susunan saraf sentral. Dominasi salah
satu fungsi tubuhtersebut menentukan tipe kepribadi an. Atas dasar
pandangan di ataskemudian Sigaud menggolongkan manu sia menjadi
4 tipe, yaitu :
1) Tipe muskuler
Tipe ini dimiliki oleh orang fungsi motoriknya pal ing menonjol
disbanding fungsi tubuh yang lain, dengan cirri kha s : tubuh

Psikologi Kepribadian kokoh, otott-otot berkembangan dengan baik, dan org an-oragan
tubuh berkembang secara selaras.
2) Tipe respiratoris
Tipe ini ada pada orang yang memiliki fungsi perna fasan yang
kuatdengan cirri-ciri : muka lebar serta thorax dan leher besar.
3) Tipe digestif
Tipe digestif terdapat pada orang yang memiliki fu ngsi
pencernaan yang kuat dengan cirri-ciri : mata kecil , thorax
pendek dan besar, rahang serta pinggang besar.
4) Tipe cerebral
Tipe keempat dari tipologi Sigaud ada pada orang y ang memiliki
susunan saraf sentral yang kuat disbanding fungsi t ubuh lainnya
dengan cirri-ciri : dahi menonjol ke depan dengan r ambut
ditengah, mata bersinar, daun telinga lebar, serta kaki dan
tangan kecil.

c. Tipologi Sheldon
Sheldon berpendapat bahwa ada tiga komponen jasmani ah yang
mempengaruhi bentuk tubuh manusia, yaitu : endomorp hy,
mesimorphy, dan ectomorphy. Istilah-istilah tersebu t oleh Sheldon
dikembangkan dari istilah yang berhubungan dengan t erbentuknya
foetus manusia, lapisan endoderm, mesoderm, dan ect oderm. Menurut
Sheldon dominasi dari dari salah satu lapisan terse but akan
menyebabkan kekhasan terhadap bentuk tubuh. Dengan demikian
maka ada 3 tipe manusia berdasarkan bentuk tubuhnya , yaitu :
1) Tipe endomorph,
Tipe endomorph merupakan tipe yang disebabkan ole h
dominannya komponen endomorphy terhadap dua kompone n
lainnya, ditandai oleh : alat-alat dalam dan seluru h sistem digestif
memegang peran penting. Bentuk tubuh tipe ini kelih atan lembut,
gemuk, berat badan relatif rendah.
2) Tipe mesomorph
Tipe mesomorph terbentuk oleh karena komponen meso morphy
yang lebih dominan dari koponen lainnya, maka bagia n-bagian
tubuh yang berasal dari mesoderm relatif berkembang lebih baik,
yang ditandai dengan otot-otot, pembuluh darah, dan jantung
dominan. Bentuk tubuh tipe mesomorph kelihatan koko k dan
keras.

Psikologi Kepribadian 3) Tipe ectomorph
Pada tipe ini organ-organ yang berasal dari ectoder m (kulit dan
sistem syaraf) yang terutama berkembang. Bntuk tubu h tipe
ectomorph terlihat jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, dan
otot-otot tidak berkembang.

2. Tipologi Temperamen
Tipologi temperamen merupakan tipologi yang disusun berdasarkan
karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang d ipakai para tokoh yang
mengembangkan tipologi temperamen adalah bahwa berb agai aspek
kejiwaan seseorang seperti : emosi, daya pikir, kem auan, dst. Menentukan
karakteristik yang bersangkutan. Yang tergolong tip ologi jenis ini antara
lain : tipologi Plato, tipologi Immanual Kant, tipo logi Bhsen, Tipologi
Heymans, dst.

a. Tipologi Plato
Menurut Plato kemampuan jiwa manusia terdiri dari 3 macam,
yaitu pikiran, kemauan,dan hasrat. Dominasi salah s atu kemampuan
inilah yang menyebabkan kekhasan pada diri manusia. Atas dasar
hal ini Plato menggolongan manusia ke dalam 3 tipe yaitu sebagai
berikut.
1) Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh pikirannya , yang
sesuai untuk menjadi pemimpin dalam pemerintahan.
2) Tipe manusia yang terutama dikuasai oleh kemauannya ,
sesuai untuk menjadi tentara.
3) Tipe manusia yang dikuasai oleh hasratnya , cocok menjadi
pekerja tangan.

b. Tipologi Heymans
Heymans menyatakan bahwa manusia memiliki tipe kep ribadian
yang bermacam-macam, namun dapat digolongkam menjad i
delapan tipe atas dasar kualitas kejiwaannya, yaitu : (1)
emosionalitas , mudah tidaknya perasaan terpengaruh oleh kesan-
kesan; (2) proses pengiring , yaitu kuat lemahnya kesan-kesan ada
dalam kesadaran setelah faktor yang menimbulkan kes an-kesan
tersebut tidak ada; dan (3) aktivitas , adalah banyak sedikitnya
peristiwa-peristiwa kejiwaan menjelma menjadi tinda kan nyata.

Psikologi Kepribadian Masing-masing kualitas kejiwaan tersebut secara teo ritis
dibedakan menjadi dua macam, kuat dan lemah. Atas d asar hal ini
menggolongan tipe manusia menjadi delapan sebagaima na
disajikan dalam tabel berikut ini (Sumadi Suryabrat a, 2005: 86).

TABEL 3.2
IKHTISAR TIPOLOGI HEYMANS

NO .

EMOSIONALITAS
PROSES
PENGIRING

AKTIVITAS

TIPE

1`.
emosional ( + )
kuat ( + )
aktif ( + )
Gepasioner

2.
emosional ( + )
kuat ( + )
pasif ( – )
Sentimentil

3.
emosional ( + )
lemah ( – )
aktif ( + )
Kholeris

4.
emosional ( + )

lemah ( – )
pasif ( – )
Nerveus

5.
tidak emosional ( – )

kuat ( + )
aktif ( + )
Flegmatis

6.
tidak emosional ( – )

kuat ( + )
pasif ( – )
Apatis

7.
tidak emosional ( – )

lemah ( – )
aktif ( + )
Sanguinis

8.
tidak emosional ( – )

lemah ( – )
pasif ( – )
Amorph

Untuk memperjelas serta memudahkan memahami tipolog i yang
dikembangkannya, Heymans memberikan gambar grafik y ang
berupa kubus (Sagimun Mulus Dumadi, 1982 : 13 – 14 ). Ketiga
ukuran (tinggi, lebar, dan panjang) itu menunjukkan sifat-sifat dasar
dari penggolongan itu.

Psikologi Kepribadian 2 TIPE SENTIMENTIL 1 TIPE GEPASIONER

TIPE NERVEUS 4 3 TIPE KHOLERIS

EMOSIONALITAS

6 TIPE APATIS 5 TIPE FLEGMATIS

PROSES PENGIRING

8 AKTIVITAS 7 TIPE SANGUINIS
TIPE AMORPH

/xrhombus Garis-garis tegak menggambarkan emosionalitas (mak in
bertambah ke atas).
/xrhombus Garis-garis mendatar menunjukkan aktivitas (semak in ke
kanan).
/xrhombus Garis-garis dari muka kebelakang menunjukkan prose s
pengiring (semakin ke belakang).

Teori Heymans disusun bukan atas dasar pemikiran sp ekulatif
tetapi atas dasar data-data empiris. Data yang dian alisis Heymans
adalah sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005: 82 -83).
1) Bahan biografis : 110 biografi orang-orang yang berbeda
waktu hidupnya, tempat tinggalnya, dan kebangsaanny a.
2) Keturunan mengenai 458 keluarga yang terdiri dar i 2523
orang.
Keterangan mengenai murid-murid sekolah : 3938.
3) Hasil penelitian laboratorium.

Gambar 1 : KUBUS HEYMANS

Psikologi Kepribadian 3. Tipologi Berdasarkan Nilai-nilai Kebudayaan
a. Pendahuluan
Tipologi berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dikemba ngkan oleh
Eduard Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebuday aan ( culture )
merupakan sistem nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah
kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diat ur menurut struktur
tertentu.
Kebudayaan sebagai sistem nilai oleh Spranger di go longkan
menjadi 6 bidang yang secara garis besar dapat dibe dakan menjadi
dua kelopok, yaitu :
1) Bidang-bidang yang berhubungan dengan manusia se bagai
individu, yang didalamnya terdapat 4 nilai budaya :
a) pengetahuan
b) ekonomi
c) kesenian
d) keagamaan
2) Bidang-bidang yang berhubungan dengan manusia se bagai
anggota masyarakat, yang didalamnya terdapat 2nilai budaya :
1) kemasyarakatan
2) politik

b. Enam tipe manusia
Berdasarkan pendapat bahwa ada 6 nilai kebudayaan y ang
mempengaruhi hidup setiap individu di mana hanya ad a 1 nilai
kebudayaan yang pengaruhnya bersifat dominan maka m enurut
Spranger terdapat 6 tipe manusia jika dilihat dari sistem nilai
kebudayaan. Tipe-tipe manusia menurut Spranger seca ra ringkas dapat
disajikan dalam tabel berikut.

Psikologi Kepribadian TABEL 3.1
TIPOLOGI ATAS DASAR NILAI-NILAI KEBUDAYAAN

NOMOR
NILAI KEBUDAYAAN
YANG DOMINAN

TIPE
TINGKAH LAKU
DASAR

1.
2.
3
4.
5.
6.
pengetahuan
ekonomi
kesenian
keagamaan
kemasyarakatan
politik
manusia teori
manusia ekonomi
manusia estetis
manusia religius
manusia sosial
manusia kuasa
berpikir
bekerja
menikmati keindahan
memuja
berkorban
berkuasa / memerintah

Psikologi Kepribadian TEORI-TEORI KEPRIBADIAN

A. Pengertian Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu unsur penting dari setia p pengetahuan ilmiah
atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa te ori kepribadian usaha
memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sul it untuk dilaksanakan.
Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian ? Me nurut Hall dan Lindzey
(Koeswara, 2001 : 5), teori kepriadian adalah sekum pulan anggapan atau
konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengena i tingkah laku
manusia.

B. Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memil iki fungsi deskriptif
dan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Beriku t penjelaskan fungsi deskriptif
dan prediktif dari teori kepribadian.

1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan
fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau men ggambarkan
perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, len gkap, dan
sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi des kriptif.

2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan ten tang apa,
mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekaran g, juga harus
bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana ting kah laku
manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kep ribadian harus
memiliki fungsi prediktif

C. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberika n jawab atas
pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tent ang perilaku manusia.
Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, me nurut Pervin (Supratiknya,
1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi seba gai berikut : Bab 4

Psikologi Kepribadian 1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang
bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang mer upakan unsur-unsur
pembentuk sosok kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses , yaitu konsep-konsep tentang motivasi
untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau keprib adian.
3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan , yaitu aneka
perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai menc apai
kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang men yertainya,
serta berbagai faktor yang menentukannya.
4. Pembahasan tentang psikopatologi , yaitu hakikat gangguan
kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul ata u proses
perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku , yaitu konsepsi tentang
bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diuba h.

D. Anggapan-anggapan Dasar tentang Manusia
Setiap orang, termasuk teoris kepribadian, memiliki anggapan-anggapan
dasar ( basic assumtions ) tertentu tentang manusia yang oleh George Boeree
disebut asumsi-asumsi filosofis (Boeree, 2005 : 23) . Anggapan-anggapan
dasar yang diperoleh melalui hubungan pribadi atau pengalaman-
pengalaman sosial ini secara nyata akan mempengaruh i persepsi dan
tindakan manusia terhadap sesamanya. Dalam konteks para teoris
kepribadian, anggapan-anggapan dasar ini mempengar uhi konstruksi dan isi
teori kepribadian yang disusunnya.
Anggapan-anggapan dasar tentang manusia yang mempen garuhi atau
mewarnai teori-teori kepribadian adalah sebagai ber ikut.
1. Kebebasan – ketidak bebebasan
2. Rasionalitas – irasionalitas
3. Holisme – elementalisme
4. Konstitusionalisme – environmentalisme
5. Berubah – tidak berubah
6. Subjektivitas – objektivitas
7. Proaktif – reaktif
8. Homeostatis – heterostatis
9. Dapat diketahui – tidak dapat diketahui

Psikologi Kepribadian D. Klasifikasi Teori-teori Kepribadian
Dewasa ini telah banyak teori-teori kepribadian unt uk memudahkan
mempelajari para ahli telah mengklasifikasikan teor i-teori tersebut ke dalam
beberapa kelompok dengan menggunakan acuan tertentu yaitu paradigma
yang dipakai untuk mengembangkannya. Boeree (2005 : 29) menyatakan
bahwa ada 3 orientasi atau kekuatan besar dalam teo ri kepribadian, yaitu :
1. Psikoanalisis beserta aliran-aliran yang dikemba ngkan atas paradigma
yang sama atau hampir sama, yang dipandang sebagai kekuatan
pertama .
2. Behavioristik yang dipandang sebagai kekuatan kedua.
3. Humanistik, yang dinyatakan sebagai kekuatan ketiga

Psikologi Kepribadian KEPRIBADIAN MENURUT
PARADIGMA PSIKODINAMIKA

A. Pendahuluan
Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat d ari dua asumsi dasar.
Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatan g. Kedua, manusia
adalah bagian dari sistem enerji. Kunci utama untuk memahami manusia
menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali se mua sumber
terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang
tidak disadari.
Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1 856-1939). Dia
memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan s ebagai psikoanalisis.
Banyak pakar yang kemudia ikut memakai paradigma ps ikoanalisis untuk
mengembangkan teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung, Alfred
Adler , serta tokoh-tokoh lain seperti Anna Freud, Karen Horney, Eric
Fromm, dan Harry Stack Sullivan . Teori psikodinamika berkembang cepat
dan luas karena masyarakat luas terbiasa memandang gangguan tingkah
laku sebagai penyakit (Alwisol, 2005 : 3-4).
Ada beberapa teori kepribadian yang termasuk teori psikodinamika, yaitu :
psikoanalisis, psikologi individual, psikologi anal itis, dan neo freudianisme.
Berikut ini dikemukakan pokok-pokok dari teori psik oanalisis, psikologi
individual, dan psikologi analitis.

B. Teori Psikoanalisis
Teori Psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud . Psikoanalisis
dapat dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai a liran psikologi. Sebagai
aliran psikologi, psikoanalisis banyak berbicara me ngenai kepribadian,
khususnya dari segi struktur, dinamika, dan perkem bangannya.

1. Struktur Kepribadian
Menurut Freud (Alwisol, 2005 : 17), kehidupan jiwa memiliki tga
tingkat kesadaran, yaitu sadar ( conscious ), prasadar ( preconscious ),
dan tak sadar ( unconscious ). Sampai dengan tahun 1920an, teori
tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga un sur tersebut. Baru
pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model strukt ural yang lain,
yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Struktur baru ini tidak Bab 5

Psikologi Kepribadian mengganti struktur lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama
dalam fungsi dan tujuannya (Awisol, 2005 : 17).
Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem
yang terdiri dari 3 unsur, yaitu das Es , das Ich , dan das Ueber Ich
(dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan the Id, the Ego, dan the
Super Ego), yang masing memiliki asal, aspek, fungs i, prinsip operasi,
dan perlengkapan sendiri. Ketiga unsur kepribadian tersebut dengan
berbagai dimensinya disajikan dalam tabel berikut.

TABEL 5.1
STRUKTUR KEPRIBADIAN

NO .
UNSUR

DIMENSI

DAS ES
( the Id )

DAS ICH
( the Ego )
DAS UEBER ICH
( the Super Ego )

1.
ASAL
pembawaan
hasil interaksi
dengan
lingkungan
Hasil internalisasi
nilai-nilai dari figur
yang berpengaruh

2.
ASPEK

biologis
psikologis

sosiologis

3.
FUNGSI
mempertahankan
konstansi
mengarahkan indi-
vidu pada realitas
1. Sebagai pengen-
dali Das Es.
2. Mengarahkan
das Es das
Ich pada peri-
laku yang lebih
bermoral.

4.
PRINSIP OPERASI
pleasure principle
reality principle
morality principle

5.
PERLENGKAPAN
1) refleks
2) proses primer
proses sekunder
1) conscientia
2) Ich ideal

Psikologi Kepribadian
2. Dinamika Kepribadian
a Distribusi enerji
Dinamika kepribadian, menurut Freud bagaimana ener gi
psikis didistribusikan dan dipergunakan oleh das Es , das Ich, dan
das Ueber Ich. Freud menyatakan bahwa enerji yang a da pada
individu berasal dari sumber yang sama yaitu makana n yang
dikonsumsi. Bahwa enerji manusia dibedakan hanya da ri
penggunaannya, enerji untuk aktivitas fisik disebut enerji fisik, dan
enerji yang dunakan untuk aktivitas psikis disebut enerji psikis.
Freud menyatkan bahwa pada mulanya yang memiliki en erji
hanyalah das Es saja. Melalui mekanisme yang oleh F reud disebut
identifikasi, energi tersebut diberikan oleh das Es kepada das Ich
dan das Ueber Ich. Mekanisme perpindahan energi psi kis dari das
Es ked as Ich dapat digambarkan dengan bagan sebaga i berikut .

MEMUASKAN INSTINK

PROSES – PROSES PSIKOLOGIS
ENERGI (mengamati, berpikir, mengingat, dst)

identifikasi

MEMBENTUK PEMILIHAN OBJEK BARU

MENGINTEGRASIKAN KE TIGA
Anti cathexis ASPEK KEPRIBADIAN
(fungsi eksekutif)

b Mekanisme pertahanan ego
Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego (ego defenc e
mechanism) sebagai strategi yang digunakan individu untuk
mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorngan d as Es
maupun untuk menghadapi tekanan das Uber Ich atas d as Ich,
dengan tujuan kecemasan yang dialami individu dapat dikurangi
atau diredakan (Koeswara, 1991 : 46). DAS ES DAS ICH
Bagan 1 : MEKANISME PERPINDAHAN ENERJI

Psikologi Kepribadian Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan ego itu adalah
mekanisme yang rumit dan banyak macamnya. Berikut i ni 7 macam
mekanisme pertahanan ego yang menurut Freud umum di jumpai
(Koeswara, 2001 : 46-48).
1) Represi , yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredaka n
kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yan g
menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketida k
sadaran.
2) Sublimasi , adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan
untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara
mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif das Es yang
menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku
yang bisa diterima, dan bahkan dihargai oleh masyar akat.
3) Proyeksi , adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah l aku
yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain.
4) Displacement , adalah pengungkapan dorongan yang
menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu ya ng
kurang berbahaya dibanding individu semula.
5) Rasionalisasi , menunjuk kepada upaya individu
memutarbalikkan kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang
mengamcam ego, melalui dalih tertentu yang seakan-a kan
masuk akal. Rasionalissasi sering dibedakan menjadi dua :
sour grape technique dan sweet orange technique .
6) Pembentukan reaksi , adalah upaya mengatasi kecemasan
karena insdividu memiliki dorongan yang bertentanga n dengan
norma, dengan cara berbuat sebaliknya.
7) Regresi , adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertinkah
laku yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangann ya.

3. Perkembangan Kepribadian
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kep ribadian
Perkembangan kepribadian individu menurut Freud, d ipengauhi
oleh kematangan dan cara-cara individu mengatasi ke tegangan.
Menurut Freud, kematangan adalah pengaruh asli dari dalam diri
manusia.
Ketegangan dapat timbul karena adanya frustrasi, ko nflik, dan
ancaman. Upaya mengatasi ketegangan ini dilakukan i ndividu
dengan : identifikasi, sublimasi, dan mekanisme per tahanan ego.

Psikologi Kepribadian
b. Tahap-tahap perkembangan kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu telah terben tuk pada akhir
tahun ke lima, dan perkembangan selanjutnya sebagia n besar
hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Sel anjutnya Freud
menyatakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsu ng melalui
6 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daera h-daerah
erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif ter hadap
rangsangan. Ke enam fase perkembangan kepribadian a dalah
sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 2005 : 172-173) .
1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan
Bagian tubuh yang sensitif terhadap rangsangan adal ah
mulut.
2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan sampai 3
tahun.
Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah an us.
3) Fase falis (phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun.
Bagian tubuh yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.
4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai pubertas
Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat lat en atau
tertekan.
5) Fase genital (genital stage) : terjadi sejak individu
memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini in dividu
telah mengalami kematangan pada organ reproduksi .

C. Teori Psikologi Individual
1. Pendahuluan
Tokoh yang mengembangkan teori psikologi individual adalah Alfred
Adler (1870-1937), yang pada mulanya bekerja sama d engan dalam
mengembangkan psikoanalisis. Karena ada perbedaan p endapat yang
tidak bisa diselesaikan akhirnya Adler keluar dari organisasi psikoanalisis
dan bersama pengikutnya dia mengembangkan aliran ps ikologi yang dia
sebut Psikologi Individual (Idividual Psychology).

2. Konsepsi-konsepsi Psikologi Individual
Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang
lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan pe rasaan inferior
(merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungab kepada orang lain.

Psikologi Kepribadian Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yangh sal ing tergantung
secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain a da sejak manusia
dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwan ya. Berdasarkan
paradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan teo rinya yang
secara ringkas disajikan pada uraian berikut.

a. Individualitas sebagai pokok persoalan
Adler menekankan pentingnya sifat khas (unik) kepri badian,
yaitu individualitas. Menurut Adler setiap orang ad alah suatu
konfigurasi motif-motif, sifat-sifat, serta nilai-n ilai yang khas, dan
setiap perilakunya menunjukkan corak khas gaya kehi dupannya
yang bersifat individual.

b Dua dorongan pokok
Dalam diri setiap individu terdapat dua dorongan po kok, yang
mendorong serta melatar belakangi segala perilakuny a, yaitu :
1) Dorongan kemasyarakatan, yang mendorong manusia
bertindak untuk kepentingan orang lain;
2) Dorongan keakuan, yang mendorong manusia bertind ak untuk
kepentingan diri sendiri.

c. Perjuangan menjadi sukses atau ke arah superior
Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik ya ng
menimbulkan perasaan inferior. Perasaan inilah yang kemudian
menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak men yerah pada
inferioritasnya.

d. Gaya hidup (style of life)
Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior,
berjuang menjadi superior. Namun setiap orang beru saha
mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yan g berbeda-
beda. Adaler menyatakan bahwa gaya hidup adalah car a yang
unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tuju an khusus
yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan
tertentu di mana dia berada (Alwisol, 2005 : 97).

Psikologi Kepribadian e. Minat sosial (social interest)
Adler berpendapat bahwa minat sosial adalah bagian dari
hakikat manusia dalam dalam besaran yang berbeda mu ncul pada
tingkah laku setiap orang. Minat sosial membuat ind ividu mampu
berjuang mengejar superioritas dengan cara yang seh at dan tidak
tersesat ke salah suai. Bahwa semua kegagalan, neur otik, psikotik,
kriminal, pem,abuk, anak bermasalah, dst., menurut Adler, terjadi
karena penderita kurang memiliki minat sosial.

f. Kekuatan krestif self (creative power of the sel f)
Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebaga i teoris
kepribadian (Awisol, 2005 : 98). Menurut Adler, se lf kreatif atau
kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan
tingkah laku (kekutatan pertama dan kedua adalah he reditas dan
lingkungan).
Self kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsist en, dan
berdaulat dalam struktur kepribadian. Keturunan kek mberi
kemampuan tertentu, lingkungan memberi imresi atau kesan
tertentu. Self kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta
dunia dan menstranformasikan fakta-fakta itu menjad i kepribadian
yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan unik. Self
kreatif memberi arti kepada kehidupan, menciptakan tujuan
maupun sarana untuk mencapainya.

g. Konstelasi keluarga
Konstelasi berpengaruh dalam pembentukan kepribadia n.
Menurt Adler, kepribadian anak pertama, anak tengah , anak
terakhir, dan anak tunggal berbeda, karena perlakua n yang
diterima dari orang tua dan saudara-saudara berbeda .

h. Posisi tidur dan kepribadian
Hidup kejiwaan merupakan kesatuan antara aspek jiwa dan
raga dan tercermin dalam keadaan terjada maupun tid ur. Dari
observasi yang telah dilakukan terhadap para pasien nya Adler
menarik kesimpulan bahwa ada hubungan posisi tidur seseorang
dengan kepribadiannya.
1) Tidur terlentang, menunjukkan yang bersangkutan memiliki
sifat pemberani dan bercita-cita tinggi.

Psikologi Kepribadian 2) Tidur bergulung (mlungker), menunjukkan sifat p enakut dan
lemah dalam mengambil keputusan.
3) Tidur mengeliat tidak karua, menunjukkan yang
bersangkutan memiliki sifat yang tidak teratur, sem borno,
dst.
4) Tidur dengan kaki di atas bantal, menunjukkan or ang ini
menyukai petualangan.
5) Tidur dilakukan dengan mudah, berarti proses pen yesuaian
dirinya baik.

D. Teori Psikologi Analitis
1. Pendahuluan
Psikologi analitis merupakan aliran psikologi dinam is yang
dikembangkan oleh Carl Gustav Jung (1975 – 1959). S ama halnya
dengan Adler, Jung semula juga merupakan sahabat F reud dan
termasuk tokoh terkemuka dalam organisasai psikoana lisis. Dan kerana
perbedaan pendapat pula keduanya lalu berpisah. Jun g kemudian
mengembangkan aliran psikologi yang dia beri nama P sikologi Analistis.

2. Pokok-pokok Teori Carl Gustav Jung
a. Struktur kepribadian
Kepribadian atau psyche (istilah yang dipakai Jung untuk
kepribadian) tersusun dari sejumlah sistem yang ber operasi dalam
tiga tingkat kesadaran : ogo beroperasi pada tingka t sadar, kompleks
beroperasi pada tingkat tak sadar pribadi, dan arse tip beroperasi pada
tingkat tak sadar kolektif.
Disamping sistem-sistem yang terkait dengan daerah operasinya
masing-masing, terdapat sikap jiwa (introvert dan e kstravert) dan
fungsi jiwa (pikiran, perasaan, pengidraan, dan int uisi).

1) Sikap jiwa , adalah arah enerji psikis (libido) yang menjelma
dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. S ikap
jiwa dibedakan menjadi :
a) Sikap ekstrovert
/xrhombus libido mengalir keluar
/xrhombus minatnya terhadap situasi sosial kuat
/xrhombus suka bergaul, ramah, dan cepat menyesuaikan diri

Psikologi Kepribadian /xrhombus dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain
berkipun ada masalah.
b) Sikap introvert
/xrhombus libido mengalir ke dalam, terpusat pada faktor-fak tor
subjektif
/xrhombus cenderung menarik diri dari lingkungan
/xrhombus lemah dalam penyesuaian sosial
/xrhombus lebih menyukai kegiatan dalam rumah

2) Fungsi jiwa, adalah suatu bentuk aktivitas kjiwa an yang
secara teoritis tetap meskipun lingkungannya berbed a-beda.
Fungsi jiwa dibedakan menjadi dua ;
a) Fungsi jiwa rasional, adalah fungsi jiwa yang be kerja
dengan penilaian dan terdiri dari :
• pikiran : menilai benar atau salah
• perasaan : menilai menyenangkan atau tak
menyenangkan

b) Fungsi jiwa yang irasional, bekerja tanpa penil aian dan
terdiri dari :
• pengideraan : sadar indrawi
• intuisi : tak sadar naluriah
Menurut Jung pada dasarnya setiap individu memiliki
keempat fungsi jiwa tersebut, tetapi biasanya hanya
salah satu fungsi saja yang berkembang atau dominan .
Fungsi jiwa yang berkembang paling meonjol tersebut
merupakan fungsi superior dan menentukan tipe indiv idu
yang bersangkutan.

b Dinamika kepribadian
Jung menyatakan bahwa kepribadian atau psyche bersi fat
dinamis dengan gerak yang terus-menerus. Dinamika p syche
tersebut disebabkan oleh enerji psikis yang oleh Ju ng disebut libido.
Dalam dinamika psyche terdapat prinsip-prinsip seb agai berikut
(Alwisol, 2005 : 65).

Psikologi Kepribadian 1) Prinsip oposisi
Berbagai sistem, sikap, dan fungsi kepribadian sali ng
berinteraksi dengan tiga cara, yaitu : saling berte ntangan
(oppose) , saling mendukung ( compensate ), dan bergabung
mejnadi kesatuan ( synthese ).
Menurut Jung, prinsip oposisi paling sering terjadi karena
kepribadian berisi berbagai kecenderungan konflik. Oposisi
juga terjadi antar tipe kepribadian, ekstraversi la wan introversi,
pikiran lawan perasaa, dan penginderaan lawan intui si.

2) Prinsip kompensasi
Prinsip ini berfungsi untuk menjada agar kepribadia n tidak
mengalami gangguan. Misalnya bila sikap sadar menga lami
frus-trasi, sikap tak sadar akan mengambil alih. Ke tika individu
tidak dapat mencapai apa yang dipilihnya, dalam tid ur sikap
tak sadar mengambil alih dan muncullah ekpresi mimp i.

3) Prinsip penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus-menerus berusaha
menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada agar
tercapai kepribadian yang seimbang dan integral.

c Perkembangan kepribadian
Carl Gustav Jung menyatakan bahwa manusia selalu ma ju
atau mengejar kemajuan, dari taraf perkembangan yan g kurang
sempurna ke taraf yang lebih sempurna. Manusia juga selalu
berusaha mencapai taraf diferensiasi yang lebih tin ggi.

1) Tujuan perkembangan : aktualisasi diri
Menurut Jung, tujuan perkembangan kepribadian adala h
aktuali-sasi diri, yaitu diferensiasi sempurna dan saling
hubungan yang selaras antara seluruh aspek kepribad ian.

2) Jalan perkembangan : progresi dan regresi
Dalam prose perkembangan kepribadian dapat terjadi
gerak maju (progresi) atau gerak mundur (regresi).
Progresi adalah terjadinya penyesuaian diri secara

Psikologi Kepribadian memuaskan oleh aku sadar baik terhadap tuntutan dun ia
luar mapun kebutuhan-kebutuhan alam tak sadar.
Apabila progesi terganggu oleh sesuatu sehingga lib ido
terha-langi untuk digunakan secara progresi maka li bido
membuat regresi, kembali ke fase yang telah dilewat i atau
masuk ke alam tak sadar.

3) Proses individuasi
Untuk mencapai kepribadian yang sehat dan terintegr asi
secara kuat maka setiap aspek kepribadian harus
mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yang
optimal. Proses untuk sampai ke arah tersebut oleh Jung
dinamakan proses individuasi atau proses penemuan d iri.

Psikologi Kepribadian KEPRIBADIAN MENURUT
ORIENTASI BEHAVIORISTIK

A. Pendahuluan
Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam psikolog i yang didirikan
oleh J.B. Watson. Sama halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga
merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpen garuh serta memiliki
akar sejarah yang cukup dalam. Selain Watson ada be berapa orang yang
dipandang sebagai tokoh behaviorsime, diantaranya a dalah Ivan Pavlov, E.L.
Thorndika, B.F. Skinner, dll. Namun demikian bila orang berbicara
kepribadian atas dasar orientasi behevioristik maka nama yang senantiasa
disebut adalah Skinner mengingat dia adalah tokoh b ehaviorisme yang paling
produktif dalam mengemukakan gagasan dan penelitian , paling
bewrpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam m enjawab tantangan dan
kritik-kritik atas behaviorisme (Koeswara, 2001 : 6 9).
Paradigma yang dipakai untuk membangun teori behavi oristik adalah
bahwa tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, art inya determinan tingkah
laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi bear ada di lingkungan (Alwisol,
2005 : 7). Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berba gai eksperimen
mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingku ngan terhadap
tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah l aku yang tidak
dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui bela jar dari lingkungan.

B. Teori Kepribadian Skinner
1. Asumsi yang Dipakai Skinner
Skinner menjelaskan perilaku manusia dengan tiga as umsi dasar, di
mana asumsi pertama dan kedua pada padasarnya menja di asumsi
psikologi pada umumnya, bahkan juga merupakan asums i semua
pendekatan ilmiah (Alwisol, 2005 : 400). Ketiga asu msi tersebut adalah :
a.. Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (beha vior is lawful).
Ilmu adalah usaha untuk menbemukan keteraturan, me nunjukkan
bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan
peristiwa lain.

Bab 6

Psikologi Kepribadian b. Tingkah laku dapat diramalkan (behavior can be predicted).
Ilmu bukan hanya menjelaskan tetapi juga meramalka n. Bukan
hanya menangani peristiwa masa lalu tetapi juga mas a yang akan
dating. Teori yang berdaya guna adalah yang memungk inkan
dilakukannya prediksi mengenai tingkah laku yang ak an dating dan
menguji prediksi itu.
c. Tingkah laku dapat decontrol (behavior can be co ntrolled).
Ilmu dapat melakukan antisipasi dan menentukan / me mbentuk
tingkah laku seseorang .

2. Pokok-pokok Pandangan Skinner
a. Struktur kepribadian
Skinner tidak tertarik dengan variable structural d ari kepribadian.
Mnurutnya, mungkin dapat diperoleh illusi yang menj elaskan dan
memprediksi tingkah laku berdasarkan faktor-faktor yang tetap dalam
kepribadian, tetapi tingkah laku hanya dapat diubah dan dikendalikan
dengan mengubah lingkungan. Sedangkankan unsur kep ribadian yang
dipandangnya relatif tetap adalah tingkah laku itu sendiri. Menurut
Skinner ada dua klasifikasi tingkah laku yaitu :
1) Tingkah laku responden ( respondent behavior ), adalah respon
yang dihasilkan (elicited) organisme untuk menjawab stimulus
yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu.
2) Tingkah laku operan ( operant behavior ), adalah respon yang
dimunculkan (emittes) organisme tanpa adanya stimul us spesifik
yang langsung memaksa terjadinya respon itu.

Bagi Skinner, faktor motivasional dalam tingkah lak u bukan elemen
struktural. Dalam situasi yang sama tingkah laku se seorang bisa
berbeda-beda kekuatan dan keringan munculnya. Dan i tu bukan karena
kekuatan dari dalam diri individu atau motivasi. Me nurut Skinner variasi
kekuatan tingkah laku tersebut disebabkan oleh peng aruh lingkungan.

b. Dinamika kepribadian
1) Kepribadian dan belajar
• Kepedulian utama Skinner berkenaan dengan kepribad ian adalah
mengenai perubahan tingkah laku. Hakikat toeri Ski nner adalah
teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru,
menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu dan mamp u, dst.

Psikologi Kepribadian • Menurut Skinner kepribadian dapat dipahami dengan memper-
timbangkan perkembangan tingkah laku dalam hubungan nya
yang terus-menerus dengan lingkungannya. Cara yang efektif
untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah d engan
melakukan penguatan ( reinforcemen t) .
Dalam teori Skinner penguatan dianggap sangat penti ng untuk
membentuk tingkah laku. Menurut Skinner, ada dua ma cam
penguatan :
/xrhombus Reinforcement positif, yaitu efek yang menyebabkan tingkah
laku diperkuat atau sering dilakukan.
/xrhombus Reinforcement negatif, yaitu efek yang menyebabkan tingkah
laku diperlemah atau tidak diulangi lagi.

2) Pembentukan perilaku dan perilaku berantai
Dalam melatih suatu perilaku., Skinner mengemukakan istilah
shaping, yaitu upaya secara bertahap untuk membentu k perilaku,
mulai dari bentuk yang paling sederhana sampai bent uk yang paling
kompleks. Menurut Skinner terdapat 2 unsur dalam pe ngertian
shaping, yaitu :
• Adanya penguatan secara berbeda-beda ( diffrential
reinforcement ), yaitu ada respon yang diberi penguatan dan
ada yang tidak diberi penguatan.
• Upaya mendekat terus-menerus ( successive approximation )
yang mengacu pada pengertian bahwa hanya respon yan g
sesuai dengan harapan eksperimenter yang diberi pen guat.

Psikologi Kepribadian KEPRIBADIAN MENURUT
PSIKOLOGI HUMANISTIK

A. Pendahuluan
Istilah psikologi humanistik ( Humanistic Psychology ) diperkenalkan oleh
sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960 -an bekerja sama di
bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alt ernatif dari dua
teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intele ktual dalam psikologi.
Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow
menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ket iga” ( a third force ).
Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang
berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang
sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat
modern, yaitu eksistensialisme . Manusia, menurut eksistensialisme adalah
hal yang mengada-dalam dunia ( being-in-the-world ), dan menyadari penuh
akan keberadaannya (Koeswara, 2001 : 113). Eksisten sialisme menolak
paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan
ataupun lingkungan. Sebaliknya, para filsuf eksiste nsialis percaya bahwa
setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih ti ndakan, menentukan
sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas
pilihan dan keberadaannya.

B. Pokok-pokok Teori Abraham Maslow
Oleh karena eksistensialisme menekankan pada anggap an bahwa
manusia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab ba gi tindakan-
tindakannya, maka pandanganpandangan eksistensialis me menarik bagi
para ahli psikologi humanistik dan selanjutnya dija dikan landasan teori
psikologi humanistik. Adapun pokok-pokok teori psi kologi humanistik yang
dikembangkan oleh Maslow adalah sebagai berikut (Ko eswara, 2001 :112-
118 dan Alwisol 2005 : 252-270)

1. Prinsip holistik
Menurut Maslow, holisme menegaskan bahwa organisme selalu
berting-kah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai
rangkaian bagian atau komponen yang berbeda. Jiwa d an tubuh
bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari su atu kesatuan, dan Bab 7

Psikologi Kepribadian apa yang terjadi pada bagian yang satu akan mempeng aruhi bagian
yang lain. Pandangan holistik dalam kepribadian, ya ng terpenting
adalah :
a. Kepribadian normal ditandai dengan unitas, integ rasi,
konsistensi, dan koherensi. Organisasi adalah keada an normal
dan disorganisasai adalah keadaan patologis (sakit) .
b. Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tia p
bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipel ajari dalam
isolasi.
c. Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu
aktualisasi diri.
d. Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal
bersifat minimal. Potensi organisme jika bisa terku ak di
lingkungan yang tepat akan menghasilkan kepribadian yang
sehat dan integral.
e. Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih
berguna dari pada penelitian ekstensif terhadap ban yak orang
mengenai fungsi psikologis yang diisolasi.

2. Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pe ngalamannya
sendiri. Manusia adalah agen yang sada, bebas memilih atau
menentukan setiap tindakannya. Dengan kata lain man usia adalah
makhluk yang bebas dan bertanggung jawab.

3. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk
menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya ( becoming ).
Namun demikian perubahan tersebut membutuhkan persy aratan,
yaitu adanya lingkungan yang bersifat mendukung.

4. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas , dan
terorganisasi.

5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang ba ik atau
tepatnya netral.
Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia mer upakan hasil atau
pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan meru pakan bawaan.

Psikologi Kepribadian 6. Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahka n manusia
kepada pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki
kemampuan atau keistimewaan dalam bidang tertentu.

7. Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.

8. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang s ecara
hirarki dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004)
(1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis ( the physiological needs )
(2) kebutuhan akan rasa aman ( the safety and security needs )
(3) kebutuhan akan cinta dan memiliki ( the love and belonging
needs )
(4) kebutuhan akan harga diri ( the esteem needs )
(5) kebutuhan akan aktualisasi diri ( the self-actualization needs )

Gambar 2 : PIRAMIDA KEBUTUHAN MANUSIA

Psikologi Kepribadian
C. Teori Carl Rogers
1. Pendahuluan
Tokoh psikologi humanistik selain Abraham Maslow, a dalah Carl
Rogers. Rogers (1902-1987) menjadi terkenal berkat metoda terapi yang
dikembangkannya, yaitu terapi yang berpusat pada kl ien (client-centered
therapy). Tekniknya tersebar luas di kalangan pend idikan, bimbingan,
dan pekerja sosial. Rogers sangat kuat memegang asu msinya bahwa
manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, s ubjektif, proaktif,
heterostatis, dan sukar dipahami (Alwisol, 2005 : 3 33).

2. Pokok-pokok Teori Carl Rogers
a. Struktur kepribadian
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada strukt ur
kepribadian. Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila
bicara tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme,
medan fenomena, dan self.
1) Organime, mencakup :

a) Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk ;lengkap dengan fungsi fis ik dan
psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala s esuatu
yang secara potensial terdapat dalam kesadar setiap saat.
b) Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati ata u
dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifa tnya
subjektif, bukan benar-salah.
c) Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubaha n
pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Set iap
perubahan memiliki makna pribadi atau bertujuan, ya kni
tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan
mengembangkan diri.

2) Medan fenomena
Rogers mengartikan medan fenomena sebagai keseluruh an
pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, ba ik yang
disadari maupun yang tidak disadari. Medan fenomena

Psikologi Kepribadian merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepa njang
hidupnya.

3) Self
Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers,
yang intinya adalah :
a) terbentuk melalui medan fenomena dan melalui int rojeksi
nilai-nilai orang tertentu;.
b) bersifat integral dan konsisten;
c) menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan str uktur
self sebagai ancaman;
d) dapat berubah karena kematangan dan belajar.

b. Dinamika kepribadian
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan diriny a menurut
garis-garis yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang
maka ia makin berdiferensiasi, makin luas, makin ot onom, dan makin
tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada das arnya tingkah
laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan unt uk memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam m edan
sebagaimana medan itu dipersepsikan (Hall dan Lindz ey, 1995 :136-
137).
Rogers menegaskan bahwa secara alami kecenderungan
aktualisasi akan menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku,
yaitu :
1) Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis , termasuk
kebutuhan dasar (makana, minuman, dan udara), kebut uhan
mengembangkan dan memerinci fungsi tubuh serta gene rasi.
2) Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psik ologis untuk
menjadi diri sendiri.
3) Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tet api justru
meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang moti vasinya
untuk berkembang dan menjadi lebih baik.

c. Perkembangan kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkemb angan,
namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua o rang yang
secara alami mendorong proses organisme menjadi sem akin kompleks,

Psikologi Kepribadian otonom, sosial, sdan secara keseluruhan semakin akt ualisasi diri.
Rogers menyatakan bahwa self berkembang secar utuh- keseluruhan,
menyentuh semua bagian-bagian. Berkembangnya self d iikuti oleh
kebutuhan penerimaan positif, dan penyaringan tingk ah laku yang
disadari agar tetap sesuai dengan struktur self seh ingga dirinya
berkembang menjadi pribadi yang berfungsi utuh.
Pribadi yang berfungsi utuh menurut Rogers adalah i ndividu yang
memakai kapasitas dan bakatnya, merealisasi potensi nya, dan
bergerak menuju pemahaman yang lengkap mengenai dir inya sendiri
dan seluruh rentang pengalamannya. Rogers menggamba rkan 5 ciri
kepribadian yang berfungsi sepenuhnya sebagai berik ut :
1) terbuka untuk mengalami ( openess to experience );
2) hidup menjadi ( existential living );
3) keyakinan organismik ( organismic trusting );
4) pengalaman kebebasan ( experiental freedom );
5) kreativitas ( creativity )

Psikologi Kepribadian Daftar Pustaka

Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian . Malang : Penerbit Universitas
Muhammadyah Malang.

Boeree, CG. (1997) . Personality Theories :Melacak Kepribadian Anda
Bersama Psikolog Dunia. (Alih bahasa : Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta:
Primasophie.

Dirgagunarsa, Singgih. (1978) Pengantar Psikologi . Jakarta : BPK Gunung
Mulia.

Farozin, H. M. Dan Fathiyah, Kartika Nur. (2004) Pemahaman Tingkah Laku .
Jakarta : Rineka Cipta.

Heuken, Adolf S.J. (1979) Tantangan Membina Kepribadian : Pedoman
Mengenal Diri . Kanisius : Yogyakarta.

Koeswara, E. (2001) Teori-teori Kepribadian . Bandung Eresco.

Kretch, David dan Crutchfield, Ricahrd S. (1969) Elements of Psychology . New
York : Alfred A. Knopf.

Nana Syaodih. (2003) Landasan Psikologi Proses Pendidikan . Bandung : PT
REmaja Rosdakarya.

Sagimun Mulus Dumadi. (1982) Pembentukan dan Pendidikan Watak . Jakarta
: Pradnya Paramita.

Sumadi Suryabrata. (2005) Psikologi Kepribadian . Jakarta : CV Rajawali.

Supratiknya, A. (editor) (1993) Teori-teori Holistik : Organismik – Fenomeno-
logis . Yogyakarta : Kanisius.

Similar Posts