http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215 Artikel… [602805]

Page | 1  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
Peranan Neuroandragogi pada Pendidikan Orang Dewasa
* Rudi
Widyaiswara LPMP Sulsel

Abstrak
Andragogi merupakan seni dan pe ngetahuan mengajar orang dewasa.
Neurosains merupakan bidang ilmu yang me mpelajari sistem saraf atau
sistem neuron pada otak Manusia. Tulisan ini akan membahas kaitan
antara Neurosains dan andragogi , atau dalam istilah Clive Wilson dikenal
dengan Neuroandragogy , serta bagaimana menerapkannya dalam
pendidikan orang dewasa. Tulisan ini merupakan gagasan ilmiah yang diharapkan bisa menjadi sumber bac aan dan literatur bagi fasilitator,
instruktur dan pengambil kebijakan dalam merumuskan dan menetapkan sistem dan model pend idikan yang efektif bagi orang
dewasa, khususnya pendidikan bagi guru, kepala sekolah dan pengawas
sekolah.
Kata Kunci : Neurosains, Andragogi, Neuroandragogi
Abstract
Neuroscience is a field of science that studies the neuron system or a
system of neurons in the human brai n. While andragogy is the art and
science of teaching adults. This paper will discuss the links between
neuroscience and andragogy, or in terms Clive Wilson known as Neuroandragogy, and how to apply them in adult education. This paper
This paper is a scientific idea and is expected to provide input to the
facilitator, instructor and policy make rs to formulate and define systems
and models of effective education fo r adults, especially education for
teachers, school headmaster and school supervisors.
Keywords: Neuroscience, Andragogy, Neuroandragogy

Page | 2  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
PENDAHULUAN
Orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara
mandiri(Sudjarwo:2012). Keikutsertaan or ang dewasa dalam belajar memberikan
dampak positif dalam melakukan perubahan hidup kearah yang lebih baik. Orientasi belajar berpusat pada kehidupan, dengan demikian orang dewasa belajar
tidak hanya untuk mendapatka n nilai yang bagus akan te tapi orang dewasa belajar
untuk meningkatkan kehidupannya. Melalu i proses belajar orang dewasa akan
mendapatkan pengalaman yang lebih bany ak lagi, sehingga belajar bagi orang
dewasa lebih fokus pada peningkatan pengalaman hidup, tidak hanya pada
pencarian ijazah saja.
Pendekatan pembelajaran yang digu nakan pada pembelajaran orang
dewasa memiliki karakteristik khusus ya ng berbeda dengan pembelajaran pada
anak-anak. Andragogi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik khusus orang dewasa, khususnya dalam proses
belajar. Andragogi merupakan istilah yang diperkenalkan oleh alexander Kapp
seorang guru Jerman, dan dipopu lerkan oleh Malcolm Knowles.
Teori belajar mengenai orang dewasa yang telah digunakan selama ini perlu
ditinjau kembali. Sebagian besar teori dikembangkan dari hasil penelitian pada
anak-anak dan binatang, sementara kesi mpulannya hampir tidak memisahkan
antara pendidikan anak-anak dan dewasa. Andragogi yang digunakan di masa lalu belum mempertimbangkan otak sebagai pusat pengendali aktifitas belajar.
Brookfield mengatakan masih belum jelas bagaimana orang dewasa belajar, dia
menanggapi bahawa teori selama ini tidak membahas semua aspek mengenai
pembelajaran orang dewasa. Fakta ilmia h menunjukkan bahwa Perubahan fisik
dan neurologis yang terjadi seiring bertambahnya usia akan mempengaruhi bagaimana manusia belajar (Cercone, 2008).
Manusia adalah makhluk yang dibekali kemampuan berpikir untuk
mengolah informasi dan pengetahuan me njadi informasi baru dan pengetahuan
baru. Proses ini terus berlangsung dan be rkelanjutan sehingga lahirlah produk
kreatifitas manusia. Hal inilah yang mene mpatkan manusia sebagai makhluk yang
berperadaban tinggi dibandingkan makh luk hidup yang lain. Proses kelahiran
pemikiran kreatif manusia tidak bisa dipi sahkan dengan organ tubuh paling unik
dalam dirinya, yang dikenal dengan otak.
Otak memiliki karakteristik unik, bukan hanya karena struktur dan
fungsinya, tetapi karena kemampuan se l-sel saraf untuk me ngubah diri tak
terbatas. Ketakterbatasan kemampuan sel- sel saraf telah menjadi daya tarik dan

Page | 3  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
menarik minat para ilmuwan dan peneliti untuk terus menyingkap fakta terkait
organ tubuh paling urgen dalam berpikir ini.
Konsep Neurosains yang dijelaskan oleh Harun dalam Resti (2010)
merupakan suatu bidang kajian mengenai si stem saraf yang terdapat di dalam otak
manusia yang berhubungan dengan kesadaran dan kepekaan otak dari segi biologi,
persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran.
Profesor Marian Diamond dalam Rakhmat (2005) lebih lanjut
mengungkapkan bahwa otak dapat beruba h secara positif jika dihadapkan pada
lingkungan yang diberi rangsangan, dan otak akan dapat menjadi negatif jika tidak
diberi rangsangan. Pemikiran inilah yang mendasari teori perkembangan otak,
bahwa otak orang dewasa memiliki potens i untuk terus berkembang, tidak kaku,
statis dan cenderung menutun seiring dengan pertambahan usia.
Neurosains dan Andragogi selama beberapa dekade terakhir telah
berkembang sebagai bidang kajian dan terapan yang berdiri sendiri. Clive Wilson adalah orang pertama yang mencoba mensintesis dua bidang kajian ini, dan selanjutnya dikenal dengan istilah Neuroandragogi . Neuroandragogi didasarkan
pada konsep bahwa terdapat perbedaan cara kerja otak orang dewasa dan anak-
anak, hal ini menyebabkan perbedaan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Masalah yang dikaji dalam tulisan adalah (1) Bagaimana konsep Neurosains
dan andragogi? (2) bagaimana Kinerja ot ak orang dewasa? (3) Bagaimana konsep
neuroandragogi? (4) dan bagaimana penerapan neuroandragogi pada pendidikan
orang dewasa?
Berdasarkan rumusan masalah maka tuju an yang diharapkan dalam tulisan
ini, yaitu: (1) menjelaskan konsep neur osains dan andragogi, (2) menjelaskan
kinerja otak orang dewasa, dan (3) menjelaskan konsep neuroandragogi, (4) menjelaskan penerapan neuroandragogi pada pendidikan orang dewasa.

PEMBAHASAN
Konsep Andragogi dan Neurosains
Sifat belajar orang dewasa bersifat suby ektif dan unik, hal itulah yang membuat
orang dewasa berupaya semaksimal mungkin dalam belajar, sehingga apa yang menjadi harapan dapat tercapai. Andragogi lahir d ari dasar pemikian bahwa orang dewasa
memiliki karakteristik sendiri dalam belajar, sehingga teori-teori mengenai pembelajaran
yang selama ini berlaku untuk anak-anak dan dewasa, tidak relevan untuk digunakakan khusus pada pendidikan orang dewasa.

Page | 4  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
Menurut Knowles dalam Sudjarwo (2012), “ Andragogy is therefore, the art and
science of helping adults learn” . Andragogi adalah suatu ilmu dan seni dalam membantu
orang dewasa belajar. Dilihat dari segi ep istemologi, andragogi berasal dari bahasa
Yunani dengan akar kata:”Aner” yang art inya orang untuk membedakannya dengan
“paed” yang artinya anak. Knowles dalam bukunya “ The modern practice of Adult
Education” , mengatakan bahwa semula ia mendef inisikan andragogi sebagai seni dan
ilmu membantu orang dewasa belajar.
Kajian dan penelitian tentang Andragogy sebagaimana halnya neurosains telah
menarik perhatian peneliti dan ilmuwan pend idikan. Alexander Kapp, seorang guru di
Jerman adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah andragogy , Kapp mulai
memperkenalkan istilah andragogy pada tahun 1833. Pada abad 18 sekitar tahun 1833:
Alexander Kapp menggunakan istilah pendid ikan orang dewasa unutk menjelaskan
teori pendidikan yang dikembangkan dan dilahi rkan ahli-ahli filsafat seperti plato. Kapp
menekankan pentingnya andragogy dalam pendidikan orang dewasa. Istilah ini telah digunakan selama lebih dari 85 tahun.
Demikian halnya ahli pendidikan o rang dewasa bangsa Belanda Gernan
Enchevort membuat studi tentang asal mula penggunaan istilah andragogy. Setelah era
Kapp, pada abad 19 tepatnya tahun 1919, Ad am Smith memberi sebuah argumentasi
tentang pendidikan untuk orang dewasa “pen didikan juga tidak hanya untuk anak-anak,
tetapi pendidikan juga untuk orang dewas a”. Tiga tahun setelah Adam Smith tepatnya
tahun 1921: Eugar Rosentock menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa menggunakan guru khusus, metode khusus dan filsafat khusus.
Pada tahun 1926: The American For Adult Education mempublikasikan bahwa
pendidikan orang dewasa mendapat sumban gan dari: 1) Aliran ilmiah seperti Edward
L Thorndike. Dan 2) Aliran artistic seperti Edward C Lindeman. Edward Lendeman menerbitkan buku “Meaning of adult education” yang pada intinya buku tersebut berisi
tentang : 1) Pendekatan pendidik an orangd ewasa dimulai dari situasi, 2) Sumber utama
pendidikan orang dewasa adalah pengalaman belajar ia juga menyatakan ada 4 asumsi
utama pendidikan orang dewasa, yaitu orang dewasa termotivasi belajar oleh kebutuhan
pengakuan, 2) orientasi orang dewasa bela jara dalah berpusat pada kehidupan, 3)
pengalaman adalah sumber belajar, 4) pendidikan orang dewasa memperhatikan
perbedaan bentuk, waktu, tempat dan lingku ngan. Pada perkembangan selanjutnya
Edward C. Lindeman menerbitkan Journal of adult Education .
Pada tahun 1957 publikasi andr agogi di Eropa diawali ol eh seorang guru Jerman
bernama Franz Poeggler yang menulis buku berjudul: Introduction to Andragogi-Basic
Issues in Adult education . Pada tahun 1968 Malcolm Knowless mempublikasikan untuk
pertama kalinya sebuah artikel yang sangat provokativ dengan judul ‘andragogi, not

Page | 5  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
Pedagogi’. Pada tahun 1981, Mezirow mempub likasikan konsepnya tentang andragogy
dalam sebuah artikel berjudul “Acritical Theory of Adult Learning and Education.”
Neurosains merupakan bidang kajian sistem saraf otak manusia yang
berhubungan dengan kesadaran dan kepekaan ot ak dari segi biologi, persepsi, ingatan,
dan pembelajaran. Penelitian dalam bidang Neurosains tentang bagaimana fungsi otak
merupakan kajian yang menarik. Pengetahuan orang tentang otak, diperoleh dari proses
pengkajian selama ratusan tahun. Penemuan penting tentang Neurosains dimulai ketika
Cajal, ilmuwan Spanyol pemenang Nobel 1906 menemukan 4 doktrin neuron. Kemudian
Charles Sherrigon menemukan bahwa neuron tidak hanya dapat bersifat aktif
(mengirimkan sinyal 0), tapi juga ada ya ng menggunakan terminal. Selanjutnya Luigi
Galvani ( 1971 ) dan kemudian Herman Von Helmhotz (1859) menemukan bahwa
terdapat aktivitas listrik pada sel-sel otot binatang. Lazimnya, penelitian-penelitian
tentang Neurosains dipakai dan hanya dipakai dikala ngan terbatas dunia kedokteran
untuk kepentingan farmakologi, ilmu saraf, ilmu kedokteran jiwa, atau ilmu bedah otak
(Pasiak:2007).
Pada tahun 1990an barulah pertama ka linya dilakukan penelitian yang
menghubungkan antara Neurosains dan pendidikan. Hubungan ini tentang bagaimana
fungsi sistem neuron pada anak-anak, dan di kenal dengan istilah “pendidikan berbasis
otak” (Wilson:2006). Penelitian tentang Neurosains dalam bidang pendidikan menarik
perhatian banyak orang, sehingga lahirl ah penemuan-penemuan brilian yang cukup
berpengaruh dalam dunia pendidikan. Pene muan-penemuan tersebut diantaranya Ned
Hermann yang terkenal dengan konsep Hemispheric Dominance ; Tony Buzan dengan
Mind Mappping ; Edward de Bono dengan berpikir lateral; Bobby de Porter dengan
Quantum Learning ; Geil Browning dengan Emergenetics ; Daniel Golman dengan Emotional
Intellegence ; Danah Zohar dengan Spritual Intellegence ; Pierce Howard dengan The Big
Five-nya atau bahkan Howard Garner yang sangat terkenal dengan Multiple intellegences –
nya (Pasiak:2007).

Kinerja Otak Orang Dewasa
Hasil dari beberapa kajian dan penelitian telah menghasilkan teori belajar yang
banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, banyak guru yang telah menerapkannya dalam ruang-ruang kelas. Dalam 20 tahun terakhir telah terjadi penemuan penting
mengenai bagaimana proses belajar terjadi. Melalui penggunaan teknologi pencitraan
otak, peneliti telah mampu melihat otak bekerja, sehingga memberikan informasi
penting bagaimana otak manusia bekerja. Te muan ini adalah kemajuan berharga yang
telah menghasilkan teori pembelajaran be rbasis kemampuan otak, paradigma baru
mengenai pembelajaran yang didasarkan pada bagaimana otak bekerja secara alamiah.

Page | 6  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
Memahami cara otak belajar, maka terlebih dahulu harus dipahami anatomi dan
fisiologi otak (Cercone:2006). Fokus utama pembelajaran berbasis kemampuan otak
adalah bagaimana otak belajar secara alamia h. Hal ini digerakkan secara biologis dan
memungkinkan untuk mengalami perubahan.
Otak bekerja dengan menggunakan prinsip sirkuit, bukan kerja sendiri. Sebuah
fungsi dapat terjadi karena semua bagian ot ak bekerja dalam sebuah sirkuit canggih,
setiap bagian menyumbang kelebihannya masi ng-masing dalam sirkuit itu. Sirkuit otak
bekerja mengikuti prinsip respirokal, konv ergen dan divergen, susunan serial atau
paralel dan fungsi-fungsi spesifik (Pasiak:2007).
Empat fakta terkait kinerja otak orang dewasa(Wilson:2012) adalah sebagai
berikut:
1) Neurofisilogy dan otak orang dewasa
Pada otak orang dewasa, koneksi sina pstik berpotensi untuk berkembang
dengan pesat dalam jangka waktu yang lama. Sebuah stimulasi memungkinkan
terbentuknya jaringan syaraf yang mampu bertahan selama berjam-jam, berhari-hari
atau minggu, bahkan bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Penemuan ini
membantah pendapat yang menyatakan ba hwa otak kita akan menjadi kaku dan
tidak berkembang seiring dengan perkembangan usia.

2) Neurodevelopment dan otak orang dewasa
Ahli saraf menemukan bahwa otak memiliki sifat fleksibel, termasuk pada
otak orang dewasa. Jaringan saraf baru akan tumbuh sebagai hasil dari stimulasi, hal
ini terjadi sampai usia tua. Selain kemunc ulan jaringan/sirkuit baru, otak juga
mengalami pemangkasan jaringan. Jaringan saraf akan bertahan jika sering
digunakan, karena itu jaringan baru yang koneksinya lemah membutuhkan aktivitas
untuk bisa bertahan. Jika tidak, maka ge rakan akson akan melambat atau merosot
dan menyebabkan neuron memulai denan pemula yng baru. Otak yang seirng digunakan akan memumgkinkan terjadinya sinapsis, dan yang jarang digunakan
akan memungkinkan kehilangan sinaps is yang sudah ada (cercone, 2006).
3) Neurogenesis dan otak orang dewasa
Hasil penelitian menunjukkan lingku ngan yang diperkaya sangat
mempengaruhi otak yang belajar. Hill da lam Wilson (2006) mengatakan selama
hidup rentang otak terus berubah dan mereorganisasi dalam menanggapi rangsangan lingkungan. Kegiatan otak dike ndalikan oleh genetika, pengembangan,
pengalaman, budaya, lingkunan, dan emosi. Hal inilah ya ng terus merangsang otak
untuk berubah.

Page | 7  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
Sebuah penelitian pada tikus dewasa yang hidup pada lingkungan yang
diperkaya menunjukkan bahwa pada tikus dewasa tersebut tumbuh neuron baru
lebih 60 %, hal ini berpengaruh baik terhad ap proses pembelajaran. Hasil yang sama
juga diperoleh pada orang dewasa berusi a lima puluh hingga tujuh puluh tahun.
Pertumbuhan baru ini ditemukan pada hyppocampus dan daerah olfactory bulb , dua
bidang utama untuk belajar dan memori (Wilson, 2006). Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa untuk pertumbuhan maksimum otak kita harus memiliki
lingkungan yang diperkaya, penggunaan sinaptik ditentukan oleh lingkungan.
4) Neuroplasisitas dan otak orang dewasa
Hebb (1949) seorang ahli terbaik dalam kajian Neuroplastisitas menemukan
bahwa otak memiliki kemampuan untuk be rubah karena terjadi perubahan pada
tingkat sel saraf. Perkembangan otak terjad i melalui perubahan koneksi pada tingkat
sinaps. Jika beberapa sel saraf menerima stimulus pada saat yang sama akan
menghasilkan potensi aksi. Sel saraf itu kemudian menyebar dan menjadikan lebih
banyak koneksi sinaptik. Cara lain untuk melihat neuroplatisi tas menurut howard
adalah “kemampuan otak untuk belajar, mengingat, menngorganisir ulang, dan
memulihkan dari kerusakan”

Konsep Neuroandragogi
Blomm dan kawan-kawan dalam wilson (2012) mengemukakan tentang tiga
tahap perkembangan saraf , tahap pertama pa da masa kanak-kanak, tahap kedua pada
tahap remaja, dan tahap ketiga masa dewas a. Hasil kajian tentang otak orang dewasa
dan fungsinya kognitifnya memungkinkan ba gi kita untuk mengembangkan paradigma
baru pendidikan orang dewasa. Hasil analisis beberapa praktisi berdasarkan fakta ilmiah
dan penerapan di lapangan menunjukkan bahwa Neurosains dan andragogi bisa disintesiskan dalam satu konsep yang dikenal dengan neuroandragogi.
Prinsip neuroandragogi adalah sebagai berikut:
1) Otak orang dewasa berpotensi untuk teru s tumbuh dan berkembang. Di masa lalu
banyak literatur mengungkapkan bahwa orang dewasa mengalami pelemahan
fungsi otak seiring bertambahnya usia. Teori baru mengenai plastisitas otak memberi
harapan kepada kita bahwa otak oran g dewasa memiliki po tensi untuk terus
berkembang dan mengalami pertumbuhan.
2) Otak orang dewasa yang sering diguna kan akan memungkinkan terbentuknya
jaringan sel baru, sedangkan otak yang jarang digunakan maka sirkuit sel yang
terbentuk perlahan mengabur dan perlahan hilang.

Page | 8  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
3) Pembelajaran orang dewasa dipengaruhi ol eh pengalaman hidup, hal ini dapat
dilakukan melalui melakukan kebiasaan b aru, penyesuaian diri dengan kondisi
baru, dan belajar cara-cara baru. Semakin tua otak, pengembangan mental juga
semakin khas. Hal inilah yang Membuat ki ta memahami dan belajar hal-hal baru
dengan cara berbeda. Orang Dewasa seri ng menunjukkan rasa frustasi terhadap
pelajaran yang susah dipahami atau menunjukkan ketidaktertarikan karena
pengalaman belajar yang diberikan tida k terhubung dengan pengalaman hidup
mereka.
4) Otak orang dewasa akan berkembang jika tumbuh dalam lingkungan yang
diperkaya dan bersifat menantang.

Penerapan Neuroandragogi pada proses pendidikan orang dewasa
Peserta didik dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan umum nya adalah orang
dewasa. Pendidikan bagi orang dewasa tida k dapat disamakan dengan pendidikan anak
di sekolah. Hasil pembelajaran yang baik me merlukan pengenalan te rhadap kinerja otak
orang dewasa sebagai pembelajar. Pembelaj aran berbasis kemampuan otak, merupakan
paradigma baru dalam pembelajaran.
Menurut Jansen (2012) ada tujuh tahapan pembelajaran berbasis kemampuan otak
yaitu (1) Pra-Pemaparan. Tahap ini memberi ga mbaran awal terhadap pembelajaran
baru sebelum dikaji lebih jauh dan me ndalam. Pra-pemaparan membantu otak
membangun peta konseptual yang lebih baik, (2) Persiapan. Dalam tahap ini, Fasilitator
menciptakan keingintahuan dan kesenangan, (3) Inisiasi dan akuisisi. Tahap ini
merupakan tahap penciptaan koneksi atau pada saat neuron-neuron itu saling
“berkomunikasi” satu sama lain, (4) Elaborasi. Tahap elaborasi memberikan kesempatan
kepada otak untuk menyortir, menyelidiki, menganalisis, menguji, dan memperdalam
pembelajaran, (5) Inkubasi dan memasukkan memori. Tahap ini menekankan bahwa
waktu istirahat dan waktu untuk mengulang kembali merupakan suatu hal yang penting
, (6)Verifikasi dan pengecekan keyakinan. Dalam tahap ini, fasilitator mengecek apakah
peserta sudah paham dengan materi yang tela h dipelajari atau belum, (7) Perayaan dan
integrasi. Tahap ini menanamkan semua arti penting dari kecintaan terhadap belajar.
Strategi pembelajaran utama yang da pat dikembangkan dalam menerapkan
neuroandragogi yaitu: (1) menciptakan sist em Pengembangan diri yang berkelanjutan.
Otak yang sering digunakan akan memun gkinkan terbentuknya jaringan sel baru.
Berdasarkan hal tersebut seorang pembelajar dewasa harus terus mengkaji dan
mengembangkan ilmunya, karena ilmu yang ti dak dikaji dan dikembangkan perlahan
akan berkurang dan bahkan hilang sama sekali. (2) menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir. Beberapa peneliti menemukan bahwa aktifitas yang sifatnya menantang akan meningkatk an kesehatan otak, kemampuan intelektual
dan cadangan otak, (3) menciptakan lin gkungan pembelajaran yang diperkaya.

Page | 9  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
lingkungan pembelajaran yang diperkaya termasuk penggunaan music, pengaturan
tempat duduk yang bervariasi, penampilan dinding kelas yang bermakna, pemanfaatan
ruang kelas yang lebih bervariasi (4) mencip takan situasi pembelajaran yang aktif dan
bermakna bagi peserta (5) menerapkan strate gi dan materi pembelajaran yang selalu
terbarukan. Orang dewasa harus didorong untuk mengelola informasi baru yang
diperoleh untuk menjaga pertumbuhan sel baru. Memori jangka panjang sangat
bergantung pada kelangsungan hidup sel baru yang terbentuk. Sel baru yang terbentuk
akan mati dalam hitungan minggu jika tida k digunakan. Menurut Hyland dalam wilson
(2012) Orang dewasa membutuhkan kegiatan -kegiatan yang akan membuat sel-sel
hidup, belajar bahasa baru atau musik merupakan contoh yang baik bagaimana
kenangan baru disimpan atau hila ng karena pemangkasan sel baru.

PENUTUP
Hasil pengkajian dan penelitian mengenai bagaimana otak belajar telah
melahirkan teori dan praktik dalam pendid ikan. Neuroandragogi merupakan salah satu
bentuk sintesis antara konsep neurosains dan andragogi. Neuroandragogi merupakan
konsep pendidikan orang dewasa yang dida sarkan pada bagaimana otak orang dewasa
bekerja secara alami.
Prinsip konsep neuroandragogi adalah (1 ) otak orang dewasa berpotensi untuk
terus tumbuh dan berkembang (2) Otak o rang dewasa yang sering digunakan akan
memungkinkan terbentuknya jaringan se l baru, (3) Pembelajaran orang dewasa
dipengaruhi oleh pengalaman hidup, (4) Ot ak orang dewasa akan berkembang jika
tumbuh dalam lingkungan yang dipe rkaya dan bersifat menantang.
Strategi pembelajaran utama yang da pat dikembangkan dalam menerapkan
neuroandragogi pada pendidikan orang dewasa yaitu: (1) menciptakan sistem Pengembangan diri yang berkelanjutan, (2 ) menciptakan lingkungan belajar yang
menantang kemampuan berpikir, (3) menc iptakan lingkungan pembelajaran yang
diperkaya (4) menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi peserta
(5) menerapkan strategi dan materi pembelajaran yang selalu terbarukan.

Page | 10  
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=a rticle&id=350:peranan-neurooandragogi&catid=42:ebuletin&Itemid= 215
Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
DAFTAR PUSTAKA
Jensen, E. (2008). Brain- Based Learning, Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak.
Cara baru dalam Pembelajaran dan Pel atihan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Cercone, K. (2008). Characteristics of adult learners with implications for online
learning design. AAACE Journal. 16(2). 137-159.
Cercone, K. (2006). Brain Based Learning. In E. K. Sorensen and D. O. Murchu,
Enhancing Learning Through Technology. Idea Group, Inc.
Mandar, S. D. Peranan Cognitive Neurosains dalam Dunia Pendidikan. 7 Januari
2015. http://www.slideshare.net/larasrat ih/cognitive-neuroscience-dan-
implementasinya-dalam-pembelajaran .
Rakhmat, J. (2010). Belajar Cerdas, Kaifa Learning, Jakarta
Resti, V. D. A. Kajian Neurosains dala m Pembelajaran Biologi Abad XXI. 7 Januari
2015. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/in dex.php/prosbio/article/view/3155
Sujarwo. Strategi Pembelajaran Orang Dewasa (Pendekatan Andragogi). 14 Januari
2015.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/f iles/penelitian/Dr.%20Sujarwo,%20M.Pd./
Makalah-Strategi%20Pembelajaran%20Orang%20dewasa%20(Repaired) . pdf
Pasiak, T. (2007). Belajar Memakai Otak: Sebuah Pengantar (Pengantar buku Brain
Based Teaching ), Kaifa Learning, Jakarta
Wilson, C. A. (2006). Neuroandragogy: Maki ng the case for a Li nk with Andragogy
and Brain-Based Learning

Similar Posts