Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013 [602698]

Vokasi Volume IX, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 1693 – 9085 hal 124-133
124

PENGEMBANGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
BERBASIS KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN
PENDEKATAN OPEN -ENDED
Ichsan
Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Pontianak 78124
E-mail: [anonimizat]
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran, sehingga
digunakanlah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengungkapkan profil konsepsi
mahasiswa dan penguasaan mahasiswa terhadap konsep statisti ka serta meningkatkan
aktivitas dan motivasi mahasiswa setelah diterapkan model pem belajaran Problem
Based Learning (PBL) berbasis konstruktivisme menggunakan pendekatan Open -ended .
Penelitian ini dilakukan pada program stu di teknologi pengolahan hasil perkebunan
jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak. Prosedur penelitia n
mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas yang terdiri dari p erencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi dengan melibatkan 20 orang mahasiswa yang memprogramkan
mata kuliah statistika. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran
dengan alat tes tertulis untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan
permasalahan matema tika disertai dengan lembar pengamatan terhadap aktivitas
mahasiswa dalam belajar dan kuesioner untuk menjaring tanggapan mahasiswa terhadap
model yang diterapkan. Anal isis data menggunakan uji wilcoxon untuk mengukur
peningkatan hasil belajar dan efektivitas model yang diterapkan. Sedangkan aktivitas
belajar dianalisis berdasarkan analisis logis dan respons siswa dianalisis menggunakan
statistik deskriptif dengan penyaj ian skor rata -rata. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa profil konsepsi awal mahasiswa bervariasi dan pada umumnya konsepsi mereka
masih bersifat miskonsepsi. Penguasaan mahasiswa terhadap materi tergolong sangat
memuaskan. Pada tes akhir diperoleh skor ra ta-rata tinggi . Persentase aktivitas
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran tergolong efektif. Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbasis
konstruktivisme dengan pendekatan open -ended efektif meningkatkan ha sil belajar
mahasiswa secara signifikan.
Kata kunci: pengembangan model, problem based learning, konstruktivisme, open –
ended problem

PROBLEM BASED LEARNING MODEL DEVELOPMENT
CONSTRUCTIVISM BASED USING
OPEN -ENDED APPROACH

Abstract : This study aims to d evelop a model of learning, so that action research is used. This
study reveals the conception of student: [anonimizat]

125 Ichsan Vokasi
as well as increase the activity and student: [anonimizat], action, observation and reflection involving 20 students who
programmed course statistics. Data collection techniques using measurement techniques by
means of a written test to measure students' ability in solving mathematical problems
accompanied with the observation sheet to the students in learning activities and questionnaire
to solicit student: [anonimizat]rovement of learning ou tcomes and the effectiveness of the model is applied.
While learning activities based on logical analysis and analyzed the student responses were
analyzed using descriptive statistics with an average score of presentation. The study findings
suggest that t he initial conception of student profiles vary and in general they are still
misconceptions conception. Student mastery of the material as very satisfactory. At the end of
the test obtained higher average scores. The percentage of activity in the learning activities of
students classified as effective. Hypothesis test results showed that the application of the model
of Problem Based Learning (PBL) constructivist -based open -ended approach effectively
improve student learning outcomes significantly.

Keyword s: model development, problem based learning, constructivism, open -ended problems

Salah satu mata kuliah dasar y ang
berfungsi sebagai mata kuliah pendukung
pada beberapa mata kuliah lain dan aplikasi
di lapangan di Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik N egeri Pontianak adalah mata
kuliah statistika. Dalam mata kuliah ini
perolehan hasil ujian (tengah semester dan
ujian akhir) menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan, hanya sekitar 10 -15% saja
mahasiswa yang mendapat nilai baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
mahasiswa, diperoleh keterangan bahwa
dalam belajar statistika minat mahasiswa
tidak tinggi, sesuai dengan minat mereka
belajar dalam matematika . Minat yang
rendah membuat antusiasme belajar statis –
tika jadi rendah pula. Selain itu dalam
pembelajar an di kelas materi yang disam –
paikan tidak dikaitkan dengan kehidupan
sehari -hari, pengajar mendominasi kelas
dan mahasiswa tidak diberi kesempatan
untuk mengembangkan pengetahuannya,
mereka belajar sebagai penerima pasif
dalam mencapai tujuan pembelajaran . Dalam menyelesaikan soal -soal maha –
siswa tidak didukung dengan penguasaan
konsep secara mendalam. Untuk itu
dibutuhkan beberapa solusi, yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar, dan
pendekatan menggunakan soal -soal yang
menantang, agar penguasaan k onsep dan
pemahaman statistika mahasiswa menjadi
baik.
Dalam belajar statistika mahasiswa
dituntut untuk mampu mengaplikasikannya
dalam ke hidupan sehari -hari (autentik), dan
mampu memecahkan problemnya. Pende –
katan pembelajaran yang menggunakan
masalah dun ia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan ket erampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh penge –
tahuan dan konsep yang esensial dari materi
pelajaran adalah Pembelajaran berbasis
masalah /problem based l earning (PBL).
PBL digunakan untuk merangsang berp ikir
tingkat tinggi dalam situasi berorientasi
masalah (Sofa, 2013).

Volume IX, 201 3 126
Model Problem Based Learning (PBL)
adalah model pembelajaran dengan pende –
katan pembelajaran siswa pada masalah
autentik sehingga siswa d apat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kem-
bangkan keterampilan yang lebih tinggi
dan inkuiri, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri
(Arends, 2008:41,57). Dalam PBL, peme –
cahan masalah didefinisikan sebagai proses
atau upay a untuk mendapatkan suatu
penyelesaian tugas atau situasi yang benar –
benar nyata sebagai masalah dengan
menggunakan aturan -aturan yang su dah
diketahui (Sudrajat, 2011) . Berarti PBL
lebih memfokuskan pada masalah
kehidupan nyata yang bermakna bagi siswa.
Esensi kehidupan adalah situasi
pemecahan masalah. Sehingga penting
untuk mengenalkan dan membiasakan
siswa mengasah kemampuan memecahkan
masalah, baik masalah routine maupun
masalah non-routine . Sebagian besar
masalah di dunia ini adalah masalah non-
routine yang strukturnya tidak teratur (ill-
structured problem ) dan penyelesaiannya
memungkinkan menggunakan algoritma
unfamiliar (Setiawan, Sugianto, Junaedi,
2012) .
Pembelajaran PBL bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir
mahasiswa tingkat tinggi. Ole h karena itu
sebagai aplikasi dari tujuan tersebut, maka
masalah -masalah tersebut di atas seyo –
gianya mahasiswa diberikan masalah
terbuka ( Open -ended Problem ).
Soal open -ended cocok untuk mengukur
kemampuan dan proses berpikir kreatif
mahasiswa dikarenaka n soal open -ended
memiliki banyak alternatif jawaban atau
cara penyelesaian. Banyaknya respons yang
diberikan mahasiswa untuk mengukur
kelancaran mahasiswa, keberagaman stra –
tegi yang digunakan untuk menyelesaikan soal dapat mengukur keluwesan mahasiswa,
perbedaan jawaban atau cara penyelesaian
antara satu mahasiswa dengan mahasiswa
lainnya untuk mengukur keaslian, dan
ketepatan mahasiswa dalam menggunakan
gambar, tabel, rumus dan alat lainnya untuk
mengukur keterincian mahasiswa.
Dalam memecahkan soal open-ended
dengan kemampuan berpikir kreatif siswa,
tentunya melalui proses dan tahap -tahap
berpikir kreatif. Soal open -ended harus
melibatkan informasi yang signifikan oleh
karenanya siswa harus dapat mengiden –
tifikasi mana informasi yang penting dan
mana y ang tidak. Soal open -ended juga
harus dinyatakan dengan jelas sehingga
siswa dapat memahami soal tersebut dan
menentukan strategi penyelesaian soal. Soal
open -ended juga membutuhkan komuni –
kasi oleh karena itu siswa belajar untuk
mengomunikasikan idenya b aik secara lisan
maupun tulisan (Fardah, Suyitno, Rohmad.
2013: 84).
Utomo (2002) mengemukakan beberapa
kelebihan penerapan soal -soal open -ended
dalam pembelajaran matematika, yakni (a)
peserta didik dapat berpartisipasi dengan
aktif dan lebih sering menge kspresikan
idenya ; (b) peserta didik mempunyai
kesempatan lebih untuk menggunakan
pengetahuan dan keterampilan secara
komprehensif; (c) peserta didik yang
kurang pandai dapat merespon s pertanyaan
dengan caranya sendiri; (d) peserta didik
termotivasi secara instrinsik untuk membe –
rikan ja waban -jawaban yang lebih banyak;
dan (e) peserta didik mempunyai penga –
laman yang kaya dari proses penemuan
yang dilakukan dan dari ide -ide temannya.
Kegiatan pembelajaran harus membawa
siswa untuk menjawab permasalahan
dengan banyak cara dan banyak jawaban
(yang benar) sehingga mengundang potensi
intelektual dan pengalaman siswa dalam

127 Ichsan Vokasi
proses menemukan sesuatu yang baru.
Menurut Shimada (1997: 1), pendekatan
open -ended adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menyajikan sua tu
permasalahan yang memiliki metode atau
penyelesaian yang benar lebih dari satu.
Pendekatan open -ended dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk memper –
oleh pengetahuan dan pengalaman untuk
menemukan, mengenali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa t eknik.
Tujuan pembelajaran open -ended menu –
rut Nohda (2000) adalah membantu
mengembangkan kreativitas dan pola pikir
matematis siswa melalui problem solving
secara simultan. Aktivitas kelas yang penuh
kreativitas dan ide -ide matematika pada
gilirannya akan membantu mengem –
bangkan kemampuan berpikir siswa tingkat
tinggi.
Pendekatan open -ended merupakan salah
satu pendekatan yang membantu siswa
melakukan problem solving secara kreatif
dan menghargai keragaman berpikir yang
mungkin timbul selama proses problem
solving .
Berdasarkan perspektif di atas,
pendekatan open -ended menjanjikan suatu
kesempatan kepada siswa untuk
menginvestigasi berbagai strategi yang
diyakininya sesuai dengan kemampuan
mengelaborasi permasalahan dengan tujuan
agar kemampuan berpikir mat ematika dapat
berkembang secara maksimal.
Instrumen pembelajaran dengan pende –
katan open -ended adalah lebih dominan
menggunakan soal -soal open -ended . Soal
open -ended adalah soal atau masalah yang
mempunyai banyak penyelesaian dan
banyak cara menyelesaikan nya. (Hancock,
1995:496), (Berenson, 1995:183). Ciri
terpenting dari soal open -ended adalah
tersedianya kemungkinan keleluasaan untuk
menggunakan sejumlah metode yang dianggap paling sesuai oleh siswa untuk
menyelesaikan soal dan lebih komprehensif
tanpa h arus kehilangan konteksnya (Badger
1992:1). Oleh karena itu pertanyaan open –
ended diarahkan untuk menggiring tum –
buhnya pemahaman atas masalah yang
diajukan. Menurut Cheeseman (dalam
Wakefi eld dan Velardi, 1995: 485) bahwa
pertanyaan open -ended memerlukan res-
pons mengenai proses berpikir, kemampuan
menyusun generalisasi dan kemampuan
mencari hubungan diantara dua konsep.
Berkaitan dengan keleluasaan berpikir
yang akan ditawarkan kepada siswa sudah
tentu memerlukan kepekaan dan kecakapan
guru untuk menginte rpretasikan sekaligus
dituntut kemampuan guru menggunakan
banyak kriteria dalam merespons jawaban
siswa. Ada tiga perbedaan jawaban dalam
pendekatan open -ended yang harus dipa –
hami siswa yaitu: (1) siswa mengerti
perbedaan jawabannya ; (2) siswa mengerti
hubungan anta ra perbedaan jawaban –
jawabannya; (3) siswa berkembang penge –
tahuan matematikanya dan berpikir berda –
sarkan perbedaan -perbedaan jawaban
tersebut. (Katsuro, 2002: 250)
Sedangkan model pembelajaran
berdasarkan masalah menyajikan kepada
siswa suatu situasi masalah yang autentik
dan bermakna untuk memberi kemudahan
kepada siswa untuk melakukan penyeli –
dikan dan inkuiri (Sudibyo, 2002). Ciri
utama pembelajaran ini adalah pengajuan
pertanyaan/masalah, memusatkan keterka –
itan antar disiplin, penyelidikan autentik,
kerja sama dan menghasilkan karya serta
peragaan (Nur dan Ibrahim , 2000)
Model pembelajaran Problem Based
Learning tidak dirancang untuk membantu
guru memberikan informasi sebanyak –
banyaknya kepada siswa. Akan tetapi
pembelajaran ini bertujuan untuk (a)
membantu siswa mengembangkan keteram –

Volume IX, 201 3 128
pilan berpikir dan keterampilan pemecahan
masalah; (b) belajar per anan orang dewasa
yang autentik; dan (c) menjadi pebelajar
yang mandiri
Tujuan dil akukannya penelitian ini
adalah untuk: (1) Mendeskripsikan pr ofil
konsepsi awal siswa dan miskonsepsi
mahasiswa tentang konsep -konsep yang
terkandung pada mata kuliah statistika ; (2)
Mendeskripsikan penguasaan mahasiswa
terhadap materi yang dipelajari setelah dite –
rapkannya model pembelajaran ; (3) Menge –
tahui apaka h penerapan model pembela –
jaran Problem Based Learning (PBL)
berbasis konstruktivisme dengan pende –
katan open -ended problem dapat mening –
katkan aktivitas dan hasil belajar maha –
siswa pada mata kuliah statistika ; dan (4)
Mendeskripsikan hambatan yang dialam i
dalam penerapan model Problem Based
Instruction (PBL) berbasis konstruktivisme
dengan pendekatan open -ended problem
pada mata kuliah statistika
Manfaat yang diharapkan dari pene –
litian ini adalah dengan meningkatnya
keterampilan dosen dalam mengelola
pembelajaran statistika, maka diharapkan
akan tercipta situasi pembelajaran yang
menyenangkan. Selain itu kesulitan belajar
mereka dapat teratasi dan pada gilirannya
hasil belajar siswa semakin meningkat.
Selanjutnya model pembelajaran yang
ditemukan dapat di jadikan sebagai salah
satu alternatif strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan pada mata kuliah lain,
dalam rangka meningkatkan proses
pembelajaran/perkuliahan.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian
ini para dosen pengasuh mata kuliah
statistika yang terdiri dari dua dosen
melakukan kolaborasi dalam kegiatan penelitian. Penelitian ini terdiri dari lima
siklus, setiap siklus mengikuti prosedur
penelitian menurut Kemmis S & Mc.
Toggart R (1988) yang terd iri dari peren –
canaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Penelitian ini diawali dengan refleksi awal
yaitu melakukan tes awal disertai
wawancara dengan tujuan untuk menda –
patkan gambaran profil konsepsi awal dan
miskonsepsi yang dialami mahasiswa
tentang konsep -konsep yang terkandung
pada mata kuliah statistik. Selanjutnya akan
dirancang bahan ajar untuk lima siklus
sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.
Pengumpulan data dalam p enelitian ini
dilakukan melalui: (1) Tes, untuk memper –
oleh gambaran hasil belajar dan penguasaan
mahasiswa terhadap konsep/ prinsip yang
dipelajari ; (2) Observasi, dilakukan untuk
mendeskripsikan suasana kelas dan akti –
vitas mahasiswa selama proses pembe –
lajaran berlangsung ; (3) Catatan Lapangan,
memuat deskripsi yang berhubung an
dengan kegiatan mahasiswa dan dosen atau
kejadian yang muncul selama proses
pembelajaran yang indikatornya tidak
termuat dalam lembar observasi; (4)
Wawancara digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih mendalam tentang
kesulitan yang dialami mahasi swa,
pemahaman terhadap materi, hasil
pekerjaan/ tugas, hasil tes, mengungkapkan
ide serta perasaan mereka terhada p model
belajar yang diterapkan; dan (5) Kuesioner,
untuk memperoleh gambaran tentang
tanggapan .
Data tentang profil konsepsi awal
diperoleh m elalui tes awal, dianalisis berda-
sarkan analisis logis dan penyimpulannya
dideskripsikan secara naratif.
Data tentang aktivitas mahasiswa dalam
kegiatan pembelajaran dianalisis berda –
sarkan analisis logis, dan penyajiannya
dideskripsikan secara naratif.

129 Ichsan Vokasi
Data tentang respons mahasiswa
terhadap model yang di kembangkan
dianalisis melalui statistik deskriptif,
penyimpulannya didasarkan pada skor rata –
rata dan simpangan baku.
Hipotesis penelitian, dianalisis melalui
uji perbedaan rata -rata antara (1) tes awal
dan tes akhir ; dan (2) tes setiap siklus
pembelajaran: yaitu uji t s atu pihak, jika
data berdistribusi normal d an uji wilcoxon.
jika data tidak berdistribusi normal.
Penelitian ini dilakukan mengikuti
prosedur penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari p erencanaan, tindakan, obser –
vasi, refleksi/analisis seperti berikut.
Siklus 1, membahas tentang pengujian
hipotesis . Perencanaan : mengidentifikasi
tujuan perkuliahan dan menetapkan produk
belajar , membuat bahan ajar yang dileng –
kapi dengan tugas dan lemba r kerja maha –
siswa dan merancang satuan acara
perkuliahan .
Tindakan (implementasi model) : Orien –
tasi siswa kepada masalah , mengorgani –
sasikan mahasiswa untuk belajar , membim –
bing mahasiswa , mahasiswa mengem –
bangkan dan menyajikan hasil karya ,
menganalisis dan mengevaluasi p roses
pemecahan masalah , dosen mengecek
pemahaman mahasiswa dengan meminta
menyelesaikan soal dengan menggunakan
pendekatan open -ended , dosen bersama –
sama mahasiswa merangkum materi yang
telah dibahas , mahasiswa diminta untuk
menuliskan p endapatnya tentang kesulitan,
hal-hal yang disenangi dan tidak disenangi
selama belajar.
Tahap observasi . Kegiatan pengamatan
dimaksudkan untuk mengenali, merekam,
mendokumentasikan semua perubahan yang
terjadi baik akibat terencana maupun
sebagai efek sam ping. Hal -hal yang diamati
berkaitan dengan jalannya proses pembe –
lajaran terutama yang menyangkut aktivitas mahasiswa dan tanggung jawab mahasiswa
dalam melaksanakan tugasnya dalam
belajar.
Tahap r efleksi . Kegiatan refleksi menca –
kup kegiatan mereduksi semua informasi
yang diperoleh melalui observasi, yaitu
melihat kelebihan dan kekurangan serta
temuan -temuan bersifat insidentil. Hasil
observasi analisis dan dijadikan dasar untuk
melakukan kegiatan tindakan siklus 2
Siklus 2, membahas tentang uji hipotes is
dua rata -rata. Perencanaan : mempelajari
hasil refleksi siklus 1 sebagai refleksi awal
siklus 2, agar dapat melakukan tindakan
yang lebih efektif , merancang tindakan baru
berdasarkan refleksi siklus 1 dan memper –
siapkan bahan ajar dilengkapi dengan tugas
dan lembar kerja mahasiswa .
Tindakan . Pelaksanaan tindakan siklus 2
pada dasarnya merupakan penyempurnaan
dari tindakan siklus 1. Langkah -langkah
pembelajaran direncanakan sebagai berikut:
refleksi hasil pembahasan siklus 1 , mela –
kukan bimbingan terhadap mahasiswa yang
masih mengalami kesulitan belajar pada
siklus 1 , mahasiswa mengkaji bahan ajar
sesuai dengan materi yang akan dibahas ,
dosen mengecek pemahaman mahasiswa
dengan meminta menyelesaikan soal
dengan menggunakan pendekatan open –
ended dan Mahasi swa diminta untuk
menuliskan pendapatnya tentang kesulitan,
hal-hal yang disenangi dan tidak disenangi
selama belajar.
Tahap Observasi . Pelaksanaan obser –
vasi sama dengan observasi pada siklus 1.
Hal-hal yang diamati berkaitan dengan
jalannya proses pembel ajaran terutama
yang menyangkut aktivitas mahasiswa dan
tanggung jawab mahasiswa dalam tugas
belajar. Penguasaan mahasiswa dalam
membahas materi juga menjadi pusat
pengamatan dan cara menjelaskan materi
tersebut. Alat yang digunakan adalah

Volume IX, 201 3 130
lembar observas i, catatan lapangan, alat
perekam.
Tahap r efleksi . Berdasarkan analisis
hasil observasi siklus 2, ditunjang dengan
hasil evaluasi terhadap pekerjaan maha –
siswa (tugas, tes) kembali dilakukan
refleksi yang berkaitan dengan kelebihan
dan kekurangan yang ter jadi pada siklus 2,
guna merumuskan atau merencanakan
tindakan yang lebih efektif pada siklus 3.
HASIL
Profil konsepsi awal mahasiswa
Tabel 1. Miskonsepsi tentang
pengujian hipotesis
Materi miskonsepsi (%)
Pengertian 25,0
jenis -jenis hipotesis 30,0
membuat hipotesis 40,0
Tabel 2. Miskonsepsi tentang uji
hipotesis dua rata -rata
Materi miskonsepsi (%)
pengertian 25,0
membuat hipotesis 35,0
uji t 17,5
tidak menjawab 27,5

Tabel 3. Miskonsepsi tentang uji
korelasi
Materi miskonsepsi (%)
pengertian 30,0
Menghitung
koefisien korelasi 37,5
membuat uji korelasi 15,0
tidak menjawab 17,5
Tabel 4. Miskonsepsi tentang uji
korelasi rank
Materi miskonsepsi (%)
syarat uji korelasi
rank 40,0
uji korelasi rank 35,0
tidak menjawab 25,0 Tabel 5. Miskonseps i tentang uji
Chi kuadrat
Materi miskonsepsi (%)
syarat uji Chi
kuadrat 40,0
uji Chi kuadrat 35,0
tidak menjawab 25,0
Dari uraian di atas ternyata pemahaman
awal mahasiswa tentang konsep pengujian
hipotesis, uji hipotesis dua rata -rata, uji
hipot esis beberapa rata -rata, uji korelasi
rank, dan uji chi kuadrat sangat rendah.
Konsepsi mahasiswa tentang konsep –
konsep tersebut masih bersifat miskonsepsi.
Tingkat Penguasaan mahasiswa
Tingkat penguasaan mahasiswa terhadap
konsep -konsep statistika didasa rkan atas
skor yang diperoleh mahasiswa pada tes
awal dan tes akhir serta hasil tes setiap
siklus yang dapat dilihat pada tabel 6.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian berbunyi
”Pembelajaran akan lebih efektif apabila
dilakukan melalui model pembelajar an
Problem Based Learning (PBL) berbasis
kontruktivisme dengan pendekatan open –
ended problem ” dianalisis dengan uji
wilcoxon, karena data kemampuan awal
(pretest ) tidak tersebar secara normal.
Dari hasil analisis uji wilcoxon,
diperoleh harga z hitung -3,833. Untuk tes
satu sisi diperoleh nilai p = 0,0000. Berarti
p < , untuk  = 0,05. Karena p < , maka
harga z berada dalam daerah penolakan Ho
dan menerima Ha. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan model
problem based learning dengan pendekat an
open -ended efektif meningkatkan hasil
belajar secara signifikan pada mata kuliah
statistika.

131 Ichsan Vokasi
Aktivitas belajar mahasiswa
Dari Tabel 7. menunjukkan bahwa
persentase aktivitas mahasiswa dalam
kegiatan pembelajaran pada setiap indikator
terletak pada re ntang batas toleransi standar
ideal waktu yang tergolong efektif.
Hambatan yang dialami
Dalam pembelajaran statistika di kelas,
hambatan -hambatan yang dihadapi
mahasiswa adalah sebagai berikut: (1)
Penguasaan konsep dasar matematika
mahasiswa cukup rendah , karena pengua –
saan matematika merupakan bagian utama
dalam mengerjakan soal; (2) Motivasi
belajar mahasiswa bergantung pada
motivasi mereka belajar matematika; dan
(3) Penggunaan alat bantu hitung
(kalkulator) yang belum optimal.
Dari informasi tersebut, menunjukkan
bahwa hambatan siswa dalam belajar
statistika terkait erat dengan kemampuan
mereka dalam matematika. Respons mahasiswa
Hasil analisis angket diperoleh skor rata –
rata aspek percaya diri untuk masing –
masing item kategori baik. Rata -rata skor
yang diperoleh 4,21 dengan skor maksimal
5. Demikian juga skor rata -rata aspek moti –
vasi belajar untuk masing -masing item
kategori baik, dengan skor rata -rata 4,01
dari skor maksimal 5.
Secara umum perkuliahan dengan model
Problem Based Learning (PBL) berba sis
konstruktivisme dengan pende katan open –
ended problem memiliki tingkat percaya
diri yang tinggi. Jumlah skor rata -rata bobot
item angket adalah 24,6 (82,5%) termasuk
kategori tinggi. Pada aspek motivasi
belajar, secara umum mahasiswa memiliki
motivasi y ang tinggi belajar dengan
menggunakan model yang diterapkan. Rata –
rata jumlah skor setiap bobot item adalah
23,9 (81,3%) yang termasuk dalam rentang
kategori tinggi.

Tabel 6. Penguasaan Mahasiswa Terhadap Konsep -Konsep Statistika
Pelaksanaan Tes Rata -rata Tes Kriteria Standar Deviasi
Tes Awal
Tes Akhir
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Siklus 4
Siklus 5 34,21
83,43
46,05
63,55
75,80
78,30
85,00 Sangat kurang
sangat memuaskan
kurang
sedang
baik
baik
sangat mmuaskan 5,14
3,98
5,00
5,00
5,33
6,22
4,91
Tabel 7. Persentase Aktivitas Belajar Mahasiswa
Indikator pengamatan Persentase Aktivitas Batas toleransi
aktivitas Kete –
rangan Siklus
1 Siklus
2 Siklus
3 Siklus
4 Siklus
5 Rata-
rata
1. mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar.
2. mengumpulkan informasi yang
sesuai.
3. melaksanakan eksperimen.
4. merencanakan dan menyiapkan
laporan yang sesuai.
5. berbagi tugas dengan temannya.
6. menindaklanjuti hasil penyelidikan 10,20

12,33

22,60
13,02

11,10
10,13 12,17

12,25

25,22
13,24

12,31
11,21 13,09

13,20

27,45
12,23

12,70
10,67 12,17

12,25

25,22
13,24

12,31
11,21 13,09

13,20

27,45
12,23

12,70
10,67 12,14

12,65

25,59
12,79

12,22
10,78 9,28-19,28

9,28-19,28

25,36 -33,56
9,28-19,28

9,28-19,28
9,28-19,28 Efektif

Efektif

Efektif
Efektif

Efektif
Efektif

Volume IX, 201 3 132
PEMB AHASAN
Berdasarkan hasil analisis konsepsi awal
mahasiswa tentang konsep -konsep statistika
dapat disimpulkan pengetahuan awal
mahasiswa sangat bervariasi. Hal ini
menunjukkan bahwa seseorang (maha –
siswa) memasuki ruang kuliah tidak dengan
kepala kosong. Me reka telah memiliki
pengetahuan sesuai dengan struktur kognitif
masing -masing walaupun pada umumny a
konsepsi awal masih be rsifat miskonsepsi.
Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas
mahasiswa diketahui bahwa aktivitas
mereka dalam belajar sangat tinggi, b aik
dalam kegiatan kelompok maupun aktivitas
mereka secara individu. Hal ini diduga
karena pengaruh sikap positif mahasiswa
terhadap model belajar yang diterapkan.
Dengan menggunakan pendekatan open –
ended mahasiswa mendapat kesempatan
membahas sendiri bah an perkuliahan, maka
rasa percaya diri yang tumbuh mengaki –
batkan motivasi belajar mereka semakin
tinggi. Dalam kegiatan diskusi mereka
bebas mengemukakan pendapatnya dan
masing -masing saling menghargai perbe –
daan pendapat tersebut.
Dengan tumbuhnya rasa p ercaya diri
dan motivasi yang tinggi serta merasa
saling menghargai maka penguasaan terha –
dap bahan ajar semakin meningkat dari
setiap siklus. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa model Problem Based
Learning (PBL) berbasis konstruktivisme
dengan pe ndekatan open -ended problem
efektif meningkatkan hasil belajar statistika
secara signifikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemahaman awal mahasiswa tentang
konsep -konsep statistika sangat kurang. Konsepsi mahasiswa tentang konsep –
konsep bersifat miskonsepsi.
Penguasaan mahasiswa terhadap materi
statistik a sebelum dilakukan pembelajaran
tergolong sangat kurang. Rata -rata skor tes
awal sangat kurang. Sedangkan rata -rata
skor tes akhir sangat memuaskan . Dengan
demikian penguasaan mahasiswa terhadap
materi terse but melalui model Problem
Based Learning (PBL) berbasis konstruk –
tivisme dengan pendekatan open -ended
problem tergolong sangat memuaskan.
Persentase aktivitas mahasiswa setiap indi –
kator menunjukkan kategori efektif.
Penggunaan model Problem Based
Learning (PBL) dengan pendekatan open –
ended problem efektif meningkatkan hasil
belajar mahasiswa secara signifikan, dan
dapat mempengaruhi sikap positif maha –
siswa dalam belajar. Mereka lebih percaya
diri dan lebih termotivasi belajar.
Saran
Untuk menimbulkan rasa percaya diri
dan membangkitkan motivasi mahasiswa
perlu dikembangkan model pembelaja ran
yang dapat melibatkan mahasiswa secara
aktif.
Sebelum memulai perkuliahan sebaiknya
pengajar memperhatikan konsepsi awal
mahasiswa sebagai dasar untuk mengem –
bangkan bahan ajar perkuliahan.
Melalui setting diskusi memung kinkan
munculnya gagasan -gagasan yang berva –
riasi. Oleh karena itu penerapan model ini
memerlukan waktu yang relatif lama.
Sehingga disarankan agar pengajar menga –
lokasikan waktu sebaik dan seefektif
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Badger, E dan Brenda, T. (1992). “Open –
Ended Question in Reading”

133 Ichsan Vokasi
Practical Assessment, Research &
Evaluation, 3(4).
Fardah, Dini Kinati. Suyitno, Hardi.
Rochmad. 2013. Analisis Proses Dan
Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Melalui Pembelajaran
Open -Ended . Unnes Journal of
Mathematics Education Research.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
p/ujrme Vol. 2 No. 2. Tahun 2013.
Hal. 83 -88.
Hancock, C.L. (1995). Enchancing
Mathematics Learning with Open –
ended Question . Assesment Stan –
dards for School Mathematics . 86(9).
Ibrahim, M. dan Nur, M. 2000.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: Universitas Negeri Sura –
baya.
Katsuro, T. (2000). Open -Ended Approach
and Im provement of Classroom
Teaching . Mathematics Education in
Japan . Japan S ociety of Mathematics
Education (JSME).
Kemmis, Stephen and Robin McTaggart
(eds.), 1988. The action research
planner. Victoria, Australia: Deakin
University Press.
Nohda, N. 2000. Teaching by Open –
Approach Method in Japanese
Mathematics Classroom. In: Pro cee-
dings of the PME -24 Conference
(eds. T. Nakahara & M. Koyama),
Vol.1, 39 –53. Hiroshima University
(Japan).
Purnomo, E., Suhito, dan B. Surarso. 2012.
Model Pembelajaran Matematika
Dengan Metode Open Approach
Menggunakan Powerpoint Untuk
Mencapai Tuntas Belajar Siswa SMP.
Unnes Journal of Research Mathematics Education.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
p/ujrmeVol. 1 No. 2. Tahun 2012.
Hal. 36 -42.
Setiawan, T., Sugianto, dan I. Junaedi.
2012. Pengembangan Perangkat
Pembela jaran Matematika Dengan
Pendekatan Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Keterampilan
Higher Order Thinking.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
p/ujrmeVol. 1 No. 1. Tahun 2012.
Hal. 72 -80.
Shimada, S. dan Becker, J.P. (1997). The
Open -ended Approach : A New
Proposal for Teach ing Mathematics .
Virginia : National Council of
Teachers of Mathematics.
Sofa. Pakde. 2013. Model Pembelajaran
Berbasis Masalah ( Problem
based learning ). http://massofa.
wordpress.com/2013/05/27/model –
pembelajaran -berbasis -masalah –
problem -based -learning/ 27 Mei
2013.
Sudibyo, Elok. 2002. Beberapa Model
Pengajaran dan Strategi Be lajar dalam
Pembelajaran Fisika. Jakarta: Depar –
temen Pendidikan Nasional.
Sudrajat, Akhmad . 2011. Pembelajaran
Berdasarkan M asalah – Prob lem
Based Learning . http://akhmad
sudrajat.wordpress.com/2011/09/28/p
embelajaran -berdasarkan -masalah/.
Diakses 1 Mei 2013.
Wakefield, J. dan Velardi, L. (1995). “ Up-
front Assesment: Using Open -ended
Questions ”. Celebriting Mathematics
Learning . Australia: The Mathe –
matical Association of Victoria.

Similar Posts