Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 [601106]
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
PEMBELAJARAN BAHASA IN DONESIA UNTUK BIDANG
PARIWISATA DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN
TESIS
Oleh
RAHMAT DARMAWAN
077009020/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 PEMBELAJARAN BAHASA IN DONESIA UNTUK BIDANG
PARIWISATA DI AKADEMI PARIWISATA MEDAN
TESIS
Diajuk an Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik
pada
Sekolah Pascasarjana Un iversitas Sumatera Utara
Oleh
RAHMAT DARMAWAN
077009020/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Judul Tesis : PEMBELAJARAN BA HASA INDONESIA UNTUK
BIDANG PARIWISATA DI AKADEMI
PARIWISATA MEDAN
Nama Mahasiswa : Rahmat Darmawan Nomor Pokok : 077009020 Program Studi : Linguistik
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D
.) (Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S )
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.
) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc .)
Tanggal lulus : 10 September 2009
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Telah diuji pada
Tanggal 10 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.
Anggota : 1. Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S.
2. Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. 3. Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 ABSTRAK
Tesis ini terfokus kepada masalah peneli tian pembelajaran bahasa Indonesia untuk
bidang khusus, yang mengerucut kepada pe nggunaan bahasa Indonesia untuk Bidang
Pariwisata (BIPar) khususnya di bagian Divisi Kamar hotel (rooms division ) meliputi
ruang lingkup kerja di kantor depan ( front office ) dan tata graha ( housekeeping ). Data
penelitian merupakan dialog- dialog mahasiswa Akademi Pa riwisata Medan sewaktu
mengadakan simulasi praktek melayani tamu di kantor depan dan bagian tata graha pada Hotel Nirwana Akpar Medan. Tujuan tesis ini adalah untuk mendeskripsikan
strategi penyusunan silabus yang komunikatif dan mendasarkan kepada konsep
pembelajaran English for Specific Purposes (ESP) dan mengetahui fungsi dan ragam
bahasa yang digunakan dalam menyusun s ilabus beserta materi pokok bahasan dalam
suatu kerangka model pembelajaran BIPar. Kerangka teori utama yang dipakai adalah
teori pembelajaran ESP, teori penyusunan s ilabus, teori pragmatika dan komunikasi
efektif. Hasil penelitian mengungkapkan ba hwa dalam pembelajaran BIPar
diperlukan suatu model pembelajaran ya ng berbentuk silabus yang komunikatif
dengan pendekatan jenis silabus fungsi dan silabus situasi. Hal ini merupakan titik
tolak dalam konsep pembelajaran ba hasa Indonesia untuk bidang khusus ( Indonesian
for Specific Purposes – ISP ). Selanjutnya ragam bahasa yang diaplikasikan adalah
ragam bahasa tidak standar karena tern yata jenis ragam bahasa ini jauh lebih
komunikatif ketimbang ragam bahasa baku (standar) mengingat bahwa ini adalah
pembelajaran bahasa untuk bidang khusus sehingga penggunaan jargon/istilah khusus
tidak harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Kata kunci : Pembelajaran bahasa Indone sia, pariwisata, analisis kebutuhan,
kurikulum, penyusunan silabus.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 ABSTRACT
This thesis is much focused on the problem of the observation toward the learning of bahasa Indonesia for Specific Purposes. More specific, it is intended to explore on
the usage of Indonesian language for Tourism (Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata – BIPar) especially I ndonesian language for Rooms Division
Management at hotel indutries whic h covers language at front office and
housekeeping department. Data collected is based on dialogues by students in-charge at simulation counter in Nirwana Hotel Akademi Pariwisata Medan when serving
customers. The objectives of this thes is are among other is to describe the
communicative syllabus design basing on the concepts of learning English for
Specific Purposes (ESP) and also to find out the language functions and language
variety as the materials to design a model of learning BIPar. The main theoritical
framework to work on this observation is concepts of learning ESP. Besides, the
theory of syllabus design, pragmatics and effective communication are also applied.
Observation results show that in the lear ning process of BIPar needs a learning
model in the form of a communicative sy llabus by using functional and situational
syllabus. This is going to be the star ting point of learni ng Indonesian language as
Indonesian for Specific Purposes (ISP). Fu rthermore, the language variety applied in
the topics of materials learning of BIPar is non-standard since it is more communicative than if words or expre ssions translated into Indonesian language
(standard). To remind us that it is a learni ng of language for specific purposes so that
the words or terminology used should not be translated into Indonesian language.
Key words : The learning of Indonesi an language, tourism, needs analysis,
curriculum, syllabus design
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 KATA PENGANTAR
Tesis ini berjudul : Pembelajaran Bahasa Indonesia un tuk Bidang Pariwisata
di Akademi Pariwisata Medan. Dari hasil temuan penelitian diharapkan akan
memperoleh suatu model pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bi dang Pariwisata
(BIPar) berlandaskan teori dan konsep pembelajaran Bahasa Inggris untuk Bidang Khusus ( English for Specific Purposes – ESP ) sehingga temuan ini diharapkan
sebagai cikal bakal dalam mengaplikasikan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Bidang Khusus ( Indonesian for Specific Purposes – ISP ).
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Magister Humaniora Program Studi Linguistik Universitas Sumatera
Utara. Penelitian bersifat kebahasaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam bidang kajian linguistik, khususnya bidang kajian linguistik terapan ( applied
linguistics), serta dapat menjadi masukan atau rujukan bagi masyarakat dan pecinta
bahasa yang tertarik dalam kajian yang sama. Saran dan kritik yang bersifat k onstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan
kesempurnaan hasil karya tulisan ini. Sem oga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
kita. Amin. Medan, Mei 2009
Penulis,
Rahmat Darmawan
NIM. 077009020
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT ya ng Maha Pengasih dan
Maha Penyayang atas segala rahmat dan berkah yang telah di berikanNya sehingga
tesis ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada pihak-pihak yang te lah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan hasil karya tulisan ini : 1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H,
SpA(K);
2. Direktur Sekolah Pascasarjana USU, Pr of. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M. Sc.;
3. Ketua Program Studi Linguistik, Prof . T. Silvana Sinar, M. A., Ph. D.;
4. Sekretaris Program Studi Li nguistik, Drs. Umar Mono, M. Hum.;
5. Dosen Pembimbing Pertama Penulis, Prof. T. Silvana Sinar, M. A., Ph. D.;
6. Dosen Pembimbing Kedua Penulis, Prof. Dr. Robert Sibarani, MS.;
7. Seluruh Dosen Pengampu mata kuliah pa da Sekolah Pasacasarjana Program Studi
Linguistik, khususnya kepada Bapak Dr . Eddy Setia, M. Ed. TESP atas dukungan
dan masukannya yang sangat membantu Penulis penyelesaian tesis ini.
8. Direktur Akademi Pariwisata Nege ri Medan, Drs. Renalmon Hutahaean, MM.,
atas dukungan materil dan sprituil selama masa studi Penulis;
9. Seluruh Keluarga Besar Akad emi Pariwisata Negeri Medan;
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 10. Orang Tua Almarhum Ayahanda Muhamm ad Ishak dan Ibunda Rohani dan kedua
Mertua Almarhum Raja Syahmuda Siregar dan Nursiah Pane atas seluruh doa dan
dukungan yang sangat berarti bagi Penulis;
11. Kepada seluruh teman-teman sekelas Program Studi Linguis tik angkatan 2007;
12. Khususnya kepada istri terc inta, Asriani dan ananda Aina Rahmayani, Alfi
Fachriza dan si bungsu Ahmad Adnin, kalian semua sebagai sumber inspirasi dan
semangat penulis da lam menempuh pendidikan dan karir.
Akhir kata penulis berharap sem oga bantuan, pengorbanan dan budi baik yang
diberikan kepada penulis mendapatkan bala san dan berkah dari Allah SWT. Amin.
Medan, Mei 2009
Penulis,
Rahmat Darmawan
NIM. 00779020
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi :
1. Nama : Rahmat Darmawan
2. Tempat/Tgl Lahir : Medan, 12 Desember 1969 3. Jenis Kelamin : Pria 4. Status Perkawinan : Kawin 5. Agama : Islam 6. Alamat : Jl. Tuar 8 no 191 Blok 11 Griya Martubung Medan Labuhan Medan 20251 7. Nomor Telepon : 0812-655-9932
II. Latar Belakang Pendidikan :
1. SDN 064981 Medan Tahun 1982
2. SMPN XVI Medan Tahun 1985 3. SMAN XI Medan Tahun 1988 4. Diploma 3 Bahasa Inggris USU Medan Tahun 1991 5. Program Ekstensi S-1 Sa stra Inggris USU Medan Tahun 1998
6. Sekolah Pascasarjana Program Studi Linguistik USU Medan Tahun 2009
III. Latar Belakang Pekerjaan :
1. Mengajar Bahasa Inggris di bebe rapa kursus di Medan pada tahun 1989-1993.
2. Dosen Bahasa Inggris pada Akadem i Pariwisata Negeri Medan pada tahun 1993
sampai sekarang
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 DAFTAR ISI
H a l a m a n
ABSTRAK ……………………………………………………………………………………………..
i ABSTRACT …………………………………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………….. iii UCAPAN TERIMAKASIH ……………………………………………………………………… iv RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………………………………. vi DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………….. vii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………. x DAFTAR BAGAN ………………………………………………………………………………….. xi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………… xii BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ………………………………………………………………….. 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………………… 7
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………………………….. 7 BAB II. KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………………………. 8
2.1. Analisis Kebutuhan (Needs Analysis) …………………………………………………… 8 2.2. Fungsi Bahasa BIPar ………………………………………………………………………… 11 2.3. Ragam Bahasa BIPar ………………………………………………………………………… 12 2.4. Tindak Tutur dan Siasat Kesantunan …………………………………………………… 15 2.5. Bahasa Inggris untuk Bidang Khusus (Engl ish for Specific Purposes-ESP)..
……………………………………………………………………………………………………………. 17
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2.5.1. Definisi ESP …………………………………………………………………………….
17 2.5.2 Beberapa Pemikiran tentang ESP ………………………………………………. 19 2.6 Penyusunan Silabus ……………………………………………………………………………. 24 2.6.1 Kurikulum dan Silabus ……………………………………………………………… 24 2.6.2 Penyusunan Silabus ………………………………………………………………….. 27 2.6.3 Jenis-Jenis Silabus …………………………………………………………………….. 29 2.6.3.1 Silabus Berorientasi Produk ( Product-Oriented Syllabus) … 29
2.6.3.2 Silabus Berorientasi Proses ( Process-Oriented Syllabus ) …. 31
2.6.4 Kemampuan yang dibutuhkan bagi keberhasilan komunikasi di
tempat Kerja ……………………………………………………………………………. 32
2.7 Komunikasi Efektif ……………………………………………………………………………
33
2.7.1 Pengertian dan Hakikat Komunikasi ……………………………………………. 33 2.7.2 Proses Komunikasi ……………………………………………………………………. 34
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………………….
38
3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………………………………. 38 3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………………………………………………. 39 3.3 Jenis dan Sumber Data ………………………………………………………………………. 39 3.4 Instrumen Penelitian …………………………………………………………………………. 40 3.5 Analisis Data …………………………………………………………………………………… 41 3.6 Cara Penyajian Hasil Analisis Data ……………………………………………………. 44
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
BAB IV. PAPARAN DA TA DAN TEMUAN PENELITIAN ……………… 46
4.1 Tingkat Kebutuhan Peserta Didik terhad ap Pembelajaran BIPar ………………
46
4.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa BIPar …………………………………. 54 4.3 Analisis Pilihan Kata (diksis/leksis) dalam BIPar …………………………………. 58 4.4 Analisis Pembelajaran BIPar …………………………………………………………….. 65 4.4.1 Tingkat Kebutuhan Terhadap Pembelajaran BIPar ……………………….. 65 4.4.2 Tujuan Pembelajaran BIPar ………………………………………………………. 69 4.4.3 Penyusunan Silabus ………………………………………………………………….. 69 4.4.3.1 Analisis Kebutuhan (Needs Analysis) ………………………………. 71 4.4.3.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa ……………………… 74 4.4.3.3 Silabus Pembelaj aran BIPar : Suatu Model Pembelajaran …..
81 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………… 85
5.1 Simpulan ………………………………………………………………………………………… 85 5.2 Saran ……………………………………………………………………………………………….. 87……………………………………………………………………………………………………………. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………. 89
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Hasil Wawancara tentang Kebutuha n Pembelajaran BIPar di Akpar
Medan ………………………………………………………………………………………… 47
2. Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Pembelajaran BIPar
n = 20 ……………………………………………………………………………………….. 52
3. Permasalahan Kebahasaan n = 20 ………………………………………………….. 64
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 4. Hasil Analisis Kebutuhan ………………………………………………………………. 71
5. Daftar Hasil Analisis Fungsi Bahasa BIPar ………………………………………. 75
6. Daftar Hasil Analisis Ragam Bahasa BIPar ………………………………………. 76
DAFTAR BAGAN
No Judul Halaman
1. Model Penelitian ………………………………………………………………………….. 45
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Contoh Silabus Pembelajaran BIPar ………………………………………………… 92
2. Surat dan Data ……………………………………………………………………………… 121
3. Umpan Balik (Feedback) Pembelajaran BIPar ………………………………….. 130
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan salah satu aspek yang mendukung keberhasilan upaya
kepariwisataan. Bahasa bukan hanya berfungs i sebagai alat komuni kasi tetapi juga
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 sebagai sarana memperkenalkan kebudayaa n, masyarakat dan kekayaan alam milik
bangsa dan negara Indonesia.
Jalur kepariwisataan manca-negara perlu dimanfaatkan untuk pengenalan, rasa
ikut mencintai dan keperl uan untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia.
Sedangkan melalui kepariwisataan domes tik dapat pula dimanfaatkan untuk
memahami dan menyadari kekayaan bahasa-bahasa daerah di Indonesia untuk
membina dan meningkatkan rasa cinta dan ikut memiliki bahasa-bahasa daerah yang merupakan kekayaan yang perlu sama-sama dibangkitkan. Dalam menerima dan memberikan pelayanan terhadap wisatawan asing memang diperlukan kemahiran dan kemampuan berbahasa asing untuk mempermudah dan memperlancar komunikasi. Namun perl u diingat sesungguhnya cukup banyak
wisatawan asing yang datang ber kunjung yang ingin pula mempergunakan
kesempatan untuk memperlancar kemampua n berbahasa Indonesia. Dalam menerima
dan melayani wisatawan domestik bahasa Indonesia perlu diti ngkatkan peranan dan
kedudukannya sebagai bahasa persatuan dan pergaulan resmi. Penggunaan bahasa
daerah perlu diberikan batasan dalam hal-hal yang terkait langsung dengan budaya,
adat-istiadat, maupun tradisi yang memang am at diperlukan atau belum terdapat
padanannya dalam bahasa Indonesia. Fungsi sosial bahasa Indonesia perlu terus dibinakembangkan dalam kedudukan
dan perannya sebagai:
a. Sarana komunikasi nasional; b. Sarana pengembangan kebudayaan nasional;
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 c. Sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Sarana untuk mewariskan tata nilai hakiki dan nasional kepada
penerus dan pewaris cita-cit a dan nilai-nilai hakiki dari
kebudayan serta cita-c ita kemerdekaan Indonesia.
Upaya kepariwisataan yang pada dasarnya bersasaran utama nilai dan kebermanfaatan industri dan ekonomi perl u pula agar jangan menjadi hambatan
terhadap pemanfaatan fungsi dan keduduka n bahasa di Indonesia. Untuk itu
penggunaan dan pemanfaatan bahasa pe rlu mempedomani fungsi dan kedudukan
bahasa yang telah digariskan dalam GBHN dan secara operasionalnya diatur dalam
Kebijaksanaan Bahasa. Sebagai suatu lembaga pendidika n tinggi dibidang kepa riwisataan, Akademi
Pariwisata Medan (Akpar Medan) meneka nkan kepada peningkatan mutu Sumber
Daya Manusia dibidang kepariwisataan dan perhotelan secara teknis operasional
maupun managerial. Seperti ya ng diuraikan diatas yakni bahwa bahasa juga
memegang peranan penting dalam bidang kepa riwisataan maka selain pembelajaran
materi yang bersifat teknis operasiona l, upaya-upaya yang dilakukan untuk
mempelajari sekaligus menguasai penggunaan bahasa-bahasa asing dan bahasa
Indonesia terus dilakukan. Disamping bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing
yang wajib dipelajari terdapat juga bebe rapa bahasa pilihan diantaranya bahasa
Indonesia, bahasa Perancis, baha sa Jepang dan bahasa Mandarin.
Pembelajaran bahasa Inggris di Akpar Medan menerapkan konsep English for
Specific Purposes (ESP) , yakni suatu konsep pembelajaran yang menekankan kepada
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 English for Hoteliere dan English for Travel and Tourism (bahasa Inggris untuk
bidang perhotelan, usaha perjal anan dan kepariwisataan).
Tidak dapat dipungkiri bahwa ba hasa Inggris mutlak harus dikuasai dan
digunakan sehari-hari dalam melayani wi satawan manca-negara. Namun menurut
asumsi penulis bahwa bahasa Indonesia j uga merupakan faktor yang sangat penting
dalam meningkatkan pelayana n kepada para wisatawan baik manca-negara maupun
domestik.
Yang perlu digarisbawahi adalah sejauhmana para peserta didik (mahasiswa)
menguasai bahasa Indonesia di bidang pariwisata (BIPar ) sebagai sarana
berkomunikasi efektif baik secara lisan maupun tulisan. Bahwa kemampuan
berbahasa Indonesia yang selama ini dipela jari belum menentukan apakah seseorang
mampu menggunakannya pada bidang khusus se perti bidang pariwisata dan usaha
perjalanan pariwisata lainnya.
Untuk itu maka diperlukan suatu model pembelajaran bahasa Indonesia untuk
bidang pariwisata dengan menga dopsi konsep pembelajaran English for Specific
Purposes (ESP) dan melakukan analisa terh adap teori dan konsep yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran BIPar.
Menurut pengamatan penulis dilapang an serta menlihat kembali diktat mata
kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan kepada peserta didik bertumpu pada
penggunaan kaidah-kaidah bahasa dengan se luruh parameter-parameternya sehingga
pada akhirnya berujung pada kekurangmampuan (incompetent ) peserta didik dalam
menggunakan bahasa Indonesia secara lisa n maupun tulisan khususnya pada bidang
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 pekerjaan masing-masing. Tesis ini akan me nganalisis permasalahan dan selanjutnya
menemukenali suatu model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang khusus
(pariwisata).
Bagaimanakah model pembelajaran BIPar yang tertuang dalam bentuk silabus
dengan melakukan beberapa analisa yang me ncakup fungsi bahasa, ragam bahasa dan
pada akhirnya menciptakan komunikasi efek tif yang merupakan pembahasan utama
dalam tulisan ini. Berbicara mengenai ragam bahasa – satu hal yang sangat berperan dalam
pembahasa tulisan ini – maka terdapat raga m bahasa tulisan dan lisan. Ragam bahasa
tulisan cenderung kepada ragam bahasa standar baku, sebaliknya ragam bahasa lisan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di lapangan. Apakah kita menggunakan bahasa
baku dalam melakukan percakapan dengan oran g lain khususnya pada situasi formal?
Apakah ketika kita berbicar a dengan bahasa baku menjad ikan bahasa kita pergunakan
bersifat komunikatif? Sebagai contoh misalnya ketika se seorang diminta untuk mengambilkan pengeras
suara dengan mengatakan : “ Ambilkan pelantang itu !” atau dengan kalimat :
“Ambilkan mic itu !” . Menurut asumsi penulis kalim at yang lebih komunikatif adalah
kalimat : ambilkan mic itu dari pada ambilkan pelantang itu . Kata ‘ pelantang’ adalah
kosakata baku bahasa Indonesia namun tidak semua orang memahami makna kata tersebut sehingga membingungkan dan akhirn ya menjadi tidak komunikatif. Orang
lebih mengerti ketika disebut kata mic yang berarti pengeras suara dari pada kata
pelantang. Apakah ini bahasa standar?
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pertanyaan diatas mengisyaratkan suatu paradigma baru bahwa dalam
menciptakan suatu komunikasi efektif berarti tidak harus menggunakan ragam
bahasa standar atau baku. Penyusunan silabus yang komunikatif ( communicative syllabus design ) dalam
pembelajaran BIPar dengan sendirinya memberikan suatu gambaran yang
menyeluruh tentang isi dan cara bahasa disampaikan secara lisan tetapi masih
menggunakan kata/istilah yang dimengerti oleh semua kalangan khususnya di bagian
perhotelan.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Kajian model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata merupakan
hal baru di Indonesia sehingga hal ini menarik minat peneliti untuk menelaah lebih
jauh suatu konsep pembelajaran bahasa I ndonesia untuk bidang pariwisata dengan
menerapkan konsep English for Specific Purposes (ESP) .
Bahasa mempunyai dua aspek mendasar ( basic elements ) yaitu bentuk ( language
form ) baik bunyi, tulisan maupun strkukturnya dan makna ( meaning) baik leksikal,
fungsional maupun struktural. Dari kajian jenisnya terdapat tiga bentuk yakni bahasa lisan ( spoken language ), bahasa tulisan ( written language ) dan bahasa isyarat
(gestures, silent language).
Berdasarkan pengalaman dan pengama tan peneliti selama bertugas di Akademi
Pariwisata Medan, para peserta didik yang telah mendapatkan materi pembelajaran
bahasa Indonesia mengalami kesulitan ketika dalam suatu simulasi/demonstrasi
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 diminta untuk menggunakan bahasa Indonesia pada saat bertugas sebagai receptionist
(penerima tamu) ataupun sebagai waiter (pelayan) di sebuah hotel.
Permasalahan tersebut mencakup banyak aspek namun pada penelitian ini yang
menjadi batasan permasalahan terbatas pada masalah kebutuhan peserta didik
terhadap suatu pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata (BIPar)
khususnya di bagian Divisi Kamar yang meliputi kegiatan di kantor depan dan tata
graha. Sesuai dengan judul penelitian ini masa lah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kebutuhan peserta didik terhadap BIPar?
2. Bagaimanakah fungsi dan ragam bahasa BIPar? 3. Bagaimanakah model pembelajaran BIPar?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memb erikan gambaran menyeluruh terhadap suatu
model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata (BIPar) yang
berorientasi kepada kemampuan peserta didik untuk mampu berkomunikasi secara
lisan dan tulisan dengan efek tif didalam kehidupan dan pekerjaan mereka sehari-hari.
Adapun tujuan penelitian in i adalah sebagai berikut:
1. Menemukenali kebutuhan peserta didik terhadap pembelajaran BIPar sebagai
bahan dalam penyusunan silabus BIPar
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. Memberi gambaran fungsi dan ragam bahasa komunikatif dalam BIPar
3. Menemukan konsep model pembelajaran BIPar.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu model pembelajaran bahasa
Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar) khususnya di bagian Divisi Kamar suatu
hotel. Pada jangkauan yang lebih luas hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
untuk menentukan model-model pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang-bidang
khusus lainnya seperti bidang ekonomi, sejarah, hukum, kedokteran dan lain sebagainya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Analisis Kebutuhan (Needs Analysis)
Langkah pertama sebelum menyusun s ilabus pembelajaran bahasa untuk bidang
khusus adalah dengan melakukan kajian kebutuhan (needs analysis ). Namun
pertanyaan yang muncul adalah apakah sebenarnya analisis kebutuhan ini? Analisis
kebutuhan ini mendasarkan konsepnya kepada pembelajaran bahasa Inggris untuk
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 bidang khusus ( ESP) yang sudah sangat berkembang di Inggris dan Amerika Serikat.
Melaksanakan analis is kebutuhan mutlak dilakukan demi tercapainya kesesuaian
antara silabus pembelajaran bahasa unt uk bidang khusus dengan keinginan peserta
didik dimana bahasa ini di gunakan di tempat kerja ( workplace ) sehingga
menghasilkan silabi yang link and match .
Casper, Amie ( http://linguistic.byu.edu/TES OLBYU_NeedsAnalysis.htm , 2003)
menyebutkan : “ a needs analysis includes all the activ ities used to collect information
about your students’ learning n eeds, wants, desires, etc”.
Sebuah analisa kebutuhan itu meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi tentang kebutuhan belajar peserta didik, keinginannya, dan
lain-lain. Pada prosesnya terkadang juga melibatkan harapan dan keinginan pihak
ketiga ataupun pihak lain seperti pengajar, manajemen sekolah (administrator),
penyandang dana atau pihak lain ya ng mungkin merasakan dampak program
pembelajaran ini. Masih menurut Casper yaitu bahwa : “ A needs analysis can be very formal,
extensive and time consuming, or it can be informal, narrowl y focused. Some of
resources for conducting a needs analysis ma y include surveys and questionaires, test
scores, and interviews”. Hal ini menunjukkan bahwa sebua h analisis kebutuhan dapat
saja bersifat sangat formal, ekstensif dan memakan waktu yang cukup lama atau
dapat juga bersifat tidak formal dan mempunyai cakupan yang relatif singkat. Untuk
melaksanakan sebuah analisis kebutuha n maka sumber yang digunakan meliputi
survey dan daftar pertanyaan, hasil tes dan wawancara.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Setelah dilaksanakannya analsis ke butuhan dan mendapatkan hasilnya maka hasil
ini dapat digunakan untuk menentukan sasara n dari program pembelajaran. Sasaran-
sasaran ini kemudian dapat dinyatakan da lam bentuk Tujuan Intruksional Khusus
(TIK) atau specific teching objectives yang pada gilirannya menajdikannya dasar
untuk membuat Satuan Acara Pembelajaran (SAP) atau lesson plans , bahan ajar,
ujian, tugas-tugas dan aktifitas. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Carter,
yaitu: “ The information gleaned from a needs analysis can be used to help you define
program goals. These goals can be stated as specific teching object ives, which in turn
will function as the foundation on which to develop lessons plans, materials, tests,
assingments and activities”. Pada dasarnya sebuah analisis kebutuhan akan membantu kita menjelaskan tujuan
program pembelajaran bahasa. Selanjutnya menurut Yald en (1987 : 28) dikatakan bahwa :” … the whole concept
of needs analyisis has been considerably ext ended and enriched, after a good deal of
experimentation, cri ticism and re-evaluation. It now includes the identification of the
communication requirements, personal needs, motivations, relevant characteristics
and resources for the learners. It also incl udes investigating those of his ‘partners of
learning (Trim, 1981): teachers, employers, administrators, family and friends and
collagues, and even those of materi als writers and textbook publishers”. Terlihat
disini Yalden (1987) menegaskan kemb ali bahwa analisis kebutuhan mencakup
pengidentifikasian syarat komunikasi, kebut uhan individu, motivasi serta ciri-ciri dan
sumber yang sesuai bagi peserta didik. Analisa kebutuhan juga mencakup pengajar,
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 staf, petugas adminstrasi, keluarga, tema n dan kolega dan bahkan penulis bahan ajar
dan penerbit buku teks.
Ketika kita memutuskan untuk melakukan analisis kebutuhan, kita perlu berpikir tentang dua pertanyaan:
1 .Apa yang kita ingin/perlu di ketahui tentang peserta didik?
2. Bagaimanakah kita menemukenalinya?
Menurut Case, Alex ( http://www.onestopenglish.com
, 2009) mengatakan :” A
good way of starting to design a needs analysis for a student is to brainstrom all the
questions you could possibly want to as k them, and them edit them down. We can
brainstrom and organise the questions they s hould/can be asked by several schemes :
a. By questions words b. By skills and language c. By time
d. By place”
Suatu cara yang baik untuk menyusun suatu analisis kebutuhan bagi peserta didik
adalah dengan mengumpulkan seluruh pertanyaan yang memungkinkan ditanyakan
kepada mereka dan kemudian memilah dan memilih pertanyaan-pertanyaan tersebut
kedalam beberapa bagian, yaitu dengan menggunakan kata tanya, dengan keterampilan dan bahasa, dengan waktu dan dengan tempat.
2.2 Fungsi Bahasa BIPar
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Bahasa memiliki berbagai fungsi, bergantung pada kedudukan bahasa itu dalam
masyarakat penuturnya. Pada tahun 1928, ba hasa Indonesia, yang dahulu dikenal
sebagai bahasa Melayu yang kemudian disebut bahasa Indonesia sejak tanggal 28
Oktober 1928 naik kedudukannya. Perbed aan kedudukan mempengaruhi fungsinya.
Dilain pihak, bahasa Jawa walau pun penuturnya banyak, tetapi kedudukannya
sebagai bahasa daerah.
Dari kedudukan tersebut , dapat tersirat dan tersurat fungsi suatu bahasa. Misalnya,
fungsi sebagai lambang identitas dan alat interaksi sosial antar warga bahasa itu.
Jacobson (1972:65) seorang ahli linguistik, yang mengatakan bahwa fungsi bahasa terdiri atas enam, yaitu (1) fungsi referensial ( mengungkapkan acuan suatu pesan ),
(2) emotif ( mengungkapkan keadaan si pembicara ), (3) konatif ( mengungkapkan
keinginan-keinginan pembicara ), (4) metalinguistik ( mengungkapkan kode yang
dipergunakan ), (5) fatik ( pembukaan, pemeliharaan, kontak ), dan (6) puitik ( cara
suatu pesan ditulis dalam sandi )
Fungsi bahasa dapat juga dilihat dari berbagai segi, misalnya dari segi pendidikan.
Subyakto (1993:91) membedakan fungsi bahasa sebagai berikut, 1) menyampaikan dan mencari informasi, 2) mengungkapkan dan memahami sikap emosional, 3) mengungkapkan dan memahami sikap moral, 4) mengungkapkan agar sesuatu hal
dikerjakan, dan 5) bergaul sebagai anggota masyarakat.
Dalam penelitian ini sebagai land asan digunakan digunakan fungsi bahasa yang
dikemukan oleh Subyakto. Fungsi bahasa lain digunakan sebagai penunjang dalam
penelitian ini. Hal ini berdasarkan pert imbangan bahwa penelitian ini lebih banyak
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 mengarah ke bidang pendidikan, yakni penguasaan bahasa. Fungsi bahasa yang
berkaitan dengan dengan pengajaran in i dipakai terutama dalam penyusunan
wawancara serta analisis data dala m hubungan dengan pembicara dan lawan yang
diajak berbicara.
2.3 Ragam Bahasa BIPar
Ragam bahasa pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bida ng Pariwisata (BIPar)
menekankan kepada ragam bahasa lisan dari pada ragam bahasa tulisan. Hal ini
disebabkan bahwa dalam pembelajaran bahasa untuk pariwisata khususnya pada saat bekerja di bagian kantor depan dan ta tagraha suatu hotel lebih banyak menggunakan
bahasa lisan daripada bahasa tulisan. Bahasa tulisan digun akan pada saat resepsionis
mengisi format check-in dan beberapa hal lain yang bersifat korespondensi.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian , yang berbeda-beda
menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam
yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, per undang-undangan), di dalam suasana resmi
atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Menurut Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu penggunaan bahasa baku dan tak baku.
Dalam situasi resmi seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam s ituasi tak resmi, seperti di rumah, di
taman, di pasar kita tidak di tuntut menggunakan bahasa baku.
Ragam bahasa dibagi berdasarkan : 1. Media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu :(1) ragam
bahasa lisan, (2) ragam bahasa tulis. Ragam lisan adalah bahasa yang diujarka n oleh pemakai bahasa baik itu ragam
lisan standar maupun yang tidak standar. Ragam lisan standar dapat dijumpai
misalnya pada saat orang berpidato, atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah. Sedangkan ragam lis an yang tidak standar dapat dijumpai
dalam percakapan antar teman, di pasar atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
2. Berdasarkan situasi dan pemakaian
Dalam penggunaan ragam bahasa tulis makna yang diungkapkannya tidak
ditunjang oleh situasi pemakaian, seda ngkan dalam ragam bahasa lisan makna
kalimat yang diungkapkan ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelepasan unsur kalimat. Oleh karena itu dalam
penggunaan ragam bahasa baku tulis diperl ukan kecermatan dan ketepatan di
dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ragam bahasa baku lisan didukung ol eh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, ha l itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 unsur-unsur di dalam struktur kalimat ti dak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku
lisan karena situasi dan kondisi pembi caraan menjadi pendukung di dalam memahami
makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal be rbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan
dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapa t disebut sebagai ragam tulis, tetapi
tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis .
Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Menurut Alwi, (1988 : 14) bahwa isti lah lain yang digunakan selain ragam bahasa
standar, semi standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat
kemantapan berupa kaidah atau aturan tetap. Akan tetapi kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan
dibidang kosakata, peristilahan, sert a mengizinkan perkembangan berbagai
jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern .
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan
berdasarkan :
a. topik yang sedang dibahas; b. hubungan antarpembicara; c. medium yang digunakan; d. lingkungan dan; e. situasi saat pembicaraan terjadi.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Selanjutnya ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan
nonstandar adalah :
a. penggunaan kata sapaan dan kata ganti;
b. penggunaan kata tertentu;
c. pengunaan imbuhan;
d. penggunaan kata sambung (konjungsi) dan;
e. penggunaan fungsi yang lengkap
2.4 Tindak Tutur dan Siasat Kesantunan
Dalam kehidupan sehari-hari di ma syarakat luas dikenal slogan “Gunakanlah
bahasa yang baik dan benar”. Paradigma in i ternyata mempengar uhi teori dan konsep
pengajaran dan pembelajaran bahasa dan j uga teori dan konsep pemerolehan bahasa.
Urutan kata “baik” dan “benar” dalam slogan diatas sekaligus menunjukkan bahwa
persoalan pragmatik bahasa lebih penti ng dari gramatika bahasa dalam penggunaan
bahasa yang komunikatif.
Karena kemampuan komunikatif mencakup juga pengetahuan pragmatika tentang
kesantunan bahasa, maka pengajaran bahasa juga meliputi teori tentang tindak tutur
dan siasat kesantunan. Tindak tutur merupakan salah satu bidang kajian penting pragmatika bahasa.
Pengertian pragmatika yang paling melekat erat dengan pembahasan dalam tesis ini
adalah definisi pragmatika yang diberikan oleh Crystal (1985 : 240), yaitu
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 pragmatika sebagai pengkajian bahasa dari sisi pengguna bahasa, khususnya tentang
pilihan-pilihan yang dibuat, kendala-kendala yang ditemukan pada penggunaan
bahasa dalam interaksi sosial dan pengar uh penggunaan bahasa itu terhadap peserta
lainnya dalam tindak komunikasi. Tindak tutur ialah melakukan tindak tertentu melalui kata, misalnya memohon
sesuatu, menolak (tawaran permohonan), be rterima kasih, memberi salam, memuji,
meminta maaf, dan lain sebagainya. Dalam melakukan suatu tindak tutur, selain menyatakan maksud dan
keinginannya, penutur juga secara alami bertujuan untuk menciptakan dan menjaga
hubungan sosial tertentu antara diri penutur dengan petutur. Penutur
mempertimbangkan berbagi kendala dala me nyampaikan maksudnya secara tepat dan
sesuai dari segi kedekatan atau jarak anta ra penutur dengan petutur, situasi bahasa,
dan sebagainya. Siasat bahasa (komuni kasi) yang digunakan untuk menciptakan dan
menjaga hubungan sosial ini sering disebut siasat kesantunan.
2.5 Bahasa Inggris untuk Bidang Khusus (English for Specific Purposes-ESP)
2.5.1 Definisi ESP
English for Specific Purposes (ESP) adalah suatu cara dalam mengajar/belajar
bahasa Inggris untuk subjek yang khus us dengan maksud pekerjaan maupun
akademik. Jika kebutuhannya berbeda maka tujuannya juga berbeda pula, misalnya
bahasa Inggris untuk Ekonomi, bahasa Inggr is untuk Bisnis, bahasa Inggris untuk
Sekretaris, dan lain sebagainya.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Inilah yang mendasari dan melandasi konsep pembelajaran bahasa bahwa teori dan
konsep ESP juga dapat diaplika sikan dalam pembelajaran ba hasa-bahasa lain di dunia
termasuk juga bahasa Indonesia. Pembel ajaran bahasa Indonesia untuk bidang
Pariwisata (BIPar) yang merupakan pemb ahasan utama dalam kajian ini secara
mutlak mengadopsi teori dan konsep ESP dan menjadi bagian dalam penerapan pada
proses pembelajaran BIPar khususnya di bagian Divisi Kamar sebuah hotel
berbintang. Alasan penting terhadap keberad aan ESP adalah revolusi dalam bidang linguistik.
Sementara para ahli lingusitik tradisional menekankan kepada penjelasan mengenai ciri bahasa, para pionir revolusi dala m bidang linguistik ini mulai memfokuskan
kepada cara-cara bagaimana bahasa di gunakan dalam komunikasi sebenarnya.
Hutchinson & Waters (1987:10) menekankan : “… that one significant discovery was
ini the ways that spoken and written English vary ”.
Hal ini dengan kata lain berart i bahwa jika konteks di mana bahasa Inggris
digunakan berbeda, maka variasi bahasa Inggris juga akan berubah. Jika bahasa dalam situasi berbeda berbeda maka penyesu aian program pembelajaran bahasa untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dala m konteks yang khusus menjadi lebih
memungkinkan. Selanjutnya menurut Hutchinson & Waters (1987:10) adalah bahwa kemunculan
ESP tidak hanya berhubungan dengan lin guistik tetapi berhubungan dengan
psikologi. Fokusnya adalah tidak hanya be rhubungan kepada metode pembelajaran
bahasa saja melainkan adalah bagaiman a peserta didik memperoleh bahasa dan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 perbedaan-perbedaaan bagaimana bahasa diperoleh. Peserta didik dilihat untuk
menerapkan strategi pembelajaran yang be rbeda, menggunakan skill yang berbeda,
masuk kepada skemata pembelajaran yang berbeda dan termotivasi oleh minat dan keinginan yang berbeda pula. Karena itu fokus terhadap kebut uhan peserta didik
menjadi sama besar dengan metode dala m mempelajari pengetahuan linguistik.
Menyusun program khusus untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan individu
merupakan perkembangan yang alami dari pemikiran ini. Sampai dewasa ini, kata kunci dalam pembelajaran bahasa ESL adalah pemusatan peserta didik atau learner-
centered atau learning-centered .
2.5.2 Beberapa Pemikiran tentang ESP
Ada 4 (empat) gagasan utama yang di uraikan yang meliputi : a) perbedaan antara
karakteristik ESP yang mutlak dan beruba h-ubah, b) jenis ESP, c) karakteristik
program ESP, dan d) makna kata ‘special’ dalam ESP.
a. Karakteristik ESP yang mutlak (absol ute) dan yang berubah-ubah (variable) .
Menurut Strevens’ (1988:32) bahwa ESP dapat di tentukan dengan
mengidentifikasikan karakteristik yang mutlak dan berubah-ubah dan definisinya
membuat suatu perbedaan antara empat ka rakteristik mutlak dan dua karakteristik
berubah-ubah sebagai berikut:
1. Karakteristik mutlak :
ESP terdiri dari pembelaj aran bahasa Inggris yang:
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 a. disusun untuk memenuhi kebut uhan khusus peserta didik;
b. dihubungkan dengan konteks (tema dan topik) terhadap disiplin ilmu
khusus, pekerjaan dan aktifitas;
c. dipusatkan pada kesesuaian berbahas a pada aktifitas-aktifitas tersebut
dalam sintaksis, leksis, wacana, semantik, dll., dan analisa wacana;\
d. bertolak belakang dengan General English.
2. Karakteristik berubah-ubah :
ESP mungkin dapat seperti itu tetapi tidak perlu :
a. terbatas kepada salah satu keteramp ilan berbahasa yang harus dipelajari
(misalnya hanya membaca);
b. tidak diajarkan berdasarkan menurut metodologi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Namun pakar teori linguistik Dudl ey-Evans dan St John (1988:23) menambah
definisi ESP asli Strevens pada tahun 1997 di konferensi bahasa di Jepang. Definisi
yang telah diperbaiki/ditambah adalahsebagai berikut :
1. Karakteristik Mutlak :
a. ESP ditentukan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang khusus;
b. ESP berguna dalam menetapkan metodologi dan kegiatan suatu disiplin
ilmu;
c. ESP dipusatkan kepada bahasa (tatabah asa, leksis, register), ketrampilan,
wacana dan genre yang sesuai dengan aktifitas ini.
2. Karakteristik Berubah-ubah :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 a. ESP dapat dihubungkan atau disusun untuk siplin ilmu khusus;
b. ESP mungkin menggunakan sebua h metodologi berbeda dari general
English dalam situasi pengajaran khusus;
c. ESP mungkin dapat disusun bagi pe mbelajar dewasa, pada suatu intstansi
atau dalam situasi kerja profesional. Namun dapat juga digunakan bagi
pembelajar pada tingkat sekolah menengah;
d. ESP disusun secara umum untuk peserta didik pada tingkat menengah atas
atau tinggi;
e. Kebanyakan program E SP berdasar kepada bebera pa sistem pengetahuan
dasar bahasa tetapi dapat juga digunakan oleh para pemula.
Untuk definisi ESP yang lebih luas maka Hutchinson & Waters (1987:19)
mengatakan: “ ESP is an approach to l anguage teaching in which all decisions as to
content and method are based on the learner’s reason for learning ”. Dikatakan
bahwa ESP adalah suatu pendekatan kepada pengajaran bahasa dimana semua keputusan seperti isi dan me tode berdasarkan alasan be lajar para peserta didik.
b. Jenis-Jenis ESP
David (1983: 4-5) mendefinisikan ESP kedalam 3 (tiga) jenis yaitu:
1. Bahasa Inggris sebagai suatu bahasa terbatas;
2. Bahasa Inggris untuk Tujuan Pe kerjaan dan Akademis (English for
Academic and Occupational Purposes- EAOP);
3. Bahasa Inggris dengan topik khusus.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Bahasa yang digunakan oleh pengatur perjalanan udara atau oleh pelayan adalah
contoh bahasa Inggris sebagai suatu bahasa terbatas. Mackay dan Mountford (1978:
11) secara jelas mengilustrasikan perbedaan antara bahasa terbatas dan bahasa dengan
pernyataannya : “… the language of intern ational air-traffic control could be
regarded as ‘special’, in the sense that repe rtoir required by the c ontroller is strictly
limited and can be accurately determined situationally, as might be the linguistic
needs of a dining-room waiter or air-hoste ss. However, such restricted repertoires
are not languages, just as a tourist phrase book is not grammar. Knowing a restricted
‘language’ would not allow the sp eaker to communicate effec tively in novel situation,
or in contexts outside th e vocational environment ”.
Jenis ESP yang kedua adalah yang dide finisikan oleh Carter adalah bahasa Inggris
untuk tujuan pekerjaan dan akademis (E AOP). Hutchinson & Waters (1987: 25)
dalam ‘Tree of ELT ’ mengatakan bahwa ESP dipecah lagi kedalam tiga cabang, yaitu
: a) English for Science and Technology (EST) , b) English for Business and
Economics (EBE) , dan c) English for Social Studies (ESS) . Masing-masing subjek ini
dibagi lagi kedalam dua cabang : English for Academic Purposes (EAP) dan English
for Occupational Purposes (EOP) . Contoh EOP adalah ‘ English for Technicians ’
sedangkan contoh EAP adalah ‘ English for Medical Studies ’.
Jenis ESP ketiga dan yang terakhir yang dijelaskan oleh Carter ( 1983: 134) adalah
bahasa Inggris dengan topik khusus. Jeni s ESP ini secara unik berhubungan dengan
kebutuhan bahasa Inggris pada masa yang akan datang, contohnya, adalah para ilmuwan yang membutuhkan bahasa Inggris untuk membaca bahan pelajaran pada
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 tingkat yang lebih tinggi, menghadiri konfer ensi internasional atau bekerja di
perusahaan asing. Namunpun demikian jenis ini bukanlah sebuah jenis ESP yang
tersendiri melainkan suatu komponen progr am ESP yang memfokuskan pada bahasa
situasi. Bahasa situasi ini telah ditentuka n berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari
kebutuhan penggunaan bahasa di tempat kerja ( workplace ).
c. Ciri-ciri atau karakteristik program ESP
Carter (1983: 134) menyatakan bahwa ada tiga ciri-ciri umum program ESP, yaitu:
a) material asli, b) berorientasi tujuan dan c) mengarahkan sendiri.
Jika kita melihat pendapat Dudl ey-Evans (1997: 83) mengklaim bahwa ESP harus
diberikan pada sebuah level menengah ataupun tinggi dan kelayakan penggunaan
bahan pembelajaran asli.
Sementara itu, orientasi tujuan meng acu kepada simulasi tugas-tugas komunikatif
yang sesuai dengan penyusunan sasaran. Carter mencatat ba hwa pada waktu simulasi
para peserta didik dalam suatu konferensi termasuk melibatkan penyiapan kertas
kerja, membaca, mencatat dan menulis. Karakteristik terakhir program ESP adalah mengarahkan sendiri ( self-direction ).
Dalam hal ini Carter (1983: 134) menyatakan bahwa “… point of including self-
direction…is that ESP concerned with turning learners into users ”. Dalam upaya
untuk mengarahkan sendiri, para peserta didik harus mempunyai keberanian untuk
memutuskan kapan, apa dan bagaimana me reka akan belaja r. Carter juga
menambahkan harus ada suatu usaha ya ng sistematis oleh pengajar untuk
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 memberikan peserta didik bagaimana belajar dengan cara mengajarkan mereka
tentang strategi belajar. Namun ada yang berpendapat bahwa apa yang penting bagi
peserta didik adalah belajar bagaimana mengakses informasi dalam sebuah budaya
baru.
d. Makna Kata ‘ Special ’ dalam ESP
Mackay dan Mountford (1978: 4) mengatakan : “ The only practical way in which
we can understand the notion of special language is as a re stricted repertoire of
words and expressions selected from the whole language because that restricted
repertoire covers every requirements within a well-defined context, task or vocation ”.
Dikatakan disini bahwa hanya satu cara ya ng praktis dimana kita dapat memahami
gagasan bahasa khusus adalah seperti sebuah kata-kata dan ungkapan dalam suatu
sandiwara yang dipilih dari keseluruhan bahasa karena kata-kata atau ungkapan
tersebut mencakup setiap permintaan dala m konteks, tugas dan pekerjaan yang sudah
diatur dengan baik.
Sebaliknya Mackay dan Mountf ord berpendapat bahwa suatu maksud khusus
mengacu kepada tujuan dimana peserta didik belajar sebuah bahasa bukan alamiah
bahasa yang mereka pelajari. Karena itu fokus makna kata ‘special ’ dalam ESP
seharusnya menjadi tujuan bagi pserta didik belajar dan bukan hanya jargon ataupun
istilah yang mereka pelajari.
2.6 Penyusunan Silabus
2.6.1 Kurikulum dan Silabus
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Definisi dan fungsi dari “silabu s”, “penyusunan silabus”, dan “kurikulum” telah
banyak menimbulkan kesalahpahaman da n kebingungan diantara para peminat
bahasa dan masyarakat luas secara umum. Menurut Stern (1983) kurikulum itu adalah
bagian dari disiplin ilmu pendidikan. Dalam arti yang lebih luas, kurikulum mengacu
kepada tujuan, isi, implementasi dan evaluasi sistem pendidikan. Dalam arti sempit, kurikulum mengacu kepada isi ( content ) dari suatu program khusus. Masih menurut
Stern (1983), istilah “silabus” masuk dalam kategori makna yang lebih sempit. dan “penyusunan silabus” hanyalah satu bagian dari kegiatan pengembangan kurikulum.
Sebuah survey yang dilakukan Shaw (1975) tentang pengembangan silabus bahasa
kedua menemukan perbedaan diantara :kur ikulum dan “silabus” yaitu kurikulum
meliputi sasaran, objektif, isi, proses, dan sarana evaluasi semua pengalaman belajar
yang direncanakan bagi peserta didik didala m dan diluar kelas melalui instruksi di
kelas. Sedangkan silabus adalah perencanaan suatu bagian dari kurikulum dan tidak
termasuk elemen evaluasi kurikulum itu sendiri.
Istilah “kurikulum” seperti yang didefinisikan oleh Allen (1984) merupakan suatu
konsep yang sangat umum melibatkan faktor-fak tor filosofis, sosial dan administratif
yang membantu terhadap perencanaan progr am pendidikan. Kata “silabus” kemudian
mengacu kepada bagian dari kurikulum yang berhubungan dengan spesifikasi bagian/unit yang akan diajarkan. Selanjutnya, Noss dan Rodgers ( 1976) memberikan definisi tentang sebuah
“silabus” bahasa adalah suatu susunan obj ektif yang edukatif dan dapat dijelaskan
dalam konteks isi linguistik. Disini, spesif ikasi tujuan/sasaran harus berhubungan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dengan bentuk bahasa atau subtansi, situas i pengunaan bahasa atau dengan bahasa
sebagai sarana berkomunikasi.
Strevens (1977) mengatakan bahwa silabus adalah bagian dari instrument
administratif, bagian dari petunjuk ha rian guru dalam mengajar, bagian dari
pernyataan apa dan bagaimana yang harus diajarkan, terkadang bagian dari suatu pendekatan. Silabus meliputi ba gian dari bahasa yang akan diajarkan serta diuraikan
dan diproses sedemikan rupa untuk tujuan pengajaran. Menurut Wilkins (1981), silabus adalah spesifikasi isi pembel ajaran bahasa yang
telah disusun dengan baik dengan maksud menjadikan pengajaran dan pembelajaran bahasa suatu proses yang lebih efektif. Sedangkan Johnson (1982) menjelaska n bahwa silabus adal ah suatu “daftar
silabus yang terorganisir” dimana “daftar silabus” mengacu kepada hal-hal yang akan
diajarkan. Crombie (1985) juga mendefinisika n silabus sebagai daft ar atau unit yang
akan dikenalkan oleh pembelajar. Nam un Corder (1975) menyatakan bahwa silabus
itu lebih dari sekedar daft ar unit yang akan diajarkan. Sebagai tambahan, Mackay
(1980) menyatakan bahwa silabus memberikan suatu gambaran bagaimana isi/bahan
pengajaran dipilih dan disusun. Hal berbeda ditunjuk kan Candlin (1984) dengan menga takan bahwa silabus adalah
konstruksi sosial yang dibuat oleh guru dan peserta didik yang berhubungan dengan spesifikasi dan perencanaan apa yang akan dipelajari dan disus un sedemikian rupa
sebagai resep untuk kegiatan guru dan siswa.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pada dasarnya menurut Breen (1984), silabus dapat dilihat sebagai suatu rencana
apa yang akan dicapai melalui pengajara n kita dan pembelajaran siswa kita
sedangkan menurut Prabhu (1984) fungsinya ad alah menspesifikasikan apa yang akan
diajarkan dan bagaimana susunannya.
Sebuah silabus adalah sebuah ungkapan pendapat atau gagasan terhadap bahasa dan pembelajarannya. Silabus berfungsi seba gai petunjuk bagi pe ngajar dan peserta
didik dengan beberapa sasa ran yang diberikan untuk dapa t diperoleh. Hutchinson dan
Waters (1987:80) menjelaska n silabus yakni bahwa sebuah silabus secara sederhana
adalah suatu pernyataan atas apa yang harus dipelajari. Silabus merefleksikan performance bahasa dan linguistik.
Yalden, (1987:87) mengatakan bahwa sebuah silabus dapat dilihat sebagai ringkasan isi dimana para peserta didik akan diekspose. Ini merupakan suatu
gambaran terhadap apa yang akan diajarka n dan tidak dapat secara tepat memprediksi
apa yang akan dipelajari.
2.6.2 Penyusunan Silabus
Setelah dimengerti apa yang dima ksud dengan istilah kurikulum dan silabus
bahasa, langkah berikutnya adalah me ngetahui bahan acuan mengenai istilah
ungkapan penyusunan silabus ( syllabus design).
Menurut Webb (1976), penyusunan sila bus dipahami sebagai susunan isi yang
sudah dipilih kedalam suatu urutan yang te rtata dan praktis demi tujuan pengajaran.
Webb memberikan kriteria bagi pe nyusunan silabus sebagai berikut :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 a. perkembangan dari hal-hal yang sudah diketahui sampai yang belum
diketahui;
b. ukuran unit pengajaran yang sesuai;
c. sebuah variasi kegiatan yang sesuai;
d. dapat diajarkan;
e. menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa.
Garcia (1976) mengembangkan hal ini dan memberikan kriteria yang lebih
komprehensif yang dapat dipertimbangka n pada saat menyusun suatu silabus.
Menurutnya adalah bahwa khususnya ya ng berhubungan dengan kekuatan sosial,
prasangka, kebiasaan dan motif dari pese rta didik, hubungan sifat- sifat peserta didik
terhadap apa yang dianggap bersifat universal dalam proses belajar, pandangan
kontemporer terhadap alamiah bahasan dan bagaimana bahasa diajarkan bagi penutur
asing dan untuk tujuan re alistik harus mengarahkan ke pada keputusan kurikuler.
Menyusun suatu silabus adalah suat u proses yang rumit. Menurut Halim (1976
:37), penyusun silabus harus betul-betul mempertimbangkan semua variabel-variabel
yang relevan. Amran telah menggolongkan se mua variabel kedalam dua kategori
yaitu :
1. variabel linguistik yang meliputi hubungan linguistik, antara bahasa yang
diajarkan dan bahasa atau bahasa yang digunakan siswa dalam kegiatan
sehari-hari dan;
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. variabel non-linguistik yang beruruta n dari kebijakan sosial, kultural,
teknologi dan variabel administratif.
Sementara itu Munby (1984) mengatakan bahwa penyusunan silabus dilihat
sebagai hal-hal dalam menspesifikasikan isi yang perlu diajarkan dan kemudian
disusun kedalam suatu silabus pengajaran un it pembelajaran yang sesuai.
Selanjutnya Maley (1984) memberik an suatu simpulan bahwa penyusunan silabus
memberikan arahan seluruh proses dalam menyusun suatu program bahasa. Dia mengatakan bahwa analisis kebutuhan ya ng menjadi bahan untuk diajarkan harus
dihubungkan kepada suatu metodologi sesuai dengan silabus, suatu susunan teknik
yang sesuai dengan metodologi, dan tahapan evaluasi yang sesuai secara keseluruhan. Dari penjelasan diatas dapat ditarik simpulan bahwa penyusunan silabus
melibatkan urutan logis tiga taha p utama : 1) analisis kebutu han, 2) spesifikasi isi, 3)
susunan silabus.
2.6.3 Jenis-Jenis Silabus
2.6.3.1 Silabus Berorientasi Produk ( Product-Oriented Syllabus)
Jenis silabus ini menekankan kepada hasil dari pembelajaran bahasa. Ada
beberapa jenis pendekatan yang dapat dija dikan acuan dalam penyusunan silabus.
yaitu : a. Pendekatan Struktural (The Structural Approach )
Jenis ini juga disebut de ngan silabus tatabahasa. S ilabus dengan pendekatan ini
memfokuskan isinya berdasarkan kerum itan dan kesederhanaan tatabahasa.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pembelajar diharapkan menguasai setiap struktur bahasa dan memasukkanya
dalam pengetahuan tatabahasanya. Jenis in i mendapatkan kritikan yang mendasar
yakni bahwa hanya terfokus kepada satu aspek bahasa yaitu : tatabahasa.
b. Pendekatan Situasi ( The Situational Approach )
Silabus ini berisikan suatu susunan situasi yang merefleksikan cara bahasa dan
tingkah laku digunakan sehai-hari diluar kelas. Jadi dengan menghubungkan teori
struktural kepada situas i yang relevan, pembelajar mampu memberikan makna
dari sebuah konteks yang sesuai. Namun bagaimanapun juga, silabus ini terbatas
kepada peserta didik yang keinginannya tidak sesuai dengan situasi yang terdapat
di silabus itu sendiri. Satu keuntungan dari pendekatan situasi ini adalah meningkatnya motivasi peserta didik karena silabus ini ter pusat kepada pembelajar ( learner-centered ) (Wilkins,
1976 : 16)
Satu situasi biasanya melibatkan beberapa orang peserta didik dalam kegiatan
yang disusun secara khusus. Tujuan utama silabus situasi ini adalah mengajarkan bahasa yang digunakan pada situasi-situasi sepert misalnya : berkunjung ker doketr gigi, membeli buku di toko buku, me ngeluh kepada pramukamar di sebuah
hotel, berjumpa dengan siswa baru dan lain sebagainya.
c. Pendekatan Fungsional/Maksud ( The Notional/Functional Approach )
Kritikan Wilkins terhadap silabus struktural dan situasional menyatakan bahwa kedua jenis silabus tersebut hanya me njawab bahasa yang ‘bagaimana’ atau
‘kapan’ dan ‘dimana’ (Brumfit and Johnson. 1979:84).
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dalam upaya menentukan tujuan maka kebutuhan pembelajar harus dianalisa
terlebih dahulu melalui jenis komunikas i yang beragam yang harus dialami oleh
pembelajar. Karena itu, analisa kebutuha n berhubungan erat dengan jenis silabus
ini. Contoh fungsi melip uti : menginformasikan ( informing), menyetujui
(agreeing ), memohon maaf (apologizing), dan lain-lain. Contoh maksud (notions )
: ukuran (size), usia ( age), warna ( color ), perbandingan ( comparison), waktu
(time) dan lain-lain.
2.6.3.2 Silabus Berorientasi Proses ( Process-Oriented Syllabus )
Silabus berorientasi proses di kembangkan sebagai akibat dari kegagalan
pembelajaran dari silabus berdasar kan produk untuk meningkatkan kemampuan
komunikatif bahasa. Fokusnya adalah pada spesifikasi tugas- tugas belajar dan
kegiatan yang akan dialami selama pembel ajaran. Terdapat beberapa jenis silabus
yaitu sebagai berikut : a. Silabus berdasarkan keterampilan ( skill-based )
Isi silabus ini adalah kumpulan kemam puan khusus yang dapat menjadi bagian
dalam menggunakan bahasa. Keterampilan ad alah hal-hal dimana peserta didik
dapat melakukannya untuk menjadikannya mampu ( comptetent ) dalam sebuah
bahasa dan terpisah dari penggunaan bahasa. Sementara silabus situasi
menekankan kepada situasi dalam pe nggunaan bahasa, silabus berdasarkan
keterampilan memfokuskan kepada kema mpuan linguistik (ucapan, kosakata,
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 tatabahasa, dan wacana). Tujuan utama silabus ini adalah mempelajari
ketrampilan bahasa yang khusus ( the specific language skill ).
b. Silabus berdasarkan tugas ( task-based)
Isi pengajaran adalah suatu susunan t ugas-tugas yang kompleks dan penuh makna
yang dipelajari peserta didik untuk menggunakannya di didalam bahasa yang
mereka sedang pelajari. Tugas –tugas ya ng diberikan dide finisikan adalah
serangkaian kegiatan dengan maksud tert entu dan bukan tentang bahasa yang
sedang dipelajari. Pengajaran berdasarkan tugas (task-based) berbeda dengan pengajaran berdasarkan situasi ( situation-based ). Dalam silabus situasi tujuan
pengajaran adalah bagaimana menggunakan bahasa pada situ asi-situasi yang
berbeda, sementara itu dalam silabus berd asarkan tugas, peserta didik diharuskan
memperhatikan sumber-sumber bahasa untuk melengkapi tugas (a process).
c. Silabus berdasarkan isi ( content-based )
Tujuan utama dari silabus ini adalah mengajarkan isi atau informasi dalam
menggunakan bahasa yang sedang dipelajari oleh peserta didik. Silabus ini
berhubungan erat dengan informasi, sedangka n pembelajaran ba hasa berdasarkan
tugas ( task-based ) menekankan kepada proses komunikatif dan kognitif. Suatu
contoh pengajaran bahasa berdasarkan isi ( content-based ) adalah kelas sains
(science class ) yang diajarkan dalam bahasa yang diperlukan atau diinginkan
peserta didik untuk dipelajari – dengan beberapa penyesuaian linguistik – untuk
menjadikan sains tersebut lebih dapat dimengerti.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2.6.4 Kemampuan yang dibutuhkan bagi keberhasila n komunikasi di temp at
Kerja
Cummins (1979) memberikan te ori dikotomi antara kemampuan komunikasi
interpersonal dasar ( basic interpersonal communication skills – BICS ) dan
keterampilan berbahasa akademik kognitif ( cognitive academic language proficiency
– CALP ). Yang pertama mengacu kepada keterampilan berbahasa yang digunakan
dalam bahasa tidak resmi sehari-hari denga n keluarga, teman dan kolega. Berikutnya
mengacu kepada sebuah keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk memahami
dan menggunakan bahasa akademik. Situasi dimana seseorang menggunakan BICS
adalah dengan konteks yang mudah dipahami. Namun penggunaan CALP terdapat di
konteks yang memberikan sedikit sekali petunjuk kontekstual.
Menurut Gatehouse (2008) bahw a ada tiga kemampuan yang perlu bagi
pencapaian komunikasi efek tif dalam bidang pekerjaan.
Kemampuan pertama kemampuan dalam menggunakan jargon khusus dalam
konteks bidang pekerjaan khusus. Yang kedua adalah kemampuan menggunakan
keterampilan akademik seperti melaksanakan penelitian dan mengacu kepada
pencatatan akademik. Sedangkan yang ketiga kemampuan menggunakan bahasa
sehari-hari untuk dapat berbicara secara efektif mengabaikan konteks pekerjaan,
contohnya adalah ngobrol dengan teman di sebuah café ataupun menjawab e-mail
dari seorang teman.
2.7 Komunikasi Efektif
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2.7.1 Pengertian dan Hakikat Komunikasi
Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin
“communicatio ”, istilah ini berasal dari perkataan “communis ” artinya ‘sama’,
maksudnya ‘sama makna atau sama arti’. Ja di komunikasi terjadi apabila terdapat
kesamaan makna mengenai suatu pesan ya ng disampikan oleh komunikator dan
diterima oleh komunikan.
Sementara itu hakikat komunikasi ad alah proses pernyataan antarmanusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasa an seseorang kerpada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalu rnya. Tegasnya komunikasi berarti
penyampaian pesan oleh kom unikator kepada komunikan.
Yang perlu dicermati dan dipelaja ri tentang pentingnya komunikasi karena
menyangkut tentang isi pesan yang disampai kan melalui bahasa dalah bahwa jika
seseorang salah komunikasinya ( miscommunication) maka orang yang dijadikan
sasaran mengalami salah persepsi (misperception ) yang gilirannya menjadi salah
interpretasi ( misinterpretation ), berikutnya meja di salah pengertian
(misunderstanding) dan dalam hal tertentu akan menimbulkan salah perilaku
(misbehaviour ).
2.7.2 Proses Komunikasi
Bagaimana tekniknya agar komunika si yang dilancarkan seseorang komunikator
dapat berlangsung efektif dalam prosesnya dapat ditinjau dari dua perspektif :
1. Proses komunikasi dalam perspektif psikologis.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dalam perspektif tini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Terjadinya
suatu proses komunikasi (isi pesan berupa pikiran dan lambang umumnya
bahasa).Walter Lippman menyebut isi pesan “ picture in our head ” sedangkan
Walter Hagemann menamakannya “ das bewustseininhalte ”. Prose “mengemas”
atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator yang
dinamakan ‘encoding ’. Sedangkan proses dalam diri komunikan disebut
‘decoding ’ (seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan).
2. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis.
Proses ini berlangsung ketika kom unikator mengoperkan atau “melemparkan”
dengan bibir kalau lisan atau dengan tangan kalau tulisan.
Penangkapan pesan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata
atau indera-indera lainnya. Adakalanya komunikasi ters ebar dalam jumlah yang
relatif banyak sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana.
Dalam situasi ini disebut komunikasi massa. Komunikasi efektif dapat dilakukan melalui dua cara yakni:
1. Komunikasi lisan dan; 2. komunikasi tulisan
Dalam menciptakan komunikasi efektif sebagai bentuk tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata maka terdapat beberapa faktor-faktor
penunjang komunikasi efektif. Faktor-fakto r tersebut pada awalnya memuculkan
suatu pertanyaan: Mengapa komunikasi kita pe lajari dan teliti? Pertanyaan tersebut
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 memunculkan jawaban bahwa kita mempelaj ari dan meneliti komunikasi karena kita
ingin mengetahui bagaimana efek suatu jenis komunikasi kepada seseorang.
(www.etika-filsafat-komunikasi . blogspot.com)
Selanjutnya kita lihat apa yang disebut “ the condition of success in
communication ”, yakni suatu kondisi yang haru s dipenuhi jika kita menginginkan
agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki dengan
memperhatikan: 1. Pesan harus dirancang dan di sampaikan sehingga menarik.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lamba ng tertuju kepada pengalaman antara
komunikator dan komuni kan sehingga dimengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan.
Berikut ini adalah be berapa faktor komponen komunikan:
1. Para ahli komunikasi meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan. 2. Pertanyaan :” know your audience” merupakan ketentuan utama dalam
komunikasi disebabkan pe ntingnya untuk mengetahui:
a. Timing (waktu) yang tepat untuk suatu pesan,
b. Bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, d. Jenis kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Komunikan dapat dan akan meneri ma sebuah pesan hanya kalau terdapat empat
kondisi berikut ini:
1. Dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi, 2. Pada saat mengambil keputusa n, sadar sesuai dengan tujuannya,
3. Pada saat mengambil keputusa n, sadar sesuai dengan tujuannya,
4. Mampu menepatinya baik secara mental maupun fisik.
Selanjutnya terdapat dua faktor komponen komunikator, yaitu:
1. Kepercayaan pada komunikator (source credibility )
Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu peryataan yang benar. Kualitas komunikasinya sesuai dengan kualita s sampai dimana ia memperoleh
kepercayaan dari komunikan. Kepercayaan ditentukan oleh keahliannya dan dapat
dipercaya karena kepercayaan ya ng besar dapat merubah sikap.
2. Daya tarik komunikator ( source of attractiveness )
Hasrat seseorang untuk menyamakan diri nya dengan komunikator. Komunikator
akan sukses dalam komunikasinya bila berhasil memikat perhatian komunikan
sehingga akan mempunyai kemampuan melakukan perubahan sikap melalui
mekanisme daya tarik. Komunikan me nyenangi komunikator apabila merasa
adanya kesamaan khususnya kesamaan ideologi yang lebih penting dari pada
kesamaan demografi.
Selain itu pula Hartley menyebut “ the image of other ” yakni bahwa seorang
komunikator akan sukses dalam komunika sinya kalau menyesuaikan komunikasinya
dengan “ the image” dari komunikan, yaitu:
1. Memahami kepentingannya,
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. Kebutuhannya,
3. Kecakapannya, 4. Pengalamannya, 5. Kemampuan berpikirnya dan, 6. Kesulitannya. Intinya adalah komunikator harus dapat me njaga kesemestaan alam mental yang
terdapat pada komunikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Metode Penelitian tentang pe mbelajaran bahasa Indonesia untuk bidang
pariwisata (BIPar) didasarkan pada me tode deskriptif dengan mengacu kepada
pendekatan kualitatif. Menurut Djads udarma (1993:10) penelitian kualitatif
merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa da ta tertulis maupun
lisan di masyarakat bahasa. Pendekatan kua litatif yang melibatkan data lisan didalam
bahasa melibatkan apa yang disebut info rmasi. Informasi yang dimaksudkan adalah
sumber bahasa yang berasal dari penggun aan bahasa Indonesia oleh mahasiswa
Akpar Medan ketika mereka berinteraksi dengan tamu yang pelanggan hotel/travel.
Selain itu juga sumber bahasa tulisan berasa l dari bahasa tulisan mahasiswa pada saat
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 mereka melakukan penelitian dalam rangka penulisan tugas akhir ( scientific writing ).
Moleong (2002:5) mengatakan bahwa metode kualitatif digunakan karena ini lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti da n responden dan juga metode ini lebih
peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama
dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Metode deskriptif ini bertujuan me mbuat deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai data, sifat-sifat sert a hubungan fenomena-fenomena yang diteliti
sehingga akan didapat gambaran data secara ilmiah (Djajsudarma, 1993:8). Sudaryanto (1993) menunjukkan jalan dan rambu-rambu kearah pemecahan masalah dalam penelitian linguistik, yaitu: (1) mengikuti tahap pe nyediaan data dan teknik
pengumpulan data, (2) tahap penganalisaan data dan (3) tahap penyajian data analisis
Selanjutnya akan dikemukakan pilihan-pil ihan metode dan teknik masing-masing
tahapan ini.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Akad emi Pariwisata Medan (Akpar Medan) yang
merupakan lembaga pendidikan tinggi dibi dang pariwisata yang berada dibawah
naungan langsung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Akpar Medan beralamat di Jl. R.S.Haji No.12 Medan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia unt uk bidang Pariwisata.
Data yang dipakai yakni data primer berupa data lisan dalam berkomunikasi secara
nyata ketika mahasiswa melayani tamu at aupun pelanggan di ba gian Divisi Kamar
hotel berbintang. Data yang dianalisis merupa kan bahasa Indonesia yang digunakan oleh
mahasiswa Akpar Medan yang telah mendapa tkan materi kuliah Bahasa Indonesia
pada saat semester satu. Secara simulasi mahasiswa diminta untuk menggunakan bahasa Indonesia ketika mereka. contohnya, menerima tamu ( walk-in guest) di kantor
depan hotel atau menangani keluhan tamu ( guest complaints )di bagian tatagraha
(housekeeping )..
Data-data tersebut nantinya akan menjadi suatu bahan analisis dalam menentukan
dan menyusun silabus pembelajaran BIPa r dengan mengadopsi teori dan konsep
English for Specific Purposes (ESP) dan diharapkan menj adikannya teori dan konsep
Indonesian for Specific Purposes (ISP) atau Bahasa Indonesia untuk Bidang Khusus.
3.4 Instrumen Penelitian
Objek penelitian dalam kajian ini merupakan mahasiswa Akpar Medan pada
Jurusan Manajemen Perhotelan, sedangkan ya ng menjadi instrumen penelitian dalam
pengumpulan data adalah: pulpen, pinsil, kert as, alat perekam, atau kuesioner. Dalam
penelitian ini penulis akan menyebarkan kuesioner tentang pengumpulan data-data
yang berhubungan langsung dengan penggun aan bahasa Indonesia pada konteks
berkomunikasi dengan tamu/pelanggan. Selain itu peneliti juga melakukan interview
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 kepada pihak Manajemen Akpar Medan dala m memperoleh data sebagai bahan untuk
analsisa kebutuhan ( needs analysis ).
Selain mendapatkan data tentang bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi
secar lisan, penulis juga mengajukan kuesioner tentang beberapa data mengenai
peserta didik misalnya : usia, latar bela kang pendidikan kebaha saan, suku bangsa,
pengetahuan mereka terhadap kosa kata/i stilah asing yang mempunyai padanan
katanya dalam bahasa Indone sia dan lain sebagainya.
3.5 Analisis Data
Setelah data tersedia, tahap selanj utnya adalah menganalisis data sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitian. Pemilihan metode analisis dilakukan dengan
mengikuti alur metode kualitatif dalam pe ngertian bahwa kegiat an analisis yang
dilakukan berkaitan dengan penelusuran pola-pola yang umum pada wujud dan
prilaku data yang ada yang dipengaruhi dan hadir bersama dengan konteks-konteksnya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menga nalisis data yang tersedia adalah:
1. Mengakaji data-data yang diperoleh dari kuesioner yang diajukan kepada
Manajemen Akpar Medan dan Mahasiswa tentang kebutuhan peserta didik yang
mencakup materi-materi bahan penyus unan silabus BIPar yang komunikatif.
2. Pengklasifikasian data menurut fungs i penggunaan bahasa dan ragam bahasa
Indonesia untuk bidang pariwisata yang mendasarkan kepada konsep-konsep
fungsi bahasa dan ragam bahasa. Fungsi dan ragam bahasa manakah yang
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 nantinya akan diterapkan dalam pembelaj aran bahasa untuk bidang khusus seperti
BIPar.
3. Menganalisis data survey kebutuhan terhadap penyusunan silabus dan mengkaji
penyusunan silabus berdasarka n : 1) analisis kebutuhan, 2) analisis fungsi dan
ragam bahasa, 3) analisis penyusunan s ilabus dengan mendasarkan kepada teori
penyusunan silabus yang komunikatif agar sesuai dengan tujuan penelitian yakni
untuk menemukenali model silabus pembel ajaran BIPar sehingga tercapainya
komunikasi efektif mahasiswa Akpa r Medan pada saat melaksanakan
pekerjaannya (vocational purposes ) di tempat kerja ( work place ) yang didominasi
ragam bahasa lisan dari pada ragam bahasa tulisan. Selanjutnya menemukenali ragam bahasa seperti apakah yang sesuai digunakan dalam pembelajaran BIPar. Ragam bahasa lisan yang standar ataukah ragam bahasa lisan yang non-standar.
Paradigma selama ini adalah bahwa ragam bahasa yang digunakan ketika
membuat penyusunan silabus bahasa Indonesia adalah ragam bahasa baku atau formal. Ragam baku ini juga dikenal sebagai ragam bahasa standar. Namun demikian permasalahan yang muncul adalah apakah ketika berbicara mengenai bahasa untuk
bidang khusus; ragam bahasa standar dapa t menciptakan terjadinya komunikasi
efektif? Lihat pemakaian kata “ superior ” untuk salah satu jenis kamar. Kata “ superior ”
bermakna “ atasan”, atau “ penyelia ” atau “ lebih hebat/super ”. Misalnya seorang
resepsionis mengatakan : (1) “…kami mempunyai kamar atasan/penyelia/lebih hebat
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 yang masih kosong…” . Ataukah tetap saja mengatakan : (2) “…kami masih punya
kamar superior yang kosong…” . Manakah yang lebih komunikatif ? Kalimat nomor
satu atau nomor dua?
Prinsip inilah yang meyakinkan penul is bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
untuk bidang khusus (Indonesian for Specific Purposes – ISP) tidak serta merta
menggunakan ragam bahasa standar melainkan memunculkan suatu paradigma
baru bahwa : Penyusunan silabus pembelajar an bahasa Indonesia untuk bidang
khusus menerapkan prinsip ragam bahasa yang tidak standar dengan tujuan
menciptakan komunikasi yang efektif dan komprehensif.
Kalimat nomor satu diatas tidak komunikatif karena menimbulkan
kesalahpahaman dan kebingungan antara penutur dan petutur walapun
menggunakan kosakata baku bahasa Indonesi a. Sedangkan kalimat nomor dua jauh
lebih komunikatif dan dapat dimengerti secara baik oleh penutur dan petutur
walaupun digunakannya ragam bahasa tidak standar dengan pemakaian istilah
asing.
Contoh: data awal
Dikantor depan Hotel Nirwana Akadem i Pariwisata Medan ditemukan data:
Resepsionis : “Selamat pagi, pak? Ada yang bisa kami bantu?”
Tamu : “Pagi, pagi,..ada kamar kosong?”
Resepsionis : “Kamar seperti apa pak yang bapak mau?” Tamu : “Kalian punya kamar apa aja?” Resepsionis : “Iya, pak. Kami ada kamar standard, kamar deluxe sama
superior ”
Tamu : “…”
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terjadi kecenderungan penggunaan
bahasa Indonesia yang tidak benar seperti: “Kamar yang seperti apa pak yang bapak
mau?” dan “Kami ada kamar standart, deluxe sama superior”. Ini menunjukkan
bahwa ada prinsip-prinsip tindak tutur (pragmatik) yang dila nggar. Selain itu
ungkapan yang seperti apa pak yang bapak mau dan kami ada…sama… tidak
menunjukkan pemilihan kata yang tidak tepat. Hal ini dapat mengakibatkan tidak
terjadinya komunikasi yang efektif: tamu merasa bahwa tidak terjadinya hubungan
yang harmonis karena pilihan kata-kata diatas tidak tepat dalam situasi formal seperti dikantor depan hotel dan akan berujung kepada pemberian image yang tidak baik
terhadap hotel tersebut. Seyogyanya kalimat “Jenis kamar apakah yang bapak inginkan?” dan “Kami
mempunyai tiga jenis kamar yaitu ka mar standart, deluxe dan superior” m e n j a d i
pilihan bagi petugas resepsionis dalam me layani informasi di kantor depan hotel
karena mengedepankan prinsip-prinsip kesantunan dan pilihan kata yang tepat. Namun ragam bahasa tidak standar juga ditunjukkan dengan pemakaian kata-kata :
“standard”, “deluxe”, dan “superior” dan si tamu dapat memahami kata-kata tersebut
dengan baik. Petugas resepsionis tidak mene rjemahkan istilah asing tersebut kedalam
bahasa Indonesia dan kata-k ata tersebut diu capkan dengan bahasa Indonesia baku
maka justru percakapan diatas tidak komunikatif kare na tamu merasa bingung dan
terheran-heran.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dari data-data yang sudah melalui tahapan analisis seper ti yang sudah diuraikan
diatas, peneliti akan mengembangkan suatu model pembelajaran bahasa Indonesia
untuk bidang pariwisata untuk satu semester atau minimal empatbelas kali pertemuan.
3.6 Cara Penyajian Hasil Analisis Data
Penyajian hasil analisis data akan menggunakan metode formal dan informal.
Metode formal digunakan dalam penyaji an data yang menggunakan angka, tabel
maupun bagan. Seperti misalnya angka-angka digunakan untuk menjelaskan tentang
persentase tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar. Tabel digunakan dalam ringkasan
teori serta penggunaan bagan pada model penelitian. Metode informal digunakan
dalam menguraikan data secar a rinci dengan kata-kata seperti uraian mengenai fungsi
dan ragam bahasa, penyusunan silabus pemb elajaran BIPar ya ng komunikatif,
English for Specific Purposes ( ESP), prinsip komunikasi efektif, sampai kepada
sutau model pembelajaran BIPar yang tercantum dalam silabus pembelajaran BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan.
Model Penelitian :
Penggunaan Bahasa Indonesia untuk
Bidang Pariwisata (BIPar)
Sebuah Kajian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bidang Pariwisata (BIPar)
Analisis Kebutuhan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Analisis fungsi Analisis Ragam Bahasa Analisis pembelajaran
BIPar BIPar BIPar
Fungsi BIPar Teori dan Konsep ESP, Teori penyusunan com-
dengan teori tindak tutur Teori Ragam Bahasa municative syllabus dan
dan sisat kesantuan komunikasi efektif
Teori pragmatik
Temuan Penelitian
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
4.1 Tingkat Kebutuhan Peserta Didik terhadap Pembelajaran BIPar
Pemerolehan data tentang kebutuhan peserta didik (mahasiswa) terhadap
signifikansi pembelajaran BIPar di Akademi Pariwisata Medan didapat dari kuesioner
yang ditujukan kepada Manajemen Akpa r Medan. Pihak Manajemen Akpar Medan
dalam hal ini adalah Direktur Akpar Medan. Sebagai langkah awal dalam penyusuna n silabus bagi pembelajaran bahasa untuk
bidang khusus (ESP), maka hal ini mutlak diperlukan. Begitu juga halnya dengan pembelajaran BIPar di Akpar Medan. Dengan kata lain langkah awal yang dilakukan
adalah dengan melaksanakan analisis kebutuhan ( needs analysis). Analisis kebutuhan Bagan 1. Model Penelitian
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dapat diberikan dalam bentuk wawancar a dan kuesioner yang bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana pembelajaran BIPar diberikan dan bahan/materi yang akan
disusun dalam suatu silabus pembelajaran bahasa untuk bidang khsusus. Wawancara
ataupun kuesioner dapat ditujukan kepada manajemen (sponsor) maupun perserta
didik itu sendiri.
Hasil analisis kebutuhan merupa kan bahan dalam kerangka penyusunan silabus
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar). Berikut ini adalah hasil analisis kebutuhan yang ditujukan kepada Manajemen
Akpar dalam memenuhi bahan penyusuna n silabus pembelajaran BIPar.
Tabel 1. Hasil Wawancara tentang Ke butuhan Pembelajaran BIPar di Akpar
Medan
No
Variabel Jawaban
Manajemen Akpar Medan Keterangan
01
02. Sejauhmanakah perlunya pembelajaran BIPar bagi mahasiswa di Akpar Medan? Apakah yang diharapkan dari mahasiswa setelah mereka mendapatkan pembelajaran BIPar? Ya, dirasa sangat perlu karena ternyata banyak turis asing yang juga ingin menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu juga, penggunaan bahasa Indonesia pada bidang pekerjaan di hotel dirasa masih kurang. Minimal mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia bidang perhotelan khususnya di kantor depan maupun bagian rumah tangga secara baik. Pilihan kata mereka juga sesuai dan tepat, khususnya jika kebetulan ada turis asing yang juga ingin Diperlukan Diperlukan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
03 04 Bagimanakah dengan peserta didik? Apa target pekerjaan yang diharapkan setelah mendapatkan pembelajaran BIPar? Berapakah jumlah mahasiswa manajemen divisi kamar seluruhnya? Dan berpakah jumlah mhs belajar berbicara bhs Indonesia. Target utama yang kami harapkan adalah mereka dapat mengetahui bahwa bahasa Indonesia ternyata juga dapat dipelajari dan digunakan dalam bidang pekerjaan mereka secara baik. Bahwa mereka juga harus tahu tentang istilah yang digunakan pada bidang perhotelan karena berhubungan dengan levelisasi karir mereka, dll. Jumlah seluruh mahasiswa basic berkisar sembilah puluh orang. Ada tiga kelas sehingga masing masing kelas
No
Variabel Jawaban
Manajemen Akpar Medan Keterangan
05.
06 07. Di kelas? Bagaimanakah latar
belakang daerah asal
mereka? Bagaimana beban SKS mata kuliah bahasa Indonesia? Apakah mereka pernah berjumpa dengan turis wisman yang juga ingin berbahasa Indonesia? Berjumlah tigapuluh orang. Ya, bervariasi. Namun lebih
dominan berasal dari
Kabupaten Simalungun, Karo dan Tapanuli. Hanya 2 SKS tidak lebih dan diberikan pada saat semester satu atau dua. Ya, khususnya bagi mereka yang baru melaksanakan PKN, dan ternyata dari hasil evaluasi mereka bertemu dengan turis asing yang ingin berbahasa Indonesia. Jadi mungkin pembelajaran BIPar diperlukan
Lanjutan tabel 1
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
08. Bagaimana diktat dan bahan ajar yang diberikan selama ini untuk pembelajaran bahasa Indonesia? guna memudahkan mahasiswa dalam berkomunikasi efektif menggunakan bahasa Indonesia selain bahasa Inggris tentunya. Dari Diktat yang diberikan kepada mahasiswa, adalah tentang cara penulisan bahasa Indonesia dengan konsep EYD, selain itu juga bagaimana penulisan, lay-out dan tata cara penulisan Tugas Akhir (TA) mahasiswa. Untuk level mahasiswa apalagi yang berkecimpung di dunia pariwisata dan perhotelan, komunikasi dalam bahasa indonesia secara efektif dapat juga diperhitungkan.
No
Variabel Jawaban
Manajemen Akpar Medan Keterangan
09 .
Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam
menggunakan bahasa
Indonesia pada saat bekerja di hotel khususnya di bagian divisi kamar? Belum ada penelitian sebelumnya, jadi saya tidak
dapat memberikan jawaban.
Namun secara kasat mata terlihat bahwa adanya kecenderungan kekurangmampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia pada saat briefing, saat bertugas di kantor depan, dan ketika mereka merapikan kamar. Jadi, untuk membuktikannya memang diperlukan penelitian contohnya seperti yang dilakukan sekarang ini pembelajaran BIPar. Sebetulnya jika seseorang
Lanjutan tabel 1
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dapat berbicara bahasa asing
dengan baik, sebelumnya pastilah bahasa ibunya sudah dikuasai terlebih dahulu. Jadi memang diperlukanlah suatu konsep pembelajan bahasa Indonesia untuk bidang khusus
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa se lama ini pembelajaran BIPar hanya terfokus
kepada parameter-parameter bahasa I ndonesia saja seperti penggunaan EYD yang
tepat, tata cara penulisan Tugas Akhir maha siswa dan lain sebagainya. Selain itu juga
dari paparan Manajemen Akademi Pariwisa ta Medan bahwa sebetulnya dapat juga
diberikan pembelajaran bahasa Indone sia untuk bidang khusus mengingat bahwa
ternyata ketika mereka melaksanakan Praktik Kerja Nyata (PKN) di industri
perhotelan dan pariwisata lainnya diketahui bahwa tamu yang berasal dari
mancanegara cenderung ingin berbic ara menggunakan bahasa Indonesia .
Dari jawaban Manajemen Akpar Medan bahwa pembelajaran BIPar dapat
diperhitungkan dan diberikan kepada mahasiswa Akpar Medan.
Hasil analisis kebutuhan me nunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pembelajaran BIPar belum pernah diberi kan dan dirasa perlu untuk ditemukenali
sebagai bagian dari mata kuliah bahasa Indonesia yang selama ini disampaikan kepada mahasiswa.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. Mahasiswa cenderung dihadapkan pada kenyataan dilapangan bahwa turis
mancanegara juga ingin menggunakan ba hasa Indonesia ketika berkunjung ke
Indonesia.
3. Terjadi hambatan komunikasi ketika mereka melakukan praktik di kampus
dikarenakan ketidakmampuan mahasi swa dalam menyerap kata-kata dan
ungkapan yang tepat dalam mengekspresikan bidang pekerjaan mereka di kantor
depan hotel ( front office ) dan bagian rumah tangga ( housekeeping ).
4. Bahwa bahasa menunjukkan kepribadian dan jalan pikiran seseorang serta
wawasan dan cakrawala berpikirnya sehingga bagi Manajemen Akpar sendiri
berkeyakinan bahwa tingkat kemampuan bahasa Indonesia selain bahasa Inggris tentunya dapat menentukan levelisasi kari r mereka di industri perhotelan dan
pariwisata.
5. Bahwa dibutuhkan pembelajaran bahasa unt uk bidang khusus dalam hal ini adalah
bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata (BIPar) bagi mahasiswa Akpar Medan.
Selain sebagai suatu mata kuliah yang wa jib diikuti mahasiswa diharapkan bahasa
Indonesia membawa harum nama bangsa dan lebih dikenal jauh oleh turis
mancanegara.
Untuk lebih mendalami lebih jauh tentang kebutuhan mahasiswa terhadap pembelajaran BIPar, penulis mengajukan beberapa kuesioner kepada duapuluh
orang responden yang juga merupakan mahasiwa Akpar Medan. Mereka adalah
mahasiswa semester empat, Jurusan Ma najemen Perhotelan, Program Studi
Manajemen Divisi Kamar.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pemilihan mereka sebagai responden adalah berdasarkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Mereka telah mendapatkan mata kuliah ba hasa Indonesia pada saat semester dua.
2. Telah magang (PKN) pada industri pe rhotelan khususnya di hotel minimal
berbintang tiga.
3. Telah mengadakan komunikasi langsung dengan turis mancanegara. 4. Mengetahui dengan pasti tentang pentingnya menguasai bahasa Indonesia dengan
baik pada bidang pekerjaan masing-masing.
Tabel berikut menunjukkan tanggapan resp onden terhadap tingkat kebutuhan
pembalajaran BIPar bagi mahasiswa Akpar Medan.
Tabel 2. Tanggapan Responden terh adap Kebutuhan Pembelajaran BIPar
n = 20
No
Pertanyaan Tanggapan
Ya/ Sudah Tanggapan Tidak/ Belum Presentase Ket
01 02. 03. 04 Apakah diperlukan pembelajaran BIPar di lingkungan Akpar Medan. Apakah penguasaan BIPar bermanfaat bagi pengembangan karir. Apakah pernah melayani wisman secara langsung. Apakah pernah menjumpai wisman yang menggunakan bahasa Indonesia 20 14 20 12 – 6 – 8 100 % 70 % 100 % 60 %
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 05.
06 07 08 ketika dilayani. Jika pernah menjumpai wisman, apakah merasa kesulitan menanggapi percakapan turis wisman dalam bahasa Indonesia. Apakah bahasa Indonesia yang digunakan selama ini sudah memadai. Apakah pernah mendapatkan pembelajaran BIPar sebelumnya. Apakah setuju bahwa menguasai bahasa ibu dengan baik akan mempermudah seseorang menguasai bahasa asing lainnya. 17 – – 20 3 20 20 – 85 % 100 % 100 % 100 %
No
Pertanyaan Tanggapan
Ya/ Sudah Tanggapan Tidak/ Belum
Presentase Ket
09 Apakah pembelajaran bahasa Indonesia selama ini sudah memenuhi tingkat kemampuan dalam menggunakan bahasa Indonesia pada bidang pekerjaan masing-masing di tempat kerja
(workplace ).
– 20
100 %
Dari tabel 2 mengenai tanggapan responden terhadap kebutuhan pembelajaran
BIPar dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden atau sekitar 89,44 % Lanjutan tabel 2
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 memberikan tanggapan bahwa perlu diberikan pe mbelajaran BIPar bagi
mahasiswa Akpar Medan di masa mendatang. Hal ini dapat terlihat dari tanggapan
responden terhadap pertanyaan yang ditujukan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka hasil analisis kebutuhan terhadap
pembelajaran BIPar adalah sebagai berikut: 1. Perlu diberikan suatu m odel pembelajaran BIPar.
2. Penggunaan BIPar dalam lingkungan kerja te rnyata penting dan menentukan bagi
manajemen industri perhotelan dalam pe ngambilan keputusan jenjang karir di
tempat kerja ( workplace ).
3. Seringnya dijumpai wisman yang ter nyata juga menggunakan bahasa Indonesia
ketika mereka dilayani sehingga dirasa sangat perlu juga mengetahui bahasa Indonesia secara efektif dalam melayani tamu tersebut.
4. Bahwa selama ini belum pernah mendapatkan pembelajaran BIPar, namun
mendapatkan pembelajaran bahasa Indonesia yang menitikberatkan pada topik pembahasan komunikasi efektif.
Dari hasil analisis pada tabel 4.1 da n tabel 4.2 maka dapat ditarik suatu gambaran
umum bahwa pembelajan BIPar perlu di susun dan dilaksanakan di lingkungan
Akademi Pariwisata Medan. Hasil analisis kebutuhan ini akan bermanfaat sebagai
bahan dasar dalam penyusunan silabus BIPar. Pada bagian selanjutnya akan dipa parkan data analisis tentang fungsi BIPar,
Pilihan kata/deiksis BIPar dan Analisis pembelajaran BIPar yang akan memuat tentang penyusunan silabus dan bahan ajar BIPar.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
4.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa BIPar
Bahasa memiliki berbagai fungsi, bergantung pada kedudukan bahasa itu dalam
masyarakat penuturnya. Pada tahun 1928, ba hasa Indonesia, yang dahulu dikenal
sebagai bahasa Melayu yang kemudian disebut bahasa Indonesia sejak tanggal 28
Oktober 1928 naik kedudukannya. Perbed aan kedudukan mempengaruhi fungsinya.
Dilain pihak, bahasa Jawa walau pun penuturnya banyak, tetapi kedudukannya
sebagai bahasa daerah.
Dari kedudukan tersebut, dapat ter lihat fungsi suatu bahasa. Misalnya, fungsi
sebagai lambang identitas dan alat inte raksi sosial antar warga bahasa itu.
Fungsi bahasa dapat juga dilihat dari berbagai segi, misalnya dari segi pendidikan. Subyakto (1993:91) membedakan fungsi bahasa sebagai berikut, 1)
menyampaikan dan mencari informasi, 2) mengungkapkan dan memahami sikap
emosional, 3) mengungkapkan dan memahami sikap moral, 4) mengungkapkan agar
sesuatu hal dikerjakan, dan 5) be rgaul sebagai anggota masyarakat.
Dalam penelitian ini sebagai land asan digunakan digunakan fungsi bahasa yang
dikemukan oleh Subyakto. Fungsi bahasa lain digunakan sebagai penunjang dalam
penelitian ini. Hal ini berdasarkan pert imbangan bahwa penelitian ini lebih banyak
mengarah ke bidang pendidikan, yakni penguasaan bahasa. Fungsi bahasa yang
berkaitan dengan pengajaran ini dipakai te rutama dalam penyusunan wawancara serta
analisis data dalam hubungan dengan pembi cara dan lawan yang diajak berbicara.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pembelajaran BIPar menekankan ke pada konsep pembelajaran bahasa untuk
bidang khusus dimana data yang diambil merupakan percakapan simulasi di outlet
kantor depan dan kamar praktik Hotel Nirwama Akpar Medan. Untuk menemukenali
fungsi bahasa apa yang dapat dianalisa da ri materi percakap an antara petugas
penerima tamu (receptionist) dan tamu, dibawah ini dapat dilihat sebuah teks
percakapan tersebut.
Berikut adalah data percakapan antara penerima tamu ( receptionist ) dan sepasang
suami istri. Data ini diambil pada saat simulasi mahasiswa di kantor depan Hotel
Nirwana Akademi Pariwisata Medan.
Penerima Tamu : Siang Ibuk, Bapak. Selamat datang di Hotel Nirwana. Bisa kami
bantu Buk?
Tamu : Ya, siang. Kalian ada kamar kosong?
Penerima Tamu : Eh…eh…kamar kosong ya, bentar ya, kami cek dulu.
(setelah beberapa saat)
: Ada kamar kami yang masih kosong, neh. Ibuk mau kamar yang
kayak mana?
Tamu : Kamar apa aja yang kalian punya disini?
Penerima Tamu : Kami ada kamar superior sama deluxe . Itu aja yang masih ada,
yang lain dah abis . Gimana Ibuk , mau?
Tamu : Apa aja fasilitas kamarnya da n berapa harga kamar satu malam
masing-masingnya?
Penerima Tamu : Baik, Ibuk. Kedua jenis kamar tadi dilengkapi dengan televisi, air
conditioner, hot and cold water di kamar mandi. Selain itu juga,
ada freezer, hair dryer, dan complementary air mineral serta teh
dan kopi dan water boiler tentunya. Harga kamar sudah termasuk
tax and service , yakni untuk superior tadi Rp.350.000 dan deluxe
sekitar Rp.450.000 per malamnya. Oh, ya, hagra itu termasuk juga
sarapan pagi untuk dua orang, ya, buk.
Tamu : Kalian terima kartu kredit apa? Penerima Tamu : Ibuk punya kartu kredit apa? Kami terima American Express,
Visa, Mandiri Card , dan lain-lain.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Tamu : Saya ambil kamar deluxe ajala.
Penerima Tamu : Baiklah. Bisa minta tolong saya ibuk isikan form ini? Atau boleh
saya mintak KTP ibuk?
Tamu : Ya, ada. Penerima Tamu : Berapa lama? Berapa orang, buk?
Tamu : Saya dan suami saya. Dua orang dan satu kamar saja, mungkin tiga malam.
Penerima Tamu : Jadi, gini, buk. Satu kamar deluxe , untuk dua orang selama tiga
malam tadi ya , buk. Harga kamar Rp. 450.000 per malam. Ada
yang lain kira-kira, buk?
Tamu : Dah, itu aja. Penerima Tamu : Baik, ibuk . Selamat istirahat, ntar saya panggilkan bellboy . Makasi,
buk.
Dari data percakapan dapat kita lihat be berapa ragam bahasa yang digunakan oleh
para penutur bahasa yang terikat kuat pa da situasi dan objek/pokok pembicaraan di
seputar proses check-in di kantor depan suatu hotel. Perbedaan atau kekhasan ragam
bahasa petugas penerima tamu tampak pada penggunaan diksi/pilihan kata dan
suasana resmi pembicaraan-pencarian in formasi. Dalam hal ini bukan ini yang
menjadi topik penelitian namun ada bai knya dikemukakan secara sederhana kekhasan
ragam bahasa petugas penerima tamu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Ragam bahasa penerima tamu didominasi ragam bahasa resmi, namun karena
pengaruh kebiasaan dan kematangan usia dan para mahasiswa praktik tergolong
mewakili masyarakat perkotaan maka dengan sendirinya pemakaian bahasa khas
remaja atau masyarakat perkotaan de ngan sendirinya susah mereka hindari.
2. Dari aspek morfologi ditemukan vari asi pembentukan kata dengan menggunakan
imbuhan – k , seperti pada kata [ibuk], [mintak] dengan frekuensi yang cukup
tinggi.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dari segi pendidikan dan aspek komunikasi, maka ragam bahasa petugas penerima
tamu ini mengusung beberapa fungsi, yakni fungsi informatif (mencari informasi)
dan deskriptif (menyampaikan/memerikan). Artinya, sebagain besar penerima tamu
menginformasikan berbagai hal tentang fasili tas dan pelayanan suatu hotel, misalnya
menjelaskan tentang jenis kamar teramsuk harga dan kelengkapan fasilitas masing-
masing kamar tersebut. Selain itu, fungsi komunikasi raga m bahasa petugas penerima tamu, digolongkan
kedalam empat fungsi yakni: fungsi pembuka yang meliputi salam dan sapaan;
fungsi paparan , penyampaian informasi dan fakta; fungsi penyegar suasana , fungsi
mengetahui tanggapan/respons orang lain; fungsi mengarahkan/mengendalikan
orang lain ; dan fungsi penutup , yang ditandai dengan ungkapan permohonan maaf
jika ada yang tidak berkenan dan ucapan selamat bermalam di hotel yang bersangkutan serta salam penutup seperti se lamat pagi, selamat siang, selamat sore
disesuaikan dengan waktu pembicaraan terjadi.
4.3 Analisis Pilihan Kata (d iksis/leksis) dalam BIPar
Pemerolehan data tentang peng gunaan kata/ungkapan dalam BIPar sepenuhnya
melihat konsep dari ESP yang dapat diaplikasikan kedalam salah satu kajian dalam
menganalisa pembelajaran bahasa Indone sia untuk bidang khusus. Bahwa ESP
dipusatkan untuk memenuhi kebutuhan pese rta didik yang khusus dan dipusatkan
kepada bahasa (tatabahasa, leksis, register), keterampilan, wacana dan genre yang sesuai dengan aktifitas ini (Evans dan St John, 1988 : 23).
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dalam pembelajaran BIPar – sesu ai juga dengan konsep khusus dalam kata
“special” pada istilah ESP – maka analis is deiksis/leksis dilakukan sebelum proses
pembelajaran BIPar dimulai. Analisis kebutuhan ( needs analysis ) yang dipaparkan
pada bagian 4.1 diatas bertujuan untuk mengetahui secara um um tentang tingkat
kebutuhan manajemen (sponsor) dan mahasisw a itu sendiri terhad ap pembelajaran
BIPar, sementara analisis pilihan kata (deiksis/leksis) bert ujuan untuk mengetahui
secara rinci bahan ajar yang akan dite rapkan dalam silabus BIPar nantinya.
Berikut ini adalah beberapa dialog yang dicatat penulis ketika mereka melakukan
simulasi di bagian kamar yang meliputi kant or depan dan tata graha hotel. Huruf ‘R’
adalah untuk Resepsionis dan ‘T’ adalah untuk Tamu.
Dialog pertama:
R : Selamat siang Ibu? Ada yang bisa saya bantu?
T : Ya. Saya mau kamar saya dibersihkan karena kotor sekali. Secepatnya ya! R : Baik Ibu. Saya akan menginformasikannya ke HK departemen untuk
membersihkan kamar itu secepatnya. T : Baiklah, terimakasih. R : Sama-sama, Ibu.
Dialog kedua :
R : Selamat pagi, selamat datang di Nirwana Hotel. T : Saya mau pesan kamar untuk lima orang. Apa anda punya? R : Tentu saja, Pak. Kami memiliki lima jenis kamar yang dapat Bapak pilih. Ada suite, junior, deluxe dan superior .
T : Baik, saya ambil junior suite dua kamar untuk lima orang. R : Baik, Pak. Bapak terlebih dahulu mengisi file-file serta mempersiapkan
administrasi dan bellboy akan mengantar Bapak ke ruangan Bapak.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 T : OK!
R : Terimakasih, Pak. Semoga Bapak senang dengan pelayanan kami.
Dialog ketiga :
R : Selamat siang, Holiday Inn Resort Batam, how may I help you ?
T : Saya mau tanya informasi tentang harga kamar satu malam.
R : Baiklah, Bapak. Di hotel kami ada empat jenis kamar. Yang pertama
penthouse, itu harganya S$1200, kemudian ada deluxe room harganya
S$500, kemudian twobedroom suite harganya S$350, kemudian onebedroom
suite harganya S$300 dan yang terakhir studio room harganya S$250. Maaf
Bapak ada yang bisa saya bantu lagi? T : Okey, deh. Makasi ya.
Dialog keempat :
R : Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu? T : Saya mau pesan kamar. R : Mau kamar apa, Pak?
T : Standard room. R : Baik, Pak. Saya akan cek di komputer.
Dialog kelima :
R : Hotel Nirwana, Selamat pagi, denga n Ilbha, ada yang bisa saya bantu?
T : Saya mau check in sekarang.
R : Apakah anda sudah membuat pemesanan kamar sebelumnya?
T : Belum
R : Boleh saya tahu jenis kamar apa yang anda mau dan untuk berapa malam? T : Ya, saya mau ambil kamar yang standar dan hanya untuk satu malam saja. R : Tunggu sebentar, Pak. Saya akan cek kamarnya di komputer tersedia atau
tidak .
T : Silakan. R : Anda beruntung , kamar anda tersedia harga nya Rp. 500.00 dan fasilitas yang
bisa anda dapatkan adalah… T : Baik, saya akan ambil kamar tersebut dan ini kartu kredit sebagai deposit pembayaran kamar saya. R : Baik, Pak. Ini kunci kamarnya dan ini voucher sarapan untuk besok. Apakah
ada sesuatu yang lain, Pak? T : Oh, tidak. Terimakasih. R : Terimakasih, Pak telah menjadi tamu kami. Semoga anda menikmati tinggal
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 disini. Selamat pagi dan semoga harimu menyenangkan.
Dialog keenam :
R : Selamat siang, Pak. Selamat datang di Nirwana Hotel. Ada yang bisa saya
bantu? T : Selamat siang. Saya mau nginap di hotel anda. R : Boleh saya tau nama Bapak siapa , kamar apa yang bapak inginkan, berapa
lama dan berapa orang, ya?
T : Nama saya Andre. Kamar yang saya mau adalah kamar yang paling bagus di hotel anda. Saya menginap dua malam dan saya menginap dua orang.
R : Terimakasih Pak. Silakan tunggu sebentar dan saya mau mengecek komputer
apakah kamarnya masih ada atau tidak.
T : Ya, silakan. R : Ya, Bapak Andre, anda beruntung karna kamar Bapak masih tersedia . Ada
yang lain, Pak? T : Tidak ada. R : Terimakasih, Pak. Saya akan panggil bellboy untuk mengantarkan bapak ke
kamar. T : Ya, silakan. R : Terimakasih, Pak Andre. Saya harap Bapak dapat menikmati istirahat di
hotel kami dan selamat siang.
Dialog ketujuh :
R : Siang Ibuk, Bapak. Selamat datang di Hotel Nirwana. Bisa kami
bantu Buk?
T : Ya, siang. Kalian ada kamar kosong?
R : Eh…eh…kamar kosong ya, bentar ya, kami cek dulu.
(setelah beberapa saat) : Ada kamar kami yang masih kosong, neh. Ibuk mau kamar yang kayak mana?
T : Kamar apa aja yang kalian punya disini? R : Kami ada kamar superior sama deluxe. Itu aja yang masih ada,
yang lain dah abis . Gimana Ibuk , mau?
T : Apa aja fasilitas kamarnya dan berapa harga kamar satu malam
masing-masingnya? R : Baik, Ibuk. Kedua jenis kamar tadi dilengkapi dengan televisi, air
conditioner, hot and cold water di kamar mandi. Selain itu juga,
ada freezer, hair dryer, dan complementary air mineral serta teh
dan kopi dan water boiler tentunya. Harga kamar sudah termasuk
tax and service , yakni untuk superior tadi Rp.350.000 dan deluxe
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 sekitar Rp.450.000 per malamnya. Oh, ya, hagra itu termasuk juga
sarapan pagi untuk dua orang, ya, buk.
T : Kalian terima kartu kredit apa? R : Ibuk punya kartu kredit apa? Kami terima American Express,
Visa, Mandiri Card , dan lain-lain.
T : Saya ambil kamar deluxe ajala. R : Baiklah. Bisa minta tolong saya ibuk isikan form ini? Atau boleh
saya mintak KTP ibuk?
T : Ya, ada. R : Berapa lama? Berapa orang, buk?
T : Saya dan suami saya. Dua orang dan satu kamar saja, mungkin tiga malam. R : Jadi, gini, buk. Satu kamar deluxe , untuk dua orang selama tiga
malam tadi ya , buk. Harga kamar Rp. 450.000 per malam. Ada
yang lain kira-kira, buk?
T : Dah, itu aja. R : Baik, ibuk. Selamat istirahat, ntar saya panggilkan bellboy . Makasi.
Dari beberapa dialog dapat kita analisis pilihan kata yang digunakan oleh
mahasiswa ketika mereka melakukan simulasi praktik kerja di counter kantor depan
Hotel Nirwana di Akademi Pariwisata Medan. Terdapat kecenderungan
ketidaktepatan penggunaan jargon-jargon khususnya yang berkenaan dengan ruang
lingkup pekerjaan. Namun mereka juga me nggunakan istilah asing walaupun sudah
mempunyai padanan katanya dalam bahasa Indo nesia. Untuk itu se bagai bagian dari
analisis dalam penyusunan silabus bagi pembelajaran BIPar, maka berikut ini disajikan hasil analisis pilihan kata yang digunakan sebagai berikut :
1. Dijumpainya penggunaan is tilah dalam bahasa Inggris yang sudah ada padanannya
dalam bahasa Indonesia seperti misalnya: kata cek (ucapan untuk ‘ check ’ yang
berarti memeriksa), water boiler (perebus air), freezer (pendingin), hair dryer
(pengering rambut), file-file (arsip) , bellboy (petugas pengantar), dan lain
sebagainya. Padanan dalam bahasa Indone sia seperti yang terdapat di tanda
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 kurung mengindikasikan bahwa sebetulnya peserta didik (mahasiswa) tidak
terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dala m pekerjaan mereka sehari-hari. Hal
ini dapat dimengerti karena jika istila h tersebut disampaikan dalam bahasa
Indonesia maka kemungkinan percakapan diatas menjadi tidak komunikatif.
2. Berdasarkan pilihan kata atau diksis/leksis ragam bahasa penerima tamu
ditemukan variasi (1) pemakaian kata sapaan ibu dan bapak , terutama ibu yang
digunakan secara simultan dalam satu tuturan; (2) penggunaan kata ya, gini, sama, isikan , dan lain-lain yang tidak tepat; (3) penggunaan ragam bahasa
cakapan khas anak muda seperti ntar, gimana, makasi, dah abis ; (4) pemakaian
kosa kata asing dan ragam cakap an secara simultan, contohnya : [kamar
superior sama deluxe], [hot and cold water di kamar mandi], [dan boiler
water tentunya], [harga kamar sudah termasuk tax and service], [HK
departement].
3. Penggunaan ragam bahasa sehari-hari yag tidak tepat penggunannya jika
dihubungkan dalam konteks bidang pekerjaan di hotel yang me nuntut kesantunan
berbahasa, seperti : Mau kamar apa pak?, Boleh saya tau nama bapak siapa? ,
…dan saya mau mengecek komputer …,
4. Penggunaan ragam bahasa formal yang cenderung menjadi tidak tepat
penggunaannya. Selain dikarenakan pilihan kata yang terlalu berlebihan, pemakaian kata-kata tersebut juga tidak menciptakan komunikasi efektif diantara
tamu dan resepsionis : terdapat kejanggala n dan terkesan “kaku”, seperti pada :
(1) Bapak terlebih dahulu mengi si file-file, serta memp ersiapkan administrasi dan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 bellboy akan mengantarkan ke ruangan Bapak; (2) Apakah anda sudah membuat
pemesanan kamar sebelumnya?; (3) Selamat pagi, dan semoga harimu
menyenangkan
Dari paparan data analisis diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan pemakaian
istilah asing sangat mendominasi percakapan anta ra petugas resepsionis dan tamu.
Pemakaian istilah asing adalah ragam bahasa tidak standar (tidak baku ) semata-
mata dimaksudkan supaya komunikasi be rlangsung efektif dan efisien. Jika
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia atau menggunakan ragam bahasa standar maka hal itu justru akan berakibat kepada bentuk yang tidak komunikatif .
Selanjutnya dari pertanyaan ya ng diberikan kepada mahasiswa Akpar Medan
dalam proses analisis kebutuhan terhadap permasalahan kebahasan yang mencakup
tentang : a) penggunaan bahasa asin g; b) penggunaan bahasa Indonesia; c)
penggunaan istilah asing/Indonesia; d) peng ucapan istilah asing; e) pengucapan
istilah Indonesia; dan f) pe nggunaan dialek bahasa Indonesi a, maka didapatlah hasil
sebagai berikut :
Tabel 3. Permasalahan Kebahasaan n = 20
No Pertanyaan Ya Tidak
01 02 03 04 Penggunaan bahasa asing Penggunaan bahasa Indonesia Penggunaan istilah asing/Indonesia Pengucapan istilah asing 17 (85%) 5 (25%) 15 (75%) 14 (70%) 3 (15%) 15 (75%) 5 (25%) 6 (30%)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
05 06. Pengucapan istilah Indonesia Penggunaan dialek bahasa Indonesia 11 (55%) 11 (55%) 9 (45%) 9 (45%)
T o t a l 73 % 47 %
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa terd apat kecenderungan permasalahan kebahasaan
pada komponen penggunaan bahasa asing, pe ngucapan istilah asing ataupun istilah
dalam bahasa Indonesia dan hampir se imbang mengatakan bermasalah dalam
pengucapan istilah Indones ia serta penggunaan dialek bahasa Indonesia.
Hasil analisis kebutuhan terhadap permasalahan kebahasaan ini merupakan bahan dalam penyusunan bahan ajar dalam kera ngka pembelajaran BIPar. Penulis
memformulasikannya kedalam suatu repres entasi linguistik sebagai berikut :
a. Pengucapan (phonology ) terhadap istilah asing ya ng diaplikasikan pada saat
mereka bekerja di industr i dengan tepat sehingga da lam modul pembelajaran
dimasukkan komponen pengucapan yang be nar terhadap pe nggunaan istilah
asing;
b. Bentuk kata ( morfology ) yang tepat terhadap penggunaan istilah asing
sehingga modul belajar memberikan gambaran secara jelas mengenai bentukan kata dalam bahasa I nggris dan bahasa Indonesia;
c. Ternyata dialek ( dialect ) bahasa Indonesia juga masih menjadi masalah dan
selanjutnya dalam modul pembelajaran BIPar penulis memberikan gambaran
tentang pengucapan bahasa Indonesia ( the pronunciation of Indonesian
sounds ) dan tekanan dan pola intonasi ( stress and intonation pattern ).
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
4.4 Analisis Pembelajaran BIPar 4.4.1 Tingkat Kebutuhan Terhadap Pembelajaran BIPar
Kebutuhan terhadap pembelajaran BIPar di Akademi Pa riwisata Medan yang
diperoleh berdasarkan hasil analisis tingkat kebutuhan mahasiswa dalam
pembelajaran BIPar pada sub bagian 4.1 diatas dapat dikategorikan menjadi beberapa
aspek komunikasi yaitu sebagai berikut: a. Maksud; b. Jalur komunikasi; c. Aspek Sosiolinguistik; d. Linguistik; e. Pragmatik. Paparan diatas sesuai dengan apa yang diuraikan Munby (1978:32) bahwa
penyusunan silabus harus berdasarkan has il analisis kebutuhan. Selanjutnya bahwa
dalam menyusun silabus menekankan kepa da bahasa dan budaya serta tujuan
komunikasi itu sendiri. Dari sisi implementasi silabus dalam proses pembelajaran,
Munby (1978) tidak menaruh perhatian yang begitu dalam. Tahap implementasi
adalah tahap dimana kegiatan guru-siswa disu sun, sumber bahan ajar dan kegiatan di
kelas dibuat dan diatur sedemikan rupa. Dalam hal ini Munby (1978) menekankan kepada metode pembelajaran yang mengarah kepada metode arahan guru ( teacher-
directed method ) dimana masukan para peserta didik atas maksud/tujuan
pembelajaran menjadi sangat penting.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Selanjutnya penulis memberikan pe rtanyaan alasan diperlukannya pembelajaran
BIPar. Dari jawaban responden dapat di berikan suatu analisa bahwa terdapat
kecenderungan “sangat diperlukan” karena seratus persen responden menjawab :
perlu. Hasil analisis tingkat kebutuhan pe mbelajaran BIPar dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Bahwa pembelajaran BIPar di lingkungan Akademi Pariwisata Medan perlu untuk
dipelajari karena ternyata banyak turis mancanegara yang berkunjung ke
Indonesia mempergunakan bahasa I ndonesia ketika mereka melakukan
pemesanan kamar secara langsung, memesan makanan dan lain-lain.
2. Kenyataan di lapangan bahwa tamu hot el juga didominasi oleh turis domestik
dengan berbagai macam latarbelakang pe kerjaan, pendidikan, wawasan dan lain
sebagainya. Hal ini menjadikan penguas aan BIPar diperlukan karena petugas
hotel harus mempu menggunakan istilah asing dengan tepat agar tidak
menimbulkan kebingungan terhadap ta mu yang mempunyai latar belakang
pendidikan ataupun ekonomi rendah.
3. Alasan lain juga adalah bahwa BIPar dapat dijadikan sarana dalam
memperkenalkan dan menyebarluaskan penggunaan bahasa Indonesia kepada wisatawan mancanegara sehingga dapat berper an dan dikenal secara luas di dunia
internasional.
4. Bahwa ternyata orang Indonesia sendi ri merasa kesulitan dalam menggunakan
bahasa Indonesia sehingga jika BIPar di kuasai dengan baik adalah dengan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 maksud agar bahasa Indonesia yang disampaikan itu baik dan benar, sopan, enak
didengar dan tidak menyinggung perasaan lawan bicara.
Dari paparan hasil analisis diatas, ma ka dapat dikelompokkan kepada beberapa
kategori aspek komunikasi sebagai berikut:
Aspek maksud (nomor 1) adalah pembelajaran BIPar dimaksudkan agar
mahasiswa/masyarakat dapat menge nal lebih jauh te ntang penggunaan
bahasa Indonesia khsususnya baha sa Indonesia untuk bidang khusus
dalam hal ini utuk bidang pariwisata (BIPar) Aspek jalur komunikasi (nomor 1, 2) adalah bahwa BIPar digunakan
kepada tamu/wisatawan baik domestik maupun mancanegara secara
profesional. Jadi jalu r komunikasinya jelas.
Aspek sosiolinguistik (nomor 1, 2, 3 dan 4) adalah bahwa sebagai bagian dari masyarakat maka pembelaj aran BIPar mencakup aspek-aspek
kemasyarakatan seperti aspek sosial, budaya, politik, ekonomi dan seluruh aspek kehidupan yang pada gilirannya akan menjadikan bahasa Indonesia
dikenal lebih jauh di dunia internasional. Kalau wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, mereka me nggunakan bahasa Indonesia seperti
jika orang Indonesia berkunjung ke Ko rea, maka bahasa Korea lebih
sering digunakan ketimbang bahasa asing lainnya misalnya bahasa Inggris. Aspek Linguistik (nomor 4) adalah bahwa pembelajaran BIPar juga
secara langsung berbicara mengena i komponen linguistik seperti :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 pengucapan, dialek/logat, susunan kalimat, pilihan kata dan lain
sebagainya. Aspek Pragmatik (nomor 1, 2, 3 dan 4) adalah bahwa pembelajaran
BIPar sangat menekankan kepada siapa lawan bicara, apa yang disampaikan, tindak tutur, kesantunan be rbicara, fungsi bahasa dan lain
sebagainya
Jelaslah bahwa kebutuhan pembel ajaran BIPar di Indonesia khususnya di
Akademi Pariwisata Medan cenderung diperlukan. Uraian analisis diatas
menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan pembel ajaran BIPar mencakup beberapa
aspek : aspek maksud, aspek jalur komunikasi , aspek sosiolinguist ik, aspek linguistik
dan aspek pragmatik. Kesemuanya itu menjadikannya bahan dalam penyusunan silabus pembelajaran BIPar secara kompre hensif yang akan diur aikan pada bagian
selanjutnya.
4.4.2 Tujuan Pembelajaran BIPar
Tujuan pembelajaran bahasa secara umum dapat dibedakan menjadi dua : yakni
tujuan untuk pekerjaan dan tujuan untuk bi dang akademik. Selama ini dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia yang terj adi adalah bahwa peserta didik cenderung
mendapatkan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang bersifat akademik dan bukan ditujukan untuk keterampilan berbah asa Indonesia dalam salah satu bidang
khusus (pekerjaan).
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran bahasa adalah menjadikan peserta
didik mampu berkomunikasi, mengerti apa yang diinginkan orang lain dan
berinteraksi dengan beba s kepada orang lain.
Untuk alasan itulah kegiatan di kelas harus dirancang sedemikian rupa dimana peserta didik betul-betul mendapatkan suatu tujuan yang alami ( real natural
purpose ).
Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata (BIPar)
maka akan lebih baik jika menyajikan bahasa dalam konteks situasi dari pada bahasa
Inonesia itu sendiri. Dengan kata lain adal ah bahwa bahasa lebih baik diajarkan
ketika digunakan untuk memindahkan pesan dan bukan diajarkan secara eksplisit
untuk belajar bahasa itu sendiri.
4.4.3 Penyusunan Silabus
Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan
pengelolaan kelas serta penilaian hasil belaja r dari suatu mata kuliah. Silabus ini akan
sangat bermanfaat sebagai pedoman bagi pe ngajar karena berisi petunjuk secara
keseluruhan mengenai tujuan dan ruang li ngkup materi yang harus dipelajari oleh
peserta didik. Selain itu juga menerangkan tentang kegiatan belajar mengajar, media
dan evaluasi yang harus digunakan dalam proses pembelajaran peserta didik.
Dalam silabus pengajaran dan pembelajaran bahasa – khususnya silabus
pembelajaran bahasa untuk bidang khus us – mendasarkan konsepnya pada
penyusunan silabus bahasa yang komunikatif yang berasal dari konsep pembelajaran
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 English for Specific Purposes (ESP). Terkait dengan hal tersebut diatas, dalam
penulisan dan pembahasa tesis ini adalah bagaimana konsep dan teori-teori tentang
pengajaran dan pembelajaran ESP dapat diterapkan ( applicable) dalam pengajaran
dan pembelajaran ISP atau “ Indonesian for Specific Purposes ”. Selanjutnya
bagaimanakah rancangan model pembelajaran ISP secara lebih khusus akan
mengeksporasi suatu model pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata
(BIPar). Pembelajaran bahasa untuk bidang khusus menjadikan “ need analysis ” atau
analisis kebutuhan sebagai bahan dasar dalam penyusunan silabus ini. Dari hal
tersebut diatas maka penyusunan silabus ini melibatkan urutan logi s tiga tahap utama,
yakni : 1) analisis kebutuhan ( needs analysis ), 2) spesifikasi materi/isi ( content ) dan,
3) susunan silabus ( syllabus organization).
Sementara itu penyusunan silabus pembelajaran bahasa yang komunikatif
mengikuti beberapa langkah dibawah ini :
1. analisis kebutuhan;
2. formulasi tujuan;
3. pemilihan dan susunan isi/materi silabus;
4. pemilihan dan susunan kegiatan pembelajaran dan;
5. keputusan tentang materi apa dan ba gaiamanakah yang harus dievaluasi.
4.4.3.1 Analisis Kebutuhan (Needs Analysis)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pada bagian 4.1. diatas disebutkan ba hwa hasil dari analisis kebutuhan merupakan
bahan dasar dalam penyusunan silabus pembel ajaran BIPar. Berikut penulis sajikan
daftar hasil analisis kebutuhan sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Analisis Kebutuhan
No Komponen Hasil Analisis
1.
2. 3. 4. 5. 6. Apakah BIPar diperlukan di Akpar Medan.
Kebermanfaatan BIPar dalam peningkatan karir. Alasan diperlukan BIPar :
• Turis mancanegara yang berbahasa Indonesia,
• Penggunaan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar pada bidang pekerjaan,
• Sesuai dengan bidang pariwisata yang mengutamakan kemampuan komunikasi
yang baik,
• Memudahkan dalam pekerjaan,
• Ketepatan dalam menggunakan istilah
teknis dalam bidang pekerjaannya
• Terciptanya komunikasi efektif dengan pelanggan domestik dan mancanegara,
• Menunjukkan kebanggaan dan
kewibawaan sebagai bangsa Indonesia dalam menggunakan bahasanya sendiri
Kurang memadainya bahasa Indonesia peserta didik ketika melayani tamu Pengalaman mempelajari bahasa Indonesia untuk bidang khusus
Permasalahan kebahasaan Perlu
Sangat Dijumpai Diperlukan Diperlukan Diperlukan Diperlukan Diperlukan Diperlukan (alasan ideal) Dijumpai Cenderung belum pernah Cenderung sebagian besar bermasalah
Lanjutan tabel 4
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Dari daftar hasil analisis kebut uhan pada tabel terdapat suatu kecenderungan
bahwa pembelajaran BIPar diperlukan untuk diberikan kepada mahasiswa Akpar
Medan sebagai bagian dari proses pembel ajaran dalam rangka meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusis (SDM) pariwisata ya ng dapat diandalkan. Selanjutnya penulis
menggambarkan terdapatnya beberapa maksud (notions ) dan fungsi ( functions )
bahasa yang secara khusus akan bermanfaat untuk dipelajari, yaitu sebagi berikut :
1. Jenis konteks bahasa yang melibatkan peserta didik.
Konteks bahasa dimana peserta didik te rlibat adalah dikarenakan pembahasan
ini berbicara mengenai BIPar dan khsusus nya di bagian divisi kamar, maka
konteks bahasa yang dapat diaplikasi kan dalam bidang pekerjaan adalah
sebagai berikut : a. Bahasa yang digunakan di kantor depan meliputi : bahasa resepsionis,
bahasa, bahasa kasir, bahasa petugas porter/bellboy, dan lain-lain.
b. Bahasa yang digunakan di bagian tatagraha (housekeeping ) meliputi
bahasa roomboy/maid (petugas pramukamar), bahasa petugas maintenance , bahasa petugas room services , dan lain sebagainya.
2. Aktifitas bahasa yang perlu untuk dita mpilkan mencakup hal-hal sebagai
berikut :
a. aktifitas pada saat tamu check-in atau check-out ;
b. aktifitas menangani keluha n tamu, dan lain sebaginya
3. Peran yang akan melibatkan dan dimainka n oleh peserta didik pada konteks
bahasa yang berbeda. Peserta didik akan diberikan kegiatan yang sesuai
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dengan konteks bahasa yang berbeda se suai dengan bidang pekerjaan di
bagian divisi kamar seperti :
a. resepsionis; b. kasir; c. concierge ;
d. housekeeper ( roomboy/maid, room attendant, maintenance clerk , dll)
e. dan lain sebagainya.
4. Topik yang berhubungan dengan peserta didik meliputi :
a. komunikasi efektif; b. psikologi pelayanan; c. dan lain-lain.
5. Permasalahan kebahasaan yang meliputi pengucapan ( phonology ), kata
bentukan ( morfology ) dan dialek (dialect) yang menjadikannya sebagai
pertimbangan untuk memasukkan komponen linguistik tersebut kedalam modul pembelajaran BIPar.
Dari paparan analisis diatas yakni analisis kebutuhan terhadap penyusunan silabus,
maka beberapa gabungan jenis silabus da pat diterapkan. Dalam perspektif ini, silabus
fungsi dan silabus situasi dianggap sebagai suatu piliha n karena pembelajaran BIPar
akan berisikan materi mengenai fungsi bahasa yang digunakan sehari-hari dalam
ruang lingkup pekerjaan di bagian divisi kamar ( rooms division department).
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Selanjutnya penggabungan antara silabus fungsi dan s ilabus situasi akan
menyempurnakan pemakaian bahasa dalam situasi yang sesuai dengan bidang
pekerjaannya (workplace).
4.4.3.2 Analisis Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa Dari data yang didapatkan penulis ya kni dialog percakapan di kantor depan Hotel
Nirwana merupakan data-data utama. Data ini berfungsi sebagai bagian dalam menentukan pemilihan isi/materi silabus pembelajaran BIPar. Selanjutnya data-data ini akan dianalisis melalui fungsi bahasa dan ragam bahasa agar dapat menentukan
dan menemukenali beberapa hal sebagi berikut : a. Fungsi bahasa BIPar Fungsi bahasa BIPar adalah : 1) fungsi pembuka yang meliputi salam dan sapaan, 2)
fungsi paparan yakni penyampaian informasi dan fakta, 3) fungsi
mengarahkan/mengendalikan orang lain dan 4) fungsi penutup yang ditandai dengan
ungkapan permohonan maaf dan ucapan selamat bermalam di hotel yang bersangkutan. Penulis menyajikan daftar hasil ana lisis terhadap fungsi bahasa BIPar sebagai
berikut :
Tabel 5. Daftar Hasil Analisis Fungsi Bahasa BIPar
No Realisasi Bahasa Fungsi Bahasa
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
01 02. “Selamat pagi, Ibu? Ada yang bisa saya bantu?” “Tentu saja, Ibu. Kami memiliki lima jenis kamar.” Salam Pembuka dan Penyegar suasana Paparan
03. 04 05. 06. 07 08. 09. 10. “Apakah anda sudah membuat pemesanan sebelumnya?” “Anda beruntung, kamar anda tersedia dan fasilitas yang terdapat…” “Saya akan panggilkan bellboy untuk mengantarkan Bapak ke kamar.” “Bisa mintak tolong Ibu isikan form ini?” “…dengan Ilbha, ada yang bisa saya bantu?” “Terimakasih, Pak Andre. Saya harap Bapak dapat menikmati istirahat di hotel kami dan selamat siang”. “Boleh saya tau nama Bapak”? “Kami terima American Express, Visa, Mandiri Card…” Mengarahkan/mengendalikan Paparan Penyegar suasana Mengarahkan orang lain/ Penyegar suasana Mengarahkan orang lain Salam pembukan/penyegar suasana Salam penutup/penyegar suasana Mengarahkan orang lain. Paparan
b. Ragam Bahasa Bipar
Ragam bahasa BIPar menekankan kepa da ragam bahasa lisan dari pada ragam
bahasa tulisan. Dari beberapa dialog yang disajikan pada bagian selanjutnya, penulis
melakukan analisa berdasarkan teori dan konsep pada Bab Dua dan melalui tahap
pengujian data, maka didapatlah suatu hasil analisis data tentang ragam bahasa BIPar sebagai berikut :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Tabel 6. Daftar Hasil Analisis Ragam Bahasa BIPar
No Realisasi Bahasa Pilihan
Kata Media Situasi Ragam
Bahasa
01 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. “Selamat pagi, Ibu?” “…menginformasikannya ke HK department…” “Hotel kami ada empat jenis kamar, yakni suite, junior, deluxe dan superior…” “…dan bellboy akan…” “Mau kamar apa, pak?” “…akan saya cek di komputer…” “Selamat siang, Holiday Inn Batam, how may I Help you?” “Ini kunci kamarnya. Dan ini voucher sarapan besok”. “Baik, ibuk. Ntar saya panggilkan bellboy. Makasi.” “…dilengkapi dengan air conditioner, water boiler dan diberikan complemantray mineral water… formal semi formal semi formal semi formal non-formal semi formal formal semi formal non-formal formal lisan lisan lisan lisan lisan lisan lisan/ tulisan lisan lisan lisan/ tulisan kantor depan kantor depan kantor depan kantor depan kantor depan kantor depan kantor depan/bag. reservasi kantor depan kantor depan kantor depan standar non-standar non-standar non-standar non-standar non-standar non-standar non-standar non-standar non-standar
Lanjutan tabel 6
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Hasil analisis fungsi dan ragam bahasa BIPar menunjukkan pilihan kata yang
bersifat formal dan semi formal. Ragam formal yang sangat mendominasi dalam pembicaraan lisan di bagian kantor depa n, bagian reservasi dan tatagraha. Namun
penulis mengambil data dari percakapan ya ng terjadi di kantor depan dan bagian
reservasi hotel saja sementar a dialog di bagian tatagrah a akan menjadi bagian dari
materi pembelajaran BIPar secara keseluruhan. Selanjutnya ragam bahasa menurut media pengantarnya adal ah media lisan yang
berarti bahwa komunikasi yang terjadi di kantor depan adalah melalui media
pengantar lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Dari analisis data di lapangan, realisasi bahasa yang digunakan cenderung kepa da ragam bahasa formal
dan semi formal. Hal ini ditunjukkan dengan pilihan kata yang digunakan. Dan
berdasarkan teori tindak tutur dan siasat kesantunan, maka terl ihat disini bahwa
petugas penerima tamu atau resepsionis menggunakan kemampuan komunikatifnya
walaupun dengan menggunakan kosakata atau peristilahan asing .
Dari sisi pengguna bahasa, pilihan ka ta yang dibuat didominasi oleh pilhan kata
asing terhadap istilah/kosakata teknis dalam bidang pekerjaannya. Pilihan kata ini apabila dipadankan dalam bahasa I ndonesia malahan akan menjadi tidak
komunikatif? Dalam konteks pragmatika ba hasa sepertinya antara tamu dan
resepsionis tidak menemukan kendala bera rti. Namunpun demikian, pada beberapa
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dialaog masih terdapat pilihan kata yang tid ak santun atau tidak tepat digunakan pada
situasi formal.
Masih terdapat kecenderungan pe makaian bahasa seha ri-hari ataupun ragam
bahasa gaul khas anak muda yang mencirikan ketidaksantuanan dalam berkomunikasi. Hal inilah yang merupa kan temuan penulis sehingga pada
penyusunan silabus pembelajaran BIPar, pragmatika mer upakan salah satu hal yang
dapat dijadikan materi pembelajaran. Pr agmatika akan mengkaji bahasa dari sisi
pengguna bahasa, khususnya tentang pilihan-pilihan yang dibuat, kendala-kendala yang ditemukan pada penggunaan bahasa dalam interaksi sosial dan pengaruh penggunaan bahasa itu terhadap pesert a lainnya dalam tindak komunikasi.
Dari perspektif ragam bahasa yang da pat dianalisis adalah : ragam bahasa tidak
standar atau non-standar. Hal ini memunculkan fenomena baru yakni : bahwa
pemilihan kata yang bersifat formal tidak seharusnya berarti menerapkan ragam
bahasa standar.
Masalahnya kemudian adalah apakah jika pilihan kata yang digunakan adalah kosakata baku bahasa Indonesia maka ragam ba hasa itu berarti ragam standar? Dalam
konteks pembelajaran bahasa – bahasa apapun – khususnya bahasa untuk bidang khusus maka pendekatan yang dapat diaplik asikan adalah pendekatan komunikatif
(communicative approach ).
Pendekatan komunikatif tidak secar a mutlak menggunakan istilah asing (Inggris)
yang sudah mempunyai padanan kata dalam bahasa Indonesia.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pada umumya paradigma di masyarakat dan pencinta bahasa khususnya terhadap
pembelajaran bahasa : seluruh pembelaj aran bahasa menerapkan ciri kebakuannya
dalam proses mengajar dan belajar. Se makin baku pilihan kata yang digunakan,
semakin standar ragam bahasa yang digunakan karena berada pada konteks
mempelajari bahasa Indonesia. Istilah at au ungkapan asing harus dapat diterjemahkan
atau dipadankan dengan bahasa Indonesia dalam kerangka menambah khasanah dan
perbendaharaan bahasa Indonesia. Namun harus diingat pula bahwa tidak ada satu otoritas pun yang berhak menguasai bahasa karena bahasa bersifat konvensi. Jadi ragam standar tetap luwes
sehingga memungkinkan perubahan di bi dang kosakata, peristilahan serta
mengizinkan perkembangan berbagai jeni s laras yang diperlukan dalam kehidupan
modern. Satu hal yang penulis rasakan luput dari perhatian adalah : jika ragam standar
digunakan dalam pembelajaran bahasa untuk bidang khus us akan menjadi
tidak komunikatif . Mari kita ambil contoh percakapan berikut :
1) R : “Pukul berapakah “ morning call ”-nya, Ibu?”
T : “Sekitar pukul 05.00 pagi. Tolong, ya?”
2) R : “Pukul berapakah “ panggilan pagi ”-nya, Ibu?
T : “Sekitar pukul 05.00 pagi. Tolong, ya?”
Dari kedua dialog, manakah yang lebih komunikatif? Menurut penulis, dialog
pertama jauh lebih komunikatif walaupun terdapat ungkapan asing “ morning call ”
dari pada dialog kedua yang jika di padankan secara standar berarti “ panggilan pagi ”.
Jika ungkapan “panggilan pagi” digunakan pada dialog kedua maka akan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 menimbulkan kebingungan dan “kekonyolan ” bahasa karena ungkapan “panggilan
pagi” tidak pernah dipakai dalam konteks komunikasi di kantor depan hotel. Intinya
adalah dialog kedua menjadi tidak komunikatif.
Atas dasar analisis inilah penulis memunculkan satu paradigma baru dalam
pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran BIPar yakni pembelajaran BIPar
menerapkan ragam bahasa non-standar disebabkan pilihan kata yang digunakan
dalam berkomunikasi adalah istilah teknis yang terkait dengan bidang pariwisata
khususnya di kantor depan da n tatagraha suatu hotel.
Analisis fungsi bahasa dan ragam bahasa memunculkan suatu paradigma baru
bahwa :ragam bahasa tidak standar atau non standar dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran bahasa Indo nesia untuk bi dang khusus (Indonesian for Specific
Purposes – ISP ) disebabkan :
a. lebih komunikatif
b. tidak terdapatnya padanan kata dalam bahasa Indonesia
c. khusus BIPar, kosakata/istilah ya ng digunakan harus berhubungan erat
dengan bidang kerja karena sangat komunikatif.
Jadi, ragam bahasa BIPar yang komunikatif ternyata masuk kedalam kelompok
ragam bahasa non-standar .
4.4.3.3 Silabus Pembelajaran BIPar : Suatu Model Pembelajaran Dari uraian analisis fungsi dan raga m bahasa Bipar serta analisis pembelajaran
Bipar diatas diketahui hasil temu an penelitian sebagai berikut :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 a. Bahwa dalam proses pembelajarannya fungsi bahasa Indonesia untuk bidang
pariwisata menekankan kepada : 1) f ungsi pembuka; 2) fungsi paparan; 3)
fungsi mengendalikan dan 4) fungsi penutup. Fungsi-fungsi inilah yang
merupakan materi pokok sebagai bahan dalam penyusunan silabus yang dapat
diuraikan menjadi beberapa sub pokok bahasan sebagai berikut :
1. Jenis dan Aktifitas Hotel; 2. Urai Tugas Pegawai Hotel; 3. Jenis Kamar; 4. Perabotan dan Perlengkapan Kamar; 5. Keluhan Tamu; 6. Harga Kamar; 7. Reservasi; 8. Komunikasi Melalui Telepon;
9. Pelayanan Hotel Secara Umum;
10. Informasi Petunjuk Arah dan Pusat Informasi Hotel; 11. Prosedur Check-in; 12. Prosedur Check-Out.
b. Bahwa ragam bahasa yang digunaka n dalam melaksanakan fungsi-fungsi
BIPar tersebut berorientasi pada ragam bahasa tidak standar (non-
standard). Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan istilah-istilah asing baik
yang berasal dari bahasa Inggris, bahasa Perancis dan lain sebagainya.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Istilah asing ini lazim digunakan pa da proses komunikasi di hotel.
Masalahnya adalah bahwa ketidaktepata n penggunaan istilah asing inilah
yang perlu dipelajari dan diketahu i untuk menemukenali penggunaan yang
benar dan tepat sesuai dengan bidang pekerjaan yakni di bagian kantor
depan dan tatagraha hotel. Penterjemahan istilah asing kedalam bahasa
Indonesia justru menjadikan percakapan antara pegawai hotel dan pelanggan
menjadi tidak komunikatif. Jadi, pendekatan komunikatif dalam pembelajaran BIPar adalah dengan menerapkan ragam bahasa tidak
standar semata-mata bertujuan agar ma ksud percakapan dimengerti oleh
semua lapisan masyarakat.
c. Berdasarkan hasil analsis pada ba gian-bagian sebelumnya maka dibuatlah
suatu model pembelajaran BIPar. Seba gai proses pembelajaran, maka model
pembelajaran BIPar disusun dengan menerapkan penggabungan silabus
fungsi dan silabus situasi dimana para pembelajar disajikan topik bahasan
berdasarkan fungsi bahasa dan situasi dimana fungsi-fungsi tersebut
digunakan pada saat berkomunika si dengan pelanggan ataupun teman
sejawat. Silabus pembelajaran BIPar mengandung beberapa komponen sebagai berikut : 1. Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) yang berisikan :
deskripsi singkat mata kuliah, kompete nsi prasyarat, standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi dan uraian pokok bahasan, alokasi waktu, metode mengajar dan sumber belajar.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 2. Kontrak Kuliah yang merupakan kom itmen antara dosen dan mahasiswa
meliputi : manfaat mata kuliah, deskripsi perkuliahan, tujuan
intruksional, strategi perkuliahan, materi/bahan bacaan, tugas-tugas,
kriteria penilaian, dan jadwal perkuliahan.
3. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)/ RPP adalah bagaimana kegiatan
perkuliahan disusun secara cermat dan tepat berdasarkan GBPP. Dalam
SAP terkandung beberapa unsur yakni : tahapan kegiatan, kegiatan
dosen, kegiatan mahasiswa dan media yang digunakan serta waktu
pelaksanaan tiap kegiatan.
4. Modul Belajar/Bahan Ajar adalah suatu rancangan panduan bagi dosen
dan mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran BIPar. Modul Belajar disusun berdasarkan fungs i dan ragam bahasa yang sudah
dijelaskan pada bagian sebelumnya . Dalam modul belajar yang disusun
penulis mencakup duabelas unit dan ti ap unitnya dibagi kedalam dua
pembahasan yakni : tahap memulai dan tahap pengembangan serta tindak lanjut. Selain itu pula pada setiap unitnya diberikan daftar
kosakata yang lazim digunakan sesuai dengan topik yang dipelajari.
Pada lampiran tesis ini dapat dilihat secara lebih rinci bahwa penulis
menggambarkan secara jelas model pembelajar an BIPar yang meliputi : a. GBPP; b)
Kontrak Kuliah; c) SAP/RPP dan d) Modul Belajar/Bahan Ajar.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil paparan analisis pada Bab IV tentang pembelajaran Bahasa Indonesia
untuk bidang Pariwisata (BIPar), maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai
berikut :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 1. Tingkat kebutuhan pembelajaran BIPar khususnya di bagian Divisi Kamar yang
meliputi bagian Kantor Depan dan Tata Graha pada Akademi Pariwisata Medan
(Akpar) berada pada level diperlukan . Pemenuhan kebutuhan pembelajaran
BIPar ini dikarenakan beberapa faktor yaitu : a. Banyaknya turis mancanegara ya ng mengunakan bahasa Indonesia ketika
beraktifitas di hotel berbintang.
b. Kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa Akpar Medan yang cenderung
menggunakan ragam bahasa sehari-har i (gaul) ketika melayani tamu,
khususnya tamu domestik yang berkunjung ke hotel. Hal ini menyebabkan image yang tidak baik terhadap hotel.
c. Penguasaan bahasa yang baik juga menentukan dalam pengembangan karir
pekerjaan mereka pada masa mendatang.
d. Penguasaan bahasa Indonesia yang ba ik juga menunjukkan kredibilitas dan
kompetensi mahasiswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik.
e. Kebutuhan terhadap bidang pekerjaan yang secara spesifik harus menguasai
bahasa sebagai alat komunikasi, baik bahasa Indonesia dan bahasa asing
lainnya.
f. Penguasaan bahasa Indonesia yang ba ik merupakan realisasi kebanggan diri
sebagai warga negara dan merupakan jatidiri bangsa.
2. Fungsi bahasa BIPar adalah fungsi kom unikatif dimana bahasa Indonesia yang
diajarkan cenderung kepada pengelom pokkan fungsi- tersebut dalam ranah
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 komunikasi efektif. Fungsi-f ungsi tersebut secara umum dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Fungsi pembuka;
b. Fungsi paparan; c. Fungsi mengendalikan; d. Fungsi penutup.
Sedangkan ragam bahasa BIPar cenderung kepada ragam bahasa tidak
standar/nonstandar . Ragam bahasa standar atau baku Indonesia tidak diterapkan
dalam pembelajaran BIPar karena ragam baku menjadikan komunikasi
berlangsung tidak efektif. Pemakaian isti lah asing tentang ba gian divisi kamar
mendominasi pembelajaran BIPar disebabkan oleh padanan kata yang tidak dikenal luas dikalangan masyarakat. Un tuk pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
Bidang Khusus ( Indonesian for Specific Purposes ) memunculkan suatu
paradigma baru yakni : pemakaian/penggunaan ragam bahasa non-standar
dapat diterapkan dalam proses pembel ajaran demi terci ptanya komunikasi
efektif sebagai tujuan utama dari pembel ajaran bahasa untuk bidang khusus.
3. Secara umum pembelajaran bahasa mencakup kepada dua hal yang melibatkan
tujuan yakni : tujuan akademik dan tuju an pekerjaan. Dalam proses pembelajaran
BIPar yang tergolong masih relatif baru penulis memberikan model pembelajaran yang mengadopsi metode pembelajaran pada English for Specific Purposes
(ESP). Silabus yang disusun merupakan silabus yang komunikatif dimana materi/pokok bahasa mencakup fungsi baha sa pada aktifitas yang terdapat di
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 bagian kantor depan serta tata graha seperti : harga kamar, jenis kamar, keluhan
tamu, prosedur check-in dan lain-lain. Komponen tata bahasa beserta seluruh parameternya seperti tata cara penulis an, penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) tidak diketengahkan dalam model pe mbelajaran ini karena pembelajaran
ini ditujukan untuk berkomunikasi efektif secara lisan dengan tamu dan teman
sejawat.
5.2 Saran
Dari kesimpulan terhadap tiga permasalahan yang dikemukakan diatas penulis
juga memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Pembelajaran BIPar sebagai suatu mode l pembelajaran bahasa Indonesia untuk
bidang khusus hendaknya menjadi pertim bangan pihak Akpar Medan dan pihak
sekolah kejuruan (vocational school) lainnya untuk masuk dalam kurikulum dan
dapat diaplikasikan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dalam rangka
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata unggul
sehingga dapat memberikan pelayanan prima ( excellent service ) kepada
pelanggan.
2. Hendaknya pemahaman masyarakat te rhadap penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar tidak saja bermuara kepada penggunaaan bahasa baku (ragam
bahasa standar) tetapi juga penggunaan ragam bahasa non-standar apalagi jika
dikaitkan kepada pembelajaran baha sa untuk bidang khusus yang memfokuskan
kepada pendekatan komunikatif .
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 3. Diharapkan penelitian model pembelaj aran BIPar semakin membuka khasanah
masyarakat dan seluruh pencinta bahasa terhadap pentingnya penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dalam ruang lingkup pekerjaan. Penelitian ini diharapkan
menjadi cikal bakal dalam pembahasan bahasa Indonesia untuk bidang-bidang
lain seperti hukum, kedokter an dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia . Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Bell-Gredier, 1986. M.E. Learning and Intsruction : Theory into Practice . New York:
Mc.Millan Publishing Co. Bloom, B.S. et al. 1956. Taxonomy of Educational Objectives . Handbook I:
Cognitive Domain . New York: David Mekay.
Brumfit, C.J. and Johnson, K. 1979. The Communicative Approach to Language
Teaching. Oxford: Oxford University Press.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Candlin, C. 1984. Syllabus Design As A Critical Process. In C.J. Brumfit (Ed),
General English Syllabus Design . Oxford : Pergamon.
Case, A. 2009. http://www.onestopenglish.com
.
Casper, A. 2003. http://linguistic.byu.edu/TESOLBYU. Needs Analysis.htm
.
Crystal, D. 1985. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. 2
nd Edition . Oxford :
Blackwell Cummins, J. 1979. Cognitive/academic language Proficiency, linguistic
interindependence, the optimum age question and some other matters.
Working Papers on Bilingualism , 19, 121-129
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik : Ancangan Metode dan Kajian .
Bandung : Fresco. Dick, W.1990. The Systemic Design of Intsruction . Third Edition.
Dudley-Evans, T., & St John, M. 1998. Development in ESP: A multi-disciplinary
approach. Cambridge: Cambridge University Press.
Halliday, M.A.K., Rev. by Matthiessen, M.I.M. 2004. An Introduction to Functional Grammar . London: Arnold.
Harper, David. 1986. ESP for the University . Oxford: Pergamon Press.
Hartley F. Anthony. 1982. Linguistics for Language Learn ers. Hongkong.
Hutchinson, T., & Waters, A., 1987. English for Specific Purposes: A learning-
centered approach. Cambridge: Cambridge University Press.
Jacobson, Roman. 1972. Closing Statement Li nguistics and Poetries : Style in
Language. Massachusetts : MFT Press dan Willes Cambridge.
Johnson, K. 1982. Communicative Syllabus Design and Methodology . Oxford :
Pergamon.
Johnson, K. 1996. Language Teaching and Skill Learning . Oxford : Basil Blackwell.
Krathwohl, D.R. et, al., (1964). Taxonomy of Educational Objectives. Handbook II:
Affective Domain . London: Longmans.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Leech, Geoffrey, Terj. M.D.D.Oka. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta:
University Press.
Liitlewood, William. 1981. Communicative Language Teaching: An Introduction .
Cambridge University Press Mackay, W. 1965. Language Teaching Analysis . London : Longman.
Mackay, R., & Mountford, A. 1981. English for Specific Purposes: A case study
approach. London: Longman.
Moleong, J. Lexy. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Munby, John. 1978. Communicative Syllabus Design . Cambridge : Cambridge
University Press. Nunan, D. 1992. Collaborative Language Learning and Teaching . New York:
Cambridge University Press.
Prabhu, N.S. 1987. Second Language Pedagogy . Oxford : Oxford University Press.
Saragih, Amrin. 2006. Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan: Prog ram Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. Searl, John. R. 1969. Speech Acts . Cambridge University Press
Strevens, P. 1988. ESP after twenty years: A re-appraisal. In M. Tickoo. ESP : State
of the Art. Singapore: SEAMEO Regional Centre.
Subyakto, N., Sri Untari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Subyakto, N., Sri Untari. 1988. Psikolinguistik : Suatu Pengantar . Jakarta : P2LPTK.
Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa . Yogyakarta : Duta
Wacana University Press. Sudaryanto, 1993. Fungsi Hakiki Bahasa . Yogyakarta : Duta Wacana Press.
Sugondo, D. 2003. Bahasa Indonesia Menuju Masayarakat Madani . Jakarta :
Penerbit Progress.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Sullivan, E., 1967. Piaget and The School Curric ulum: A Critical Appraisal . Bulletin
2, Toronto: Ontario Institut e for Studies in Education.
Widdowson, H.G. 1978. Teaching Language as Communication. Oxford: Oxford University Press. Wilkins, D. 1976. Notional Syllabus . Oxford : Oxford University Press
Yalden, Janice. 1987. The Communicative Syllabus: Evolution, Design and
Implementation . London: Prentice Hall International
Yalden, Janice. 1987. Principles of Course Design for Language Teaching .
Cambridge : Cambridge University Press.
Lampiran 1
Contoh Silabus Pembelajaran BIPar
:
BAHASA INDONESIA UNTUK BAGIAN DIVISI KAMAR
Kode Mata Kuliah : BIPar – MDK III/1 A-B
SKS : 2 SKS Status : Mata Kuliah Keahlian Komunikasi
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 TUJUAN :
Agar mahasiswa mampu menggunaka n kata-kata yang tepat dalam menggunakan
ragam bahasa tidak standar, mengerti akan situasi dan kondisi berlangsungnya
komunikasi, mampu berkomunikasi denga n tepat terhadap tamu dengan latar
belakang berbeda, dan mampu menggunaka n istilah/jargon khusus dalam konteks
bidang pekerjaan di bagian divisi kama r yakni di kantor depan dan tatagraha.
SASARAN PEMBELAJARAN :
Sasaran Pembelajaran BIPar ditujukan kepada peningkatan kemampuan
mahasiswa dalam aspek bahasa yang meli puti : mendengar, berbicara, membaca dan
menulis. Pada pembelajaran BIPar, sasaran pembelajaran ditujukan kepada dua aspek
yang lebih dominan yakni : mendengar dan berbicara. Mendengar :
• Memahami turis mancanegara yang menggunakan bahasa Indonesia ketika
berkomunikasi dengan petugas hotel.
• Memahami bahasa Indonesia yang diguna kan turis domestik dengan berbagai
macam perbedaan latar belakang.
Berbicara :
• Berkomunikasi efektif dalam bahasa Indonesia dalam aktifitas di kantor
depan ( front office ) dan bagian tatagaraha ( housekeeping ) pada suatu hotel
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 berbintang secara komprehensif. Kom unikasi dilakukan secara langsung (face
to face ) kepada walk-in guest maupun melalui telepon.
Materi Pokok Bahasan
1. Jenis dan Aktifitas Hotel
2. Urai Tugas Pegawai Hotel 3. Jenis Kamar 4. Perabotan dan Perlengkapan Kamar 5. Keluhan Tamu 6. Harga Kamar 7. Reservasi 8. Komunikasi Melalui Telepon 9. Pelayanan Hotel Secara Umum 10. Informasi Petunjuk Arah dan Pusat Informasi Hotel
11. Prosedur Check-in
12. Prosedur Check-Out.
Pustaka
1. International Hotel English
2. Be Our Guest 3. Functions of American English 4. Lentera Indonesia : Penerang untuk Memaha mi Masyarakat dan Budaya Indonesia
5. Bahasa Inggris Praktis : Panduan Ke Luar Negeri
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
NAMA MATA KULIAH : Bahasa Indonesi a untuk bidang Pariwisata (BIPar)
KODE/BOBOT (SKS)/SEMESTER : BIPa r-1 MDK III/1/2 SKS/GANJIL 2009/2010
PENANGGUNG JAWAB MATA KULIAH : Rahmat Darmawan
DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini me rupakan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bidang Pari wisata (BIPar), khususnya di Progr am Studi
Manajemen Divisi Kamar. Dalam proses pembelajarannya, mata kuliah ini akan me nekankan kepada pendekatan komunikatif
(communicative approach ) dan situasional yakni bagaimana bahasa Indonesia digunakan secara baik dan benar pada saat bekerja
di bagian kantor depan dan tata graha suatu hotel. Materi pelajaran diberikan secara langsung berdasarkan situasi yang sedang
terjadi di operasional kantor depan dan bagian tatagraha. Pi lihan kata atau kosakata yang digunakan merupakan kosakata tidak
standar yaitu pemakaian kata/istilah yang be rasal dari bahasa asing te tap digunakan untuk membuatnya menjadi komunikatif.
KOMPETENSI PRASYARAT : Mampu menggunakan kos akata bahasa Indonesia dalam bidang pekerjaa n di kantor depan dan tatagraha sesuai dengan situasi dan
kondisi di lapangan.
KUALIFIKASI DOSEN : Strata – 1
STANDAR KOMPETENSI : Mengerti dan memahami penggunaan bahasa Indonesia untuk bidang Pari wisata (BIPar), khususnya di bagian div isi kamar
secara aktif. Memahami dan menggunakan kosa kata bahasa Indonesia pada saat bekerja di kantor depan maupun bagian
tatagraha suatu hotel.
SUMBER : 1. International Hotel English
2. Be Our Guest
3. Bahasa Inggrsi Praktis : Panduan Ke Luar Negeri
4. Lentera Indonesia : Penerang untuk Mema hami Masyarakat dan Budaya Indonesia
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ( GBPP )
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN DIVISI KAMAR III/I A-B
TAHUN AJARAN : 2009/2010
Alokasi Waktu Kompetensi Dasar Materi dan Uraian Indikator
T P L Metode Mengajar Sumber Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Dry Practice by Study Programme
2. Menjelaskan tentang jenis
hotel dan aktifitas hotel. • Unit 1 tentang Definisi Jenis dan Lokasi Hotel
• Uraian tentang Kosakata
berhubungan dengan
lokasi dan jenis
• Kosakata berhubungan
dengan pekerjaan/aktifitas
suatu hotel • Menjelaskan jenis hotel dan lokasinya.
• Menjelaskan aktifitas hotel secara
umum dan aktifitas/rencana
pekerjaan yang akan dilaksanakan. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi • Buku Pegangan BIPar (International Hotel English)
3. Menjelaskan urai tugas pegawai/staf hotel. • Unit 2 tentang pegawai/staf hotel.
• Kosakata jabatan dan
kepangkatan suatu hotel.
• Menjelaskan tentang struktur
organisasi suatu hotel.
• Menerapkan kosakata dalam
penyebutan jabatan dan kepangkatan
• Menjelaskan urai t ugas suatu jabatan.
1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar (International Hotel English)
4. Menjelaskan jenis kamar. • Unit 3 tentang jenis kamar
• Kosakata berhubungan
tentang penamaan jenis
kamar dengan istilah asing. • Menguraikan tentang definisi setiap
jenis kamar di hotel.
• Menerapkan kosakata yang
digunakan dalam menamakan jenis kamar. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar
(International Hotel English dan Be Our Guest)
5. Menjelaskan tentang keadaan perabotan dan perlengkapan kamar. • Unit 4 tentang perabotan
dan perlengkapan kamar.
• Kosakata tentang tatacara pembersihan perabotan • Menerapkan kosakata perabotan dan perlengkapan di kamar hotel.
• Menggunakan kosakata tentang pembersihan peralatan dan perabotan
1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar (International Hotel English dan Be Our Guest)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dan perlengkapan kamar. kamar. • Demonstrasi
6. Menangani keluhan tamu
tentang perlengkapan dan perabotan kamar. • Unit 5 tentang keluhan
yang muncul tentang
perabotan dan perlengkapan kamar.
• Kosakata dalam
menjawab/menangani
keluhan tamu dan menyelesaikan pekerjaanya. • Mengindentifikasikan keluhan tamu
khususnya tentang peralatan/perabotan kamar.
• Menjawab keluhan tamu dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-wrok
• Group-work
• Demonstasi • Buku Pegangan
BIPar
(International Hotel English dan Be Our Guest)
7. Menjelaskan harga kamar • Unit 6 tentang harga
kamar.
• Daftar kosakata tentang syarat dan ketentuan yg
berlaku mengenai harga kamar. • Menjelaskan harga kamar sesuai
dengan jenis kamar.
• Menggunakan kosakata dlm menjelaskan harga kamar berikut
syarat dan ketentuan yg berlaku.
1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar (International Hotel English dan Be Our Guest
8.
9. Menangani reservasi (pemesanan kamar)
secara langsung • Unit 7 tentang reservasi
kamar di hotel.
• Daftar pertanyaan tentang
pemesanan kamar.
• Pernyataan konfirmasi pemesanan kamar • Memberikan pertanyaan kepada
calon tamu tentang pemesanan
kamar.
• Mengkonfirmasikan pemesanan
kamar. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan BIPar (International Hotel English)
10. Menangani pemesanan
(reservations) kamar
melalui telelpon. • Lanjutan Unit 7.
• Daftar pertanyaan tentang
pemesanan kamar.
• Tata cara dalam menerima
dan menjawab telepon • sda. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar (International Hotel English)
11. Menangani proses
check-in secara
langsung dengan tamu. • Unit 8 tentang check-in.
• Daftar ungkapan ketika
tamu check-in . • Menggunakan ungkapan/kosakata
ketika menerima tamu check-in.
• Menggunakan variasi bahasa 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi • Buku Pegangan
BIPar (Int Htl Eng
dan Panduan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 • Daftar ungkapan
permohonan sopan (Polite
request) ataupun ungkapan sopan ketika memberikan saran kepada tamu.
• Daftar pertanyaan untuk mengisi format check-in. permohonan sopan dan membantu tamu mengisi format check-in. . • Pair-work Perjalanan ke luar negeri)
12. Menerima dan
menjawab telepon dari
tamu(incoming/outgoing
calls). • Unit 9 tentang daftar
ungkapan sewaktu
menerima ataupun menjawab telepon. • Menerima dan dan menjawab telepon
dengan baik dan benar. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar (International Hotel English)
13. Menyampaikan pesan
dari tamu kepada tamu
lain baik secara langsung ataupun melalui telepon. • Unit 10 tentang ungkapan
maupun pernyataan
sewaktu menerima dan menyampaikan pesan
• Kalimat langsung dan
tidak langsung.
• Format pesan (messages)
• Menyampaikan pesan dari seorang tamu kepada tamu lain dengan baik
dan benar.
• Membuat catatan tersendiri dalam
format pesan (messages) dengan
tepat. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work
• Demonstrasi • Buku Pegangan
BIPar
(International Hotel English)
14. Menjawab pertanyaaan
tamu tentang pelayanan
secara umum di hotel. • Unit 11 tentang kiat-kiat
atupun tatacara dalam
menjawab kemungkinan pertanyaan tamu tentang pelayanan umum di hotel yang meliputi dimana (WHERE), siapa ( WHO)
dan kapan ( WHEN).
• Daftar pelayanan hotel,
fasilitas dan lain
sebagainya. • Menjawab pertanyaan tamu yang
mancakup posisi (where ), kepada
siapa berurusan (who) dan dimana
(where).
• Memberikan dan menjelaskan secara
lengkap tentang keseluruhan hotel
services, shops dan fasilitasnya
dengan tepat. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar (International Hotel English dan Lentera Penerang Indonesia)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 15. Menangani proses
check-out tamu secara
langsung ( face to face ). • Unit 12 tentang Prosedur Check-out.
• Daftar pertanyaan ketika
tamu check-out. • Menangani proses check-out tamu
dengan menggunakan pertanyaan dan ungkapan serta kosakata secara tepat. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar
(International Hotel English)
16. Berkomunikasi secara
efektif menggunakan
fungsi bahasa yang sudah didapatkan pada pertemuan sebelumnya. • Unit 13 R e v i e w s • Melakukan proses pekerjaan dengan
efektif melalui penguasaan bahasa Indonesia di bagian kantor depan maupun tatagraha menggunakan variasi dan fungsi-fungsi bahasa secara tepat guna. 1 x 90’ • Brainstorming
• Presentasi
• Simulasi
• Pair-work • Buku Pegangan
BIPar (International Hotel English)
17. F i n a l S e m e s t e r T e s t
Medan, ……… Juli 2009
Penanggung Jawab Mata Kuliah
RAHMAT DARMAWAN, SS
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 KONTRAK KULIAH
NAMA MATA KULIAH : Bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata (BIPar)
KODE MATA KULIAH : BIPar – MDK III/1 A-B PENGAJAR/T.A. : Rahmat Darmawan, SS.
HARI PERTEMUAN/JAM : 16 kali tatap muka TEMPAT PERTEMUAN : Ruang Kuliah
1. MANFAAT MATA KULIAH :
• Mata kuliah BIPar ini memfokuskan pa da keterampilan berbahasa Indonesia
sesuai dengan profesinya yakni sebagai staf hotel pada bagian divisi kamar
dan bagian tatagraha.
• Dengan mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
menggunakan kosakata bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata khususnya
keterampilan berbahasa Indonesia sesu ai dengan jabatan/profesi yaitu
receptionist ataupun housekeeper/roomboy/maid.
• Materi kuliah mencakup keterampilan menggunakan fungsi-fungsi bahasa dan
variasi bahasa Indonesia pada bidang/ area kerja. Kosakata yang digunakan
adalah kosakata yang tidak standar dimana apabila kosakata/ungkapan tersebut dipadankan dalam bahasa I ndonesia baku maka akan menjadi tidak
komunikatif dan efektif. Diharapkan mata kuliah ini bermanfaat untuk
mahasiswa sebagai bahan panduan prak tis dalam berbahasa Indonesia untuk
bidang Pariwisata khususnya di kantor depan dan tatagraha.
2. DESKRIPSI PERKULIAHAN
• Mata Kuliah ini merupakan pembelajar an bahasa Indonesia untuk bidang
Pariwisata (BIPar) khususnya di depart emen manajemen divisi kamar. Dalam
prosesnya mata kuliah ini mene kankan pendekatan komunikatif
(communicative approach ) sebagai salah satu me tode pembelajaran yang
dianggap efektif dalam menguasai kete rampilan berbahasa. Masing-masing
pokok bahasan mencakup aspek-aspek operasional di unit kerja yang meliputi Jenis Hotel, Urai Tugas Pegawai Hotel, Jenis Kamar, Perabotan dan Perlengkapan Kamar, dsb.
3. TUJUAN INSTRUKSIONAL
• Tujuan Instruksional perkuliahan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan berbahasa Indonesia yang berhubungan dengan
profesi/jabatan di departemen divisi kamar dalam berkomunikasi dengan tamu
nusantara dan mancanegara baik secar a langsung atupun melalui media alat
komunikasi sehingga terhinda r dari kesalahpahaman ( misunderstanding ) dan
ketidakjelasan pesan yang disampaikan melalui bahasa.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 4. STRATEGI PERKULIAHAN
• Dalam proses pembelajarannya, mata kuliah BIPar ini menerapkan beberapa
strategi dan metode perkuliahan berupa: brainstorming , presentasi, latihan
berpasangan ( pair-work ), mendengar (listening ), demonstrasi dan lain-lain.
Bentuk latihan sesuai dengan materi yang diajarkan namun secara umum
menekankan kepada free practices , dan kadang-kadang controlled or less
controlled practices .
5. MATERI/BAHAN BACAAN
• International Hotel English
• Be Our Guest
• Bahasa Inggris Praktis : Panduan Ke Luar Negeri
• Lentera Indonesia : Penerang untuk Me mahami Masyarakat dan Budaya
Indonesia
7. TUGAS-TUGAS
• Tugas yang diberikan mencakup t ugas-tugas lisan dan tulisan dengan
pendistribusian secara mandiri ata upun kelompok. Tugas lisan yakni tugas
langsung yang diberikan pada proses belajar dengan metode pair/group work,
role-play, discussions, demontrations ataupun listening. Sedangkan tugas
tertulis dapat dibagi kedalam tugas yang dikerjakan dirumah (home
assignment ) mapun diruang perkuliahan ( class assignment ).
8. KRITERIA PENILAIAN
• Penilaian yang diberikan berdasarkan krit eria Nilai Tugas, Nilai Harian, Nilai
Ujian Mid Semester, dan Nilai Ujian Akhir Semester
Bentuk Penilaian Sbb: NA = NT + NH + (2 X UTS)
+ (2 X UAS) : 3
4
9. JADWAL PERKULIAHAN
Kegiatan Pert.
Ke Tanggal Materi
Dosen Mahasiswa
1 Dry Practice conducted by
Study Programme • Memberikan arahan
tentang urai tugas
dan teknik kerja mahasiswa semester satu • Mendengarkan
dan mencatat
• Bertanya
• Diskusi
2 Uraian tentang kosakata
yang berhubungan dengan lokasi dan jenis hotel. Selain itu juga menjelaskan • Mengarahkan
• Menyajikan topik
• Memberikan tugas
• Evaluasi • Mendengar dan berbicara
• Tugas
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 kosakata yang
berhubungan dengan pekerjaan/aktifitas suatu hotel berpasangan/
kelompok
• Menulis
• Bertanya
3 Penjelasan tentang pegawai/staf hotel berikut kosakata jabatan dan kepangkatan struktur organisasi suatu hotel. • Pendahuluan
• Pembahasan topik
sebelumnya
• Penyajian
• Tugas menulis dan
membaca
• Tugas mendengar
dan berbicara • Mendengar
dan berbicara
• Bekerja kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
• Membaca
jadual
4 Uraian tentang jenis kamar
sekaligus dengan kosakata/pilihan kata berkenaan dengan penamaan jenis kamar. • Pendahuluan
• Pembahasan topik
sebelumnya
• Penyajian
• Tugas menulis dan membaca
• Tugas mendengar dan berbicara • Mendengar
dan berbicara
• Bekerja
kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
• Membaca jadual
5 Uraian tentnag perabotan
dan perlengkapan kamar. Ungkapan yang digunakan tentnag tatacara pembersihan perabotan dan peralatan serta istilah dalam penamaan perabotab dan perlengkapan kamar. • Pemanasan
• Penyajian
• Tugas mendengar
dan berbicara
• Tugas
kelompok/pasangan • Mendengar dan berbicara
• Tugas kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
6 Daftar kosakata tentang perbaotan/peralatan yang dikeluhkan oleh tamu serta ungkapan yang digunakan dalam menjawab keluhan tamu. • Pemanasan
• Penyajian
• Tugas mendengar
dan berbicara
• Tugas
kelompok/pasangan • Mendengar dan berbicara
• Tugas kelompok/
pasangan
• Menulis
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 • Bertanya
7 Penjelasan mengenai harga
kamar dan daftar kosakata tentang syarat dan ketentuan yang berlaku mengenai harga kamar. • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar
dan berbicara
• Tugas
kelompok/berpasang
an
• Tugas bermain peran • Mendengar
dan berbicara
• Tugas kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
• Bermain peran
8 Ujian Tengah Semester (UTS)
9 Penjelasan mengenai proses reservasi kamar secara langsung (tatap muka) dan beberapa ungkapan yang ditanyakan kepada tamu serta ungkapan dalam konfirmasi pemesanan. • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar dan
berbicara
• Tugas
kelompok/berpasangan
• Tugas bermain peran • Mendengar dan berbicara
• Tugas kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
• Bermain
peran
10 Daftar pertanyaan tentang
pemesanan kamar serta tatacara dalam menerima dan menjawab telepon berkaitan dengan pemesanan kamar • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar dan berbicara
• Tugas
kelompok/berpasanga
n
• Tugas bermain peran • Mendengar dan berbicara
• Tugas
kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
• Bermain peran
11 Daftar ungkapan
menyambut tamu saat check-in, ungkapan permohonan sopan (polite request) ketika memeberikan saran kepada tamu maupun ungkapan dalam membantu tamu mengisi format check-in. • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar dan
berbicara
• Tugas
kelompok/pasangan
• Tugas bermain peran
• Demonstrasi • Mendengar dan berbicara
• Tugas kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
• Bermain
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 peran
• Demo
12 Daftar ungkapan sewaktu
menerima ataupun menjawab telepon • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar dan berbicara
• Tugas
kelompok/pasangan
• Mendengar
dan berbicara
• Tugas
kelompok/berpasangan
• Menulis
• Bertanya
13 Daftar ungkapan dan pernyataan sewaktu menerima dan menyampaikan pesan; Kalimat langsung maupun tidak langsung. • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar dan berbicara
• Tugas
kelompok/pasangan
• Mendengar
dan berbicara
• Tugas kelompok/
berpasangan
• Menulis
• Bertanya
14 Daftar kemungkinan
jawaban staf hotel atas pertanyaan tamu tentang services yang meliputi: WHERE, WHO dan WHEN; Daftar hotel services, shops dan fasilitas hotel lainnya.. • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar dan berbicara
• Tugas
kelompok/pasangan
• Mendengar
dan berbicara
• Tugas kelompok/
berpasangan
• Menulis
• Bertanya
15 Penjelasan tentang
prosedur ketika tamu check-out serta daftar pertanyaan ketika tamu check-out • Pendahuluan
• Penyajian
• Tugas mendengar dan
berbicara
• Tugas kelompok/pasangan
• Tugas bermain peran • Mendengar
dan berbicara
• Tugas kelompok/
pasangan
• Menulis
• Bertanya
• Bermain
peran
16 Evaluasi menyeluruh
ataupun feedback terhadap • Tugas bermain peran secara menyeluruh • Menyampai-
kan kesan dan
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 fungsi dan variasi bahasa
yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. • Umpan balik/evaluasi
kelas
• Menyatakan
pernyataan sebagai penutup setelah selama satu semester belajar BIPar pesan selam belajar BIPar dalam satu semester
• Bermain peran dengan bebas
17 Ujian Akhir Semester (UAS)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Satuan Acara Perkuliahan
1. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia utk bidang Pariwisata
( B I P a r )
2. Kode Mata kuliah : BIPar – MDK III/1 A-B
3. Waktu Pertemuan : 100 menit
4. Pertemuan : 1
5. Standar Kompetensi :
6. Kompetensi Dasar : Mampu menjelaskan jenis hotel kepada calon
tamu secara lansung dan melalui telepon.
7. Materi Pokok : Jenis dan Kegiatan Hotel
8. Indikator : a. mampu menjawab pertanyaan tamu tentang
jenis hotel dan aktifitasnya,
b. mampu menggunakan beberapa kata sifat da n kata kerja tentang hotel dan aktifitasnya.
9. Kegiatan Belajar Mengajar :
Tahap
Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan
Mahasiswa Media
Pendahuluan 1. Brainstorming dan menjelaskan
tentang kontrak kuliah.
2. Menjelaskan cakupan materi
yang akan diberikan. 3. Menjelaskan manfaat materi dan relevansinya dalam pekerjaan 4. Menjelaskan kompetensi yang Diharapkan.
Memperhatikan OHP
Penyajian 5. Menjelaskan apa dan bagaimana
hotel types and hotel activities yang mencakup:
• Beragam jenis hotel
• kata sifat tentang jenis hotel
• Kata kerja tentang aktifitas hotel
• Cara bagaimana menjelaskan tentang jenis dan kegiatan suatu hotel
6. Memberikan latihan baik lisan maupun tulisan. 7. Memberikan contoh percakapan
dengan latihan mendengar. Memperhatikan
dan mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti.
Mengerjakan instruksi dosen: berlatih secara individu,
berpasangan
ataupun kelompok Berlatih mendengar dan berbicara Contoh- contoh/Alat peraga.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Penutup 8. Merangkum materi yang sudah
diberikan.
9. Memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya.
Memperhatikan Mengajukan pertanyaan
10. Menjawab pertanyaan dan
memberikan umpan balik (feedback). 11. Memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca
berbagai literatur. Menyelesaikan
tugas di kelas dan mempersiapkan tugas rumah
(homework
)
10. Evaluasi : Berlatih menggunakan kosakata tentang jenis hotel
dan menjelaskan aktifitas hotel secara umum.
Kata/istilah asing yang digunakan tidak serta merta
harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
karena justru akan tidak menjadi komunikatif.
Membuat daftar kata sifat (adjectives), kata kerja
(verbs) serta kosakata yang berhubungan dengan
jenis dan kegiatan suatu hotel. 11. Referensi : Adamson, D. 1995, International Hotel English:
Communicating with the International Travellers ,
London: Prentice Hall International ELT.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Satuan Acara Perkuliahan
1. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia utk bidang Pariwisata
( B I P a r )
2. Kode Mata kuliah : BIPar – MDK III/1 A-B
3. Waktu Pertemuan : 100 menit
4. Pertemuan : 2
5. Standar Kompetensi :
6. Kompetensi Dasar : Mampu menjelaskan tentang urai tugas
pegawai/staf hotel berdasarkan jabatan dan
struktur organisasi sutau hotel
7. Materi Pokok : Pegawai/Staf Hotel
8. Indikator : Menjelaskan dan menerapkan kosakata dalam
penyebutan jabata n dan kepangkatan serta urai
tugas masing-masing jabatan tersebut.
9. Kegiatan Belajar Mengajar :
Tahap
Kegiatan Kegiatan Dosen Kegiatan
Mahasiswa Media
Pendahuluan 1. Menjelaskan tentang beberapa
pilihan kata dalam menjelaskan
jabatan dan urai tugas pegawai
hotel. 2. Menjelaskan manfaat materi dan relevansinya dalam pekerjaan 3. Menjelaskan kompetensi dasar
yang akan diperoleh.
Memperhatikan OHP
Penyajian 5. Menjelaskan apa dan bagaimana
tentang pegawai/staf hotel yang mencakup:
• penggunaan istilah dalam penyebutan jabatan dan
kepangkatan suatu struktur
organisasi hotel.
• menjelaskan tentang urai tugas setiap jabatan/kepangkatan
6. Memberikan latihan baik lisan
maupun tulisan.
7. Memberikan contoh percakapan Memperhatikan dan mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti.
Mengerjakan instruksi dosen: berlatih secara individu,
berpasangan
ataupun kelompok Berlatih mendengar dan Contoh- contoh/Alat peraga.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 dengan latihan mendengar.
berbicara
Penutup 8. Merangkum materi yang sudah
diberikan. 9. Memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk bertanya.
Memperhatikan Mengajukan pertanyaan
Penutup 10. Menjawab pertanyaan dan
memberikan umpan balik
(feedback). 11. Memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca
berbagai literatur. Menyelesaikan
tugas di kelas dan mempersiapkan tugas rumah
(homework
)
10. Evaluasi : Melatih berbicara di depan forum menggunakan
kosakata yang sudah di pelajari tentang urai tugas
jabatan dan kepangkata n struktur organisasi suatu
hotel.
11. Referensi : Adamson, D. 1995, International Hotel English:
Communicating with the International Travellers ,
London: Prentice Hall International ELT.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 MODUL/BAHAN AJAR
UNIT SATU
JENIS-JENIS HOTEL DAN AKTIFITAS HOTEL
Langkah Awal :
1. Lihat gambar dibawah ini. Dapatkah anda sebutkan jenis hotel masing-masing gambar?
2. Bagaimana anda menguraikan jenis-je nis hotel tersebut? Bagaimana anda
menguraikan jenis hotel berdasarkan :
• dimana anda menjumpai hotel
• pemilik hotel
• fasilitas dan pelayanan
• tamu yang menginap
• lama tinggal tamu
• biaya yang diperlukan untuk menginap di hotel
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Sesuaikan jenis hotel berdasar kan gambar diatas. Berikut ad alah beberapa nama jenis
hotel :
• resort hotel
• motel
• country house hotel
• comercial hotel
• airport hotel
• luxury hotel
• congress hotel
• guest house
3. Jodohkan uraian dibawah ini dengan jeni s-jenis hotel pada latihan 2 diatas!
• dibangun khusus untuk memberikan pelayanan kepada pengendara
• menyediakan seluruh fasilitas yang mungkin dibutuhkan seorang tamu kaya
• terletak di sebuah tempat dimana dis ukai oleh turis dan berada sering dekat
laut. Tamu mungkin tinggal selama sa tu atau dua minggu dan biasanya
memesan terlebih dahulu
• menyediakan akomodasi bagi orang yang pergi dan datang dari negara lain
dan biasanya menginap hanya satau malam
• menyediakan fasilitas untuk rapat dan konferensi besar dengan gaya lecture
theathre dan fasilitas pameran
• sering berlokasi di pusat kota dan menye diakan akomodasi bagi pebisnis dan
biasanya hanya menginap satu atau dua malam saja
• menyediakan akomodasi dengan harga murah, biasanya pada skala kecil
ditujukan bagi holiday visitors atau tamu long-stay
• berlokasi di suasana yang menyenangkan dan memberikan pelayanan yang nyaman tetapi informal dan memberik an pelayanan bagi pengunjung untuk
bersantai di tempat yang tenang
Pengembangan Topik :
4. Lihat iklan hotel dibawah ini. Se butkan jenis hotel-hotel tersebut!
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
5. Sebuah hotel dapat menawarkan berbagai macam pelayanan termasuk bagi mereka yang tidak menginap di hotel yang bersangkutan yang mencakup :
• menawarkan hiburan ataupun rekreasi
• restoran dan bar
• menyediakan ruang rapat bagi perusahaan ataupun club
• tempat untuk konferensi maupun pameran
• menyediakan fasilitas olahraga dan pertandingan
• menyediakan tempat untuk perayaaan keluarga maupun perusahaan
Jawablah pertanyaan berikut ini :
a. Dapatkah anda tambahkan pelayana n yang lain selain daftar diatas?
b. Menurut Anda, pelayanan manaka h anda rasa paling penting?
c. Berikan contoh pelayanan yang anda se butkan diatas dari hotel yang anda
ketahui.
6. Pegawai hotel sering harus berbicara tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan
pada hari ini. Dalam hal ini kegiatan ini disebut dengan briefing. Pada saat briefing
biasanya mereka akan menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan waktu,
pelanggan, fasilitas hotel, jenis event, dan lain-lain sesuai dengan bagian mana
event tersebut berhubungan. Buatlah simulasi ketika anda memimpin briefing dengan para staf lainnya
(bawahan anda)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Daftar Kosakata (language references)
Jenis Hotel : resort hotel; commercial hotel; congress hotel; mote l; airport hotel;
guest house; country house hotel; luxury hote l; inn; hotel bintang satu; hotel bintang
dua; dan lain-lain.
Ungkapan tentang lokasi : terletak di; dekat laut; di pusat kota; di tempat yang
nyaman; di tempat yang tenang; (dua) menit dari; berlokasi di; dekat dengan; terletak ditengah-tengah; dengan pemandangan; attrac tively set (beside); dikelilingi oleh;
menghadap; diantara; terkenal akan Ciri-ciri lainnya : dibangun khusus untuk menyedia kan satu jenis pelayanan;
menyediakan fasilitas bagi; menyediakan akomodasi untuk…; menawarkan… Mengenai aktifitas hotel yang ak an dilakukan pada hari ini :
Pada pukul sebelas tigapuluh, seorang salesman memberikan demonstrasi.
Tetapi di hotel kata “ada” ( have) selalu digunakan :
Ada pesta perkawinan petang ini. Sore ini kita kedatangan satu grup be sar/ Ada satu grup datang sore ini
A salesman is giving a demonstration at eleven thirty
We have a wedding party this afternoon
We have a large group arriving this afternoon
Membuat keputusan :
Kita letakkan/masukkan mereka di kamar berbeda
Kosakata lainnya :
akomodasi relax cukup resort perayaan skala menjelaskan/mengklarifikasi pemandangan pelatih pelayanan k o m e r s i l t e r l e t a k fasilitas perabotan guest house informal inn internasional
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 UNIT DUA
PEGAWAI/STAF HOTEL
Langkah Awal :
1. Hotel dapat dikelola dalam cara-cara yang berbed a. Nama jabatan dan bagian dapat
bervariasi dari satu ho tel ke hotel yang lain. Namun anda dapat menemukan
beberapa bagian (depar tments) tertentu yang dipunyai oleh sebagian besar hotel.
Jodohkan tempat-tempat disebelah ki ri dengan kata-kata di sebelah kanan :
(a) dimana tamu membuat pemesanan, check in (i) Housekeeping
atau check out; (ii) Dapur
(b) dimana tamu makan (iii) Restoran © tempat dimana tamu minum minuman beralkohol (iv) Kantor depan atau
atau soft drinks Reception
(d) tempat makanan dimasak (v) Bar (e) tempat dimana rekening dihitung dan (vi) Kantor kasir
yang berhubungan dengan uang
(f) bagian yang bertanggungjaw ab tentang kebersihan
hotel dan kamar dan semuanya dalam keadaan yang baik 2. Apakah anda mengetahui nama jabatan/pekerjaan dibawah ini : (a) orang yang bertanggungjawab memasak makanan di dapur.
(b) orang yang mengawasi pemesanan tamu.
(c) orang yang bertugas melayani tamu di restoran.
(d) orang yang bertanggungjawab membersi hkan hotel dan menyediakan lena/linen.
(e) orang yang bertanggungjawab terhad ap pemasukan dan pengeluaran hotel.
(f) orang yang bertugas menyambut tamu, menolong bagasinya, mengatur transpor dan berhubungan dengan korespondensinya Kosakata
• bertanggungjawab/ is responsible
• bertugas/ is in charge
• tugasnya meliputi/ includes
• menjaga/look after
• mengawasi/ supervise
• bekerja dibawah/ work under
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Pengembangan Topik :
3. Lihat struktur organisasi dari se buah hotel dibawah ini dan lengkapilah
berdasarkan pengetahuan anda selama ini!
Manager
(a) ___________ (Staf Restoran) (b) Staf…………… (c) Staf………… (d)…………. (e)……………. (f)…………. (g)… (h)…. bar operatives (i)……. cleaners (j)…….. resepsio-
n i s (k)…. station waiters porters part-time trainee waiter chef dan
kitchen
assitants 4. Lihat gambar dibawah! Gambar tersebut menunjukkan beberapa pekerja hotel.
Buatkan urai tugas mereka dan tuliskan nama pekerjaan dibawah masing-masing gambar.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
5. Apa yang dikerjakan orang-orang dibawah ini! Gunakan kata-kata :
• bertanggungjawab/ is responsible
• bertugas/ is in charge
• tugasnya meliputi/ includes
• menjaga/look after
• mengawasi/ supervise
• bekerja dibawah/ work under
atau kata kerja lain yang memungkinkan : a. Key Clerck b. Chambermaid c. Night Clerck d. Hall Porter e. Head Porter f. Switchboard Operator
g. Floor Attendant
h. Storekeeper i. Maintenance Engineer j. Waiter’s Assistant k. Sous Chef l. Valet m. Concierge
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 6. Lihat bagan struktur organisasi diba wah ini. Buatlah kalimat tentang pegawai
hotel yakni orang ataupun bagian (depar tments) yang mereka awasi, bekerja
dibawah, bertanggungjawab, dan lain sebagainya.
7. Demonstrasikanlah percakapan dengan siswa lain tentang urai tugas maupun
pekerjaan pegawai hotel ketika berhubunga n dengan pelayanan terhadap tamu di
hotel. Siswa A bertindak sebagai tamu hot el yang perlu penjelasan tentang siapa
yang bertanggungjawab mengurus kebutuhann ya. Sementara siswa B bertindak
sebagai resepsionis yang memberikan penjelasan mengenai orang yang
bertugas/bertanggungjawab memenuhi kebu tuhan tamu tersebut. Selanjutnya
saling bergantian.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Daftar Kosakata (Language References)
Pegawai Hotel
Beberapa posisi manajerial :
General Manager (Manejer Umum)
Assistant General Manager Duty Manager (oarng yang bertindak sebaga i manajer pada suatu waktu tertentu)
Personal Manager (manajer personalia) ; House Manager; Catering Manager;
Banqueting Manager; dll Penerima Tamu/Kantor Depan :
Manajer Kantor Depan/Front Office Manager Resepsionis/Reception Clerk Petugas Pemesanan/Reservations Clerk Operator Telepon/Switchboard operator Night Clerk
Housekeeping :
Housekeeper
Floor Maid/Floor Attendant Pramu Kamar/Room Maid/Boy/Chambermaid Cleaner Laundry Maid Concierge
Hall Porter’s Department :
(Head) Hall Porter /Bell Captain
Porter/Bellboy/Bellhop Doorman Pageboy Lift Attendant Enquiries Clerk Night Porter
Bagian Kasir/Cashier’s Department :
Hotel Controller
Akuntan Kasir
Bagian Makanan dan Minuman/Food and Beverage Department :
Maǐtre d’hotel
Pelayan/Waiter (Head Waiter, Station Waiter, Wine Waiter, Lounge Waiter)
Waiter’s assistant (Bushboy/busser)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Chef (Head Chef, Chef de cu isine, Commis Chef, dll)
Bar Operative/Barman/Bartender
Lainnya :
Maintenance Engineer Kepala Gudang/Storekeeper/Storeman
Istilah untuk menunjukkan pangkat (rank) :
kepala/head (spt pada head waiter/kepala pelayan)
second, dll. (spt pada second chef) manager/manajer (spt pada reception manager/manajer resepsion) penyelia/supervisor (spt pada breakfast supervisor) assistant/pembantu (spt pd assistant housekeeper)
senior (spt pd senior telephonist)
junior (spt pd j unior receptionist)
Struktur dan ungkapan yang digunakan dalam menyatakan departements dan
duties :
X bertanggungjawab terhadap Y
X bertugas pada Y X menjaga Y X berada dibawah Y X melapor ke Y X mengawasi Y X mencakup Y
Kosakata Lainnya :
konvensi
berhubungan dengan menyapa lena/linen mengatur paruh waktu/part-time pertanggungjawaban peserta pelatihan/trainee beragam bervariasi
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Lampiran 2
SURAT DAN DATA
Medan, 23 Maret 2009 Kepada Yth:
Direktur Akpar Medan
Bapak Drs. Renalmon Hutahaean, MM.
Di tempat
Dengan hormat disampaikan bahwa sehubungan dengan program penulisan thesis saya yang berjudul “ Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata
(BIPar) ” di Akademi Pariwisata Medan, sa ya menyampaikan permohonan kiranya
dapat diberikan kesempatan untuk mela kukan wawancara dalam rangka pemerolehan
data sebagai bahan penulisan thesis saya. Hasil dari wawancara ini saya maksudkan untuk dapat digunakan sebagai bahan
dalam melakukan analisis kebutuhan (needs analysis ) terhadap pembelajaran BIPar di
Akpar Medan. Terlampir saya sampaikan daftar pertanyaan wawancara. Atas perhatian dan kerjasam a yang baik saya ucapkan terimakasih.
H o r m a t S a y a , P e n u l i s
Rahmat Darmawan, SS
NIM. 077009020
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Program Studi Linguistik
Universitas Sumatera Utara
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009
Medan, 23 Maret 2009 Kepada Yth:
Para Dosen di Lingkungan
Akademi Pariwisata Medan
Di tempat
Dengan hormat disampaikan bahwa sehubungan dengan program penulisan thesis saya yang berjudul “ Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata
(BIPar) ” di Akademi Pariwisata Medan, sa ya menyampaikan permohonan kiranya
dapat diberikan kesempatan untuk mela kukan wawancara dalam rangka pemerolehan
data sebagai bahan penulisan thesis saya. Hasil dari wawancara ini saya maksudkan untuk dapat digunakan sebagai bahan
dalam melakukan analisis kebutuhan (needs analysis ) terhadap pembelajaran BIPar di
Akpar Medan. Terlampir saya sampaikan daftar pertanyaan wawancara. Atas perhatian dan kerjasam a yang baik saya ucapkan terimakasih.
H o r m a t S a y a ,
P e n u l i s
Rahmat Darmawan, SS
NIM. 077009020
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Program Studi Linguistik
Universitas Sumatera Utara
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 DAFTAR PERTAN YAAN WAWANCARA
Berikut daftar pertanyaan:
1. Sejauhmanakah perlunya pembelajaran bahasa Indonesia untuk bidang pariwisata
selanjutnya disebut BIPar ba gi mahasiswa Akpar Medan?
2. Apakah yang diharapkan dari mahasiswa setelah mereka mendapatkan
pembelajaran BIPar?
3. Bagaimana dengan peserta didik? Apa ta rget pekerjaan yang diharapkan setelah
mendapatkan pembelajaran BIPar?
4. Berapakah jumlah mahasiswa Manajemen Divisi Kamar tingkat basic ? Dan
berapakah jumlah mahasiswa di satu kelas?
5. Bagaimanakah latar bela kang daerah asal mereka?
6. Bagaimanakah beban SKS mata kuliah bahasa Indonesia? 7. Bagaimanakah diktat dan bahan aj ar yang diberikan selama ini untuk
pembelajaran bahasa Indonesia?
8. Apakah mereka pernah bertemu turis wisman ynag ingin berbahasa Indonesia
ketika sedang dilayani?
9. Bagaimana kemampuan mahasiswa da lam menggunakan bahasa Indonesia pada
saat bekerja di hotel khususnya di bagian divisi kamar?
10. Bagaimanakah menurut Anda pembelaj aran Bahasa Indonesia untuk bidang
Pariwisata? Mohon uraikan jawaban Anda.
Medan, 17 Maret 2009
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Kepada Yth.
Mahasiswa/I Akademi Pariwisata (AKPAR)
Program Studi MDK III/4 A
Jl. R.S. Haji no. 12 Medan
Di M e d a n Perihal: Pengisian Kuesioner
Dengan hormat penulis sampaikan bahwa dalam rangka penelitian tentang “Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Bidang Pariwisata (BIPar) di Akademi Pariwisata, dengan ini disampaikan 1 (satu) berkas daftar kuesioner.
Penelitian ini dilakukan penulis adalah dala m rangka penulisan thesis sebagai salah
satu syarat akademis dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pasacasarjana, Program Studi Linguistik di Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ke butuhan mahasiswa terhadap perlunya pembelajaran
bahasa Indonesia untuk bidang Pariwisata yang diberikan kepada mahasiswa basic
semester satu atupun dua. Penulis sengaja memberikan pertanyaan kepada saudara mahasiswa semester empat dikarenakan telah memperoleh pengalaman langsung di industri selama lebih kurang satu semester Penulis memohonkan saudara mahasiswa untu k dapat menjawab seluruh pertanyaan
dengan benar tanpa adanya pa ksaan dari pihak manapun. Jawaban dari pertanyaan ini
akan menghasilkan data tentang tingkat ke butuhan pembelajaran BIPar di Akpar
Medan. Data ini nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi para ahli
bahasa, dosen, guru, mahasiswa dan pelaja r serta komunitas pecinta bahasa dalam
upaya menggunakan bahasa Indonesia secara khusus pada bidang pekerjaan masing-
masing. Selanjutnya diharapkan dapat memb erikan jalan keluar tentang model
pembelajaran BIPar secara lebih komprehen sif dan komunikatif sesuai dengan bidang
pekerjaan khususnya di bagian kantor depan hotel (front office) dan rumah tangga (housekeeping) Penulis menjamin kerahasiaan selur uh jawaban saudara mahasiswa Akademi
Pariwisata Medan. Atas bantuan Saudara Mahasiswa mengisi kuesioner ini, penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penulis,
RAHMAT DARMAWAN
NIM : 077009020
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 KUESIONER
Sebelum saudara mengisi daftar kuesione r, mohon untuk dapat melengkapi daftar
pertanyaan dibawah ini:
1. Nama :
2. Tempat/tgl lahir : 3. Jenis Kelamin : 4. Asal Sekolah : 5. Alamat Sekarang : 6. No telp/Ponsel :
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan ta nda X (silang) untuk se tiap pilihan jawaban.
Pertanyaan yang membutuhkan jawaban be rupa informasi/keterangan, mohon diisi
pada tempat yang telah disediakan.
1. Perlukah pembelajaran BIPar di lingkungan Akademi Pariwisata Medan? A . Y a B. Tidak 2. Apakah penguasaan bahasa Indonesia un tuk Bidang Perhotelan bermanfaat bagi
pengembangan karir saudara di tempat kerja (workplace)?
A. Ya B. Tidak 3. Dimanakah saudara melaksanak an Praktik Kerja Nyata (PKN)?
4. Apakah saudara melayani turis mancanegara secara langsung? A. Ya B. Tidak 5. Pernahkah saudara menjumpai turis mancanegara yang menggunakan bahasa Indonesia ketika dilayani? A. Ya B. Tidak 6. Kalau jawaban pertanyaan nomor 5 ya, apakah saudara merasa kesulitan untuk memberikan jawaban? A. Ya B. Tidak
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 7. Ketika saudara melayani turis lokal, apakah bahasa Indonesia yang saudara
gunakan sudah memadai?
A. Ya
B. Tidak 8. Apakah berbicara menggunakan bahasa I ndonesia untuk bidang pariwisata sudah
pernah saudara alami?
A. Sudah B. Belum 9. Setujukah saudara bahwa jika seseor ang dapat berbicara dengan baik dalam
bahasa ibunya, maka berarti seseorang akan lebih mudah untuk menguasai bahasa
asing lainnya.
A. Setuju B. Tidak Setuju 10. Apakah pembelajaran bahasa Indone sia selama ini sudah memenuhi tingkat
kemampuan saudara dalam menggunaka n bahasa Indonesia pada bidang
pekerjaan masing-masing?
A. Sudah B. Belum 11. Mohon saudara berikan suatu contoh pe rcakapan bahasa Indonesia ketika
melaksanakan pekerjaan saudara. (Mis alnya menerima tamu kantor depan,
menangani keluhan tamu, dll)
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Isilah pertanyaan berikut ini :
A. Identitas
N a m a :
Jenis Kelamin : Kewarganegaraan : Suku : Alamat sekarang : Asal Sekolah : Nomor telepon :
B. Latar Belakang Pendidikan
1. Pendidikan Umum
Sekolah Dasar :
Sekolah Menengah Pertama :
Sekolah Menengah Atas :
2. Pendidikan Kebahasaan
Bahasa Asing : 1. Inggris; 2. Jerman; 3. Prancis, 4. Lainnya
Lama belajar :………………………….
Bahasa Daerah :
Lama Belajar : …………………………..
Bahasa Indonesia :
Materi yang sudah dipelajari : 1. Ta ta Bahasa; 2. Fungsi Bahasa; 3. EYD;
4. Lainnya
Lama Belajar :………………………….. Bahasa untuk bidang khusus : 1. Sudah; 2. Belum
3. Pendidikan Yang sedang Dijalani Sekarang
Jenis Pendidikan : Lamanya pendidikan : Jurusan : Program studi : Bahasa Pengantar :
C. Permasalahan Kebahasaaan
Penggunaan bahasa asing :
Penggunaan bahasa Indonesia : Penggunaan istilah asing/Indonesia : Pengucapan istilah asing : Pengucapan istilah Indonesia : Penggunaan dialek bahasa Indonesia :
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 D. Prospek Karir
Bidang pekerjaan : 1. Bisnis; 2. Pemerintah; 3. Industri; 4.
Lingkungan akademik; 4. Lainnya.
Uraikan dengan singkat apa bidang pekerjaan anda?
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Apakah anda menggunakan bahasa Indonesi a dalam pekerjaan anda? Ya/Tidak
Jika “ya”, Apakah bahasa Indonesia dibutuhkan : selalu?
sering? kadang-kadang? jarang?
Dengan cara apakah anda menggunakan baha sa Indonesia dalam pekerjaan anda?
berbicara tatap muka telepon/radio/televisi mendengar tatapb muka telepon/radio/televisi membaca majalah j u r n a l l a p o r a n s u r a t k a b a r buku s u r a t
menulis artikel majalah
jurnal ilmiah l a p o r a n buku s u r a t
Dengan siapakah anda menggunakan bahasa Indonesia dalam pekerjaan anda?
tamu/pelanggan (asing/domestik) rekan kerja/teman masyarakat umum lain-lain
D. Kegiatan lain yang bersifat umum dalam menggunakan bahasa Indonesia
dengan tamu/pelanggan :
hiburan
jamuan sosial film musik
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 budaya/seni
jalan-jalan olahraga kegiatan kemasyarakatan trasnportasi berbelanja membaca suratkabar keperluan lain
E. Alasan diperlukan Pe mbelajaran Bahasa Indone sia untuk bidang khusus
Uraikan…………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………….
F. Perlukah Anda mendapatkan pembel ajaran Bahasa Indonesia untuk bidang
Pariwisata (BIPar)?
Uraikan dengan singkat ………………………………………………….
…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Lampiran 3
Umpan Balik (Feedback) Pembelajaran BIPar
Dari uji coba pembelajaran BIPar yang d ilakukan oleh penulis terhadap mahasiswa
Akademi Pariwisata Medan Semester tiga Program Studi Manajemen Divisi Kamar
diperoleh hasil sebagai berikut : Tanggal Uji Coba : 24 Agustus 2009 Tempat : Akademi Pariwisata Medan Objek : Mahasiswa Prodi Manajemen Divisi Kamar Semester Tiga dengan jumlah 25 orang mahasiswa. Waktu : 100 menit Penulis membagi umpan balik dalam tiga tahapa n yakni : 1) tahap persiapan; 2) tahap
penyajian; dan 3) tahap evaluasi.
I. Tahap Persiapan (10 menit)
Tahap ini adalah tahap dimana persia pan penulis dalam mengajar BIPar yang
mencakup :
a. Brainstorming/leading-in
Hasil : Penulis menjelaskan tentang mata kuliah ini yang relatif baru
sekaligus menjelaskan tentang kontrak perkuliahan yang akan mereka tempuh
dalam satu semester sebanyak duabelas unit pembelajaran. Penulis memancing
mahasiswa dengan beberapa pertanyaan terkait penggunaan bahasa Indonesia
seperti menanyakan tentang definisi sa lah satu hotel berbintang di Medan.
Hasilnya adalah hampir semua mahasi swa belum mampu memberikan jawaban
yang memuaskan melainkan menjelaskan definisi jenis hotel dengan ragam
bahasa sehari-hari.
II. Tahap Penyajian (50 menit)
Tahap ini adalah tahap dimana bahan ajar BIPar disajikan yang meliputi :
a. Presentasi materi ajar
Penulis memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menguraikan secara gamblang bahan ajar unit satu yakni tent ang jenis-jenis hotel dan aktifitas hotel.
setiap mahasiswa dibiarkan menjelaskan jenis dan aktifitas hotel tanpa perlu
disanggah ( free practice ) oleh penulis – penulis ingin mengetahui wawasan
mahasiswa secara kognitif dan bagaim ana mahasiswa menguasai kemampuan
menjelaskan dalam bahasa Indonesia dengan gaya mereka masing-masing.
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 Setelah itu penulis mengklarifikasi kesa lahan yang dilakukan mahasiswa meliputi
:
• pengetahuan ( knowledge ) tentang jenis dan aktifitas hotel;
• keterampilan ( skill) dalam menggunakan baha sa Indonesia ketika
menjelaskan serta;
• sikap ( attitude ) ketika menjelaskan jenis dan aktifitas hotel kepada orang
lain
b. Demonstrasi
Penulis menunjukkan beberapa gambar yang diambil dari majalah selain gambar
yang terdapat dalam bahan ajar dan meminta mahasiswa untuk menjelaskan
gambar hotel dan aktifitas yang terdapat didalamnya. Dalam hal ini penulis akan
mengkoreksi kesalahan yang dibuat ketika mereka menjelaskan ( controlled
practice ). Mahasiswa diminta langsung memp erbaiki kesalahan dengan petunjuk
dari bahan ajar serta penulis.
c. Role Play
Penulis memberikan kesempatan mahasiswa untuk bermain peran. Hal ini dilakukan secara kelompok maupun berpas angan. Topik yang diambil adalah
berkenaan dengan kegiatan mereka ketika berhadapan dengan tamu dan menjelaskan tentang jenis hotel serta ke giatan apa yang dapat dilakukan oleh
tamu tersebut. Penulis tidak serta merta memperbaiki kesalahan yang mereka buat melainkan merangkumnya dan disa mpaikan pada akhir kegaiatan.
III. Tahap Evaluasi/Penutup (40 menit)
Tahap ini adalah tahap dimana penulis memb erikan konklusi atas pelajaran pada hari
ini yakni tentang jenis dan aktifitas hotel – gambaran lengkap te ntang materi yang
sudah diajarkan pada hari in i. Untuk itu penulis beberapa kegaiatan diberikan penulis
yang meliputi :
a. RangkumanRangkuman materi yang diajarkan yang mecakup aspek knowledge,
skill dan attitude.
b. Evaluasi
Penulis memberikan soal sebagai baha n evaluasi. Dikarenakan ini adalah
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bida ng Pariwisata (BIPar) maka fokusnya
adalah terciptanya komunikasi efektif anta ra petugas di industri perhotelan dan
tamu sehingga soal yang diberikan meliputi tentang :
• Role play dalam bentuk pair-work tentang situasi pada saat mereka bekerja di industri;
Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 • Menciptakan suatu situasi dimana te rjadinya komunika si di industri
(composition) dan menguraikannya dalam bentuk suatu percakapan
(classwork).
• Memberikan tugas rumah mandiri (homework) tentang percakapan
real di hotel dan merekam pembi caraan tersebut sehingga menjadi
bahan perbandingan pada pertemuan berikutnya.
Selanjutnya penulis memberikan pertanyaan kepada mahasiswa tentang
pembelajaran unit satu ini – sejauhma na mahasiswa memahami dan menguasai
materi. Apakah materi pembelajaran ini sesuai dengan bidang pekerjaan dan apakah
sesuai dengan analisis kebutuhan yang menjadi dasar penyusunan silabus dan bahan
ajar pembelajaran BIPar.
Copyright Notice
© Licențiada.org respectă drepturile de proprietate intelectuală și așteaptă ca toți utilizatorii să facă același lucru. Dacă consideri că un conținut de pe site încalcă drepturile tale de autor, te rugăm să trimiți o notificare DMCA.
Acest articol: Rahmat Darmawan : Pembelajaran Bahasa Indonesia Untu k Bidang Pariwisata Di Akademi Pariwisata Medan, 2009 [601106] (ID: 601106)
Dacă considerați că acest conținut vă încalcă drepturile de autor, vă rugăm să depuneți o cerere pe pagina noastră Copyright Takedown.
