Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180) [600739]

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

172 ANALISIS RESIKO PADA EVALUASI PENAWARAN PENYEDIA
JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI

Mosedayan Suatan
Dosen Fakultas Teknik U niversitas Teknologi Sulawesi Utara

Bonny F. Sompie , H. Tarore
Dosen Pascasarjana Teknik Sipil Unsrat

ABSTRACT

Viewed from the owner side, service provider selection process of the construction tender has a
considerable impact on overall project costs. Until now the general principles used in the selection of
the selection of goods / services are based on technical evaluation and the evaluation of the offer
price of everything is based on an evaluation of the knockout, the method is commonly called the
lowest bid. The purpose of this study is to determine the factors and sources of any risks that affect the
evaluati on services offer the construction work at the Department of Transportation ,
Telecommunications and Informatics of North Sulawesi Province.
Object of research conducted at the Department of Transportation , Telecommunications and
Informatics of North Sulawesi Province. The process of collecting data by survey techniques,
interviews and filling in a questionnaire that further analysis using the Analytical Hierarchy Process
(AHP).
The results of this analysis is obtained weighting the risk factors and the weight of the sources of risk
that need to be considered in bid evaluation process of construction services in the Transport
Department of Telecommunications and Informatics of North Sulawesi Province. Knockou t method or
so-called lowest bit which made the offering price as a major category in this study became the
second most important after the categories of financial capability.
From this study it can be concluded that the lowest bid price (lowest bid) shoul d not be a major
criterion in the evaluation of offers construction services. Suggestions can be submitted which
required a change in the concept of the tender evaluation criteria of low -price contracting became a
best-value contracting criteria where othe r criteria along with price and technical form values to
consider.

Keywords: evaluation, procurement, construction, lowest -bid, best value, AHP

PENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat umum akan sarana dan
prasarana yang memadai guna menunjan g
kebutuhan masyarakat, membuat banyak
pihak menawarkan jasa untuk melakukan
pekerjaan pembangunan atau biasa disebut
jasa pekerjaan konstruksi .

Proses jasa pekerjaan konstruksi di
lingkungan instansi Pemerintah tidak lain
dananya dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN)
maupun An ggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD). Salah satu hal yang
terpenting dalam jasa pekerjaan konstruksi
ini yaitu penetapan sistem pengadaan yang
akan dilaksanakan oleh penyelia jasa. Sampai saat ini pada umumnya prinsip yang
digunakan dalam seleksi pemil ihan penyedia
barang/jasa masih berdasarkan atas evaluasi
teknis dan e valuasi harga penawaran yang
semuanya itu didasari pada evaluasi sistem
gugur, metode ini biasa disebut lowest bid .
Metode lowest bid tersebut terlihat pada
evaluasi terhadap penawaran u ntuk paket
jasa pekerjaan konstruksi di Dinas
Perhubungan , Telekomunikasi dan Informa –
tika Provinsi Sulawesi Utara, yan g masih di
tentukan berdasarkan penawaran terendah
dengan mempertimbangkan evaluasi teknis
saja. Prinsip penawaran biaya terendah atau
lowest bid menganggap bahwa penawaran
dengan biaya terendah merupakan kriteria
utama dengan bobot paling besar yang
dipertimbangkan di dalam evaluasi
penawaran pekerjaan (Standar dan Pedoman

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

173
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultasi – PERMEN PU No. 07 tahun
2011).

Dengan menjadikan penawaran biaya
terendah sebagai kriteria utama dengan
bobot yg paling besar membuat beberapa
kriteria seperti kemampuan teknis,
kualifikasi personil, pengalaman pekerjaan
dan kinerja pada proyek sebelumnya, serta
target waktu penyelesaia n proyek
(completion date) tidak memiliki bobot yang
cukup besar untuk diperhitungkan. Evaluasi
harga penawaran terendah sebagai kriteria
dengan bobot yang paling besar ini otomatis
menekan penyedia jasa pemborongan untuk
lebih mengembangkan sistem konstru ksi dan
produk dengan spesifikasi minimum
sehingga bisa menghasilkan resiko
pekerjaan mutu rendah, kondisi kerja yang
kurang baik, change order, claims, proses
pengadilan dan peningkatan biaya project
management .

Hasil evaluasi yang tidak tepat dalam
pemi lihan penyedia jasa beresiko akan
mendapatkan rendahnya kinerja penyedia
jasa dan dapat menyebabkan peningkatan
biaya karena ketidakcermatan di dalam
memilih metode kerja, terlambatnya jadwal
pelaksanaan proyek, dan buruknya mutu
pekerjaan. Hal tersebut te ntunya akan sangat
merugikan negara dan Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulut
sebagai pemilik proyek (owner).

Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini
adalah :
1. Menganalisa resiko evaluasi penawaran
pada penyedia jasa pekerjaan konstruksi
di Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Provinsi Sulawesi Utara
berdasarkan faktor -faktor resiko dan
sumber -sumber resiko.
2. Menentukan nilai bobot faktor resiko
evaluasi harga terendah (lowest bid)
yang menjadi kriteria uta ma dalam
evaluasi penawaran penyedia jasa
pekerjaan konstruksi pada umumnya.
3. Mengetahui sumber -sumber resiko apa
saja yang paling memiliki bobot resiko terbesar pada masing -masing faktor
resiko.

TINJAUAN PUSTAKA

Pentingnya Pemilihan Penyedia Jasa
Pekerja an Konstruksi
Dipandang dari sisi owner, proses pemilihan
penyedia jasa pemborongan konstruksi
mempunyai dampak yang cukup besar
terhadap keseluruhan beban biaya proyek.

Gambar 1. Cost Influence Curve
Sumber : Rocque (1999)

Pada Gambar 1, biaya untuk mengadakan
proses pemilihan penyedia jasa pemborong –
an konstruksi yang terletak di antara proses
engineering/ design dan proses procure/
construct relatif kecil dibanding pengaruh
keputusan itu terhadap keseluruhan biaya
proyek. Fakta dari gambar tersebut
menunjukkan bahwa proses pemilihan
kontraktor harus dilakukan ole h pemilik
(owner ) dengan cermat, a rtinya kalau
pemilik salah memilih kontraktor pada tahap
tender, maka besar kemungkinan bahwa
total biaya proyek yang dikeluarkan p emilik
akan membengkak .

Perbandingan low -bid dan best -value
evaluation
Metode evaluasi tender untuk memilih
pemenang tender yang dianut oleh banyak
negara saat ini didasarkan pada satu kriteria
yaitu harga terendah. Praktek ini banyak
dilakukan terutama di public sector yang
dalam literatur disebut low bid contracting
criteri a (Grandsberg dan Ellicot, 1996) dan
di dalam PEPRES R.I. No. 54 Tahun 2010
disebut kriteria penawaran harga terendah
yang dikenal sebagai sistem gugur.

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

174
Gambar 2 menunjukkan bahwa kontrak low-
bid diletakkan pada kuadran ke -1 dimana
pada metode ini tingkat kompetensi nya
tinggi akan tetapi performanya cenderung
rendah.

Gambar 2. Perbandingan low-bid dan
best-value evaluation
Sumber : Feldman (2006)

Kontrak best-value terletak dalam kuadran
ke-2 yang menunjukkan tingkat kompetensi
yang sama tinggi dengan low-bid, tetapi
memberikan performa yang jauh lebih
tinggi.

METODOLOGI PENELITIA N

Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan data
yang merupakan suatu fakta dan angka,
dimana terbagi dari dua jenis yakni data
primer dan data sekunder.Data sekunder
atau data yang telah ada sebelumnya
diperoleh dari literatur atau buku.
Sedangkan data primer yang berupa data
yang telah diolah karena memiliki arti bagi
pemakai diperoleh dari informasi,
wawancara dan penyebaran kuesioner .

Variabel -variabel Penelitian
Variabel -variabel resiko yang teridentifikasi
dalam penelitian ini yaitu berdasarkan studi
pustaka (kajian data sekunder), dan
wawancara dengan para pakar (expert).
Adapun faktor -faktor resiko yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berdasarkan
konsep best value evaluation :
1. Kemampuan teknis (technical
excellence) 2. Kemampuan manajerial (management
capability)
3. Kemampuan finansial (financial
capability)
4. Kualifikasi personel (personnel
qualification)
5. Kemampuan dan pengalaman calon
penyedia jasa (prior experience)
6. Performa pencapaian (projected
performance milestone)
7. Harga penawaran (pricing)

Metode Analisis Data
Penilaian tingkat resiko (risk level)
Untuk mengevaluasi semua kemungkinan
penyebab tingkat resiko dalam penelitian ini
menggunakan matriks tingkat resiko
menurut The Australian / New Zealand Risk
Management, yang jika secara kualitatif
dapat digambarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Matriks Anal isis Resiko
Kemungkinan
terjadinya
resiko Akibat / Dampak
Tak
penting
1 Kecil
2 Sedang
3 Besar
4 Fatal
5
A (Hampir
pasti) S S H H H
B (Sangat
mungkin) M S S H H
C (Cukup
mungkin) L M S H H
D
(Kemungkinan
kecil) L L M S H
E (Jarang) L L M S S
Sumber : The Australian/New Zealand
Standard Risk Management

Matriks resiko ini akan digunakan pada
kuesioner tahap 1 (satu) untuk mendapatkan
tingkat resiko (risk level) tertinggi dan data
terendah .Untuk memudahkan proses analisis
data maka tingkat -tingkat resiko dikonversi
menjadi angka. Data terendah dianggap
tidak berpengaruh sehingga diabaikan dan
tidak dicantumkan dalam kuesioner tahap 2
(dua).

Analisa variabel dengan Analytic Hierar chy
Process (AHP)
Setiap variabel dari hasil kuesioner 2
dianalis a dengan menggunakan metode
Analytic Hierar chy Process (AHP) yaitu

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

175
dimulai dengan membuat suatu matriks
berpasangan berdasarkan skala hasil riset
dari Saaty, Thomas L. Skala perbandingan
yang dimaksud dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 2. Skala nilai perbandingan
berpasangan
Tingkat
kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua kriteria sama
penting Kedua kriteria memiliki
pengaruh yang sama
3 Kriteria yang satu
cukup penting
daripada yang lain Penilaian sedikit lebih
memihak pada salah satu
kriteria dibanding
pasangannya.
5 Kriteria yang satu
lebih penting
daripada yang lain. Penilaian lebih memihak
pada salah satu kriteria
dibanding pasangannya.
7 Kriteria yang satu
sangat penting
daripada yang lain Penilaian sangat memihak
pada salah satu kriteria
dibanding pasangannya
9 Kriteria yang satu
amat sangat penting
daripada yang lain Penilaian mutlak sangat
memihak pada salah satu
kriteria dibanding
pasangannya
2, 4, 6, 8 Nilai tengah diantara
dua pertimbangan
yang berdekatan Nilai ini diberikan apabila
terdapat keraguan diantara
dua penilaian yang
berdekatan
Kebalikannya Jika kriteria X mempunyai salah satu nilai
sebagaimana diatas jika dibandingkan dengan
kriteria Y, maka kriteria Y memiliki nilai
kebalikannya bila dibandingkan dengan kriteria X
Sumber: Saaty (2008)

Dari hasil analisa tersebut konsistensi nya
diukur dengan cara melakukan validasi
Consistency Ratio (CR) tidak boleh melebihi
10% :
𝑪𝑰= 𝜸𝒎𝒂𝒙−𝒏
𝒏−𝟏 (1)
𝑪𝑹=𝑪𝑰
𝑹𝑰 (2)
Dimana :
CI = Rasio pen yimpangan konsistensi
𝜸𝒎𝒂𝒙= Nilai eigen terbesar dari matriks
berordo n
n = Orde Matriks
CR = Rasio Konsistensi
RI = Indeks Random

Tabel 3. Nilai Random Index (RI)
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
Sumber : Saaty (2008) ANALISIS DAN PEMBAHA SAN
Data Umum Sampel Penelitian
Obyek Penelitian
Obyek pada penelitian ini adalah Dinas
Perhubungan Telekomunikasi dan
Informatika Provinsi Sulawesi Utara dalam
metode evaluasi pemilihan penyedia
jasa.Dinas Perhubungan Telekomunikasi
dan Informatika Provinsi Sulawesi
Utara.Dinas Perhubungan Telekomunikasi
dan Informatika sesuai data yang didapat
telah melaksanakan beberapa proyek seperti
diantaranya :
 Pekerjaan Pembangunan Dermaga
Penyeberangan Amurang 4 (empat)
tahap tahun anggaran 2007 dengan dana
Rp.19.780.375.778, – Tahun anggaran
2008 de ngan dana Rp.14.972.000.000, –
Tahun anggaran 2009 dengan dana
Rp.6.089.375.778, – dan Tahun anggaran
2010 dengan dana Rp.16.665.084.399, –
 Pekerjaan Pembangunan Dermaga
Penyeberangan P. Biaro 3 (tiga) tahap
pelaksanaan, tahun anggaran 2010
dengan dana Rp.5. 073.412.000, – Tahun
anggaran 2011 dengan dana
Rp.8.062.559.000, – Tahun anggaran
2012 dengan dana Rp.11.868.200.000, –

Metode Evaluasi Penawaran Obyek
Penelitian
Metode yang digunakan oleh pihak Dinas
Perhubungan Telekomunikasi dan
Informatika Provinsi Sula wesi Utara
mengacu kepada PEPRES R.I No. 54 Tahun
2010 yaitu metode sistem gugur. Adapun
kriteria evaluasi penawaran Dinas
Perhubungan , Telekomunikasi dan
Informatika Prov. Sulut adalah sebagai
berikut :
a. Evaluasi Sampul Penawaran
Pada tahap ini yang dilaku kan adalah
melakukan pemeriksaan tata cara
penyampulan, dan yang tidak memenuhi
persyaratan dianggap gugur.
b. Evaluasi Administrasi (Sampul I)
Pada tahap ini dilakukan pembukaan
dokumen dan pemeriksaan terhadap
kelengkapan dokumen apakah sesuai
dengan persya ratan atau tidak. Dalam
evaluasi ini menghasilkan 2 (dua)

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

176
kesimpulan yaitu : memenuhi syarat atau
tidak memenuhi syarat, dokumen yang
tidak memenuhi syarat dinyatakan
gugur.
c. Evaluasi Teknis
Pada tahap ini yaitu memberikan nilai
terhadap unsur -unsur teknis yang sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Pada
evaluasi ini menghasilkan bobot yang
nantinya akan di jadikan daftar urutan
penawaran. Total maksimum bobot nilai
yang diberikan dalam evaluasi ini adalah
100%.
d. Evaluasi Harga (Sampul II)
Pada evaluasi ini dilakukan klarifikasi
Harga satuan penawaran. Penggabungan
bobot nilai teknis dan harga
dipergunakan untuk menentukan
peringkat nilai tertinggi yang akan
diusulkan sebagai calon pemenang
pengadaan barang/jasa.
e. Evaluasi Persyaratan Kualifikasi Pada tahap in i evaluasi kualifikasi
dilakukan terhadap peserta pengadaan
barang/jasa yang diusulkan sebagai
pemenang. Pada evaluasi ini
menghasilkan kesimpulan, yaitu :
Ada/Tidak ada (A/TA), Sesuai/Tidak
sesuai (S/TS) dan memenuhi syarat/tidak
memenuhi syarat (MS/TMS). Calon
yang tidak memenuhi syarat dinyatakan
gugur.

Analisa Data Penelitian
Data variabel -variabel resiko
Dari data kuesioner 1 setelah dilakukan risk
level priority menghasilkan 24 (duapuluh
empat) variabel sumber resiko dan 6 (enam)
faktor resiko dengan rincian tabel 4 sebagai
berikut :
Analisis data dengan Analytic Hierarchy
Process (AHP)
Analisis data dengan Analytic Hierarchy
Process (AHP) dimulai dengan membuat
matriks berpasangan dari data median hasil

Tabel 4. Variabel resiko pada hasil kuesioner tahap 2 (dua)
FAKTOR RESIKO SUMBER -SUMBER RESIKO
TEKNIS X-I X1 Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor tidak menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan
X2 Tidak lengkapnya dokumen desain (spesifikasi dan gambar detail) yang diterima kontraktor
X3 Tidak lengkapnya jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang harus disediakan oleh kontraktor sesuai
dokumen lelang
X4 Peralatan yang digunakan kontraktor bukan milik sendiri
X5 Kurangnya prosedur quality control dari kontraktor
MANAJERIAL X-II X6 Struktur organisasi kontraktor (proyek) yang kurang sesuai
X7 Tidak berfungsinya sistem manajemen proyek pada level kontraktor
X8 Kurangnya kemampuan kontraktor untuk menyusun jadwal dan network planning
X9 Kurangnya pengendalian dari kontraktor utama terhadap sub kontraktor/supplier*)
X10 Kontraktor tidak memahami urutan pekerjaan (sequence of activities*)
X11 Kepala Proyek dari kontraktor tidak mempunyai kewenangan untuk memutuskan masalah keuangan ataupun teknis*)
FINANSIAL X-III X12 Jumlah kas bank (dari neraca perusahaan kontraktor) nilainya lebih kecil dari 2x uang muka
X13 Total hutang dibagi dengan total ekuitas (Debt Equity Ratio/DER) yang dimiliki oleh kontraktor nilainya lebih besar dari 3:1
X14 Jumlah Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) perusahaan kontraktor nilainya lebih kecil dari 2x Uang Muka
X15 Kurangnya dukungan pendanaan dari kantor pusat kontraktor*)
PERSONIL X-IV X16 Kurangnya pengalaman kerja personil inti kontraktor sesuai persyaratan yang ditentukan di dalam dokumen lelang
X17 Rendahnya kemampuan teknis dari personil kontraktor
X18 Rendahnya kemampuan kontrol kualitas dari personil kontraktor
X19 Rendahnya kemampuan kontrol penjadwalan dari personil kontraktor
MILESTONE X-V X20 Target -target penyelesaian pekerjaan untuk masing -masing item pekerjaan melampaui batas waktu yang ditetapkan di dalam
dokumen lelang
X21 Rendahnya kemampuan kontraktor untuk mengendalikan kegiatan yang merupakan lintasan kritis*)
HARGA X-VI X22 Penawaran berdasarkan harga terendah (lowest bid)
X23 Tidak dimasukkannya perhitungan resiko atas bunga selama masa konstruksi pada penawaran kontraktor*)
X24 Penawaran kontraktor tidak berdasarkan perhitungan riil (asal membuat penawaran yang penting bisa menjadi pemenang
lelang*)
Sumber: Hasil olahan

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

177
kuesioner 2. Kemudian menentukan nilai
eigen nya dengan cara menormalisasikan
matriks. Setelah mendapatkan nilai eigen
masing -masing variabel tentukan
konsistensi r asionya menggunakan
persamaan 2. Jika nilai eigen tersebut
dibawah atau sama dengan 0.1 (10% )
dinyatakan data tersebut adalah konsisten.

Gambaran lebih jelas mengenai perhitungan
AHP tersebut dapat dilihat pada perhitungan
matriks di bawah :

Penentuan bobot resiko variabel sumber
resiko dalam faktor Teknis
TEKNIS X1 X2 X3 X4 X5
X1 1.00 3.00 0.33 1.00 0.67
X2 0.33 1.00 0.67 1.00 0.67
X3 3.00 1.50 1.00 4.00 2.00
X4 1.00 1.00 0.25 1.00 0.33
X5 1.50 1.50 0.50 3.00 1.00
Jumlah 6.84 8.00 2.75 10.00 4.67
Eigen
X1 0.15 0.38 0.12 0.10 0.14 0.18
X2 0.05 0.13 0.24 0.10 0.14 0.13
X3 0.44 0.19 0.36 0.40 0.43 0.36
X4 0.15 0.13 0.09 0.10 0.07 0.11
X5 0.22 0.19 0.18 0.30 0.21 0.22

n = 5
𝜸𝒎𝒂𝒙 =6.84*0.18+8*0.13+2.75*0.36+10*0.11+4.67*0.22 =
5.362
CI = (5.362 -5)/(5 -1) = 0.09
CR = 0.09/1.12 = 0.08

Hasil dari perhitungan mendapatkan tingkat
data konsisten sehingga dapat dilihat bahwa
variabel X3 = 36 % memiliki bobot resiko
terbesar dalam faktor resiko teknis.

Penentuan bobot resiko variabel sumber
resiko dalam faktor Manajerial
MANAJERIAL X6 X7 X8 X9 X10 X11
X6 1.00 0.20 0.20 0.20 0.17 0.14
X7 5.00 1.00 1.00 1.00 0.33 0.20
X8 5.00 1.00 1.00 1.00 0.33 0.20
X9 5.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.27
X10 5.85 3.00 3.00 1.00 1.00 0.20
X11 6.99 5.00 5.00 3.75 5.00 1
Jumlah 28.84 11.20 11.20 7.95 7.84 2.01
Eigen
X6 0.03 0.02 0.02 0.03 0.02 0.07 0.02
X7 0.17 0.09 0.09 0.13 0.04 0.10 0.10
X8 0.17 0.09 0.09 0.13 0.04 0.10 0.10
X9 0.17 0.09 0.09 0.13 0.13 0.13 0.12 X10 0.20 0.27 0.27 0.13 0.13 0.10 0.20
X11 0.24 0.45 0.45 0.47 0.64 0.50 0.45
Total 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

n = 6
𝜸𝒎𝒂𝒙 = 6.428
CI = 0.09
CR = 0.06

Hasil dari perhitungan mendapatkan tingkat
data konsisten sehingga dapat dilihat bahwa
variabel X11 = 45 % memiliki bobot resiko
terbesar dalam faktor resiko Manajerial.

Penentuan bobot resiko variabel sumber
resiko dalam faktor Finansial
FINANCIAL X12 X13 X14 X15
X12 1.00 1.00 0.67 0.20
X13 1.00 1.00 0.33 0.20
X14 1.50 3.00 1.00 0.20
X15 5.00 5.00 5.00 1.00
Total 8.50 10.00 7.00 1.60
Eigen
X12 0.12 0.10 0.10 0.13 0.11
X13 0.12 0.10 0.05 0.13 0.10
X14 0.18 0.30 0.14 0.13 0.19
X15 0.59 0.50 0.71 0.63 0.61

n = 4
𝜸𝒎𝒂𝒙 = 4.1801
CI = 0.06
CR = 0.07

Hasil dari perhitungan mendapatkan tingkat
data konsisten sehingga dapat dilihat bahwa
variabel X15 = 61 % memiliki bobot resiko
terbesar dalam faktor resiko Finansial.

Penentuan bobot resiko variabel sumber
resiko dalam faktor Personil
PERSONIL X16 X17 X18 X19
X16 1.00 0.20 0.20 0.27
X17 5.00 1.00 1.00 1.00
X18 5.00 1.00 1.00 3.00
X19 3.75 1.00 0.33 1.00
Total 14.75 3.20 2.53 5.27
Eigen
X16 0.07 0.06 0.08 0.05 0.06
X17 0.34 0.31 0.39 0.19 0.31
X18 0.34 0.31 0.39 0.57 0.40
X19 0.25 0.31 0.13 0.19 0.22

n = 4
𝜸𝒎𝒂𝒙 = 4.1399
CI = 0.0 5

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

178
CR = 0.0 5

Hasil dari perhitungan mendapatkan tingkat
data konsisten sehingga dapat dilihat bahwa
variabel X18 = 40 % memiliki bobot resiko
terbesar dalam faktor resiko Personil.

Penentuan bobot resiko variabel sumber
resiko dalam faktor Milestone
MILESTONE X20 X21
X20 1 0.2
X21 5 1
Total 6 1.2
Nilai Eigen
X20 0.17 0.17 0.17
X21 0.83 0.83 0.83

n = 2
𝜸𝒎𝒂𝒙 = 2
CI = 0.0
CR = 0.0

Hasil dari perhitungan mendapatkan tingkat
data konsisten sehingga dapat dilihat bahwa
variabel X21 = 83 % memiliki bobot resiko
terbesar dalam faktor resiko Milestone .

Penentuan bobot resiko variabel sumber
resiko dalam faktor Penawaran
PENAWARAN X22 X23 X24
X22 1.00 0.20 0.33
X23 5.00 1.00 3.00
X24 3.00 0.33 1.00
Total 9.00 1.53 4.33
Nilai Eigen
X22 0.11 0.13 0.08 0.11
X23 0.56 0.65 0.69 0.63
X24 0.33 0.22 0.23 0.26

n = 3
𝜸𝒎𝒂𝒙 = 3.05555
CI = 0.03
CR = 0.05

Hasil dari perhitungan mendapatkan tingkat
data konsisten sehingga dapat dilihat bahwa
variabel X23 = 63 % memiliki bobot resiko
terbesar dalam faktor resiko Penawaran.

Penentuan bobot resiko variabel faktor
resiko
FAKTOR
RESIKO X-I X-II X-III X-IV X-V X-VI
X-I 1.00 1.00 0.20 3.00 3.00 0.14
X-II 1.00 1.00 0.20 3.00 3.00 0.33
X-III 5.00 5.00 1.00 5.00 4.00 3.00 X-IV 0.33 0.33 0.20 1.00 1.00 0.33
X-V 0.33 0.33 0.25 1.00 1.00 0.20
X-VI 7.00 3.00 0.33 3.00 5.00 1
Total 14.67 10.67 2.18 16.00 17.00 5.01
Eigen
X-I 0.07 0.09 0.09 0.19 0.18 0.03 0.11
X-II 0.07 0.09 0.09 0.19 0.18 0.07 0.11
X-III 0.34 0.47 0.46 0.31 0.24 0.60 0.40
X-IV 0.02 0.03 0.09 0.06 0.06 0.07 0.06
X-V 0.02 0.03 0.11 0.06 0.06 0.04 0.05
X-VI 0.48 0.28 0.15 0.19 0.29 0.20 0.27

n = 6
𝜸𝒎𝒂𝒙 = 6.827
CI = 0.17
CR = 0.13

Hasil dari perhitungan mendapatkan tingkat
data tidak konsisten sehingga diperlukan
untuk membuat iterasi mengkuadratkan
matriks sehingga selisih dari nilai eigen
awal dan nilai eigen matriks iterasi
mendekati 0 (nol) , adapun perhitungan
matriks iterasi nya dapat dilihat pada
perhitungan dibawah ini :

1 1 0.2 3 3 0.14
1 1 0.2 3 3 0.33
5 5 1 5 4 3
0.33 0.33 0.2 1 1 0.33
0.33 0.33 0.25 1 1 0.2
7.14 3.03 0.33 3.03 5 1
14.80 10.69 2.18 16.03 17 5

Jumlah
Baris Vektor
Eigen
6 5.42 1.99 13.42 13.5 2.8 43.14 0.09
7.35 6 2.06 14 14.45 2.99 46.85 0.10
39.42 27.09 6 53.09 58 10.8 194.41 0.42
4.69 3.33 0.89 6 6.45 1.61 22.98 0.05
4.01 3.18 0.9 5.85 6 1.63 21.59 0.05
21.65 17.54 4.55 43.24 44.88 6 137.89 0.30

466.88

Dengan menggunakan iterasi mengkuadrat –
kan matriks tersebut mendapatkan besar
nilai eigen tiap variabel faktor resiko
sebagai berikut : X -I = 0.10, X -II = 0.10, X –
III = 0.42, X -IV = 0.05, X -V = 0.05 dan X –
VI = 0.05. Sesuai data yang konsisten ini
dapat dilihat bahwa variabel X -III yaitu
kemampuan finansial calon penyedia jasa
memiliki bobot terbesar 42%.

Hasil Pembahasan
Dari data umum sampel obyek penelitian,
Dinas Perhubungan , Telekomunikasi dan

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

179
Informatika Provinsi Sulawesi Utara
menggunakan metode sistem gugur dan
hanya melakukan pembobotan pada unsur
teknis dan harga saja sehingga untuk
dokumen sebagai penunjang hanya
dianggap sebagai bahan verifikasi saja.
Dalam dokumen y ang hanya di jadikan
bahan verifikasi itu terd apat beberapa data
yang bisa di jadikan beberapa faktor resiko
seperti unsur manajerial, finansial, personil,
pengalaman dan performance.

Dari hasil metode penelitian menggunakan
best evaluation criteria ternyata metode ini bersifat obyektif dan transparan serta
mampu memberi nilai terbaik untuk semua
kategori sehingga harga tidak lagi
merupakan satu -satunya kriteria tapi ada
kriteria -kriteria lain bersama -sama dengan
harga yang membentuk nilai ( value ) yang
perlu dipertimbangkan.

Berdasarkan hasil analisis data meng –
gunakan metode AHP dibuatkan suatu tabel
keseluruhan bobot resiko Tabel 5 sebagai
berikut :

Tabel 5. Bobot keseluruhan variabel resiko
FAKTOR
RESIKO SUMBER -SUMBER RESIKO BOBOT
SUMBER
RESIKO
PARSIAL PRIORITAS
SUMBER
RESIKO
GLOBAL PRIORITAS
FAKTOR
RESIKO
GLOBAL
TEKNIS X-I X1 Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan oleh kontraktor tidak menggambarkan
penguasaan penyelesaian pekerjaan 0.18 2%
10% X2 Tidak lengkapnya dokumen desain (spesifikasi dan gambar detail) yang diterima kontraktor 0.13 1%
X3 Tidak lengkapnya jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang harus disediakan
oleh kontraktor sesuai dokumen lelang 0.36 4%
X4 Peralatan yang digunakan kontraktor bukan milik sendiri 0.11 1%
X5 Kurangnya prosedur quality control dari kontraktor 0.22 2%
MANAJERIAL X-II X6 Struktur organisasi kontraktor (proyek) yang kurang sesuai 0.02 0%
10% X7 Tidak berfungsinya sistem manajemen proyek pada level kontraktor 0.10 1%
X8 Kurangnya kemampuan kontraktor untuk menyusun jadwal dan network planning 0.10 1%
X9 Kurangnya pengendalian dari kontraktor utama terhadap sub kontraktor/supplier*) 0.12 1%
X10 Kontraktor tidak memahami urutan pekerjaan (sequence of activities*) 0.20 2%
X11 Kepala Proyek dari kontraktor tidak mempunyai kewenangan untuk memutuskan masalah
keuangan ataupun teknis*) 0.45 5%
FINANSIAL X-III X12 Jumlah kas bank (dari neraca perusahaan kontraktor) nilainya lebih kecil dari 2x uang muka 0.11 5%
42% X13 Total hutang dibagi dengan total ekuitas (Debt Equity Ratio/DER) yang dimiliki oleh kontraktor
nilainya lebih besar dari 3:1 0.10 4%
X14 Jumlah Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) perusahaan kontraktor nilainya lebih kecil dari 2x Uang
Muka 0.19 8%
X15 Kurangnya dukungan pendanaan dari kantor pusat kontraktor*) 0.61 25%
PERSONIL X-IV X16 Kurangnya pengalaman kerja personil inti kontraktor sesuai persyaratan yang ditentukan di dalam
dokumen lelang 0.06 0%
5% X17 Rendahnya kemampuan teknis dari personil kontraktor 0.31 2%
X18 Rendahnya kemampuan kontrol kualitas dari personil kontraktor 0.40 2%
X19 Rendahnya kemampuan kontrol penjadwalan dari personil kontraktor 0.22 1%
MILE
STO
NE X-V X20 Target -target penyelesaian pekerjaan untuk masing -masing item pekerjaan melampaui batas waktu
yang ditetapkan di dalam dokumen lelang 0.17 1% 5%
X21 Rendahnya kemampuan kontraktor untuk mengendalikan kegiatan yang merupakan lintasan kritis*) 0.83 4%
HARGA X-VI X22 Penawaran berdasarkan harga terendah (lowest bid) 0.11 3%
28% X23 Tidak dimasukkannya perhitungan resiko atas bunga selama masa konstruksi pada penawaran
kontraktor*) 0.63 18%
X24 Penawaran kontraktor tidak berdasarkan perhitungan riil (asal membuat penawaran yang penting
bisa menjadi pemenang lelang*) 0.26 7%
Sumber: Hasil olahan

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 3, September 2012 ISSN 2087 -9334 (1 72-180)

180
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat
dikemukakan bebera pa kesimpulan secara
deskriptif , sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis berdasarkan faktor –
faktor resiko dan sumber -sumber resiko
yang t eridentifikasi didapatkan bahwa
Dinas Perhubungan , Telekomunikasi
dan Informatika Provinsi Sulawesi Utara
menggunakan metode low-bid
contracting criteria atau biasa disebut
sistem gugur, sehin gga dapat
disimpulkan bahwa Dinas Perhubungan ,
Telekomunikasi dan Informatika
Provins i Sulawesi Utara beresiko
mendapatkan penyedia jasa pekerjaan
konstruksi yang kurang tepat.
2. Dengan analisa menggunakan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP)
didapatkan n ilai bobot faktor resiko
untuk harga penawaran terendah ( lowest
bid) adalah urutan kedua penting setelah
faktor resiko Kemampuan Finansial.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa harga penawaran terendah
bukanlah harus menjadi kriteria utama
dalam eva luasi penawaran jasa
pekerjaan konstruksi.
3. Dari hasil identifikasi penilaian tingkat
resiko berdasarkan The Australian / New
Zealand Risk Management ditemukan
sumber -sumber resiko yang dapat
dikelompokkan berdasarkan faktor –
faktor resiko.

SARAN

Berdasar kan hasil analisis, maka dapat
dikemukakan beberapa saran secara
deskriptif sebagai berikut :
1. Kemampuan teknis dan harga
penawaran terendah tidak harus menjadi
patokan untuk evaluasi pemilihan
penyedia jasa pekerjaan pemborongan di
Dinas Perhubungan , Telekomunikasi
dan Info rmatika Provinsi Sulawesi
Utara. Diperlukan suatu perubahan
konsep evaluasi tender dari low-price
contracting criteria menjadi best-value
contracting criteria dimana harga tidak lagi merupakan satu -satunya kriteria tapi
ada kriteria -kriteria lain bersama -sama
dengan harga yang membentuk nilai
(value) yang perlu dipertimbangkan.
2. Penentuan besar bobot untuk masing –
masing faktor resiko sebaiknya
menggunakan software pengambilan
keputusan agar penilaiannya tidak
didasari oleh tindakan subyekt if oleh
pengambil keputusan dan bisa
mempercepat proses evaluasi penilaian
penyedia pekerjaan jasa konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

AS 4360:2004, Risk Management Austra –
lian/New Zealand Standard .

Feldman, M., 2006. Best Value in Publicity
Funded Projects: Contractor Selection
in Two County GOB Projects . Research
Institutes on Social and Economic
Policy Florida International University.

Gransberg, D and Ellicot, M. 1996. Best
Value Contracting -Breaking the low bid
Paradigm. AACE Transaction.

PEPRES R.I. No . 54 Tahun 2010, tentang
Metode Sistem Gugur.

PERMEN PU No. 07 tahun 2011, Standar
dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultasi.

Rocque, B.L., 1999. Enabling Effective
Projects Sponsorship: A Coaching
Framework for Starting Projects Wel l,
Three Houses Consulting, LLC,
Trumbul.

Saaty, T.L., 2008. Decision Making with the
Analytic Hierarchy Process , Inter
science Enterprise, LTD, Service
Sciences Vol. 1.

Similar Posts