KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS IN TEACHING MATHEMATICS Hodiyanto Program Studi… [600779]

1
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS IN TEACHING
MATHEMATICS

Hodiyanto
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas MIPATEK IKIP PGRI Pontianak
Jalan Ampera No 8 Pontianak Kalbar , haudy_7878@yaho o.com

ABSTRAK
Tujuan penulis an artik el ini adalah untuk mengetahui: Pengertian kemampuan komunikasi
matematis , indikator -indikator dalam mengukur kemampuan komunikasi matematis , bentuk soal
yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis, dan model, strategi,
dan p endekatan yang bisa diaplikasikan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi
matematis. Berda sarkan telaah pustaka i lmiah maka dalam artikel ini dapat disimpulkan sebagai
berikut : (1) Kema mpuan komunikasi matematis terdiri atas, komunikasi lisan dan komunikasi
tulisan. Komunikasi lisan seperti: diskusi dan menjelaskan. Komunikasi tulisan seperti:
mengungkapkan ide matematika melalui gambar/grafik, tabel, persamaan, a taupun dengan bahasa
siswa sendiri. (2) Indikator kemampuan komunikasi matematis: menulis ( written text) ,
menggambar (drawing ), dan ekspresi matematika (matematical ekpression). (3) Soal essai dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis, seperti: soal uraian eksploratif,
transfer, elaboratif, dan aplikatif. (4) Model atau pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis, diantaranya: pendekatan PMR, model
pembelajaran problem posin g dengan pendekatan PMR, model pembelajaran problem solving
dengan pendekatan PMR, dan reciprocal teaching .

Keywords : Kemampuan Komunikasi Matematis , menulis, menggambar, ekspresi matematika .

ABSTRACT
The purpose of this article is to kno w: Definition of m athematical communication ability , the
indicators in measuring the ability of mathematical communication, the test forms that can be used
to measure the ability of mathematical communicati on, and models, strategies and approaches that
can be applied to develop mathematical communication ability . Based on the scientific literature
review then in this article can be summarized as follows: (1) The ability of mathematical
communicati on consist of oral communic ation and writing communication . The oral
communication are such as: discuss and explain . The writing communications are such as: express
mathem atical ideas through pictures /graphs, tables, equations, or with a student's own language.
(2) Indicators of mathemati cal communication ability : writing (written text), drawing , and
matematical e kpression . (3) The essay tests can be used to measure the ability of mathematical
communication, such as: explorative , transfer, elaborative and applicative. (4) Model or
approaches of learning that can be used to deve lop mathematical communication ability ,
includin g: PMR approach, learning model of problem posing with PMR approach, learning model
of problem solving with PMR approach, and reciprocal teaching .

Keywords: Mathematical Communication Ability , written text , drawing , matematical e kpression .

2

Pendahuluan
Manusia adalah mahluk sosial
yang tidak mungkin bisa hidup secara
individu. Konsekwensi ini
mengakibatkan manusia harus ma mpu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan
sesama, sehingga aspek kemampuan
berkomunikasi sangat penting bagi
manusia. Peserta didik adalah penerus
bangsa dan pastinya harus dibekali hal –
hal yang nantinya bermanfaat dalam
kehidupannya khususnya dalam
bersos ial. Salah satu aspek yang perlu
diajarkan kepada peserta didik adalah
bagaimana mereka mampu untuk
mengungkapkan pemikirannya baik
secara tulisan maupun ucapan, sehingga
nanti mereka mampu berinteraksi dengan
masyarakat.
Standar isi untuk satuan
pendidika n dasar dan menengah mata
pelajaran matematika (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi)
disebutkan bahwa salah satu tujuan
pembelajaran matematika adalah supaya
siswa memiliki kemampuan
mengkomunikas ikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaaan atau
masalah. Tujuan permendiknas ini,
sejalan dengan tujuan umum
pembelajaran matematika yang dirumuskan National Council of Teacher
of Mathematics (NCTM) (2000) , salah
satu tujuan pembelajaran matematika
menurut NCTM ada lah belajar untuk
berkomunikasi (mathematical
communication ). Tetapi faktanya masih
banyak guru yang kurang memperhatikan
permendiknas dan tujuan yang ada dalam
NCTM tersebut.
Menurut Ruseffendi ( Ansari ,
2012: 2) bagian terbesar dari matematika
yang dipelajari siswa di sekolah tidak
diperoleh melalui eksplorasi matematik,
tetapi melalui pemberitahuan. Kenyataan
di lapangan juga menunjukkandemikian,
bahwa kondisi pembelajaran yang
berlangsung di kelas mem buat siswa pasi
(product oriented education ). Lebih
lanjut Ansari (2012: 2) mengungkapkan
bahwa berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa merosotnya
pemahaman matematik siswa di kelas
antara lain karena: (1) dalam mengajar
guru mencontohkan pada siswa
bagaimana menyelesaikan soal; (2) siswa
belajar dengan cara mendengar dan
menonton guru melakukan matematik,
kemudian guru memecahkannya sendiri;
dan (3) pada saat mengajar matematika,
guru langsung menjelaskan topik yang
akan dipelajari, dilanjutkan dengan
pemberian contoh dan soal untuk latihan.
Kondisi pembelajaran yang disebutkan di

3
atas juga berakibat tidak
berkembangknya kemampuan
komunikasi matematis siswa.
Kemampuan komunikasi
matematis adalah kemampuan siswa
dalam menyampaikan ide matematika
baik se cara lisan maupun tulisan.
Kemampuan komunikasi matematis
peserta didik dapat dikembangkan
melalui proses pembelajaran di sekolah,
salah satunya adalah proses pembelajaran
matematika. Hal ini terjadi karena salah
satu unsur dari matematika adalah ilmu
logika yang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Dengan
demikian, matematika memiliki peran
penting terhadap perkembangan
kemampuan ko munikasi matematisnya.
Karena pentingnya kemampuan
komunikasi matematis tersebut, seorang
pendidik harus memahami kom unikasi
matematis seta mengetahui aspek -aspek
atau indikator -indikator dari komunikasi
matematis , sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran matematika perlu dirancang
sebaik mungkin agar tujuan
mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis bisa tercapai .
Berd asarkan latar belakang di atas maka
tujuan dari penulisan artikel ini adalah
untuk mengetahui: (1) pengertian
kemampuan komunikasi matematis , (2)
indikator -indikator dalam mengukur
kemampuan komunikasi matematis , (3) bentuk soal yang dapat digunakan un tuk
mengukur kemampuan komunikasi
matematis, dan (4) model, strategi, dan
pendekatan yang bisa diaplikasikan untuk
mengembangkan komunikasi matematis.

Pembahasan
Kemampuan Komunikasi Matematis
Menurut Prayitno dkk. (2013:
385) komunikasi matematis adal ah suatu
cara siswa untuk menyatakan dan
menafsirkan gagasan -gagasan
matematika secara lisan maupun tertulis,
baik dalam bentuk gambar, tabel,
diagram, rumus, ataupun demonstrasi.
Pengertian yang lebih luas tentang
komunikasi matematik dikemukakan oleh
Romberg dan Chair (dalam Qohar, 2011:
46-47), yaitu: menghubungkan benda
nyata, gambar, dan diagram ke dalam
idea matematika; menjelaskan idea,
situasi dan relasi matematik secara lisan
atau tulisan dengan benda nyata, gambar,
grafik dan aljabar; menyatak an peristiwa
sehari hari dalam bahasa atau simbol
matematika; mendengarkan, berdiskusi,
dan menulis tentang matematika;
membaca dengan pemahaman suatu
presentasi matematika tertulis, membuat
konjektur, menyusun argumen,
merumuskan definisi dan generalisasi ;
menjelaskan dan membuat pertanyaan
tentang matematika yang telah dipelajar i.

4
Menurut Baroody (dalam Kadir,
2008 : 341), ada dua alasan penting
mengapa komunikasi menjadi salah satu
fokus dalam pembelajaran matematika.
Pertama, matematika pada dasarnya
adalah sebuah bahasa bagi matematika itu
sendiri. Matematika tidak hanya
merupakan alat berpikir yang membantu
kita untuk menemukan pola,
memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan, tetapi juga sebuah alat untuk
mengomunikasikan pikiran kita tentang
berbaga i ide dengan jelas, tepat dan
ringkas. Bahkan, matematika dianggap
sebagai bahasa universal dengan simbol –
simbol dan struktur yang unik. Semua
orang di dunia dapat menggunakannya
untuk mengomunikasikan informasi
matematika meskipun bahasa asli mereka
berbe da. Kedua, belajar dan mengajar
matematika merupakan aktivitas sosial
yang melibatkan paling sedikit dua pihak,
yaitu guru dan murid. Dalam proses
belajar dan mengajar, sangat penting
mengemukakan pemikiran dan gagasan
itu kepada orang lain melalui bahasa.
Pada dasarnya pertukaran pengalaman
dan ide ini merupakan proses mengajar
dan belajar. Tentu saja, berkomunikasi
dengan teman sebaya sangat penting
untuk pengembangan keterampilan
berkomunikasi sehingga dapat belajar
berfikir seperti seorang matematikawan dan berhasil menyelesaikan masalah yang
benar -benar baru.
Dalam National Council of
Teachers of Mathematics (NCTM)
disebutkan bahwa “ communication is an
essential part of mathematics and
mathematics education (NCTM, 2000 :
60)” yang artinya adalah komuni kasi
sebagai salah satu bagian penting dalam
matematika dan pendidikan matematika.
Melalui proses komunikasi, siswa dapat
saling bertukar pikiran dan sekaligus
mengklarifikasi pemahaman dan
pengetahuan yang mereka peroleh dalam
pembelajaran.
Berdasarkan be berapa pendapat
di atas, maka di dapat disimpulkan bahwa
kemapuan komunikasi matematis terdiri
atas, komunikasi lisan dan komunikasi
tulisn. Komunikasi lisan seperti: diskusi
dan menjelaskan. Komunikasi tulisan
seperti: mengungkapkan ide matematika
melalui gambar/grafik, tabel, persamaan,
ataupun dengan bahasa siswa sendiri.
Dalam artikel ini, penulis akan mengkaji
terkait kemampuan komunikasi tulisan .

Indikator Kemampuan Komunikasi
Matematis
Selanjutnya, NCTM dalam
Principles and Standard for School
Math ematics , merumuskan standar
komunikasi untuk menjamin kegiatan
pembelajaran matematika yang mampu

5
mengembangkan kemampuan siswa,
yaitu:
1. Menyusun dan memadukan
pemikiran matematika melalui
komunikasi.
2. Mengkomunikasikan pemikiran
matematika secara logis dan
sistematis kepada sesama siswa,
guru, maupun orang lain.
3. Menganalisis dan mengevaluasi
pemikiran dan strategi matematik
orang lain.
4. Menggunakan bahasa matematika
untuk mengekspresikan ide
matematis secara tepat.
Kadir (2008: 343) menjelaskan
bahwa untuk mengungkap kemampuan
siswa dalam berbagai spek komunikasi,
dapat dilakukan dengan melihat
kemampuan siswa dalam mendiskusikan
masalah dan membuat ekspresi
matematika secara tertulis baik gambar,
model matematika, maupun simbol atau
bahasa sendiri. Lebih l anjut Kadir (2008:
343) mengungkapkan bahwa pengukuran
kemampuan komunikasi matematis siswa
dilakukan dengan memberikan skor
terhadap kemampuan siswa dalam
memberikan jawaban soal dengan
menggambar ( drawing ), membuat
ekspresi matematik ( mathematical
expre ssion ), dan menuliskan jawaban
dengan bahasa sendiri ( written texts ).
Pemberian skor jawaban siswa disusun berdasarkan tiga kemampuan tersebut.
1. Menulis ( written text) , yaitu
menjelaskan ide atau solusi dari suatu
permasalahan atau gambar dengan
menggunakan bahasa sendiri.
2. Menggambar ( drawing ), yaitu
menjelaskan ide atau solusi dari
permasalahan matematika dalam
bentuk gambar.
3. Ekspresi matematika ( matematical
ekpression), yaitu menyatakan
masalah atau peristiwa sehari -hari
dalam bahasa model matematika.
Hodiyanto (2016 : 12)
Men gukur Kemampuan Komunikasi
Matematis
Pugalee (Qohar, 2013 : 60) me –
nyarankan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa dalam
belajar matematika siswa harus didorong
untuk menjawab pertanyaan disertai
dengan alasan yang relevan, dan
mengomentari pernyataan matematika
yang diungkapkan siswa, sehingga siswa
menjadi memahami konsep -konsep
matematika dan argumennya bermakna.
Menurut Ansari (2012, p p.22-
24) untuk mengukur kemampuan
komuni -kasi matematis siswa dalam
pembelajaran matematika dapat
dilakuk an dengan pemberian soal urain
yang bisa mengungkapkan kemampuan
komunikasi matematis. Beberapa soal
urain yang dapat digunakan antara lain,

6
soal uraian eksploratif, transfer,
elaboratif, dan aplikatif.
Berikut diberikan contoh soal
cerita untuk mengukur kemampuan
komunikasi matematis pada aspek
menulis , menggambar, dan ekspresi
matematika .
Soal: Tujuh tahun yang lalu
umur ayah sama dengan 6 kali umur
Budi. Empat tahun yang akan datang 2
kali umur ayah sama dengan 5 kali umur
Budi ditambah 9 tahun.
1. Buatlah model matematika dari
masalah tersebut!
2. Berapa umur ayah sekarang?
3. Bagaimana kamu memperolehnya?
Jelaskan jawabanmu!
Pertanyaan dari soal ini
mengukur aspek -aspek ekpresi
matematika dan menulis yang merupakan
indikator dalam kemampuan komunikasi
matemat is. Sehingga soal ini bisa
digunakan untuk mengukur kemampuan
komunikasi matematis .
Keterampilan siswa dalam
menye -lesaikan soal tersebut dengan
membuat model matematikanya , akan
menggambarkan aspek ekspresi
matematika . Kemampuan siswa dalam
mengerjakan so al dengan cara dan
bahasnya sendiri adalah gambaran dari
aspek menulis . Pemberian skor dalam
mengukur kemampuan komunikasi matematis biasanya menggunakan rublik
holistik.
Selain itu, untuk
mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis di antaranya: (1)
mode l pembelajaran problem posing (PP)
dengan pendekatan PMR karena melalui
model pembelajaran PP dengan
pendekatan pendidikan matematika
realistic ( PMR ) siswa dituntut lebih aktif
untuk membuat soal dan tentunya
berdiskusi dengan teman kelompoknya.
Selanjutny a, siswa juga diminta untuk
mengerjakan soal yang dibuat oleh
kelompok lain. Berdasarkan hasil
penelitian Hodiyanto (2016 ) diperoleh
bahwa kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajarkan melalui
model pembelajaran PP dengan
pendekatan PMR lebih baik da ri pada
kemampuan komunikasi matematis siswa
yang diajarkan melalui model
pembelajaran langsung. (2) model
pembelajaran problem solving (PS)
dengan pendekatan PMR karena melalui
model pembelajaran PS dengan
pendekatan PMR siswa dituntut lebih
aktif berdisk usi dengan temen
kelompoknya dalam pemecahan masalah
sehingga kemampuan komunikasi siswa
akan berkembang jika model ini
diterapkan. Sesuai dengan hasil penelitian
Hodiyanto (2016) yang menyimpulkan
bahwa kemampuan komunikasi

7
matematis siswa yang diajarkan melalui
model pembelajaran PS dengan
pendekatan PMR lebih baik dari pada
kemampuan komunikasi matematis siswa
yang diajarkan melalui model
pembelajaran langsung. (3) pendekatan
PMR dapat mengemba ngkan kemampuan
komunikasi matematis karena selain
siswa harus berinteraksi dengan teman
kelompoknya siswa juga harus mampu
memodelkan masalah matematika artinya
membawa masalah matematika tingkat
konkrit ke pengetahuan matematika
tingkat formal . Sesuai denga hasil
penelitian Darto (2013) yang
mengungkapkan bahwa untu k
meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa adalah dengan
mengajarkan siswa dengan pendekatan
PMR. (4) pembelajaran kooperatif tipe
think talk write (TTW) dengan
pendekatan open ended juga bisa
diterapkan untuk meningkatkan atau
mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis siswa. Menurut
Ansari (2012 : 6) suatu aktivitas yang
diharapkan dapat diterapkan untuk
menumbuhkembangkan kemampuan
komunikasi matematis siswa adalah
dengan men erapkan strategi
pembelajaran think talk write (TTW)
dengan pendekatan open ended (5)
reciprocal teaching , melalui reciprocal
teaching dimungkinkan kemampuan komunikasi matematis siswa akan
meningkat karena siswa yang pandai
akan membantu dan mengajarkan siswa
yang tidak pandai dan biasanya siswa
yang kurang pandai akan lebih optimal
kemampuan komunikasi m atematisnya
jika diberikan model reciprocal teaching
karena mereka tidak malu dan tidak
segan untuk bertanya kepada teman yang
pandai . Berdas arkan hasil penelitian
Qahar & Sumarmo (2013) dan Yang
(2015) yang mengatakan bahwa kelas
eksperimen yang diajarkan melalui
reciprocal teaching lebih efektif untuk
meningkatakan kemampuan komunikasi
matematis siswa dari pada kelas kontrol.

Kesimpulan
Berda sarkan telaah pustaka i lmiah
maka dalam artikel ini dapat disimpulkan
sebagai berikut: (1) Kema mpuan
komunikasi matematis terdiri atas,
komunikasi lisan dan komunikasi tulis an.
Komunikasi lisan seperti: diskusi dan
menjelaskan. Komunikasi tulisan seperti:
mengungkapkan ide matematika melalui
gambar/grafik, tabel, persamaan, a taupun
dengan bahasa siswa sendiri. (2)
Indikator kemampuan komunikasi
matematis: Menulis ( written text) , yaitu
menjelaskan ide atau solusi dari suatu
permasalahan atau gambar dengan
menggunakan bahasa sendiri.
menggambar ( drawing ), yaitu

8
menjelaskan ide a tau solusi dari
permasalahan matematika dalam bentuk
gambar. Ekspresi matematika
(matematical ekpression), yaitu
menyatakan masalah atau peristiwa
sehari -hari dalam bahasa model
matematika. (3) soal essai dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan
komunikasi matematis, seperti: soal
uraian eksploratif, transfer, elaboratif,
dan aplikatif. (4) Model atau pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis, diantaranya:
pendekatan PMR, model pembelajaran
problem posin g dengan pendekatan PMR,
model pembelajaran problem solving
dengan pendekatan PMR, pembelajaran
kooperatif tipe think talk write (TTW)
dengan pendekatan open ended , dan
reciprocal teaching

9
Pustaka
Ansaari, B. I. 2012. Komunikasi
Matematik dan Politik . Banda
Aceh: Yayasan Pena .

Hodiyanto, Budiyono, dan Slamet, I.
2016. Eksperimentasi M odel
Pembelajaran Problem Posing dan
Problem Solving dengan
Pendekatan PMR Terhadap
Prestasi Belajar dan Kemampuan
Komunikasi Matematis Ditinjau
dari Kreativitas Siswa Kelas VII
SMP Negeri di Kabupaten
Sukoharjo . Jurnal Pembelajaran
Matematika . Vol.4, No. 2 : 199 –
214. Tersedia
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.p
hp/s2math/article/view/8406 ,
Diakses Tanggal 11 April 2017.

Kadir. 2008 . Kemampuan Komunikasi
Matematik dan Keteramp ilan
Sosial Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika. Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan
Matematika pp. 339 -350. UNY:
Yogyakarta.

Mathemati cs, N. C. 2000 . Principles and
Standards for School
Mathematics. The United State of
America.
Prayitno, S., Suwa rsono, & Siswono, T.
Y. 2013. Identifikasi Indikator
Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Matematika
Berjenjang pada Tiap -Tiap
Jenjangnya. Konferensi Nasional
Pendidikan Matematika V.
Universitas Negeri Malang
Tanggal 27 -30 Juni 20 13.

Qohar, A. 2011 . Pengembangan Instru –
men Komunikasi Matematis
Untuk Siswa SMP . Lomba dan
Seminar Matematika XIX . UNY:
Yogyakarta.

Qohar, A. & Sumarmo, U. 2013.
Improving Mathematical
Communication Ability and Self
Regulation Learning Of Yunior
High Sc hool Students by Using
Reciptional Teaching. IndoMS.
J.M.E , Vol.4, 59 -74.

Yang, E. F. Y. , Chang, B., Cheng, H. N.
H., Chan, T.W. 2016. Improving
Pupils’ Mathematical
Communications Abilities
through Computer Supported
Reciprocal Peer Teaching.
Educatio nal Technology &
Society, 19 (3), 157 –169.

Similar Posts