ISSN: 2502-2318 (Online) [602806]
ISSN: 2502-2318 (Online)
ISSN: 2443-2911 (Print)
Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/! o m e g a
Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2(1), 5 – 8 (2016)
Pengaruh Pendekatan Scaolding Melalui Metode Probing-Prompting
Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA 23 Jakarta
Nila Kurniati, Ferawati
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jl. Tanah Merdeka, Jakarta 13830
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris terdapat atau tidaknya pengaruh pendekatan Scaold-
ing melalui metode Probing-Prompting Learning terhadap hasil belajar sika. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 23 Jakarta, pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini berjumlah 36 orang siswa
yang seluruhnya diteliti. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling. Penelitian ini meng-
gunakan metode Pre Eksperimen dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Sebelum data di-
analisis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan uji Liliefors Galat Taksiran di-
dapatkan nilai Lhitung = 0;07<L tabel= 0;148 berarti kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji homogen-
itas menggunakan uji Bartlett pada kelas eksperimen didapatkan nilai hitung = 3;951 dan nilai tabel= 38;8852
dengan taraf signikansinya = 0;05. Sehingga dapat disimpulkan hitung = 3;951< tabel = 38;8852; maka
kelas eksperimen homogen. Dan dalam pengujian hipotesis didapatkan nilai thitung = 4;237 dengan dk= 26 dan
taraf signikansinya = 0;05 didapatkan nilai ttabel = 2;052. Karena thitung = 4;237> ttabel = 2;052 yang
berartiH0ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan
Scaolding melalui metode Probing-Prompting Learning terhadap hasil belajar sika siswa.
c
2016 Penulis. Diterbitkan oleh Pendidikan Fisika UHAMKA
Kata kunci : Pendekatan Scaolding, metode Probing-Prompting Learning, hasil belajar
Penulis koresponden. Alamat email: [anonimizat]
Pendahuluan
Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
mampu mengembangkan hasil belajar secara opti-
mal merupakan tugas dan kewajiban seorang guru.
Untuk mendesain kegiatan belajar mengajar yang
dapat merangsang hasil belajar secara efektif dan
esien untuk setiap mata pelajaran diperlukan ke-
mampuan guru untuk memilih dan menggunakan
suatu metode pembelajaran yang sesuai. Metode
pembelajaran yang lazim digunakan adalah metode
pembelajaran yang sudah tidak relevan lagi dengan
perkembangan peserta didik dewasa ini. Sehingga
hasilnya adalah prestasi peserta didik yang konstan
dari tahun ke tahun.
Salah satu kondisi pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sika
yaitu melalui pendekatan Scaolding. Scaoldingmembantu siswa pada awal belajar untuk mencapai
pemahaman dan keterampilan dan secara perlahan-
lahan bantuan tersebut dikurangi sampai akhirnya
siswa dapat belajar mandiri dan menemukan pe-
mecahan bagi tugas-tugasnya.
Pendekatan ini dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membuat soal dari masalah
yang diberikan oleh guru dan menyelesaikan sendiri
atau diselesaikan oleh siswa yang lain, sehingga
akan terlihat kegiatan siswa, siswa akan lebih do-
minan dibandingkan dengan guru.
Dengan demikian, pembelajaran menggunakan
pendekatan Scaolding melalui metode Probing-
Prompting menjadi menarik dan perlu diperhatikan
terutama bagi guru-guru Sekolah Menengah Per-
tama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang menginginkan anak didiknya lebih kritis dan
Nila Kurniati et al. / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2(1), 5 – 8 (2016)
analitis dalam menempuh mata pelajaran sika.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan suatu penelitian dengan judul
"Pengaruh Pendekatan Scaolding Malalui Metode
Probing-Prompting Learning Terhadap Hasil Bela-
jar Fisika Kelas XI SMA 23 Jakarta".
Kajian Teori
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidkan [1]. Manusia mem-
punyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat di-
didik dan diubah perilakunya yang meliputi do-
main kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar
mengusahakan perubahan perilaku dalam domain-
domain tersebut sehingga hasil belajar merupakan
perilaku dalam domain kognitif, afektif dan psiko-
motori [1].
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai uku-
ran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk
mengaktulisasikan hasil belajar tersebut diperlukan
serangkaian pengukuran menggunakan alat evalu-
asi yang baik dan memenuhi syarat.
Pendekatan Scaolding
Perancah (Scaolding) adalah praktik yang di-
dasarkan pada konsep Vygotsky tentang pembe-
lajaran terbantu [2]. Berikut ini adalah beber-
apa mekanisme pendukung yang dapat membantu
siswa menguasai tugas-tugas yang berada dalam
zona perkembangan proksimal mereka.
Bantulah mereka mengembangkan rencana
dalam mengerjakan suatu tugas baru
Tunjukkanlah cara mengerjakan tugas dengan
benar, yang dapat ditiru siswa dengan mudah
Bagilah suatu tugas yang kompleks menjadi
sejumlah tugas-tugas yang lebih kecil dan
sederhana
Berikan garis pedoman yang spesik untuk
menyelesaikan suatu tugas
Sediakan kalkulator, software komputer (pro-
gram pemproses kata, speadsheet , dan seba-
gainya) atau teknologi lain yang menjadikan
beberapa aspek dalam tugas menjadi lebih
mudah dikerjakan
Jagalah agar atensi siswa tetap terpusat pada
aspek-aspek relevan dalam tugas
Ingatkan para siswa mengenai sasaran-
sasaran mereka dalam mengerjakan tugas
(misalnya, tentang gambaran pemecahan
masalah yang tepat)
Sering-seringlah memberi umpan balik men-
genai kemajuan siswa [3]Vygotsky berpendapat seperti Piaget dalam
Trianto, bahwa siswa membentuk pengetahuan se-
bagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri
melalui bahasa. Vygotsky berkeyakinan bahwa
perkembangan tergantung baik pada faktor biol-
ogis menentukan fungsi-fungsi elementer memori,
atensi, persepsi dan stimulus-respon, faktor sosial
sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi
mental lebih tinggi untuk perkembangan konsep,
penalaran logis, dan pengambilan keputusan [4].
Metode Probing-Prompting Learning
Menurut arti katanya, Probing adalah penye-
lidikan dan pemeriksaan, sementara Prompting
adalah mendorong atau menuntun. Metode
Probing-Prompting adalah pembelajaran dengan
cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang
sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi
proses berpikir yang mampu mengaitkan penge-
tahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan
baru yang sedang dipelajari [5]. Selanjutnya, siswa
mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi
pengetahuan baru, dan dengan demikian penge-
tahuan baru tidak diberitahukan.
Pembelajaran Probing-Prompting sangat erat
kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan-
pertanyaan yang dilontarkan pada saat pembela-
jaran ini disebut Probing Question. Probing Ques-
tion adalah pertanyaan yang bersifat menggali un-
tuk mendapatkan jawaban lebih dalam dari siswa
yang bermaksud untuk mengembangkan kualitas
jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas,
akurat, dan beralasan [6]. Probing Question dapat
memotivasi siswa untuk memahami suatu masalah
dengan lebih mendalam sehingga siswa mampu
mencapai jawaban yang dituju. Selama proses pen-
carian dan penemuan jawaban atas masalah terse-
but mereka berusaha menghubungkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki dengan per-
tanyaan yang akan dijawab.
Langkah-langkah pembelajaran Probing-
Prompting dijabarkan melalui tujuh tahapan teknik
Probing yang kemudian dikembangkan dengan
Prompting sebagai berikut.
Guru menghadapkan siswa pada situai baru,
misalkan dengan membeberkan gambar, ru-
mus, atau situasi lainnya yang mengandung
permsalahan
Menunggu beberapa saat untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk merumuskan
jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam
merumuskan permasalahan
Guru mengajukan persoalan yang sesuai de-
ngan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
atau indikator kepada seluruh siswa
Menunggu beberapa saat untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk merumuskan
6
Nila Kurniati et al. / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2(1), 5 – 8 (2016)
jawaban atau melakukan diskusi kecil
Menunjukan salah satu siswa untuk menjawab
pertanyaan
Jika jawabannya tepat, maka guru memin-
ta tanggapan kepada siswa lain tentang
jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa
seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang
sedang berlangsung. Namun, jika siswa
tersebut mengalami kemacetan jawaban atau
jawaban yang diberikan kurang tepat, atau
diam, maka guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan lain yang jawabannya merupakan
petunjuk jalan penyelesaian jawaban. Ke-
mudian, guru memberikan pertanyaan yang
menuntun siswa berpikir pada tingkat yang
lebih tinggi, hingga siswa dapat menjawab
pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar
atau indikator. Pertanyaan yang diajukan
pada langkah ini sebaiknya diberikan pada be-
berapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa
terlibat dalam seluruh kegiatan Probing-
Prompting
Guru mengajukan pertanyaan akhir pada
siswa yang berbeda untuk lebih menekankan
bahwa TPK / indikator tersebut benar-benar
telah dipahami oleh seluruh siswa [6]
Metode
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 23
Jakarta, dengan alamat Jl. Mandala Utara No. 6
Tomang, Jakarta Barat. SMA Negeri 23 Jakarta
dipilih oleh peneliti karena sekolah tersebut sudah
menerapkan kurikulum 2013. Penelitian ini meng-
gunakan suatu pendekatan kuantitatif. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pre-Experimental dan desain penelitiannya
adalah One-Group Pretest-Postest Design.
Instrumen pengumpulan data menggunakan tes
tertulis berupa soal essai. Intrumen tes tertulis di-
susun sesuai indikator metode pembelajaran yang
digunakan yang disesuaikan dengan kompetensi
dasarnya. Instrumen penelitian dapat digunakan
peneliti untuk mengukur hasil belajar peserta didik
dalam menyelesaikan soal-soal sika. Instrumen
tes tertulis akan disebar kepada siswa untuk mem-
peroleh nilai yang akan digunakan sebagai data
penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data tes tertulis yang diperoleh
dari kelas eksperimen berjumlah 36 sampel dida-
patkan data nilai tertinggi pada pre-test yaitu 48
dan nilai terendah yaitu 27 dengan rata-rata 35,583;
sedangkan nilai post-test nilai tertinggi adalah 85
dan terendah adalah 58 dengan rata-rata 80,23.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, di-
lakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji ho-mogenitas. Pengujian normalitas dengan menggu-
nakan uji Liliefors Galat Taksiran. Uji Liliefors
Galat Taksiran instrumen tes tertulis kelas eksperi-
men didapatkan nilai Lhitung = 0;070 danLtabel =
0;148 dengan taraf signikansinya = 0;05 dan
jumlah siswa ( n) sebanyak 36 siswa. Sehingga da-
pat disimpulkan Lhitung = 0;07< L tabel = 0;148
berarti kelas eksperimen berdistribusi normal.
Pengujian homogenitas untuk kelas eksperimen
menggunakan uji Bartlettt. Dari hasil perhitungan
uji homogenitas pada kelas eksperimen didapatkan
nilai2
h= 3;951 dan nilai 2
t= 38;8852 dengan
taraf signikansinya = 0;05. Sehingga dapat dis-
impulkan2
h= 3;951<2
h= 38;8852; maka kelas
eksperimen adalah homogen.
Pengujian hipotesisi didapatkan nilai thitung =
4;262 dan nilai ttabel = 2;021. Karena thitung =
4;262> t tabel = 2;021 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan pendekatan
pembelajaran Scaolding melalui metode Probing-
Prompting Learning terhadap hasil belajar sika
siswa. Dapat dinyatakan pula bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar sika siswa yang meng-
gunakan pendekatan pembelajaran Scaolding de-
ngan yang tidak menggunakan pendekatan pembe-
lajaran Scaolding.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pen-
dekatan Scaolding melalui metode Probing-
Prompting Learning ini dapat menjadikan siswa
lebih aktif, kondisi kelas yang kondusif dapat mem-
pengaruhi keberhasilan penggunaan pendekatan
tersebut. Dengan menggunakan pendekatan Scaf-
folding melalui metode Probing-Prompting Learn-
ing mempengaruhi hasil belajar sika dengan per-
olehan nilai sebelum diberikan perlakuan yaitu 61
kemudian setelah diberikan perlakuan nilai menjadi
85.
Dengan menggunakan pendekatan Scaolding
melalui metode Probing-Prompting Learning mem-
pengaruhi hasil belajar sika secara signikan
khususnya pada materi teori kinetik gas.
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas,
maka saran yang harus diperhatikan adalah seba-
gai berikut.
Pendekatan Scaolding melalui metode
Probing-Prompting Learning perlu dilak-
sanakan dalam pembelajaran di kelas, karena
pendekatan tersebut dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa, selain itu pendekatan
tersebut merupakan salah satu tipe pem-
belajaran yang memberi kesempatan pada
siswa untuk berpikir kritis serta berperan ak-
tif dalam proses pembelajaran
Guru sika lebih melibatkan siswa dalam
7
Nila Kurniati et al. / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2(1), 5 – 8 (2016)
proses pembelajaran agar siswa menda-
patkan pengalaman belajar yang maksi-
mal, seperti halnya dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa
lebih aktif dalam mengeluarkan pendapatnya
Guru lebih memperhatikan proses sika
dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga
upaya dalam meningkatkan hasil belajar sika
siswa dapat memperoleh hasil yang maksimal
Referensi
[1] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar , (Pustaka
Belajar, Yogyakarta, 2008).[2] E.R. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan
Praktik , (PT Indeks, Jakarta, 2009).
[3] E.J. Ormrod, Edisi Keenam Psikologi Pen-
didikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang , (Erlangga, Jakarta, 2008).
[4] Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivitas , (Prestasi Pus-
taka, Jakarta, 2007).
[5] A. Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif
dalam Kurikulum 2013 , (Ar-Ruzz Media, Yog-
yakarta, 2014).
[6] H. Miftahun, Model-Model Pengajaran dan
Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradig-
matis , (Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2014).
8
Copyright Notice
© Licențiada.org respectă drepturile de proprietate intelectuală și așteaptă ca toți utilizatorii să facă același lucru. Dacă consideri că un conținut de pe site încalcă drepturile tale de autor, te rugăm să trimiți o notificare DMCA.
Acest articol: ISSN: 2502-2318 (Online) [602806] (ID: 602806)
Dacă considerați că acest conținut vă încalcă drepturile de autor, vă rugăm să depuneți o cerere pe pagina noastră Copyright Takedown.
