KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS IN TEACHING MATHEMATICS Hodiyanto Program Studi… [603006]
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS IN TEACHING
MATHEMATICS
Hodiyanto
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas MIPATEK IKIP PGRI Pontianak
Jalan Ampera No 8 Pontianak Kalbar , haudy_7878@yaho o.com
Abstrak
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah supaya siswa memiliki kemampuan
mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaaan atau masalah. Tetapi, kemampuan komunikasi matematis sering diabaikan oleh guru di
sekolah. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide
matematika baik secara lisan maupun tulisan. Untuk melihat kemampuan komunikasi s iswa bi sa
dilakukan dengan: diskusi dan mengerjakan berbagai bentu k soal. Bentuk soal yang dapat
digunakan dalam mengukur kemampuan komunikasi matematis di antaranya: bentuk soal
eksploratif, transfer, elaboratif, dan aplikatif . Artikel ini bertujuan untuk memaparkan secara
teoritis tentang komunikasi matematis dan cara mengukur kemampuan komunikasi matematis.
Keywords : Kemampuan Komunikasi Matematis , eksploratif, transfer, elaboratif, aplikatif.
Abstract
One of the goals of mathematics learning is that the students have the ability to communicate ideas
with symbols, tables, diagrams, or other media to clarify the ci rcumstances or problems. But,
mathematical communication skills are often overlooked by teachers at school. Mathematical
communication skills is the ability of students to express mathematical ideas both or ally and in
writing. To see the students' communication skills can be done by: a discussion and work on
various forms of matter. Quistions that can be used to measure the ability of mathematical
communication are: the shape of exploratory questions, transf er, elaborative and applicative. This
article aims to explain in theoretical mathematical communication and how to measure the ability
of mathematical communication.
Keywords: Communication Skills Mathematical, explorative, transfer, elaborative, applicat ive.
Pendahuluan
Manusia adalah mahluk sosial
yang tidak mungkin bisa hidup secara
individu. Konsekwensi ini
mengakibatkan manusia harus mampu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama, sehingga aspek kemampuan
berkomunikasi sangat penting bagi
manus ia. Peserta didik adalah penerus
bangsa dan pastinya harus dibekali hal –
hal yang nantinya bermanfaat dalam
kehidupannya khususnya dalam
bersosial. Salah satu aspek yang perlu
diajarkan kepada peserta didik adalah
bagaimana mereka mampu untuk
mengungkapkan pemikirannya baik
secara tulisan maupun ucapan, sehingga
nanti mereka mampu berinteraksi dengan
masyarakat.
Standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah mata
pelajaran matematika (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi)
disebutkan bahwa salah satu tujuan
pembelajaran matematika adalah supaya
siswa memiliki kemampuan
mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaaan atau
masalah. Tujuan permen diknas ini,
sejalan dengan tujuan umum
pembelajaran matematika yang
dirumuskan National Council of Teacher
of Mathematics (NCTM) (2000) , salah
satu tujuan pembelajaran matematika
menurut NCTM ada lah belajar untuk
berkomunikasi (mathematical
communication ). Tetapi faktanya masih
banyak guru yang kurang memperhatikan
permendiknas dan tujuan yang ada dalam
NCTM tersebut.
Menurut Ruseffendi ( Ansari,
2012: 2) bagian terbesar dari matematika
yang dipelajari siswa di sekolah tidak
diperoleh melalui eksplorasi mat ematik, tetapi melalui pemberitahuan. Kenyataan
di lapangan juga menunjukkandemikian,
bahwa kondisi pembelajaran yang
berlangsung di kelas membuat siswa pasi
(product oriented education ). Lebih
lanjut Ansari (2012: 2) mengungkapkan
bahwa berbagai hasil pen elitian
menunjukkan bahwa merosotnya
pemahaman matematik siswa di kelas
antara lain karena: (1) dalam mengajar
guru mencontohkan pada siswa
bagaimana menyelesaikan soal; (2) siswa
belajar dengan cara mendengar dan
menonton guru melakukan matematik,
kemudia n guru memecahkannya sendiri;
dan (3) pada saat mengajar matematika,
guru langsung menjelaskan topik yang
akan dipelajari, dilanjutkan dengan
pemberian contoh dan soal untuk latihan.
Kondisi pembelajaran yang disebutkan di
atas juga berakibat tidak
berkemb angknya kemampuan
komunikasi matematis siswa.
Kemampuan komunikasi
matematis adalah kemampuan siswa
dalam menyampaikan ide matematika
baik secara lisan maupun tulisan.
Kemampuan komunikasi matematis
peserta didik dapat dikembangkan
melalui proses pembelaj aran di sekolah,
salah satunya adalah proses pembelajaran
matematika. Hal ini terjadi karena salah
satu unsur dari matematika adalah ilmu
logika yang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Dengan
demikian, matematika memiliki peran
penting terhadap perkembangan
kemampuan ko munikasi matematisnya.
Karena pentingnya kemampuan
komunikasi matematis tersebut, seorang
pendidik harus memahami komunikasi
matematis seta mengetahui aspek -aspek
atau indikator -indikator dari komunikasi
matematis , sehingga dalam p elaksanaan
pembelajaran matematika perlu dirancang
sebaik mungkin agar tujuan
mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis bisa tercapai .
Artikel ini akan mengkaji pengertian
kemampuan komunikasi matematis ,
indikator -indikator dalam mengukur
kemampuan komu nikasi matematis , dan
bagaimana cara mengukurnya serta
memberikan contoh soal kemampuan
komunikasi matematis .
Pembahasan
Kemampuan Komunikasi Matematis
Menurut Prayitno dkk. (2013:
p.385) komunikasi matematis adalah
suatu cara siswa untuk menyatakan dan
menafsirkan gagasan -gagasan
matematika secara lisan maupun tertulis,
baik dalam bentuk gambar, tabel,
diagram, rumus, ataupun demonstrasi.
Pengertian yang lebih luas tentang
komunikasi matematik dikemukakan oleh
Romberg dan Chair (dalam Qohar, 2011: pp.46 -47), yaitu: menghubungkan benda
nyata, gambar, dan diagram ke dalam
idea matematika; menjelaskan idea,
situasi dan relasi matematik secara lisan
atau tulisan dengan benda nyata, gambar,
grafik dan aljabar; menyatakan peristiwa
sehari hari dalam bahasa ata u simbol
matematika; mendengarkan, berdiskusi,
dan menulis tentang matematika;
membaca dengan pemahaman suatu
presentasi matematika tertulis, membuat
konjektur, menyusun argumen,
merumuskan definisi dan generalisasi;
menjelaskan dan membuat pertanyaan
tentang matematika yang telah dipelajar i.
Menurut Baroody (dalam Kadir,
2008, p. 341 ), ada dua alasan penting
mengapa komunikasi menjadi salah satu
fokus dalam pembelajaran matematika.
Pertama, matematika pada dasarnya
adalah sebuah bahasa bagi matematika itu
sendiri. Matematika tidak hanya
merupakan alat berpikir yang membantu
kita untuk menemukan pola,
memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan, tetapi juga sebuah alat untuk
mengomunikasikan pikiran kita tentang
berbagai ide dengan jelas, tepat dan
ringkas. Ba hkan, matematika dianggap
sebagai bahasa universal dengan simbol –
simbol dan struktur yang unik. Semua
orang di dunia dapat menggunakannya
untuk mengomunikasikan informasi
matematika meskipun bahasa asli mereka
berbeda. Kedua, belajar dan mengajar
matematik a merupakan aktivitas sosial
yang melibatkan paling sedikit dua pihak,
yaitu guru dan murid. Dalam proses
belajar dan mengajar, sangat penting
mengemukakan pemikiran dan gagasan
itu kepada orang lain melalui bahasa.
Pada dasarnya pertukaran pengalaman
dan ide ini merupakan proses mengajar
dan belajar. Tentu saja, berkomunikasi
dengan teman sebaya sangat penting
untuk pengembangan keterampilan
berkomunikasi sehingga dapat belajar
berfikir seperti seorang matematikawan
dan berhasil menyelesaikan masalah yang
benar -benar baru.
Dalam National Council of
Teachers of Mathematics (NCTM)
disebutkan bahwa “ communication is an
essential part of mathematics and
mathematics education (NCTM, 2000, p
60)” yang artinya adalah komunikasi
sebagai salah satu bagian penting da lam
matematika dan pendidikan matematika.
Melalui proses komunikasi, siswa dapat
saling bertukar pikiran dan sekaligus
mengklarifikasi pemahaman dan
pengetahuan yang mereka peroleh dalam
pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat
di atas, maka di dapat di simpulkan bahwa
kemapuan komunikasi matematis terdiri
atas, komunikasi lisan dan komunikasi
tulisn. Komunikasi lisan seperti: diskusi dan menjelaskan. Komunikasi tulisan
seperti: mengungkapkan ide matematika
melalui gambar/grafik, tabel, persamaan,
ataupun dengan bahasa siswa sendiri.
Dalam artikel ini, penulis akan mengkaji
terkait kemampuan komunikasi tulisan .
Menurut Baroody (Ansori, 2012; 18)
Indikator Kemampuan Komunikasi
Matematis
Selanjutnya, NCTM dalam
Principles and Standard for School
Mathematics , merumuskan standar
komunikasi untuk menjamin kegiatan
pembelajaran matematika yang mampu
mengembangkan kemampuan siswa,
yaitu:
1. Menyusun dan memadukan
pemikiran matematika melalui
komunikasi.
2. Mengkomunikasikan pemikiran
matematika secara logis dan
sistem atis kepada sesama siswa,
guru, maupun orang lain.
3. Menganalisis dan mengevaluasi
pemikiran dan strategi matematik
orang lain.
4. Menggunakan bahasa matematika
untuk mengekspresikan ide
matematis secara tepat.
Kadir (2008, p. 343) menjelaskan
bahwa untuk mengun gkap kemampuan
siswa dalam berbagai spek komunikasi,
dapat dilakukan dengan melihat
kemampuan siswa dalam mendiskusikan
masalah dan membuat ekspresi
matematika secara tertulis baik gambar,
model matematika, maupun simbol atau
bahasa sendiri. Lebih lanjut Kadir
(2008,p. 343) mengungkapkan bahwa
pengukuran kemampuan komunikasi
matematis siswa dilakukan dengan
memberikan skor terhadap kemampuan
siswa dalam memberikan jawaban soal
dengan menggambar ( drawing ),
membuat ekspresi matematik
(mathematical expression ), dan
menuliskan jawaban dengan bahasa
sendiri ( written texts ). Pemberian skor
jawaban siswa disusun berdasarkan tiga
kemampuan tersebut.
1. Menulis ( written text) , yaitu
menjelaskan ide atau solusi dari suatu
permasalahan atau gambar dengan
menggunakan bahasa sendiri.
2. Menggambar ( drawing ), yaitu
menjelaskan ide atau solusi dari
permasalahan matematika dalam
bentuk gambar.
3. Ekspresi matematika ( matematical
ekpression), yaitu menyatakan
masalah atau peristiwa sehari -hari
dalam bahasa model matematika.
Mengukur K emampuan Komunikasi
Matematis
Pugalee (Qohar, 2013, p.60) me –
nyarankan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi siswa dalam
belajar matematika siswa harus didorong untuk menjawab pertanyaan disertai
dengan alasan yang relevan, dan
mengomentari pernyat aan matematika
yang diungkapkan siswa, sehingga siswa
menjadi memahami konsep -konsep
matematika dan argumennya bermakna.
Menurut Ansari (2012, p p.22-
24) untuk mengukur kemampuan
komuni -kasi matematis siswa dalam
pembelajaran matematika dapat
dilakukan deng an pemberian soal urain
yang bisa mengungkapkan kemampuan
komunikasi matematis. Beberapa soal
urain yang dapat digunakan antara lain,
soal uraian eksploratif, transfer,
elaboratif, dan aplikatif.
Berikut diberikan contoh soal
cerita untuk mengukur kemampua n
komunikasi matematis pada aspek
menulis , menggambar, dan ekspresi
matematika .
Soal: Tujuh tahun yang lalu
umur ayah sama dengan 6 kali umur
Budi. Empat tahun yang akan datang 2
kali umur ayah sama dengan 5 kali umur
Budi ditambah 9 tahun.
1. Buatlah model matematika dari
masalah tersebut!
2. Berapa umur ayah sekarang?
3. Bagaimana kamu memperolehnya?
Jelaskan jawabanmu!
Pertanyaan dari soal ini
mengukur aspek -aspek ekpresi
matematika dan menulis yang merupakan
indikator dalam kemampuan komunikasi
matematis . Seh ingga soal ini bisa
digunakan untuk mengukur kemampuan
komunikasi matematis .
Keterampilan siswa dalam
menye -lesaikan soal tersebut dengan
membuat model matematikanya , akan
menggambarkan aspek ekspresi
matematika . Kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal deng an cara dan
bahasnya sendiri adalah gambaran dari
aspek menulis . Pemberian skor dalam
mengukur kemampuan komunikasi
matematis biasanya menggunakan rublik
holistik.
Penutup
Kemampuan komunikasi
matematis memiliki pengaruh yang
cukup penting terhadap perkem bangan
pola pikir peserta didik. Siswa yang
memiliki kemampuan komunikasi
matematis akan mampu untuk
memberikan berbagai solusi dari suatu
permasalahan. Kemampuan komunikasi
matematis dapat diukur dengan
memberikan soal urain dalam proses
pembelajan matema tika di kelas.
Mengingat betapa penting nya dalam
membekali pe serta didik untuk
mengembangkan kemampuan
komunikasi matematis , seorang pendidik
harus mengetahui cara mengukur kemampuan komunikasi matematis
siswa .
Daftar Pustaka
Ansaari, B. I. (2012) Komuni kasi
Matematik dan Politik. Banda
Aceh: Yayasan Pena .
Kadir. (2008). Kemampuan Komunikasi
Matematik dan Keterampilan
Sosial Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika. Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan
Matematika pp. 339 -350. UNY:
Yogyakarta.
Mathemati cs, N. C. (2000). Principles
and Standards for School
Mathematics. The United State of
America.
Prayitno, S., Suwarsono, & Siswono, T.
Y. 2013. Identifikasi Indikator
Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Matematika
Berjenjang pada Tiap-Tiap
Jenjangnya. Konferensi Nasional
Pendidikan Matematika V.
Universitas Negeri Malang
Tanggal 27 -30 Juni 2013.
Qohar, A. (2011 ). Pengembangan Instru –
men Komunikasi Matematis
Untuk Siswa SMP . Lomba dan
Seminar Matematika XIX. UNY:
Yogyakarta.
Qoha r, A. (2013). Improving
Mathematical Communication
Ability and Self Regulation
Learning Of Yunior High School
Students by Using Reciptional
Teaching. IndoMS. J.M.E , Vol.4,
59-74.
Copyright Notice
© Licențiada.org respectă drepturile de proprietate intelectuală și așteaptă ca toți utilizatorii să facă același lucru. Dacă consideri că un conținut de pe site încalcă drepturile tale de autor, te rugăm să trimiți o notificare DMCA.
Acest articol: KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS IN TEACHING MATHEMATICS Hodiyanto Program Studi… [603006] (ID: 603006)
Dacă considerați că acest conținut vă încalcă drepturile de autor, vă rugăm să depuneți o cerere pe pagina noastră Copyright Takedown.
