MEMAHAMI PERAN KOMITE AUDIT DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Perser o) Tbk) Usulan Penelitian untuk… [600979]

SIMBOLISME, RITUAL :
MEMAHAMI PERAN KOMITE AUDIT DALAM
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
(STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Perser o) Tbk)

Usulan Penelitian untuk Disertasi
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu :
Anis Chariri, SE., M. Com., Ph.D, Akt., CA.

Metta Kusumaningtyas
NIM 12020117510012

Program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi
Universitas Diponegoro
Semarang
Januari 2018

ii
SURAT PERNYATAAN :

Yang bertanda tangan di bawah ini
NAMA : METTA KUSUMANINGTYAS
NIM : 12020117510012
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal riset y ang saya serahkan dalam
bentuk soft copy untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Peneli tian
Program Doktor Ilmu Ekonomi adalah karya saya sendi ri, kecuali untuk kata atau
kalimat yang saya rujuk dengan menyebut nama asli p enulisnya. Jika di kemudian
hari ternyata terbukti bahwa saya menggunakan ide o rang lain tanpa menyebut
nama orang tersebut, maka saya terbukti melakukan p lagiasi dan siap untuk diberi
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Semarang, 22 Januari 2018

Metta Kusumaningtyas

iii
Kata Pengantar

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT ata s segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, maka tugas usulan penelitia n disertasi dapat diselesaikan .
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah M etodologi Penelitian Program
Doktor Ilmu Ekonomi Tahun Akademik 2017/2018.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak An is Chariri, SE.,
M. Com., Ph.D, Akt., CA., selaku salah satu pengamp u mata kuliah Metodologi
Penelitian yang telah banyak memberikan bimbingan d an arahan dalam pembuatan
dan penyelesaian tugas ini.
Saya menyadari bahwa tugas ini dibuat jauh dari sem purna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan u ntuk perbaikan pembuatan
ususlan penelitian disertasi ini.
Besar harapan saya usulan penelitian ini dapat digu nakan untuk mengikuti
konferensi internasional atau submitted ke jurnal yang terindeks Scopus yang
merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian promos i bagi mahasiswa Program
Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang .
Akhirul kallam, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 22 Januari 2018

Metta Kusumaningtyas

iv
Daftar Isi

Hlm
Halaman Judul ………………………………………………………………. i
Surat Pernyataan ………………………………………………………………. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………. iii
Daftar Isi ………………………………………………………………. iv
Daftar Tabel ………………………………………………………………. vi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………… 9
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………… 10
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………….. 11
1.4.1 Manfaat Teoritis ….…………….………………… 11
1.4.2 Manfaat Praktis ……….…….……………………. 11
1.4.2.1 Bagi Pemerintah …….……………… …… 11
1.4.2.2 Bagi Investor ………..……………… …… 11
1.5 Orisinalitas Penelitian …………………………………. 11

BAB II TELAAH PUSTAKA ……………………………………… 13
2.1 Profil PT. Bank Negara Indonesia (Persero) T bk ……… 13
2.2 Laporan Keuangan …………………………………….. 14
2.3 Corporate Governance ………………………………… 15
2.4 Komite Audit …………………………………………… 16
2.5 Penelitian Fenomenologi ………………………………. 17
2.5.1 Simbolisme ……………………………………… 19
2.5.1 Ritual …………………………………………… 19
2.6 Telaah Penelitian Sebelumnya …………………………. 1 9

v
Daftar Isi

Hlm
BAB III METODE PENELITIAN………………………………….. 36
3.1 Desain Penelitian ………………………………………… 36
3.2 Partisipan dan Sampling ………………………………… 37
3.2.1 Partisipan ………………………………………… 37
3.2.2 Sampling ………………………………………… 37
3.3 Instrumen Penelitian ……………………………………. 38
3.4 Prosedur Penelitian ……………………………………… 39
3.5 Analisis Data ……………………………………………. 40
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 41

vi
Daftar Tabel

Hlm
Tabel 2.1 Telaah Reviu Penelitian Sebelumnya …………. .…………… 25

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen pe rusahaan yang
sangat penting. Dalam laporan keuangan terdapat beb erapa informasi yang
diperlukan oleh pihak-pihak yang memerlukan informa si tersebut. Laporan
keuangan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang telah go public terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehe nsif, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Proses penyusunan laporan keuangan di dalam suatu p erusahaan
melibatkan beberapa pihak yang terkait. Pihak manaj emen merupakan pihak yang
paling bertanggung jawab dalam proses penyusunan la poran keuangan tersebut.
Transparansi sangat diperlukan dalam menghasilkan s uatu laporan keuangan yang
berkualitas.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah uk uran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi keuangan sehi ngga dapat memenuhi
tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupa kan prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan dapat memenuhi kua litas yang dikehendaki yaitu
relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipaha mi (Yuliani, 2017).
Good corporate governance diperlukan untuk mendorong terciptanya
pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan.
Penerapan good corporate governance perlu didukung oleh tiga pilar yang saling

2
berhubungan yaitu negara dan perangkatnya sebagai r egulator, dunia usaha sebagai
pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produ k dan jasa dunia.
Cadbury Committee pada tahun 1992 mempelopori munculnya istilah
corporate governance untuk pertama kalinya. Hal tersebut bermula dari a mbruknya
sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat bebera pa waktu yang lalu sehingga
penerapan corporare governance pada suatu perusahaan seperti mendapat
momentum kembali. Untuk mengatasi agar kasus serupa tidak berulang kembali,
maka pada tahun 2002, pemeritah Amerika Serikat men erbitkan Sarbanes-Oxley of
Act 2002 (SOX) dengan tujuan memperketat kontrol dan au dit terhadap perusahaan
(Carcello, Hollingsworth, Klein, & Neal, 2006).
Agar good corporate governance (GCG) dapat dijalankan pada suatu
perusahaan, maka diperlukan adanya sistem pengawasa n yang dilakukan oleh
dewan komisaris perusahaan. Dewan komisari membentu k beberapa komite yang
bertugas membantu dewan komisaris dalam melakukan a ktivitas monitoring
terhadap perusahaan tersebut. Salah satu komite yan g dibentuk oleh dewan
komisaris adalah komite audit.
Kongres Amerika Serikat bersama dengan New York Stock Exchange
(NYSE) dan NASDAQ, memberlakukan SOX dengan memodif ikasi daftar
persyaratan tentang komite audit pada bulan Desembe r 1999, dengan memberikan
kepercayaan yang besar pada komite audit perusahaan sebagai alat untuk
melindungi integritas sistem pelaporan keuangan (Ca rcello et al., 2006).
Komite audit adalah komite operasional dewan komisa ris perusahaan yang
bertugas mengawasi pelaporan dan pengungkapan lapor an keuangan (Choi, Han, &

3
Lee, 2014). Komite audit merupakan kepanjangan pera n bagi dewan komisaris
perusahaan, dimana dalam hal ini membantu dewan kom isaris untuk memastikan
bahwa laporan keuangan yang disajikan secara wajar oleh perusahaan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Tugas komite audit selanjutnya
adalah berperan dalam struktur pengendalian interna l perusahaan dilaksanakan
secara baik serta perlaksanaan audit internal dan e ksternal dilakukan sesuai dengan
standar audit yang berlaku. Selain itu komite audit melakukan tindak lanjut atas
temuan hasil audit yang dilaporkan oleh pihak manaj emen kepada dewan komisaris.
Sektor perbankan merupakan suatu lembaga keuangan y ang mempunyai
peran sebagai pihak yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada pihak lain
yang membutuhkan dana melalui instrumen keuangan pe rbankan. Sehingga apabila
sektor perbankan mengalami suatu permasalahan maka akan memberikan dampak
yang cukup signifikan bagi perekonomian suatu negar a. Agar kondisi perbankan
tetap stabil, maka harus dilakukan monitoring dalam hal penyusunan, penyajian dan
pengungkapan informasi yang terkandung di dalam lap oran keuangan. Terkait
dengan hal tersebut, maka diperlukan peran dan kete rlibatan komite audit untuk
melakukan monitoring terhadap aktivitas penyusunan laporan keuangan.
Peraturan terbaru tentang komite audit bagi perbank an dituangkan di
dalam (POJK No 55/POJK.03/2016, 2016) yang diterbit kan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang berisi tentang penerapan tata k elola bagi bank umum. Dalam
pasal 33 menyebutkan dalam rangka mendukung efektiv itas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab, dewan komisaris wajib membentuk pal ing sedikit : a. komite audit;
b. komite pemantau risiko; dan c. komite remunerasi dan nominasi.

4
Hasil penelitian tentang peran komite audit telah b anyak dilakukan
sebelumnya. Penelitian (Spira, 1999) mengulas liter atur tentang efektivitas komite
audit, dengan memperhatikan keterbatasannya. Peneli tian tersebut memberikan
bukti peran komite audit yang dapat menjelaskan pop ularitas komite audit di
perusahaan publik besar di Inggris, walaupun tidak memiliki kejelasan mengenai
tujuan komite audit dan kurangnya bukti bahwa komit e audit bekerja secara efektif.
Komite audit merasa skeptis terhadap kemampuan komi te audit untuk memperbaiki
kualitas pelaporan keuangan untuk mendeteksi adanya fraud . Keberadaan komite
audit hanyalah sebagai simbolis dan diperuntukkan b agi pihak-pihak eskternal
tertentu.
Penelitian oleh (Rainsbury, Bradbury, & Cahan, 2009 ) yang meneliti
tentang dampak kualitas komite audit terhadap kuali tas pelaporan keuangan dan
biaya audit menyatakan bahwa tidak ada keterkaitan yang signifikan antara kualitas
komite audit dan kualitas pelaporan keuangan serta kualitas komite audit memiliki
dampak yang kecil terhadap tingkat biaya yang dibay arkan kepada auditor eksternal.
Hasil penelitian lain tentang komite audit dilakuka n oleh (Bedard &
Gendron, 2010) tentang bagaimanakah peran komite au dit dalam memperkuat
sistem pelaporan keuangan memberikan hasil adanya h ubungan positif antara
keefektifan dan karakteristik kehadiran komite audi t; independensi anggota komite
audit; dan kompetensi anggota komite audit sedangka n jumlah rapat dan ukuran
komite audit sering tidak dikaitkan secara positif dengan efektivitas komite audit.
Lebih lanjut hasil penelitian yang dilakukan oleh ( Bajra & Cadez, 2017)
menyatakan bahwa meskipun ada dugaan luas bahwa fun gsi komite audit

5
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, hal ini t idak didukung secara tegas oleh
bukti empiris. Selain itu (Alves, 2013) serta (Stew art & Munro, 2007) menemukan
bahwa kehadiran komite audit tidak terkait dengan k ualitas pelaporan keuangan.
Penelitian di Indonesia tentang peran komite audit dalam proses
penyusunan laporan keuangan sepanjang peneliti amat i masih jarang dilakukan.
Sebagian besar penelitian yang ada membahas tentang peran komite audit dalam
menekan manajemen laba serta integritas laporan keu angan.
Hasil penelitian (Fikri, 2015) tentang analisis pen garuh kepemilikan
institusional, komite audit, dan leverage terhadap integritas laporan keuangan
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak be rpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan, sedangkan komite audit dan leverage berpengaruh negatif
terhadap integritas laporan keuangan. Selanjutnya h asil penelitian (Prastiti &
Meiranto, 2013) tentang pengaruh karakteristik dewa n komisaris dan komite audit
terhadap manajemen laba menyatakan bahwa dewan komi saris dan komite audit
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Peneli tian lain oleh
(Kusumaningtyas, 2014) tentang pengaruh ukuran komi te audit dan kepemilikan
institusional terhadap manajemen laba menyatakan ba hwa ukuran komite audit
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedang kan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Selanjutnya hasil
penelitan (Syahreza, Pratomo, & Yudowati, 2016) ten tang pengaruh komisaris
independen dan komite audit terhadap manajemen laba mengemukakan bahwa
komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba namun komite audit
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

6
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk merupakan s alah satu bank
usaha milik negara (BUMN) yang berkantor pusat di J akarta yang merupakan
ibukota negara Indonesia. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI
meraih penghargaan tertinggi sebagai Badan Usaha Mi lik Negara (BUMN)
Keuangan Listed Peringkat Pertama penyaji Laporan Keuangan Tahun 2 016 dalam
Annual Report Award (ARA) Tahun 2017. Laporan Keuangan BNI dinilai tel ah
mampu memberikan gambaran yang baik dan jelas menge nai kegiatan operasional
perusahaan dan indikasi perusahaan di masa depan (d etik.com, 2017).
BNI juga dinilai sebagai perusahaan yang memberikan transparansi dan
kejelasan terkait dengan penerapan Good Corporate G overnance (GCG) serta
menyajikan informasi keuangan yang baik dan informa tif sesuai aturan akuntansi
yang berlaku. Laporan keuangan BNI juga dinilai mem atuhi aturan perundang-
undangan. Kejelasan informasi sangat penting karena Laporan Keuangan tidak
hanya sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban man ajemen pada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Laporan keuangan juga menjad i media komunikasi
yang efektif bagi semua pihak tentang kinerja dan p rospek perusahaan ke depan
(detik.com, 2017).
Pada tahun 2016, BNI berada pada peringkat kedua. P enghargaan ini
sekaligus menandakan peningkatan kualitas laporan k euangan korporasi pada 2016.
“Laporan Keuangan merupakan jendela utama untuk mel ihat ke dalam perusahaan
secara detail. Dengan jelasnya informasi keuangan y ang diperoleh dari laporan
keuangan tersebut maka para pemangku kepentingan ak an lebih mudah untuk
menentukan sikap dan menilai BNI secara lebih objek tif. Peringkat Pertama ini

7
akan memacu kami untuk tetap menjadi yang terbaik p ada masa-masa yang akan
datang, “ ujar Corporate Secretary BNI Kiryanto (detik.com, 2017).
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh BNI sebelum d ilaporkan kepada
publik pasti akan dievaluasi oleh komite audit. Seh ingga dalam hal ini komite audit
mempunyai peran yang penting dalam penyusunan lapor an keuangan. Tercatat di
dalam laporan keuangan tahunan BNI, memiliki tiga orang anggota komite audit
dengan satu orang sebagai ketua komite audit sekali gus sebagai komisaris
independen. Selain itu setiap tiga bulan sekali ju ga dilakukan rotasi untuk personil
yang akan berperan sebagai anggota komite audit, de ngan tujuan agar lebih
independen dan tercipta transparansi dalam penyusun an laporan keuangan.
Beberapa hasil penelitian terdahulu tentang peran k omite audit hanya
mengamati dari sisi karakteristik komite audit deng an menggunakan pendekatan
kuantitatif, maka dalam penelitian ini akan memaham i peran komite audit dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adala h paradigma
fenomenologi. Dalam penelitian ini akan melakukan p engamatan terhadap para
anggota komite audit dengan melihat simbolisme dan ritual yang digunakan oleh
para anggota komite audit dengan latar belakang bud aya yang dimilili oleh anggota
komite audit.
Pengertian simbolisme menurut Kamus Besar Bahasa In donesia (KBBI)
adalah perihal pemakaian simbol (lambang) untuk men gekspresikan ide-ide (seperti
dalam bidang sastra, seni) (KBBI, 2018b). Sementar a itu (Bikers Pintar, 2018)
menyatakan bahwa manifestasi budaya disebut simboli k, pertama karena

8
manifestasi itu oleh ilmuwan sosial dapat diinterpr etasikan sebagai petunjuk dari
dasar realitas sosial, atau kedua, karena manifesta si itu adalah perasaan dari
perhatian aktor-aktor tertentu, atau, terakhir, di dalam pengertian bahwa manifestasi
tersebut adalah irrasional primafacie . Pemahaman-pemahaman yang berlainan ini
berada di dalam tiga pendekatan utama terhadap simb olisme kultural yaitu secara
berurutan, pendekatan sosiologis, hermeneutis, dan psikologis. Simbolis dalam
penelitian ini dikaitkan dengan perilaku komite aud it berdasarkan suku dan budaya
darimana anggota komite audit tersebut berasal.
Arti ritual secara harfiah dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau perorangan dengan tata c ara tertentu. Menurut ilmu
sosiologi, arti ritual adalah aturan-aturan tertent u yang digunakan dalam
pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan yang mengingatkan manusia
pada ajaran tersebut. Berdasarkan ilmu antropologi agama, ritual dapat diartikan
sebagai perilaku tertentu yang bersifat formal, dil akukan dalam waktu tertentu
secara berkala, bukan sekedar sebagai rutinitas yan g bersifat teknis, melainkan
menunjuk pada tindakan yang didasari oleh keyakinan religius terhadap kekuasaan
atau kekuatan-kekuatan mistis (Dorar Info, 2018). S ementara definisi kata ritual
menurut (KBBI, 2018a) adalah berkenaan dengan ritus ; hal ihwal ritus atau tata cara
dalam upacara keagamaan. Upacara ritual atau ceremo ni adalah sistem atau
rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam
masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam p eristiwa yang biasanya
terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan (Dorar I nfo, 2018). Dalam hal ini
peneliti akan melakukan pengamatan dan wawancara te rhadap informan tentang

9
hal-hal atau kebiasaan apa yang akan dilakukan oleh komite audit terkait dengan
ritual sebelum memulai kegiatan monitoring dalam pe nyusunan laporan keuangan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian (Bedard & Ge ndron, 2010) yang
meneliti tentang bagaimanakah peran komite audit da lam memperkuat sistem
pelaporan keuangan. Dalam penelitian tersebut merup akan penelitian kuantitatif
yang mengulas literatur tentang komite audit untuk mengevaluasi sejauh mana
komite audit tersebut efektif dalam hal memperkuat pelaporan keuangan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian (Bedard & Gendron, 2010) adalah dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif de ngan mencoba untuk
memahami peran komite audit dalam penyusunan lapora n keuangan dengan
menggunakan simbolisme dan ritual bagi anggota komi te audit.

1.2 Perumusan Masalah

Aktivitas pengawasan proses pelaporan keuangan adal ah salah satu hal
tanggung jawab anggota komite audit yang paling pen ting dan sulit. Anggota
komite audit harus memperoleh pemahaman tentang isu -isu mengenai laporan
keuangan yang mempengaruhi perusahaan dan komite au dit harus memastikan
bahwa ada proses pelaporan keuangan yang berkualita s tinggi dan bahwa laporan
keuangan transparan, konsisten dan dapat dibandingk an. Dewan komisaris, auditor
dan komite audit harus memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam
proses pelaporan keuangan dengan memiliki tujuan be rsama, yaitu memastikan
pelaporan keuangan dengan kualitas terbaik (Vasile & Ghita, 2016).
Komite audit mempunyai peran yang penting dalam pro ses penyusunan
laporan keuangan di suatu perusahaan. Berdasarkan ( POJK No 55/POJK.03/2016,

10
2016) tentang komite audit menyatakan bahwa komite audit merupakan suatu
komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kep ada Dewan Komisaris dalam
membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komis aris. Dalam hal ini peran
komite audit merupakan kepanjangan tangan dari Dewa n Komisaris yang salah satu
perannya adalah melakukan pengamatang, monitoring d an evaluasi dalam hal
penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Penelitian ini mencoba untuk mengamati peran komite audit dalam proses
penyusunan laporan keuangan pada suatu perusahaan d engan pendekatan kualitatif
dan menggunakan paradigma fenomenologi. Pengertian fenomenologi menurut
(Creswell, 1998) merupakan suatu pendekatan dengan cara menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini
biasa disebut epoche (jangka waktu) dengan cara membedakan wilayah data
(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti
menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fen omena untuk mengerti
tentang apa yang disampaikan oleh narasumber.
Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam perumusan masalah maka
pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah memahami peran komite audit dalam peny usunan laporan
keuangan dengan melihat simbolisme dan ritual ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualit atif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memahami peran komite a udit dalam penyusunan
laporan keuangan dengan melakukan pengamatan dan wa wancara secara aktif

11
dilihat dari perspektif fenomenologi dengan melihat simbolisme dan ritual yang
dilakukan oleh para anggota komite audit.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
penelitian di bidang ilmu akuntansi, khususnya terk ait dengan peran komite audit
dalam penyusunan laporan audit dengan menggunakan s imbolisme dan ritual.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertim bangan bagi
pemerintah dalam membuat regulasi terkait dengan pe ran komite audit dalam
penyusunan laporan keuangan suatu entitas bisnis.

1.4.2.2 Bagi Investor

Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi yang perlu
dipertimbangkan oleh investor dalam membuat keputus an investasi terhadap suatu
entitas bisnis, dengan memahami adanya peran komte audit dalam penyusunan
laporan keuangan.

1.5 Orisinalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan dari peneliti an (Bedard &
Gendron, 2010) yang melakukan penelitian tentang ba gaimanakah peran komite
audit dalam memperkuat sistem pelaporan keuangan. L ebih lanjut penelitian

12
(Bedard & Gendron, 2010) mengulas literatur tentang komite audit untuk
mengevaluasi sejauh mana komite audit tersebut efek tif dalam hal memperkuat
pelaporan keuangan. Penelitian tentang dinamika sep utar proses komite audit
sangat langka. Sebagai hasil dari kesenjangan dalam literatur ini, saran untuk
penelitian selanjutnya agar memperluas batas peneli tian pada komite audit – secara
metodologis, teoritis, dan secara geografis, serta menilai dampak peraturan yang
ada atau dalam hal penerapan peraturan baru.
Orisinalitas dalam penelitian ini adalah melakuk an penelitian dengan
pendekatan kualitatif dengan menggunakan paradigma fenomenologi. Hal tersebut
yang membedakan penelitian ini dengan penelitian (B edard & Gendron, 2010)
dimana penelitian yang dilakukan sebelumnya menggun akan pendekatan
kuantitatif dengan melakukan studi literatur.
Sepanjang pengetahuan dan pemahamanan peneliti dala m membaca
artikel dalam jurnal, peneliti belum menemukan suat u penelitian tentang
memahami peran komite audit dalam penyusunan lapora n keuangan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan simbolisme dan ritual.
PT Bank Nasional Indonesia (Persero) Tbk dipilih se bagai obyek
penelitian karena meraih penghargaan tertinggi seb agai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Keuangan Listed Peringkat Pertama penyaji Laporan Keuangan Tahun
2016 dalam Annual Report Award (ARA) Tahun 2017, se hingga memenuhi kriteria
untuk obyek dalam penelitian ini.

13
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Profil PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk selanjutnya disebut BNI
didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia”
berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-U ndang No. 2 tahun 1946
tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undan g-Undang No. 17 tahun 1968,
BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946” , dan statusnya menjadi
Bank Umum Milik Negara. Berdasarkan Peraturan Pemer intah No. 19 tahun 1992,
tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi
perusahaan perseroan terbatas (Persero). BNI merupa kan bank BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surab aya pada tahun 1996.
(Laporan Tahunan BNI, 2016).
Berdasarkan website BNI (BNI, 2018) visi BNI adalah Menjadi Lembaga
Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja. Ter dapat 5 (lima) Misi yang
dimiliki oleh BNI, yaitu :
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai t ambah kepada seluruh
nasabah, dan selaku mitra pilihan utama.
2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi inves tor.
3. Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai k ebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi.

14
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada l ingkungan dan
komunitas.
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik
bagi industri.
Budaya perusahaan yang dimiliki oleh BNI seperti ya ng disampaikan
dalam website BNI (BNI, 2018)dituangkan ke dalam 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja
BNI, yang terdiri dari :
1. Profesionalisme
2. Integritas
3. Orientasi Pelanggan
4. Perbaikan Tiada Henti

2.2 Laporan Keuangan

Berdasarkan PSAK No. 1 (IAI, 2017) tentang penyajia n laporan keuangan,
menyatakan bahwa komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari :
1. laporan posisi keuangan pada akhir periode;
2. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
3. laporan perubahan ekuitas selama periode;
4. laporan arus kas selama periode;
5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan keb ijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lain.
Laporan keuangan merupakan gambaran lengkap tentang kondisi suatu
perusahaan yang berisi segala macam informasi yang dibutuhkan oleh para
stakeholder.

15
2.3 Corporate Governance

Aturan tentang corporate governance merupakan sumber penting bagi
corporate governance di banyak negara, mulai dari negara yang sedang
berkembang maupun negara maju. Kerangka corporate governance di Indonesia
sudah dalam tahap pengembangan yang cukup maju, bai k untuk perusahaan pada
umumnya maupun untuk perusahaan yang go public .
Kode etik atau pedoman tentang good corporate governance Indonesia
yang pertama dikembangkan pada tahun 1999 oleh Komi te Nasional Kebijakan
Corporate Governance (KNKCG atau NCCG) yang dibuat dengan Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Keuangan d an Industri Nomor: KEP /
31 / M.EKUIN / 08/1999. Komite tersebut kemudian be rubah menjadi Komite
Nasional untuk Governance dengan Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Nomor: KEP / 49 / M.EKON / 11/2004 yan g terdiri dari Sub Komite
Publik dan Sub Komite Korporasi untuk lebih meyakin kan pemerintah bahwa
pedoman corporate governance berhasil dilaksanakan, perlu adanya dukungan
publik dan adanya good public governance (International Finance Corporation,
2014).
Pedoman tersebut telah direvisi beberapa kali dan y ang terakhir adalah
Kode 2006. Kode CG diterbitkan berdasarkan pendekat an berbasis etika. Sebagai
pedoman tidak mengikat hukum namun memberikan refer ensi bagi komunitas
bisnis dalam menerapkan Kode CG.
Kode CG menjelaskan langkah-langkah yang harus diam bil dalam
menciptakan proses pengecekan dan keseimbangan, men egakkan transparansi dan

16
akuntabilitas, serta mempromosikan tanggung jawab s osial perusahaan terhadap
kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan.
Berdasarkan (POJK No 55/POJK.03/2016, 2016) pasal 3 4 menyatakan
bahwa dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaa n tugas dan tanggung jawab,
Dewan Komisaris wajib membentuk paling sedikit : (a ) komite audit; (b) komite
pemantau risiko; dan (c) komite remunerasi dan nomi nasi.

2.4 Komite Audit

Komite audit sering disebut sebagai salah satu kebe rhasilan corporate
governance. Komite audit merupakan subset dari dewan komisaris dan memiliki
tanggung jawab untuk monitoring proses pelaporan ke uangan perusahaan (Klein,
2002) dan meningkatkan prosedur pengendalian intern al, pelaporan eksternal dan
manajemen risiko perusahaan. Komite audit juga mema inkan peran penting sebagai
sarana fasilitator komunikasi antara dewan komisari s, auditor eksternal dan auditor
internal.
Fungsi komite audit adalah membantu dewan komisar is untuk monitoring
proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meni ngkatkan kredibilitas
laporan keuangan . Tugas komite audit meliputi mene laah kebijakan akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian in ternal, menelaah sistem
pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peratura n. Di dalam pelaksanaan
tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antar a dewan [komisaris],
manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal (Bradbury et al., 2004).
Berdasarkan (POJK No 55/POJK.03/2016, 2016) pasal 3 4 tentang tugas
dan tanggung jawab komite audit menyatakan bahwa :

17
1. Komite audit wajib melakukan pemantauan dan evaluas i atas perencanaan
dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam
rangka menilai kecukupan pengendalian intern, terma suk kecukupan proses
pelaporan keuangan.
2. Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksu d pada ayat (1),
komite audit wajib melakukan pemantauan dan evaluas i paling sedikit
terhadap :
a. pelaksanaan tugas satuan kerja audit intern;
b. kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan standar
audit;
c. kesesuaian laporan keuangan dengan standar akunt ansi keuangan;
d. pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasi l temuan satuan kerja audit
intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Otorit as Jasa Keuangan,
guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
3. Komite audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan akuntan
publik dan kantor akuntan publik kepada Dewan Komis aris untuk
disampaikan kepada RUPS.

2.5 Penelitian Fenomenologi

Penelitian fenomenologi menurut (Moustakas, 1994) m enyatakan bahwa
penelitian fenomenologi empiris kembali ke pengalam an untuk mendapatkan
deskripsi yang komprehensif yang memberikan dasar b agi analisis struktural
reflektif untuk menggambarkan esensi pengalaman. Pe rtama, data asli terdiri dari
deskripsi “naif “ yang diperoleh melalui pertanyaan dan dialog terbuka. Selanjutnya,

18
peneliti menggambarkan struktur pengalaman berdasar kan refleksi dan interpretasi
dari cerita partisipan penelitian. Tujuannya adalah untuk menentukan apa arti
pengalaman bagi orang-orang yang telah memiliki pen galaman. Dari situ makna
umum diturunkan.
Desain penelitian kualitatif dengan menggunakan pen dekatan
fenomenologi fokus menggambarkan semua aktivitas y ang dilakukan oleh
partisipan ketika mengalami suatu fenomena yang sam a. Tujuan dasar penelitian
fenomenologi adalah mempersempit pengalaman individ u dengan fenomena yang
menggambarkan esensi universal atau universal essence . Oleh karena itu dalam
penelitian fenomenologi ini mengidentifikasikan sua tu fenomena dengan obyek
pengalaman manusia (Program Pascasarjana Undip, 201 7).
Bentuk fenomenologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hermeneutic phenomenology yang berorientasi terhadap pengalaman hidup
(fenomena) dan interpretasi “text” kehidupan (hermeneutika) (Program
Pascasarjana Undip, 2017). Hermeneutika melibatkan seni membaca teks atau
pengalaman sedemikian rupa, sehingga maksud dan mak na di balik penampilan
dipahami. Sudut pandang yang diketahui adalah tenta ng kekuatan sosial dan
budaya yang mungkin berpengaruh (Moustakas, 1994). Menggunakan hermeneutic
phenomenology memungkinkan akses ke fenomena dan menyediakan sar ana untuk
menafsirkan pengalaman partisipan. Mendasari fenome nologi hermeneutik, maka
diperlukan suatu rancangan tentang strategi penelit ian yang mengalir langsung dari
pertanyaan dan tujuan penelitian dan tujuan dari pr oyek penelitian (Ajjawi & Higgs,
2007).

19
2.5.1 Simbolisme

Pengertian simbolisme di sini adalah cenderung meng amati perilaku yang
dilakukan oleh seseorang dalam hal ini adalah parti sipan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan intera ksi langsung dengan partisipan
dengan melakukan pengamatan serta wawancara, untuk memahami bagaimana
peran anggota komite audit PT. Bank Nasional Indone sia (Persero) Tbk dalam
penyusunan laporan keuangan. Perilaku yang diamati adalah terkait dengan latar
belakang suku dan budaya yang dimiliki oleh anggota komite audit yang berujung
pada kebiasaan yang sering dilakukan olehnya.

2.5.2 Ritual

Pengertian ritual dalam penelitian ini adalah lebih kepada konsep berpikir
seseorang. Dimana dalam penelitian ini akan dilakuk an suatu pengamatan terhadap
para anggota komite audit PT. Bank Nasional Indones ia (Persero) Tbk dalam
penyusunan laporan keuangan. Ritual yang dimaksud a dalah bagaimana konsep
berpikir yang dimiliki oleh seseorang yang dilator belakangi dengan suku dan
budaya yang berbeda, sehingga menimbulkan sudut pan dang dan pemikiran yang
tidak sama bagi para anggota komite audit dalam pen yusunan laporan keuangan.

2.6 Telaah Penelitian Sebelumnya

Penelitian oleh (Spira, 1999) tentang seremoni tata kelola : perspektif
peran komite audit memberikan hasil bahwa studi yan g dilaporkan dalam penelitian
ini memberikan bukti peran komite audit yang dapat menjelaskan popularitas
komite audit di perusahaan publik besar di inggris, walaupun tidak memiliki

20
kejelasan mengenai tujuan komite audit dan kurangny a bukti bahwa komite audit
bekerja secara efektif. Komite audit merasa skepti s terhadap kemampuan komite
audit untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan untuk mendeteksi adanya
fraud. keberadaan komite audit hanyalah sebagai sim bolis dan diperuntukkan bagi
pihak-pihak eskternal tertentu.
Penelitian oleh (Filipovic & Filipovic, 2008) denga n judul auditing
eksternal dan komite audit sebagai mekanisme dalam tata kelola perusahaan
menyatakan bahwa hasil survei tersebut mengkonfirma si bahwa auditor yang
menyediakan layanan audit di perusahaan dengan komi te audit yang stabil
berpendapat bahwa dampak komite audit terhadap efis iensi yang lebih tinggi dari
layanan audit eksternal tinggi.
Penelitian oleh (Bronson, Carcello, Hollingsworth, & Neal, 2009) tentang
apakah komite audit yang benar-benar independen ben ar-benar diperlukan?
mengemukakan bahwa manfaat independensi komite audi t secara konsisten dicapai
hanya jika komite audit benar-benar independen. Has il ini memberikan dukungan
untuk persyaratan SOX dari 100% komite audit indepe nden.
Penelitian oleh (Rainsbury et al., 2009) tentang da mpak kualitas komite
audit terhadap kualitas pelaporan keuangan dan biay a audit menyatakan bahwa
tidak ada keterkaitan yang signifikan antara kualit as komite audit dan kualitas
pelaporan keuangan. hasil ini kuat terhadap ukuran alternatif kualitas laba. Kualitas
komite audit memiliki dampak yang kecil terhadap ti ngkat biaya yang dibayarkan
kepada auditor eksternal. Hasilnya menunjukkan bahw a manfaat “best practice”

21
komite audit mungkin kurang dari yang diantisipasi oleh regulator dan pembuat
kebijakan.
Penelitian oleh (Bedard & Gendron, 2010) dengan jud ul memperkuat
sistem pelaporan keuangan : dapatkah komite audit m emberikannya? melaporkan
adanya hubungan positif antara keefektifan dan kara kteristik berikut: kehadiran
komite audit; independensi anggota komite audit; da n kompetensi anggota komite
audit. Jumlah rapat dan ukuran komite audit tidak s ering dikaitkan secara positif
dengan efektivitas komite audit.
Penelitian oleh (Engel, Hayes, & Wang, 2010) tentan g kompensasi komite
audit dan permintaan monitoring proses pelaporan ke uangan menyatakan bahwa
kompensasi total dan uang tunai yang dibayarkan kep ada komite audit berkorelasi
positif dengan biaya audit dan dampak Sarbanes-Oxley Act (SOX).
Penelitian oleh (Lenghel, 2014) mengenai pandangan tentang peran
komite audit dalam tata kelola perusahaan menyataka n bahwa : (a) komite audit
harus mengkaji dan mendiskusikan dengan manajemen d an auditor keuangan atas
laporan keuangan entitas untuk merekomendasikan per setujuan komite audit
kepada dewan manajemen; (b) komite audit juga memil iki fungsi konsultatif
mengenai strategi dan kebijakan perusahaan mengenai sistem pengendalian intern,
audit internal dan audit perundang-undangan; (c) ko mite audit harus memfasilitasi
dan mendorong komunikasi antara manajemen, audit in ternal dan audit eksternal
untuk mendorong tata kelola perusahaan yang lebih k uat; (d) komite audit
melaporkan setiap tahun kepada dewan manajemen atau dewan pengawas tentang
kegiatan yang dilakukan selama tahun sebelumnya dan kapanpun

22
mempertimbangkan atau perlu untuk memenuhi tanggung jawabnya; (e) pelaporan
publik oleh komite audit mengenai evaluasi independ en terhadap efisiensi
pengendalian internal, audit internal, audit ekster nal dan laporan keuangan akan
berdampak pada peningkatan kepercayaan masyarakat t erhadap laporan keuangan
yang dipublikasikan; (f) keuntungan dari pembentuka n komite audit, antara lain :
pengurangan risiko kecurangan dengan menciptakan ik lim disiplin dan kontrol;
peningkatan kualitas pelaporan keuangan dengan anal isis laporan keuangan sendiri;
konsolidasi posisi auditor internal dan eksternal, dengan kepastian jalur komunikasi
langsung dengan manajemen dan konsolidasi peran kon sultan komite audit.
Penelitian oleh (Abernathy, Beyer, Masli, & Stefani ak, 2014) tentang
hubungan antara karakteristik ahli akuntansi komite audit, pimpinan komite audit,
dan ketepatan waktu pelaporan keuangan menyatakan b ahwa : (a) keahlian
akuntansi keuangan komite audit dikaitkan dengan in formasi akuntansi yang tepat
waktu terkait dengan keahlian akuntansi yang dipero leh dari pengalaman akuntansi
publik terkait dengan pelaporan keuangan yang cerma t. Namun tidak dengan
keahlian akuntansi yang didapat dari pengalaman CFO ; (b) pimpinan komite audit
dengan dengan keahlian akuntansi dari pengalaman a kuntansi publik terkait secara
signifikan dengan pelaporan keuangan yang cermat se mentara tidak dengan
pimpinan komite audit dengan keahlian akuntansi CFO .
Penelitian oleh (Salloum, Azzi, & Gebrayel, 2014) t entang komite audit
dan financial distress di Timur Tengah: bukti lembaga keuangan Lebanon
menyatakan bahwa : (a) financial distress secara signifikan terkait dengan frekuensi
pertemuan anggota komite audit; (b) tidak ada hubun gan yang signifikan antara

23
financial distress dan tiga variabel independen lainnya; ukuran, komp osisi dan
literasi keuangan komite audit.
Penelitian oleh (Hamid, Othman, & Rahim, 2015) deng an judul
independensi dan pengetahuan keuangan tentang komit e audit dengan
ketidaksesuaian pengungkapan informasi keuangan : s tudi pada perusahaan tercatat
yang diterbitkan dengan teguran publik di Malaysia menyatakan bahwa
perusahaan-perusahaan ini telah memenuhi persyarata n minimum mengenai tingkat
pengetahuan independen dan keuangan komite audit, n amun masih ditegur karena
kegagalan terkait dengan pengungkapan keuangan berk elanjutan.
Penelitian oleh (Rahim, Johari, & Takril, 2015) ten tang revisited note
tentang tata kelola perusahaan dan kualitas komite audit : perspektif Malaysia
mengemukakan bahwa : (a) skandal korporat di seluru h dunia seperti Enron, World
Com dan Telco, telah menandai kegagalan dalam penge lolaan dan pelaporan
perusahaan; (b) hal ini menunjukkan bahwa sistem ak untansi, audit internal dan
eksternal tidak cukup dalam membatasi masalah kecur angan keuangan; (c) sebagai
konsekuensinya pengembangan kode corporate governance dan pembentukan
berbagai peraturan dan peraturan, misalnya Sarbanes Oxley Act, Blue Ribbon
Committee dan Turnball Report, bertindak sebagai tanggapan terhadap kegagalan
perusahaan global; (d) munculnya tata kelola perusa haan, terutama komite audit
menyoroti dan berharap untuk lebih memperbaiki diri pelaporan keuangan institusi;
(e) badan pengawas wajib bertanggung jawab atas pro ses akuntansi, pelaporan dan
audit untuk memastikan komunikasi kepada pengguna t ransparan dan berintegritas;
(f) faktor terpenting selain kegagalan teknis dan s istem adalah masalah etis yang

24
dibutuhkan untuk diatasi karena perilaku etis dapat menjadi pencegahan terbaik
bagi skandal korporat manapun.
Penelitian oleh (Vasile & Ghita, 2016) dengan judul mengawasi organisasi
melalui komite audit menyatakan bahwa Aktivitas pen gawasan proses pelaporan
keuangan adalah salah satu hal tanggung jawab anggo ta komite audit yang paling
penting dan sulit. Anggota komite audit harus memp eroleh pemahaman tentang
isu-isu mengenai laporan keuangan yang mempengaruhi perusahaan dan komite
audit harus memastikan bahwa ada proses pelaporan k euangan yang berkualitas
tinggi dan bahwa laporan keuangan transparan, konsi sten dan dapat dibandingkan.
Dewan manajemen, auditor dan komite audit harus mem iliki peran dan tanggung
jawab yang berbeda dalam proses pelaporan keuangan dengan memiliki tujuan
bersama, yaitu memastikan pelaporan keuangan dengan kualitas terbaik.
Penelitian oleh (Bajra & Cadez, 2017) tentang komit e audit dan kualitas
pelaporan keuangan : perspektif direktif hukum peru sahaan Uni Eropa ke-8
menghasilkan : (a) monitoring efektivitas dan kompe tensi komite audit terkait
secara positif dengan kualitas pelaporan; (b) adany a pengaruh negatif terhadap
keberadaan komite audit negatif; (c) hasil temuan i ni menunjukkan bahwa
keberadaan komite audit merupakan syarat yang diper lukan namun tidak memadai
untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan; (d) secara kolektif, hasil temuan
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Direktif Huku m Perusahaan Uni Eropa ke-
8 memiliki efek positif terhadap kualitas tata kelo la perusahaan.
Selanjutnya ringkasan hasil penelitian yang telah d isebutkan diatas akan
disajikan dalam tabel 2.1 tentang reviu hasil penel itian sebelumnya.

25
Tabel 2.1 Telaah Reviu Penelitian Sebelumnya
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
1 Spira (1999) Seremoni
Tata
Kelola :
Perspektif
Peran
Komite
Audit a. Mengulas
literatur tentang
efektivitas
komite audit,
dengan
memperhatikan
keterbatasannya
b. Menggambarkan
suatu studi
kualitatif
mengenai
kegiatan komite
audit melalui
persepsi
partisipasi
pimpinan dan
anggota komite
audit, direktur
keuangan,
auditor internal
dan eksternal. Penelitian ini
menggambarkan
tentang studi
kualitatif
dengan
membandingkan
beberapa
literatur untuk
mengetahui
efektifitas peran
komite audit
dalam suatu
perusahaan. Studi yang dilaporkan
dalam penelitian ini
memberikan bukti
peran komite audit
yang dapat
menjelaskan
popularitas komite
audit di perusahaan
publik besar di
Inggris, walaupun
tidak memiliki
kejelasan mengenai
tujuan komite audit
dan kurangnya bukti
bahwa komite audit
bekerja secara efektif.
Komite audit merasa
skeptis terhadap
kemampuan komite
audit untuk
memperbaiki kualitas
pelaporan keuangan
untuk mendeteksi
adanya fraud .
Keberadaan komite
audit hanyalah
sebagai simbolis dan
diperuntukkan bagi
pihak-pihak eskternal
tertentu .
2 Filipovic
(2008) Auditing
Eksternal
dan Komite
Audit
Sebagai
Mekanisme
dalam Tata
Kelola
Perusahaan Mengkaji dampak
komite audit
terhadap efisiensi
audit eksternal dan
dewan pengawas
yang lebih tinggi. Penelitian ini
didasarkan pada
sebuah survei
yang dilakukan
untuk menguji
hipotesis bahwa
komite audit,
sebagai
subkomite
dewan
pengawas,
memiliki
dampak
langsung pada
efisiensi yang
lebih tinggi dari
audit eksternal,
dan dewan
pengawas. Hasil survei tersebut
mengkonfirmasi
bahwa auditor yang
menyediakan layanan
audit di perusahaan
dengan komite audit
yang stabil
berpendapat bahwa
dampak komite audit
terhadap efisiensi
yang lebih tinggi dari
layanan audit
eksternal tinggi.
3 Bronson,
Carcello,
Holling-
sworth dan
Neal (2009) Apakah
Komite
Audit yang
Benar-benar
Independen Menguji apakah
persyaratan
peraturan komite
audit yang benar-
benar independen
diperlukan untuk Penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
analisis regeresi
berganda. Manfaat independensi
komite audit secara
konsisten dicapai
hanya jika komite
audit benar-benar
independen. Hasil ini a. Mendorong
peneliti lain,
terutama yang
memiliki dataset
yang ada, untuk
menguji

26
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
Benar-benar
Diperlukan? memperoleh
manfaat
pemantauan yang
terkait dengan
independensi
komite audit yang
telah
didokumentasikan
dalam literatur
sebelumnya. memberikan
dukungan untuk
persyaratan SOX dari
100% komite audit
independen. hubungan antara
berbagai tingkat
independensi
komite audit dan
ukuran audit dan
kualitas
pelaporan
keuangan
lainnya.
b. Mengidentifikasi
anggota komite
audit independen
dan non-
independen,
identifikasi ini
hanya sebaik
informasi yang
diberikan dalam
pengarsipan
publik masing-
masing oleh
perusahaan.
4 Rainsbury,
Bradbury,
Cahan
(2009) Dampak
Kualitas
Komite
Audit
terhadap
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
dan Biaya
Audit Menguji hubungan
antara kualitas
komite audit
terhadap kualitas
pelaporan
keuangan dan
biaya audit
eksternal di
lingkungan
dimana
pembentukan
komite audit tidak
diatur. Penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
analisis regeresi
berganda. a. Tidak ada
keterkaitan yang
signifikan antara
kualitas komite
audit dan kualitas
pelaporan
keuangan. Hasil
ini kuat terhadap
ukuran alternatif
kualitas laba.
b. Kualitas komite
audit memiliki
dampak yang
kecil terhadap
tingkat biaya yang
dibayarkan
kepada auditor
eksternal.
Hasilnya
menunjukkan
bahwa manfaat
“best practice”
komite audit
mungkin kurang
dari yang
diantisipasi oleh
regulator dan
pembuat
kebijakan. a. Seperti semua
penelitian,
penelitian ini
memiliki
keterbatasan
tersendiri.
Penelitian ini
berfokus pada
keanggotaan
komite audit
dalam hal
independensi
dan keahlian,
namun sejumlah
atribut komite
audit lainnya
seperti latar
belakang bisnis
anggota komite
audit dan jumlah
tahun yang telah
mereka berikan
pada komite
audit belum
diuji.
b. Pembelajaran
telah berfokus
pada monitoring
kualitas
pelaporan
keuangan dan
biaya audit
eksternal, namun
komite audit
memiliki
sejumlah peran

27
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
dan tanggung
jawab yang telah
berkembang
selama ini.
Mungkin ada
manfaat
signifikan dari
pembentukan
komite audit
praktik terbaik
dari peran lain
ini.
5 Bedard dan
Gendron
(2010) Memper-
kuat Sistem
Pelaporan
Keuangan :
Dapatkah
Komite
Audit
Memberi-
kannya? a. Memberikan
informasi
terbaru tentang
efektivitas
komite audit.
b. Menganalisis
dari suatu
meta-perspektif
hasil yang
dilaporkan
dalam studi
yang menguji
hubungan
antara
karakteristik
komite audit
tertentu. dan
ukuran
efektivitas
komite audit. Mengulas
literatur tentang
komite audit
untuk
mengevaluasi
sejauh mana
komite audit
tersebut efektif
dalam hal
memperkuat
pelaporan
keuangan. Sebagian besar
penelitian
melaporkan :
a. Adanya hubungan
positif antara
keefektifan dan
karakteristik
berikut: kehadiran
komite audit;
independensi
anggota komite
audit; dan
kompetensi
anggota komite
audit..
b. Jumlah rapat dan
ukuran komite
audit tidak sering
dikaitkan secara
positif dengan
efektivitas komite
audit.
c. Bersifat relasional
dan jelas.
d. Sangat sedikit
penelitian yang
bersifat
eksploratif,
deskriptif atau
transformatif.
e. Perspektif analisis
psikologis dan
sosiologis
terbengkalai.
f. Pengetahuan
kurang ada di
komite audit di
yurisdiksi yang
tidak mengikuti
model tata kelola
perusahaan Anglo-
Saxon. Penelitian tentang
dinamika seputar
proses komite audit
sangat langka.
Sebagai hasil dari
kesenjangan dalam
literatur ini, saran
untuk penelitian
selanjutnya agar :
a. Penelitian
memperluas
batas penelitian
pada komite
audit – secara
metodologis,
teoritis, dan
secara geografis.
b. Menilai dampak
peraturan yang
ada atau dalam
hal penerapan
peraturan baru.

28
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
6 Engel,
Hayes,
Wang
(2010) Kompensasi
Komite
Audit dan
Permintaan
Monitoring
Proses
Pelaporan
Keuangan Menguji hubungan
antara kompensasi
komite audit dan
permintaan
monitoring proses
pelaporan keuangan. Penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
analisis regeresi
berganda. a. Kompensasi total
dan uang tunai
yang dibayarkan
kepada komite
audit berkorelasi
positif dengan
biaya audit dan
dampak Sarbanes-
Oxley Act.
b. Untuk permintaan
monitoring
hasilnya kuat
terhadap
masuknya kualitas
komite audit,
diukur sebagai
ketua komite audit
dengan keahlian
keuangan
menunjukkan
hasil kesediaan
baru-baru ini oleh
perusahaan untuk
menyimpang dari
pendekatan satu
ukuran yang
sesuai secara
historis dengan
gaji direktur
sebagai respons
atas meningkatnya
tuntutan pada
komite audit dan
perbedaan
keahlian direktur.
c. Jumlah
kompensasi dan
retensi tunai
berkorelasi positif
dengan kuota
untuk permintaan
monitoring proses
pelaporan
keuangan dan
ukuran kualitas
komite audit. Menguji bagaimana
insentif kompensasi
berinteraksi dengan
insentif reputasi
untuk
mempengaruhi
efektivitas komite
audit dalam
monitoring
pelaporan
keuangan.
7 Lenghel
(2014) Pandangan
tentang
Peran
Komite
Audit dalam
Tata Kelola
Perusahaan Menganalisis
pandangan
mengenai peran
komite audit dalam
tata kelola
perusahaan. Penelitian ini
menggunakan
metode
kuantitatif
deskriptif. a. Komite Audit
harus mengkaji
dan
mendiskusikan
dengan
manajemen dan
auditor keuangan
atas laporan
keuangan entitas
untuk
merekomendasik
an persetujuan

29
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
komite audit
kepada Dewan
Manajemen;
b. Komite Audit
juga memiliki
fungsi konsultatif
mengenai strategi
dan kebijakan
perusahaan
mengenai sistem
pengendalian
intern, audit
internal dan audit
perundang-
undangan;
c. Komite Audit
harus
memfasilitasi dan
mendorong
komunikasi
antara
manajemen, audit
internal dan audit
eksternal untuk
mendorong tata
kelola perusahaan
yang lebih kuat;
d. Komite Audit
melaporkan
setiap tahun
kepada Dewan
Manajemen atau
Dewan Pengawas
tentang kegiatan
yang dilakukan
selama tahun
sebelumnya dan
kapanpun
mempertimbang-
kan atau perlu
untuk memenuhi
tanggung
jawabnya;
e. Pelaporan publik
oleh komite audit
mengenai
evaluasi
independen
terhadap efisiensi
pengendalian
internal, audit
internal, audit
eksternal dan
laporan keuangan
akan berdampak
pada peningkatan
kepercayaan
masyarakat

30
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
terhadap laporan
keuangan yang
dipublikasikan;
f. Keuntungan dari
pembentukan
komite audit,
antara lain :
pengurangan
risiko kecurangan
dengan
menciptakan
iklim disiplin dan
kontrol;
peningkatan
kualitas
pelaporan
keuangan dengan
analisis laporan
keuangan sendiri;
konsolidasi posisi
auditor internal
dan eksternal,
dengan kepastian
jalur komunikasi
langsung dengan
manajemen dan
konsolidasi peran
konsultan Komite
Audit.
8 Abernathy,
Beyer,
Masli, dan
Stefaniak
(2014) Hubungan
Antara
Karakteristi
k Ahli
Akuntansi
Komite
Audit,
Pimpinan
Komite
Audit, dan
Ketepatan
Waktu
Pelaporan
Keuangan a. Menguji
hubungan antara
keahlian
keuangan
anggota komite
audit dan
ketepatan
pelaporan
keuangan
b. Memperpanjang
pembahasan
dengan menguji
bagaimana
sumber keahlian
akuntansi
(misalnya,
akuntansi publik
atau CFO)
secara berbeda
mempengaruhi
ketepatan waktu
pelaporan
keuangan. Penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
analisis regeresi
berganda. a. Keahlian
akuntansi
keuangan komite
audit dikaitkan
dengan informasi
akuntansi yang
tepat waktu terkait
dengan keahlian
akuntansi yang
diperoleh dari
pengalaman
akuntansi publik
terkait dengan
pelaporan
keuangan yang
cermat. Namun
tidak dengan
keahlian akuntansi
yang didapat dari
pengalaman CFO.
b. Pimpinan komite
audit dengan
dengan keahlian
akuntansi dari
pengalaman
akuntansi publik
terkait secara
signifikan dengan
pelaporan a. Menguji masalah
ini pada periode
berikutnya karena
perusahaan
menyesuaikan diri
dengan peraturan
yang berubah.
b. Penelitian ini
berfokus pada
perusahaan S & P
500 yang besar,
dan mungkin juga
tidak
digeneralisasi-kan
ke populasi semua
perusahaan.
Penelitian
selanjutnya dapat
menguji masalah
ini dengan
menggunakan
perusahaan yang
lebih kecil.
c. Meskipun hasil
penelitian ini
menemukan
hubungan antara
keahlian keuangan
akuntansi dan

31
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
keuangan yang
cermat sementara
tidak dengan
pimpinan komite
audit dengan
keahlian akuntansi
CFO. ketepatan waktu
pelaporan
keuangan, data
tidak cukup untuk
menilai kausalitas.
Penelitian di masa
depan menguji
apakah perusahaan
mengganti ahli
keuangan non-
akuntansi.
9 Salloum,
Azzi, dan
Gebrayel
(2014) Komite
Audit dan
Financial
Distress di
Timur
Tengah:
Bukti
Lembaga
Keuangan
Lebanon Mendeteksi
dampak
karakteristik
komite audit
terhadap Bank
Lebanon
yang mengalami
financial distress
dan tidak
mengalami
financial distress
dengan
menggunakan
empat
karakteristik
komite audit yang
diuji : ukuran,
komposisi,
frekuensi
pertemuan dan
keahlian finansial. Penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
analisis regeresi
berganda. a. Financial distress
secara signifikan
terkait dengan
frekuensi
pertemuan
anggota komite
audit.
b. Tidak ada
hubungan yang
signifikan antara
financial distress
dan tiga variabel
independen
lainnya; ukuran,
komposisi dan
literasi keuangan
komite audit. Penelitian di masa
mendatang
berkonsentrasi pada
dampak dominasi
manajerial terhadap
dewan direksi
(komposisi dewan,
dualitas CEO dan
kepemilikan
manajemen)
terhadap
independensi
komite audit.
10 Hamid,
Othman,
dan Rahim
(2015) Indepen-
densi dan
Penge-
tahuan
Keuangan
tentang
Komite
Audit
dengan
Ketidaksesu
aian
Pengung-
kapan
Informasi
Keuangan :
Studi pada
Perusahaan
Tercatat
yang
Diterbitkan
dengan
Teguran
Publik di
Malaysia Mendeskripsikan
teguran publik yang
dikeluarkan Bursa
Malaysia kepada
PLC mengenai
informasi terkait
keuangan. Menganalisisi
content cross-
sectional dan
terdiri dari
perusahaan-
perusahaan
yang telah
ditegur oleh
Bursa Malaysia
karena tidak
mematuhi
persyaratan
pencatatan. a. Ditemukan bahwa
teguran publik
mendapat sanksi
karena tidak
memenuhi
persyaratan terkait
pengungkapan
keberlanjutan.
b. Ditemukan juga
bahwa sebagian
besar perusahaan
yang dikenai sanksi
teguran telah
memenuhi
persyaratan
minimum untuk
independensi dan
pengetahuan
keuangan pada
komite audit. Ada banyak area
lain yang mungkin
dapat dieksplorasi
dalam penelitian
selanjutnya yang
berkaitan dengan
efektivitas dan
fungsi komite audit.
Dengan demikian,
akan menarik, jika
karakteristik komite
audit ditangani
dengan
menggunakan
metodologi
pendekatan
kualitatif. Sampel
penelitian juga
dapat dibandingkan
dengan sampel
perusahaan yang
telah diakui
memiliki sistem
pemerintahan yang
baik. Selain itu,

32
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
penelitian ini dapat
dilakukan dengan
mempertimbangkan
teori lain yang
relevan seperti
Teori Aksi
Penalaran yang
berhubungan
dengan perilaku
manusia terhadap
sikap individu,
sistem kepercayaan;
etika; tindakan yang
dimaksudkan; dan
persepsi. Hal ini
dapat memberikan
penjelasan
mendalam
mengenai kekuatan
dan efektivitas
komite audit yang
unik daripada hanya
melihat jumlah
pertemuan, jumlah
anggota komite
audit dan peraturan
lainnya yang
mengaturnya, hanya
mungkin
berdasarkan
kepatuhan kertas
dan tidak memiliki
substansi dalam
implementasi untuk
mencapai tujuan
yang diinginkan.
11 Rahim,
Johari dan
Takril
(2015) Revisited
Note tentang
Tata Kelola
Perusahaan
dan Kualitas
Komite
Audit :
Perspektif
Malaysia a. Menguji tentang
kualitas tata
kelola
perusahaan dan
komite audit.
b. Mengulas
mengenai
literatur terkini
yang berkaitan
dengan kualitas
komite audit
yaitu komposisi
dan komunikasi
komite audit.
c. Mengidentifikas
i saran yang
dibuat untuk
memperbaiki
praktik komite
audit di
Malaysia. Penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
metode survei. a. Skandal korporat
di seluruh dunia
seperti Enron,
World Com dan
Telco, telah
menandai
kegagalan dalam
pengelolaan dan
pelaporan
perusahaan.
b. Hal ini
menunjukkan
bahwa sistem
akuntansi, audit
internal dan
eksternal tidak
cukup dalam
membatasi
masalah
kecurangan
keuangan. a. Kode etik
Malaysia bisa
menyematkan
tata kelola
perusahaan
syariah yang
menekankan
tanggung jawab
kepada Tuhan,
tanggung jawab
kepada
pemegang
saham dan
tanggung jawab
kepada
pemangku
kepentingan,
karena setiap
individu yang
membawa
kepercayaan
bertanggung

33
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
c. Sebagai
konsekuensinyape
ngembangan kode
corporate
governance dan
pembentukan
berbagai
peraturan dan
peraturan,
misalnya
Sarbanes Oxley
Act, Blue Ribbon
Committee dan
Turnball Report ,
bertindak sebagai
tanggapan
terhadap
kegagalan
perusahaan
global.
d. Munculnya tata
kelola
perusahaan,
terutama komite
audit menyoroti
dan berharap
untuk lebih
memperbaiki diri
pelaporan
keuangan
institusi.
e. Badan pengawas
wajib
bertanggung
jawab atas proses
akuntansi,
pelaporan dan
audit untuk
memastikan
komunikasi
kepada pengguna
transparan dan
berintegritas.
f. Faktor terpenting
selain kegagalan
teknis dan sistem
adalah masalah
etis yang
dibutuhkan untuk
diatasi karena
perilaku etis dapat
menjadi
pencegahan
terbaik bagi
skandal korporat
manapun. jawab kepada
Tuhan,
pemegang
saham dan
pemangku
kepentingan.
b. Menanam
kan tata kelola
perusahaan
Syari'ah ke
dalam
keputusan
korporasi,
survei yang
sebenarnya akan
dilakukan untuk
mengukur
persepsi
masyarakat,
praktik dan juga
peraturan
mengenai hal
tersebut. Survei
ini diharapkan
dapat dilakukan
melalui desain
kuesioner dan
diskusi
kelompok
terarah.

34
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
12 Vasile
dan Ghija
(2016) Mengawasi
Organisasi
Melalui
Komite
Audit a. Membahas
posisi komite
audit, yang
berada dalam
situasi unik
dalam menilai
fungsi audit
dengan sistem
pelaporan
keuangan
manajemen
umum
organisasi.
b. Menganalisis
terhadap
layanan non-
audit yang
dipersyaratkan
oleh
organisasi. Menguji sejauh
mana peran dan
fungsi komite
audit dalam
organisasi
dengan
menggunakan
data kuesioner. Aktivitas pengawasan
proses pelaporan
keuangan adalah salah
satu hal tanggung
jawab anggota komite
audit yang paling
penting dan sulit.
Anggota komite audit
harus memperoleh
pemahaman tentang
isu-isu mengenai
laporan keuangan
yang mempengaruhi
perusahaan dan
komite audit harus
memastikan bahwa
ada proses pelaporan
keuangan yang
berkualitas tinggi dan
bahwa laporan
keuangan transparan,
konsisten dan dapat
dibandingkan .
Dewan manajemen,
auditor dan komite
audit harus memiliki
peran dan tanggung
jawab yang berbeda
dalam proses
pelaporan keuangan
dengan memiliki
tujuan bersama, yaitu
memastikan pelaporan
keuangan dengan
kualitas terbaik. Komite audit harus
diberi tahu oleh
manajemen tentang
masalah signifikan
dari pelaporan
keuangan, untuk
memeriksa laporan
keuangan
perusahaan dan,
bersama dengan
manajemen, untuk
membahas masalah
ini dengan auditor
internal dan
eksternal.
Pengetahuan bisnis
dan risiko yang
solid yang mungkin
dihadapi
perusahaan,
memungkinkan
anggota komite
audit mengajukan
pertanyaan yang
benar dan konkret
mengenai laporan
keuangan dan
deklarasi pelengkap
lainnya.
13 Bajraa dan
Cadezc
(2017)
Komite
Audit dan
Kualitas
Pelaporan
Keuangan :
Perspektif
Direktif
Hukum
Perusahaan
Uni Eropa
ke-8 Menguji nilai
inkremental dari
monitoring
efektivitas dan
kompetensi komite
audit dengan
keberadaan komite
audit. Penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
analisis regeresi
berganda. a. Monitoring
efektivitas dan
kompetensi
komite audit
terkait secara
positif dengan
kualitas pelaporan
b. Adanya pengaruh
negatif terhadap
keberadaan
komite audit
negatif.
c. Hasil temuan ini
menunjukkan
bahwa
keberadaan
komite audit
merupakan syarat
yang diperlukan
namun tidak
memadai untuk
meningkatkan

35
No Penulis
(Tahun) Judul
Penelitian Tujuan Penelitian Desain
Penelitian Hasil Penelitian Saran untuk
penelitian
selanjutnya
kualitas pelaporan
keuangan.
d. Secara kolektif,
hasil temuan
penelitian
tersebut
menunjukkan
bahwa Direktif
Hukum
Perusahaan Uni
Eropa ke-8
memiliki efek
positif terhadap
kualitas tata
kelola
perusahaan.
Sumber : Hasil beberapa penelitian yang diolah, 201 8.

36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualit atif. Desain penelitian
untuk metode kualitatif perlu dilakukan adanya suat u metode persiapan sebelumnya.
Metode persiapan adalah mengkaji metode profesional dan penelitian, merumuskan
pertanyaan penelitian, yang menggambarkan topik dan pertanyaan penelitian dan
memilih partisipan. Dalam penelitian fenomenologis, pertanyaan harus memiliki
makna sosial dan signifikansi pribadi. Prinsip etik a penelitian harus diperhitungkan,
dan para partisipan harus diberitahu dan dihormati sepenuhnya dalam privasi
mereka. Data juga bisa divalidasi oleh partisipan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif d engan pendekatan
fenomenologi pada umumnya berupa data yang berasal dari suatu wawancara
panjang. Ini adalah proses informal dan interaktif dan memanfaatkan komentar dan
pertanyaan terbuka. Saat ditanyai tentang pengalama nnya tentang sebuah fenomena,
adalah suatu ide yang bagus untuk menggunakan pand uan wawancara umum.
Organisasi dan analisis data dimulai dengan memperh atikan setiap pertanyaan yang
relevan dengan topik yang memiliki nilai setara. Un it makna terdaftar dan
dikelompokkan menjadi tema umum. Hal ini digunakan untuk mengembangkan
deskripsi tekstur pengalaman. Dari sini sebuah inte grasi tekstur dan struktur
menjadi makna dan esensi dari fenomena tersebut dib angun.

37
Penelitian kualitatif juga dapat menggunakan metode pengamatan secara
langsung terhadap partisipan penelitian, untuk dapa t melihat gesture dan kebiasaan
yang dilakukan oleh partisipan terkait dengan simbo lisme dan ritual yang
dijalankan.

3.2 Partisipan dan Sampling
3.2.1 Partisipan
Partisipan dalam penelitian kualitatif menggunakan purposive sampling ,
yang terdiri dari beberapa individu yang akan berba gi pengalaman yang sama dan
tidak ada kriteria tentang jumlah sampel yang diper lukan, karena akan
menyesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat d ilakukan wawancara dan
pengamatan.
Dalam penelitian ini partisipan yang akan berperan adalah para anggota
komite audit. Berdasarkan laporan keuangan tahunan PT. Bank Nasional Indonesia
(Persero) Tbk, jumlah komite audit dalam perusahaan tersebut adalah 3 (tiga) orang.
Akan tetapi karena setiap periode 3 bulan sekali te rdapat penggantian anggota
komite audit, tidak menutup kemungkinan jumlah part isipan dan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini lebih dari 3 (tiga) orang.

3.2.2 Sampling

Sampling dalam penelitian kualitatif menggunakan te knik sampling yang
lazim digunakan adalah dengan metode :
1. purposive sampling
penggunaan teknik purposive sampling adalah peneliti mengambil sampel
sebagai sumber data atau informan atau partisipan dalam melakukan penelitian

38
dengan beberapa pertimbangan tertentu yang sesuai d engan tujuan penelitian
ini. Sehingga data yang diperoleh nantinya dapat me njadi lebih representatif
(Sugiyono, 2008). Dalam hal ini partisipan yang aka n digunakan sebagai
sampel adalah semua anggota komite audit.
2. snowball sampling
penggunaan teknik snowball sampling adalah peneliti mengambil beberapa
sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedi kit dan sudah
ditentukan. Akan tetapi ketika sampel tersebut akan digunakan ternyata belum
dapat memberikan data yang lengkap, sehingga harus mencari orang lain yang
digunakan sebagai sumber data atau informan atau pa rtisipan (Sugiyono, 2008).
Penentuan jumlah sampling dalam metode penelitian k ualitatif dilakukan pada saat
peneliti sudah memasuki lapangan dan selama kurun w aktu penelitian itu dilakukan
(Sugiyono, 2008). Sehingga peneliti memiliki kelel uasan penuh dalam penentuan
jumlah sampel sesuai dengan tujuan penelitian.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adala h dengan
menggunakan cara :
1. interviu
pertanyaan dalam metode interviu akan dimulai denga n pertanyaan atau
tantangan pribadi, namun juga memiliki kepentingan sosial atau universal
dengan tujuan untuk menggali secara lebih mendalam terhadap pandangan dan
pengalaman yang dimiliki oleh partisipan. Dapat dil akukan dengan melakuakn
self-inquiry dan dialog. Pengalaman hidup partisipasi penelitia n bukanlah teks

39
yang harus ditafsirkan namun sebuah cerita lengkap yang digambarkan dengan
jelas dan selanjutnya dijelaskan melalui dokumentas i seni dan pribadi.
2. pengamatan langsung
kegiatan pengamatan langsung dilakukan dengan cara melakukan
penggambaran individu dan potret dari partisipan pe nelitian, sehingga
penggambaran komposit dapat dikembangkan. peneliti kemudian
mengembangkan sintesis kreatif berdasarkan hasil pe ngamatan langsung.
Pengamatan secara langsung dapat dilakukan dengan m elakukan interaksi
secara rutin dan kontinyu dengan partisipan yang te rlibat dalam penelitian ini.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini m engacu pada
(Moustakas, 1994) antara lain adalah :
1. menemukan sebuah topik dan pertanyaan yang berakar pada makna dan nilai
otobiografi, serta melibatkan makna sosial dan sign ifikan;
2. melakukan tinjauan komprehensif terhadap literatur profesional dan
penelitian;
3. menentukan sifat dan tujuan penelitian, dan mengem bangkan kesepakatan
yang mencakup mendapatkan informasi persetujuan, me mastikan
kerahasiaan dan menggambarkan tanggung jawab antara peneliti dan
partisipan penelitian, sesuai dengan prinsip-prinsi p etika penelitian;
4. mengembangkan serangkaian pertanyaan atau topik unt uk memandu proses
wawancara;

40
5. melaksanakan dan wawancara jika mungkin diperlukan ;
6. mengorganisir dan menganalisis data untuk memfasili tasi pengembangan
deskripsi tekstur dan struktural individu, deskrips i tekstur komposit, deskripsi
struktural komposit, dan sintesis makna dan esensi tekstural dan esensi.

3.5 Analisis Data

Setelah mengatur, menyajikan dan menganalisis data, peneliti akan
merangkum keseluruhan penelitian. Pada penelitian k ualitatif, data yang dihasilkan
terdiri dari kata dan gambar, sehingga diperlukan p endekatan yang berbeda dalam
analisis data. Berdasarkan hal tersebut data yang a da akan dianalisis dengan
membuat suatu analisis text. Selanjutnya peneliti akan melihat dan membandingka n
hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Kemudian akan membahas hasil
penelitian berdasarkan sentral fenomena dalam penel itian ini.

41
DAFTAR PUSTAKA

Abernathy, J. L., Beyer, B., Masli, A., & Stefaniak , C. (2014). The association
between characteristics of audit committee accounti ng experts, audit
committee chairs, and financial reporting timelines s. Advances in
Accounting, Incorporating Advances in International Accounting , 30 (2),
283–297. http://doi.org/10.1016/j.adiac.2014.09.001
Ajjawi, R., & Higgs, J. (2007). Using Hermeneutic P henomenology to
Investigate How Experienced Practitioners Learn to Communicate
Clinical Reasoning. The Qualitative Report , 12 (4), 612–638.
Alves, S. (2013). The impact of audit committee exi stence and external audit
on earnings management. Journal of Financial Reporting and Accounting ,
11 (2), 143–165. http://doi.org/10.1108/JFRA-04-2012-0 018
Bajra, U., & Cadez, S. (2017). Audit Committees and Financial Reporting
Quality: The 8th EU Company Law Directive Perspecti ve. Economic
Systems , (forthcoming). http://doi.org/10.1016/j.ecosys.20 17.03.002
Bedard, J., & Gendron, Y. (2010). Strengthening the Financial Reporting
System: Can Audit Committees Deliver? International Journal of Auditing ,
210 , 174–210. http://doi.org/10.1111/j.1099-1123.2009. 00413.x
Bikers Pintar. (2018). Arti Definisi Pengertian Sim bolisme. Retrieved from
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-sim bolisme/, diakses
tanggal 10 Januari 2018, jam 20.30.
BNI. (2018). Profil PT. Bank Negara Indonesia (Pers ero) Tbk. Retrieved from
www.bni.co.id, diakses tanggal 21 Januari 2018, jam 22.30
Bronson, S. N., Carcello, J. V., Hollingsworth, C. W., & Neal, T. L. (2009). Are
Fully Independent Audit Committees Really Necessary ? Journal of
Accounting and Public Policy , 28 (4), 265–280.
http://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2009.06.001
Carcello, J. V, Hollingsworth, C. W., Klein, A., & Neal, T. L. (2006). Audit
Committee Financial Expertise, Competing Corporate Governance
Mechanisms, and Earnings Management, (February). Re trieved from
http://papers.ssrn.com/

42
Choi, Y. K., Han, S. H., & Lee, S. (2014). Audit co mmittees, corporate
governance, and shareholder wealth: Evidence from K orea. Journal of
Accounting and Public Policy , 33 (5), 470–489.
http://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2014.06.001
Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design, Choosing
Among Five Traditions. California  : Sage Publication. Page  : 65.
detik.com. (2017). BNI Dinobatkan sebagai Penyaji L aporan Terbaik.
Retrieved from https://news.detik.com/adv-nhl-detik com/d-3650521/bni-
dinobatkan-sebagai-penyaji-laporan-keuangan-terbaik , diakses tanggal 21
Januari 2018, jam 22.00
Dorar Info. (2018). Arti Ritual. Retrieved from
http://www.dorar.info/2014/05/arti-ritual.html, dia kses tanggal 9 Januari
2018, jam 10.00.
Engel, E., Hayes, R. M., & Wang, X. (2010). Audit C ommittee Compensation
and The Demand for Monitoring of The Financial Repo rting Process.
Journal of Accounting and Economics , 49 (1–2), 136–154.
http://doi.org/10.1016/j.jacceco.2009.08.001
Fikri, I. R. (2015). Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit,
dan Leverage terhadap Integritas Laporan Keuangan, 15 (1), 59–74.
Filipovic, D., & Filipovic, I. (2008). External Aud iting and Audit Committee
As Mechanism In Corporate Governance. Proquest. An Enterprise
Odyssey. International Conference Proceedings; Zagr eb. , (June 11-14),
1094–1110.
Hamid, K. C. A., Othman, S., & Rahim, M. A. (2015). Independence and
Financial Knowledge on Audit Committee with Non-com pliance of
Financial Disclosure: A Study of Listed Companies I ssued with Public
Reprimand in Malaysia. Procedia – Social and Behavioral Sciences , 172 ,
754–761. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.42 9
IAI. (2017). Standar Akuntansi Keuangan . Ikatan Akuntan Indonesia.
International Finance Corporation. (2014). The Indonesia Corporate
Governance Manual, Fisrt Edition . The Indonesia Corporate Governance
Manual, Fisrt Edition (Vol. 1).
KBBI. (2018a). Pengertian Ritual. Retrieved from ht tps://kbbi.web.id/ritual,
diakses tanggal 10 Januari 2018, jam 21.00.
KBBI. (2018b). Pengertian Simbolisme. Retrieved fro m http://kbbi.co.id/arti-
kata/simbolisme, diakses tanggal 10 Januari 2018, j am 20.00.

43
Klein, A. (2002). Audit Committee, Board of Directo r Characteristics, and
Earnings Management. Journal of Accounting and Economics , 33 , 375–
400.
Kusumaningtyas, M. (2014). Pengaruh Ukuran Komite A udit dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Manajemen Laba. Prestasi , 13 (1), 82–96.
Laporan Tahunan BNI. (2016). Melangkah Lebih Cepat Menangkan
Persaingan .
Lenghel, R. D. (2014). Views on The Role of Audit C ommittee in Corporate
Governance, 6(3), 132–135.
Moustakas, C. C. N.-150. 19. 20 B. L. D. S. C. 94/2 0840. (1994).
Phenomenological Research Methods . Sage Publications.
POJK No 55/POJK.03/2016. (2016). Salinan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Republik Indonesia . Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum .
Prastiti, A., & Meiranto, W. (2013). Pengaruh Karak teristik Dewan Komisaris
Dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of
Accounting , 2(4), 1–12. Retrieved from http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting%0AISSN (Online) : 2337-3806%0A
Program Pascasarjana Undip. (2017). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian
Disertasi dan Disertasi Doktor Ilmu Ekonomi Univers itas Diponegoro .
Rahim, M. F. A., Johari, R. J., & Takril, N. F. (20 15). Revisited Note on
Corporate Governance and Quality of Audit Committee : Malaysian
Perspective. Procedia Economics and Finance , 28 (April), 213–221.
http://doi.org/10.1016/S2212-5671(15)01102-8
Rainsbury, E. A., Bradbury, M., & Cahan, S. F. (200 9). The Impact of Audit
Committee Quality on Financial Reporting Quality an d Audit Fees.
Journal of Contemporary Accounting and Economics , 5(1), 20–33.
http://doi.org/10.1016/j.jcae.2009.03.002
Salloum, C., Azzi, G., & Gebrayel, E. (2014). Audit Committee and Financial
Distress in the Middle East Context: Evidence of th e Lebanese Financial
Institutions. International Strategic Management Review , 2(1), 39–45.
http://doi.org/10.1016/j.ism.2014.09.001
Spira, L. F. (1999). Ceremonies of governance: Pers pectives on the role of the
audit committee. Journal of Management and Governance , 3(3), 231–260.
http://doi.org/10.1023/A:1009926203363

44
Stewart, J., & Munro, L. (2007). The Impact of Audi t Committee Existence and
Audit Committee Meeting Frequency on The External A udit  : Perceptions
of Australian Auditors. International Journal of Auditing , 11 , 51–69.
http://doi.org/https://doi.org/10.1111/j.1099-1123. 2007.00356.x
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Alfabeta,
Bandung.
Syahreza, F., Pratomo, D., & Yudowati, S. (2016). P engaruh Komisaris
Independen dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba ( Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufakur Sub Sektor Makanan dan Mi numan yang
Terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2010- 2013 ). E-
Proceeding of Management , 3(2), 1552–1559.
Vasile, E., & Ghita, M. (2016). Organisations Overs eeing Through The Audit
Committee. Journal of Public Administration, Finance and Law , (9), 108–
116.
Yuliani, N. (2017). Pengaruh Penyajian Laporan Keua ngan, Karakteristik
Kualitatif, Aksesbilitas dan Pengendalian Internal Terhadap Transparansi
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE) ,
24 (1), 1–14.

45
INSTRUKSI UJIAN MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN PENGAMPU : ANIS CHARIRI, SE., M.Com., Ph.D., Akt., CA.

Berdasarkan proposal penelitian saya (draft proposa l disertasi kualitatif), maka :

1. Mengapa topik tersebut menarik untuk diteliti ?
Draft proposal disertasi yang saya buat terkait den gan tugas metodologi
penelitian adalah mengambil topik tentang peran kom ite audit terhadap
penyusunan laporan keuangan. Terkait dengan laporan keuangan, maka hal
tersbut juga berhubungan erat dengan obyek peneliti an yang akan diamati.
Obyek penelitian dalam draft proposal disertasi say a adalah PT. Bank
Nasional Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI. Dik arenakan pada tahun
2017, Bank BNI menerima anugerah meraih penghargaan tertinggi sebagai
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Keuangan Listed Peringkat Pertama
penyaji Laporan Keuangan Tahun 2016 dalam Annual Report Award (ARA)
Tahun 2017. Laporan Keuangan BNI dinilai telah mamp u memberikan
gambaran yang baik dan jelas mengenai kegiatan oper asional perusahaan dan
indikasi perusahaan di masa depan.
Terkait dengan anugerah yang diterima oleh Bank BNI tentunya tidak
terlepas dari peran komite audit. Berawal dari hal tersebut, maka saya berusaha
mengamati peran komite audit dilihat dari karakteri stik dan perilakunya dalam
menyusun laporan keuangan yang diwujudkan dalam sim bolisme dan ritual
yang dilakukan.

46
2. Apa kelemahan riset sebelumnya pada topik tersebut sehingga perlu diteliti
kembali?
Draft proposal disertasi ini mengacu pada penelitia n yang dilakukan oleh
(Bedard & Gendron, 2010) yang meneliti tentang baga imanakah peran komite
audit dalam memperkuat sistem pelaporan keuangan. D alam penelitian tersebut
merupakan penelitian kuantitatif yang mengulas lite ratur tentang komite audit
untuk mengevaluasi sejauh mana komite audit tersebu t efektif dalam hal
memperkuat pelaporan keuangan. Sehingga dalam penel itian sebelumnya
hanya membahas dari sisi literatur saja tanpa menge tahui sejauh mana tingkat
kedalaman peran komite audit.
Perbedaan draft proposal disertasi ini penelitian i ni dengan penelitian
(Bedard & Gendron, 2010) adalah dalam penelitian in i menggunakan
pendekatan kualitatif dengan mencoba untuk memahami peran komite audit
dalam penyusunan laporan keuangan dengan menggunaka n simbolisme dan
ritual bagi anggota komite audit. Dengan pendekatan g fenomenologi
diharapkan lebih bisa menggali informasi yang lebih mendalam tentang sejauh
mana peran komite audit dalam penyusunan laporan ke uangan dengan
menggunakan instrumen penelitian dengan melakukan i nterviu atau
wawancara dan pengamatan langsung terhadap partisip an penelitian dalam hal
ini adalah komite audit.

3. Jelaskan kebaharuan yang ditawarkan dalam proposal tersebut?
Dalam draft proposal disertasi yang saya ajukan, ni lai kebaharuan yang
saya tawarkan adalah tentang metode penelitian yang dilakukan.

47
Sangat banyak penelitian tentang komite audit yang telah banyak dilakukan
dan sebagian besar menggunakan pendekatan kuantitat if. Selain itu peran
komite audit lebih sering dikaitkan dengan manajeme n laba. Sangat sedikit jika
dikaitkan dengan laporan keuangan secara langsung.
Kebaharuan yang saya lakukan dalam draft proposal d isertasi saya,
mencoba melakukan penelitian dengan pendekatan kual itatif dengan
menggunakan metode fenomenologi. Dimana saya mencob a membuat suatu
draft penelitian tentang simbolisme dan ritual : me mahami peran komite audit
dalam penyusunan laporan keuangan. Jadi dalam hal i ni mengamati perilaku
para anggota komite audit dengan menggunakan pendek atan fenomenologi
yang diwujudkan dalam simbolisme dan ritual berdasa rkan pengalaman,
perilaku dan konsep berpikir terkait dengan latar b elakang sosial dan budaya
yang dimiliki oleh para anggota komite audit.

4. Jelaskan proposal tersebut dari sisi Ontologi, Epis temologi dan Metodologi
ASPEK PENJELASAN
Ontologi Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen
perusahaan yang sangat penting. Dalam laporan keuan gan
terdapat beberapa informasi yang diperlukan oleh pi hak-
pihak yang memerlukan informasi tersebut.
Pada tahun 2017 PT. Bank Nasional Indonesia (Perser o)
Tbk menerima penghargaan sebagai penyaji laporan
keuangan terbaik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

48
ASPEK PENJELASAN
tahun 2016 bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam Annual Report Award (ARA) Tahun 2017.
Epistemologi Memahami peran komite audit dalam pros es penyusunan
laporan keuangan berdasarkan simbolisme dan ritual.
Metodologi Melakukan interviu dan pengamatan secara langsung
terhadap para anggota komite audit di PT. Bank Nasi onal
Indonesia (Persero) Tbk.

5. Mohon maaf ya Pak Anis jika draft proposal disertas i saya, hasilnya jauh dari
yang diharapkan. Saya masih dalam proses taraf bela jar untuk membuat
proposal penelitian kualitatif. Mohon bimbingan dan arahan dari Pak Anis
untuk perbaikan draft proposal disertasi ini. Terim a kasih Pak Anis.

Semarang, 22 Januari 2018

Metta Kusumaningtyas

Similar Posts